Selasa, 22 Juli 2008

Kebaktian di Ratna 22 Feb 08

Kebaktian di Ratna
Jumat, 22 Febr. 2008

Bacaan : Lukas 7 : 36 – 50
Kita sedang dalam minggu2 sengsara Tuhan Yesus. Dalam masa-masa ini kita merenung akan penderitaan yg sedang ditanggung oleh Tuhan karena kesalahan dan dosa kita. Dosa yg kita lakukan bervariasi, tidak saja bersalah untuyk Tuhan dalam arti kita kurang mengikuti nasehat FirmanNya tetapi juga kesalahan/dosa terhadap sesama kita.

Sore ini saya memilih bacaan dari Lukas yg juga ada dalam Mat. 26. Tetapi dalam Lukas lebih jelas untuk kita pahami sore ini.
Ceritera ini dimulai denagn seorang Farisi mengundang Yesus makan di rumahnya. Kita tahu bhw orang Farisi adalah orang terhormat dalam dunia Israil waktu itu, sedangkan para apetani, gembala, pemungut cukai, pelacur adalah orang berdosa. Orang-orang ini tidak amempunyai temapata dalam masyrakat Yahudi apalagi terhadap kaum bangsawan/terhormat seperti orang Farisi. Namun Yesus diundang makan. Tidak dijelaskan kenapa Yesus diundang. Namun ada dugaan bhw Yesus baru selesai pimpinan kebaktian dalam baih Allah, lalu Dia diundang makan. Tidak dijelaskan juga siapa2 yg diundang, tetapi kemungkinan ada beberapa tamu yg hadir untuk makan bersama. Suatu penghormatan jika seseorang mengundang “Guru” makan dirumahnya.

Sementara amereka makan, tiba-tiba hal yg sanagat amengagetkan para undangan yg sedang makan itu. Masuklah seorang perempuan. Dalam bacaan kita disebut bahwa wana it ini adalah seorang pendosa. Bahasa kita saat ini menyebut wanita ini sebagai seoranag wanita “panggilan” atau kasarnya seorang pelacur. Ia telah dengar banyak ttg Yesus bahwa yg ia dengar adalah Yesus selalu dekat dengan orang2 yg ditolak oleh kaum bangsawan bahkan yg ia denagar alagai bahwa Yesus bersedia dan dapat amengampuni dosa dan amenghapus aib dari seseorang. Karena itu waktu ia dengar Yesus dating ke rumah salah seorang Farisi yg bertnama Simon si kusta, wanita ini masuk dan suasana rumah menjadi geger.
Sdr. Saya mau bertanya kepada kita sekalian, apakah kalau kita dalam situasi seperti ini lalu ada seorang wanita P masuk, apakah kita akan amenerima atau mengusi denagan kata-kata kotor??
Karena pemahaman wanita itu ttg Yesus, maka ia bersedia dating dengan membawa sebotol minyak narwastu yg mahal. Pasti bhw minyak ini ia beli dari hasiul apekerjaannya melayani tamu laki-laki. Jadi amenurut pandangan kita, barang yg ia bawa adalah barang haram, barang najis, barang kotor, barang yg berdosa pula sesuai dengan yg membawanya. Ia masuk dan mlangsung mencari Yesus, berdiri di belakang kaki Yesus, sambil menangis. Pertanyaan bagi kita, mengapa si pelacur ini menangis??
Linangan airmatanya deras jatuh menetes di kaki Yesus, lalu ia mulai bersila di bawah kaki Yesus, sambil melap kaki..itu dengan rambutnya untuk mengeringkan, kemudian setelah kaki Yesus kering, ia menyiram minyak itu ke kaki lalu mulai meremas –remas kaki itu dengan rambutnya sampai kering. Dalam bacaan kita dikatakan bhw wanita ini telah mengurapi Yesus.
Pertanyaan tadi kenapa wanita ini menangis? Ia menangis karena ia sangat bersukacita bisa abertemu dan melayani Yesus, kemudian ia menangis karena ia sangat menyesal akan hidupnya yg gelap selama ini, . Ia menangis karena matanya kini telah terang untuk melihat jalan hidup mdi depan yg disediakan Yesus melalui pengampunan dan kasihNya. Ia menangis karena ia beroleh pengampuanan dan hidupnya kinintelah bertsiah sebab dibersihkan oleh Yesus, Kata-kata Yesus bhw dosamu sudah diampuni, bukan karena perbuatan baik perempuan ini mengurapi kaki Yesus. Pengampunan datang dari Allah tidak memperhitungkan perbuatan baik kita manusia. Pengampunan mendahului kasih, sebab jika kita melakukan perbuatan kasih, itu karena Kasih Allah terlebih dahulu sdh dianugerahkan kepada kita (Iyoh. 4 : 19, kita mengasihi, karena Allah terlebih dahulu mengasihi kita). Jadi perempuan ini karena imannya tahu bhw apabila bertemu Yesus dan menyesali dosanya, ia akan beroleh pengampunan.
Sdr. Sambil memandang kepada apa yg dibuat perempuan ini, Yesus memandang Simon dan berkata: Simon, kamu tidak menghormati Aku sebagai tamu yg kau undang, sebab waktu Aku masuk, kamu tidak mencuci kakiKu, kamu juga tidak menuangkan minyak di kepalaKu. Kamu juga tidak mencium Aku, tetapi lihat sejak tadi wanita ini mencium kakiKu Karena itu apa yg kamu tidak bisa lakukan, perempuan ini telah melakukannya bagiKu.

Sdr. Di Israil zaman itu, ada 3 cara dalam menerima tamu dan apa yg tuan rumah harus sediakan. 1. wakatu tamu tiba di depan rumah, tuan rumah meletakkan tangtan di atas pundak tamu lalu kemudian mencium, ciuman salam sejahtera: 2. tuan rumah membasuh kaki tamu yg sudah penuh debu karena perjalanan jauh dengan air sejuk. 3. ia memberikan botol kecil yg berisi minyak wangi lalu menuangkan atau memercikkan ke kepala tamu agar supaya terik matahari karena perjalanan jauh itu mendapat kesejukkan oleh percikkan minyak wangi itu.

Sdr. Dalam masa sengsara ini, marilah kita amerenung kembali akan segala kesalahan dan aib dosa kita, lalu marilah dengan sesal dan malu, kita bergegas datang mencari Yesus, lalu kita bersembah sujud di kakiNya sambil menangis mengaku salah dan dosa kita. Kitanyakin dan percaya bhw dalam diriNya ada pengampunan, sebab Ia datang ke dunia menderita sengsara dan kematian karena kita sekaloian, sdr dan saya. Karena itu coba kita pandang apa yg Ia lakukan thdp perempuan itu, Ia juga berkenan melakukannya untuk kita sebab kita sama-sama orang berdosa. Dosa kita tidak tersembunyi di mata Allah. Semuanya terbuka, baik kebaikan kita juga dosa kita. Marilah dengan sesal dan malu, tetapi juga denagan pengucapan syukur, bahwa dalam masa sengsara ini Ia sedang menderita bahkan mati dan bangkit untuk mengampuni dosa dan salah kita Karena demikaian kasihNya sehingga yg Ia ucapkan untuk perempu7an itu, juga Ia ucapkan untuk kita sore ini dan di sini. Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat.

Amin.

Kaumankidul 20 Feb 07

Kebaktian Kaumankidul,
Rabu, 20 Febr. 2007

Bacaan : Ayub 17 : 1 – 10

Sdr. Dalam hidup, kita kadang-kadang memiliki teman. Sebagai orang beriman kita diberi hikmat oleh Allah untuk memilah mana teman yg patut kita berkawan dan mana teman yg sekedar hanya berteman. Sebab pada akhirnya kita tidak dapat memahami kedalaman hati seseorang untuk memutuskan bhw semua teman adalah “baik” dan semua teman adalah “kurang baik”. Baik dan kurang baik seseorang teman dapat kita beri jawab melalui pengalaman dalam perjalanan hidup kita, sebab masih jauh jalan yg akan kita tempuh dan masih banyak teman yg kita perlukan.
Sdr. Kita semua telah mengerti ttg Ayub. Saya tidak menjelaskan secara rinci isi kitab ini. Bacaan kita ini merupakan jawaban Ayub atas hotbah Elifas, Bildad dan Sofar teman-teman Ayub yg seakan-akan ikut menyalahkan Ayub atas penderitaan yg ia alami ini, bahkan istrinya sendiri berbuat hal yg sama (2 : 9). Namun dalam keadaan begini iman Ayub tak pernah goyah dan ia tetap berpegang kepada Allah sebagaimana katanya dalam : 3 biarlah Engkau menjadi jaminanku bagiMu sendiri.
Saya mengambil: 5 sebagai pokok renungan kita sore ini. “Barangsiapa mengadukan sahabatnya untuk mencari keuntungan, mata anak-anaknya akan menjadi rabun.
Sdr. Perjalanan hidup kita masih terrentang panjang ke depan, dan itu sementara kita jalani terus dengan sisa-sisa kehidupan yg kita miliki bersama Allah. Jika kita menoleh kebelakang sejak kita muda sampai saat ini, tentu banyak hal yg dapat menjelaskan kepada kita ttg pengalaman hidup. Ayat 5 ini bukan merupakan sesuatu yg jarang terjadi, tetapi kadangkala terjadi manakala seseorang berada dalam suasana terjepit. Dalam keadaan terjepit dan susah, pikiran warasnya hilang, mata untuk melihat jalan keluar rabun sehingga yg ada bagaimana memperoleh jalan keluar dengan cara yg mudah. Itulah yg yg kadangkala terjadi dalam hidup mengadukan sahabat supaya kita mendapat keuntungan. Tindakan sesaat mungkin berhasil dan membuat kita senang tetapi pikiran yg kusut tadi telah menutup mata untuk melihat bhw Allah yg bertindak adil sedang berdiri pada sisi lain dengan membuat perhitungan atas tindakan kita yg salah tadi yaitu membuat mata anak-anak kita menjadi rabun.. Ini adalah suatu kiasan, suatu sebab akibat yang mungkin kita tidak mengalami langsung secara konkrit seperti membalik telapak tangan, tetapi perbuatan mencelakakan orang lain telah melanggar hokum ke9 “jangan mengucapkan saksi dusta ttg sesamamu (Kel. 20 :16) akan berakibat panjang ke depan kepada generasi kita. Banyakhal yg kita sering dengar bhw orangtuanya berbuat baik, maka anak-anaknya keberkatan. Sama juga dengan nas kita: Barangsiapa mengadukan sahabatnya utk mencari keuntungan, mata anak-anaknya akan me4njadi rabun” Allah yg adil yg bersemayam di sorga, tetapi juga yg ada bersama kita dalam diri ImanuEl sering memperhatikan dan berdiri di samping kita tahu persis segala apa yg kita lakukan dalam hidup dari waktu ke waktu.
Sdr. Teman-teman Ayub kadang aberbicara kurang mendukung Ayub dalam hal penderitaannya. Tetapi sebagai orang beriman, Ayub tetap berpegang kepada imannya dan meskipun dalam keadaan penderitaan yg begini macam tidak pernah melepaskan Allah dari hidupnya meskipuna dalam duka yg hebat. Ayub menggantungkan hidupnya hanya pada Allah sebagai hakim yg Adil yg selalu berdiri di sampingnya sebab itu dengan iman yg kuat Ayub berkata: Biarlah Allah menjadi jaminan bagiku untuk Allah sendiri. Artinya dari kata-kata ini kita mengerti bhw tidak ada siapapun yg dapat Ayub pegang sebagai jaminan kecuali Allah saja. Dan bagi Allah sendiri barang jaminan seperti Ayub tidak mengecewakan (2 : 3)
Sdr. Apakah yg dapat kita pelajari dari bacaan ini? Penderitaan selalu timbul tenggelam dalam hidup beriman kita. Dalam segala sesuatu kita perlu sadar, bhw Allah selalu ada dekat kita untuk memantau perjalanann kita. Biarlah kepadaNya saja kita menggantungkan seluruh hidp kita sebab Ia yg selalu mempedulikan kita melalui kasih sayangNya yg nyata dalam Kristus Yesus. Ia datang untuk menanggung segala penderitaan yg seharusnya kita tanggung. Dalam suasana masa kesengsaraan ini maka Jika kita melihat : 6 Aku telah dijadikan sindiran di antara bangsa-bangsa dan aku menjadi orang yg diludahi mukanya (banding Mat. 26 : 67). Jelas mengenai Yesus Kristsus yg sedang mengalami penderitaan demi kita yg berdosa ini. Masing-masing kita mengalami sendiri penyertaanNya maka sesuai dengan tema dari bacaan kita : Biarlah kita masing2 yg telah mengalami berkat-berkat itu berkata : Biarlah Tuhan menjadi jaminanku sebab dalam pelukan kasih Tuhan, kita akan aman dan tenteram.

Amin

Kembangsari 9 Mar 08

Kebaktian Kembangsari
Minggu, 9 Maret 08

Nats Pemb. : Yoh. 5 : 17
A h B Colose 3 : 8 – 10

Pembacaan : Yoh. 19 : 30 : “Sudah Selesai”

Sdr. Kita masih berada dalam minggu-minggu penderitaan Kristus. Masih sisa 1 minggu lagi lalu kita akan merayakan jumaat Agung pada Jumaat 21 Maret dan ini sebagai akhir dari – semua tugas penyelamatan Kristus di dunia yg dipercayakan Bapa kepadaNya.
Jika kita melihat ayat dari bacaan kita ini, perkataan ini adalah perkataan ke enam dari 7 perkataan di kayu salib. Sepintas lalu saya ulangi lagi perkataan2 Yesus di kayu salib:
1. “Ya Bapa ampunilah mereka krn mrk tidak tahu apa yg mereka perbuat” (Lukas 23 : 34. 2. KataNya kepada penjahat yg di sampingNya: “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Hari ini juga engkau bersama Aku dalam Firdaus” (Lks 23 : 43. 3. “Ibu, inilah Anakmu” Yoh. 19 : 28. 4. Eli,Eli lama sabaktani: “Ya Allahku2 mengapa Engkau meninggalkan Aku?” 5. “Aku dahaga” Yoh 19 : 28. 6. “Sudah selesai/genap”: Yoh. 19 : 30. 7. “Ya Bapa ke dalam tanganMu Kuserahkan nyawaKu” Lukas 23 : 46.
Itulah perkataan2 yg diucapkan Yesus sebagai bukti nyata dari semua yg Ia alami dalam dunia yg seharusnya itu menimpa diri kita masing-masing. Salib yg Ia tanggung saat ini, merupakan akibat dari semua perbuatan dosa kita. Namun begitu Ia tidak mendedam atau memohon kepada Bapa supaya membalas dan menghukum kita setimpal dengan dosa kita tetapi justru pada ucapan pertama menjelang kematianNya Ia memohon ampun bagi kita dari BapaNya : Ya Bapa mpunilah mereka karena mereka tidak tau apa yg mereka lakukan. Ia datang ke dalam dunia dengan kasih sayang dan pengampunanNya, dan karena kasih dan pengampunan itu, Ia rela memaafkan kita dan menanggung segala-galanya, agar kita diampuni dan menerima kasih sayang Allah. Kata“sudah selesai” berkaitan dgn pekerjaan Yesus di dunia yg Ia terima dari Allah, BapaNya. Sebelum seseorang layak diterima sebagai anggota sidi jemaat dewasa utk dapat mengambil bagian dalam berbagai kegiatan pelayanan gereja dan jemaat, ia perlu dibaptis/sidi lebih dahulu. Yesus juga demikian, setelah Ia dewasa dan layak untuk pelayanan, Ia perlu dibaptias/sidi. Selesai dibaptis, Ia menerima jaminan Rohkudus, Ia disahkan sebagai anggota jemaat dewasa yg layak melakukan pekerjaan pelayanan dalam dunia milik Allah. Ia diakui dan disahkan melalui suara yg menggelagar dari Sorga: Inilah AnakKu yg kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan. Mat. 3 : 16.
Sdr. Setelah itu Dia mulai melakukan pekerjaan pelayanan dalam dunia, dengan pertama-tama menghadapi, tiga godaan dari Iblis yg merupakan 3 aspek yg meliputi seluruh persoalan kehidupan mansuia segala abad : yaitu roti/makanan, kemuliaan, kekuasaan. Bukankah 3 hal ini yg sekarang direbutkan dengan cara apa saja oleh manusia dalam dunia ini sehingga mengakibatkan terjadinaya bencana, penderitaan, kekacauan kekerasan, ketidakadilan dan kematian??
Sdr. Yesus waktu mendengar suara pengakuan ttg Allah berkenan kepadaNya, Ia tidak menjawab suara Allah itu: berbeda dari kebanyakan orang yg setelah mendengar orangtuanya berkata-kata, menjawab. Yesus tidak. Ia tau bhw dengan kata Anak yg Kukasihi dan Aku berkenan, Allah telah mempercayakan, merestui serta meletakkan di atas pundakNya segala sesuatu yg perlu untuk menyelamatkan kita Ia kerjakan. Saat itu Ia belum bisa menjawab, karena Ia belum bekerja bukan?? Pekerjaan Kristus merupakan pekerjaan yg lebih besar dari pekerjaan apapun yg pernah diusahakan dan dilakukan manusia. Ia memberi makan kepada 5000 orang hanya dengan 5 roti dan 2 ikan. Ia dipermuliakan di atas gunung, dengan KuasaNya, Ia memnyembuhkan orang sakit, mentahirkan orang timpang membangkitkan orang mati, Ia menghardik danau yg bergemuruh sehingga teduh. TugasNya adalah suatu tugas Allah bersama manusia dan tugas untuk manusia demi Allah. Jika kita berpikir bhw yg Yesus kerjakan dalam dunia adalah tugas Allah, tentu benar dan nyata dalam kata-kata yg diucapkanNya sendiri pada akhir pekerjaanNya di dunia ini: “Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yg Engkau berikan kepadaKu untuk melakukannya. (Yoh. 17 : 4) Itulah tugasNya, yakni untuk memuliakan Allah di bumi dan untuk membuat Allah dikenal oleh manausia.
Sdr. Sekarang, di salib ini penderitaan Kristus bukan saja penderitaan jasmani tetapi juga rohani . Bila kita melihat wajahNya, nampaklah bayang2 gelap dari suatu duka-nestapa yg lebih dalam yg diakibatkan bukan hanya oleh luka-luka yg sakit dan kehausan yg amat sangat serta tubuh yg tersiksa, melainkan juga oleh kasih yg diremehkan, hati yg mendambakan persahabatan tetapi yg dibalas dengan kebencian; dukacita itu karena dihina dan dipersalahkan dan kesedihan yg tak terkatakan atas nasib orang-orang yg menolak keselamatan itu. Namun demikian, hal ini masih juga belum merupakan bayang2 yg paling gelap Dalam hati Sang Penebus, masih ada suatu kesedihan yg tak mungkin digambarkan dengan kata-kata. Ia mati karena dosa dunia, dosa jemaat Kembangsari, dosa kita, dosa sdr dan dosa saya, Ia mengambil dan menanggung kejahatan kita dan sekarang Ia terlibat dalam pertarungan terakhir untuk memusnahkan kejahatan itu. Di atas salib bukan saja tergantung tubuh jasmani Yesus, tetapi juga tubuh yg tidak kelihatan itu, Yang Dia adalah KepalaNya dan kita umatNya adalah anggota2Nya. Dan tubuh itu juga turut ditembusi paku-paku, dan juga atas tubuh itu maut menuntut pembalasan. UmatNya mati bersama Dia, supaya mereka hidup selama-lamanya. Sebelum Ia tergantung di atasnya, salib itu merupakan lambang perbudakan dan kefasikan. Tetapi kini Ia merobahnya menjadi lambang kemenangan, kemuliaan, dan penyelamatan. Di sini Ia telah menyelesaikan semua pekerjaan penyelamatan bagi umatNya dan sekaligus juga menderita dalam usaha penyelesaian itu. Kini kedua-duanya telah diselesaikan dengan sempurna ”. Tidak perlu usaha manusia untuk melengkapi apa yg dilakukan Yesus. Korban Kristus tidak diulangi. Semua korban dalam PL yg membayangkan kematian Yesus kini digenapi Tidak ada lagi korban anak domba, sebab Ia sendiri adalah Anak domba itu. Dengan kematian Yesus, semua hal seperti itu tidak berlaku lagi Tabir di baith Allah sebagai pemisah terbelah sebagai taanda bahwa melalui Yesus semua orang boleh dating kepada Allah. (Ibrani 10 : 20) Jadi tadi waktu Ia dilantik, Ia belum menjawab Allah BapaNya, maka kini setelah Ia menyelesaikan semua tugas itu maka dengan suara nyaring yg penuh kemenangan Ia menjawab BapaNya: “Sudah Selesai”. Ucapan ini mengandung 2 arti, pertama : merupakan teriakan Sang Pekerja bahwa pekerjaanNya untuk menyelamatkan dosa dunia telah selesai dan kedua : adalah teriakan kelegaan Sang Penderita bahwa: Anak yg dikasihi telah menyelesaikan tugasNya dengan tak bercacat cela maka kini Ia mau katakana kepada BapaNa: Semuanya Sudah selesai , sudah genap, sudah sempurna dan dengan begitu, Aku mau kembali kepaMu: Ya Bapa ke dalam tanganMu Aku serahkan NyawaKu.

Amin.

Kembangsari 24 Feb 08

Kebaktian Kembangsari Pembukaan : KJ 162 : 1,2,3,4
Minggu, 24 Febr. 2008 Salam : KJ 16 : 1,2,3,4
Nats Pemb. Maz. 28 : 7 Berita Pengp. KJ 169 : 1,2,3,4
AHB. : Ipetrus 1 : 5 – 7 Respons Firman : KJ 457 : 1,2,3,4
Pembacaan : Yeremia 18 : 18 – 23 Kolekte KJ 367 : 1,2,3/4,5
Ada dua judul yg kira-kira sama saja: Akhir : KJ 446 : 1,2,3,4
Perhatikanlah hidupku ya Allah,
Perhatikanlah aku ya Tuhan, dan dengarkanlah suara pengaduanku!

Sdr. Minggu lalu kita telah dengar hotbah Pent. Alex da Costa dari Maz. 22. Dikatakan bhw banyak kali dalam hidup, kita menderita kesusahan. Kesusahan tidak selalu berasal dari Tuhan. kadang2 kesusahan karena ulah kita sendiri, atau dari ulah orang lain yg kurang senang melihat kita bahagia.
Pagi ini kita berbicara tentang Yeremia sebagai hamba Allah yg setia melakukan tugas pelayanan dengan setia. Namun begitu bukan berati ia bebas dari penderitaan. Karena sayangnya kepada umat, ia bahkan mohon pengampunan dari Tuhan agar kiranya amarah Tuhan surut dan tidak menghukum umatnya yg berdosa.(: 20 akhir). Hiodup kita penuh dengan resiko, termasuk pekerjaan pelayanan. Resiko dalam pelayanan seperti apa yg dialami Yeremia. Yang nampak justru sebaliknya mereka mengadakan kesepakatan untuk mencelakakan hidupnya. (:18) Model kehidupan manusia yg begitu bukan hal yg langka tetapi justru menjadi hal biasa dan itu yg sering kita alami dalam hidup. Kita tidak boleh katakan bhw karena kita rajin ke gereja, kita rajin melayani, kita rajin bersaksi akan terbebas dari jerat-jerat yg dipasang manusia untuk kita. Justru kita yg rajin mendekatkan diri kepada Allah inilah yg banyak kali mengalami ujian dan godaan dalam hidup kita. Kadang kita mengerti bhw orang itu kurang suka lalu ia mencari jalan supaya kalau boleh kita binasa. Kita tidak mengerti dan kita tidak bisa menduga sejauh mana hati orang untuk kita. Sekarang yg penting bagi kita adalah : Kita jujur dan setia menjalani hidup ini seperti apa adanya saja, dengan setia dan tekun melakukan tanggungjawab dan jangan tergoda untuk mengikuti suara yg kelak membawa kita kepada pencobaan agar jangan berbuat kasih dan memberi maaf kepada orang yg bersalah kepada kita. Kadang2 kita bergumul untuk menhindari suara-suara dan kata hati agar membalas kejahatan dengan kejahatan. Kadang terlintas dalam benak kita untuk mengaharapkan orang itu binasa sebab ia “jahat bagi saya”. Apakah dalam situasi pelik yg demikian kita sudah berseru dan berdoa kepada Tuhan : Perhatikanlah hidupku, ya Allah!! Jika kita taidak bisa merobah apendirian tetapi tetap benci, maka kita sudah sama dengan orang farisi yg membalas mata ganti mata, gigi ganti gigi, atau secara manusia kita sama dengan Yeremia berdoa memohon Tuhan membalas bagi mereka yg memasang jerat baginya.

Rasanya Yeremia seorang yg aneh, kurang memahami ttg tabiat manusia yg berdosa yg suka mencelakakan sesama. Secara manusia, ini alami bhw kita menghendaki bhw orang yg mencelakakan kita meskipun kita tidak mencelakakan orang itu agar mendapat balasan yg setimpal dari Allah. Kita berharap kiranya Allah segera membalas menurut keinginan kita agar sekarang juga dia celaka di hadapan kita Sering kita berdoa begitu bukan?? Jika Allah mendengar permohonan Yeremia dan kita, itu berarti Allah di bawah Yeremia, Allah di bawah kita. Kita justru yg memerintah Allah agar menuruti kemauan kita. Mungkin juga kita telah berdoa kepada Tuhan seperti Yeremia: “Ingatlah bahwa aku telah berdiri di hadapanMu dan telah berbicara membela mereka supaya amarahMu disurutkan dari mereka (: 20) Di sini seolah-olah Yeremia minta jasa dari Allah, bahwa aku sudah bekerja keras balaslah jasaku dengan menghukum mereka yg ingin mencelakakkan aku. Banyak kali kita angkat hati begitu kepada Tuhan, mohon Tuhan ingat akan segala kebaikanku yg telah aku buat untuk Tuhan. Kalau sampai terjadi begtitu artinya kita bekerja tetapi diam-diam mengharapkan upah dari Tuhan. Yang penting sekarang bila kita menghadapi kesukaran, kita harus lari kepada Tuhan sebab: Tuhan adalah kekuatanku dan perisaiku: Dia memberi kekuatann kepada yg lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya (Yesaya 40: 29) KepadaNya hatiku harus percaya. Jangan lari kepada manusia untuk mencari keluputan sebab semua manusia adalah sama di hadapan Allah. Dalam penderitaan yg kita alami oleh ulah orang lain, janganlah kita mentang2 berkuasa lalu ingin membalas. Kita ingat bhw pembalasan adalah hak Tuhan, biarlah Tuhan yg membalas sesuai dengan keadilan Allah (Roma 12: 9.).

sdr. Permohonan Yeremia : 21 – 23 adalah permohoan manusiawi.
Sekarang saya bertanya kepada sidang Jemaat Kembangsari. Kita semua adalah anak Tuhan, telah belajar ttg kasih Tuhan, bahkan kita semua dari waktu lampau sampai pagi inipun masih mengalami selamat dalam tangan kasih Tuhan. Kita harus jujur mengaku kalau secara manusia kadangkala berdoa seperti Yeremia bukan??. Tetapi sebagai anak Tuhan, apakah doa begitu pantas untuk kita?? Bukankah Tuhan mengajar kita sekalian untuk mengasihi orang yg berbuat salah kepada kita?? Jikalau pagi ini dari antara kita yg hadir ini sedang menyimpan dendam dan sakit hati kepada orang lain apakah kita mau tetap menyimpan dendam itu dan berdoa seperti Yeremia? Bukankah kita mempunyai Pengharapan iman dan kasih, seperti kata Rasul Petrus dalam amanat Hidup Baru tadi: Yaitu kamu yg dipeliharaa dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yg telah tersedia utk dinyatakan pada akhir zaman. Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu yg jauh lebih tinggi nilainya daripada emas yg fana, yg diuji kemurniannya dengan api sehingga kamu memperoleh puji2an dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diriNya. Sebagai orang beriman, marilah dengan keyakinan penuh kita menuruti Yesus yg sekarang ini sedang menderita utk menebus salah dan dosa kita, salah dan dosa utk Tuhan, tetapi juga salah dan dosa untuk sesama kita.
Apakah kita sekalian sudah menghayati dan melakukan doa yg diajarkan Tuhan Yesus kepada kita sekalaian: Ampunilah kesalahanku sebagaimana aku juga sudah mengampuni orang yg bersalah kepadaku?

Amin

Kalimangli 17 Mei 07

Kebaktian Kenaikkan Tuhan Yesus
Kalimangli, 17 Mei 2007

Bacaan : Markus 16 : 14 –20.

Bacaan ini seharusnya dikaitkan dengan : 4 ttg Kebangkitan dan penampakkan diri kpd orang2 sebagai bukti bhw Yesus telah bangkit.
Mestinya para murid meyakinkan ttg ucapan Yesus sebelum Ia mati bhw Ia akan hidup lagi. Utk membuktikan bhw Ia hidup, Ia lalu menampakkan diri secara acak tidak saja kepada 1 orang tertentu tetapi kepada orang2 yg bervariasi seperti laporan Paulus dalam Ikor 15 : 5 kepada Kefas, : 6, kepada lebih dari 500 sdr laki2 dan : 7 kepada Yakub kecil. Penampakkan diri secara acak ini utk menunjukkan kebenaran karena jikalau hanya kepada 1 orang saja atau hanya kepada para murid saja, bisa2 ini suatu karang-karang.
Walaupun Ia sdh menampakkan diriNya sedemikian rupa, toh para murid tidak yakin dan dan tidak percaya akan laporan/kesaksian orang2 yg telah melihat Dia, sehingga pembacaan kita dimulai dernagan Yesus mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka.

TugasNya selama di dunia telah berakhir dalam suatu kemenangan krn Ia bangkit. Kebangkitan ini menjadi landasan iman dan pengharapan semua orang percaya Tanpa kebangkitan, sia2lah iman kita dan sia2lah pemberitaan kami (IKor 15 : 14, 17). Hari ini Ia akan naik ke sorga, tempat darimana Ia dating.
Ada tugas kepada semua orang percaya : utk m,emberitakan/menyaksikan kepada dunia ttg perbuatan Allah kpd dunia dan manusia yg tidak lain berisi kasih dan berkat. Ini yg harus kita beritakan. Apa yg sdr alami selama ini buklankah itu karena kasih dan berkat Allah??
Orang yg terpanggil utk memberitakan ada dua jaminan dari yg Punya pekerjaan ini (Allah sendiri) Jaminan Iorang yg mendengar hasil pewmberitaan saehingga percaya dan dibaptis akan selamat (ini bagi mereka yg mendengar) tetapi bagi si pemberita sendiri ialah bhw Allah sendiri akan menyertai mereka sampai selamanya, kemudian oleh ajkaran para pemberita sehingga orang menjadi pewrcaya, maka mereka akan diberi kuasa utk mengusior setan, menyembuhkan orang sakit berbicara dalam bhw yg baru, mereka tidak akan mendapat celaka. Ini jaminan langsung dari Tuhan bagi setiap orang percaya akan kebangkitanNya. Jaminan yg terakhir bhw pekerjaan para hamba ini tidak akan sia-sia2 sebab Tuhan sendiri ikut bekerja dan ameneguhkan Firman itu dengan tanda-tanda yg menyertainya. Jadi tinggal kita bersedia atau tidak.

Bagaimana firmanb ini utk jemaat di sini? Jemaat apercaya kpd Yesus yg bangkit sebagai dasar iman. Karena itu jemaat ini hidup krn Kristus hidup. Gereja ini ada, krn Yesus hidup, kita ini ada krn Yesus hidup. Setelah Ia naik sampai kedatangan Rohkudus pada hari Minggu 27 Mei, maka minggu itu mulai dari besok sampai Pantekosta, disebut “minggu piatu”. Meskipun begitu Ia naik ke sorga, atetapi Allah Bapa selalu amenyertai kita dengan berbagai kuasa.

Amin.

Kotowinangun 16 Jan 08

Kebaktian Kotowinangun
Rabu, 16 Jan. 2008

Bacaan : Ulangan 7 : 12 – 16

Judul bacaan ini adalah : “Janji berkat”
Janji berkat dalam :12 – 16 tidak terlepas dari : 1 – 11. Kaitan ini menjelaskan Allah yg berjanji kepada leluluhur bangsa Israil: Abraham, Ishak, Jacub, bhw melalui keturunan mereka, Allah akan memberikan negeri untuk mereka diami yg penuh kelimpahan susu dan madunya.
Karena itu apabila mereka telah tiba di negeri yg dijanjikan itu, sikap mereka harus bagaimana? Sikap itu yg ada kaitannya dengan bacaan kita sore ini.
Umat Israil adalah umat yg kudus bagi Tuhan. Umat ini yg dipilih dari segala bangsa di dunia ini. Mereka dipilih karena apa? Karena Tuhan mengasihi dan memegang sumpah dan janjiNya kepada nenekmoyangmu. Karena Tuhan mengasihi dan berjanji maka Ia menuntun umat ini keluar dari penindasan di Mesir. Sebab itu haruslah kau ketahui bhw Tuhan, Allahmu, Dialah Allah, Allah yg setia yg memegang perjanjian dan kasih setiaNya terhadap orang yg kasih kepadaNya dan berpegang pada perintahNya sampai kepada beribu-ribu keturunan. (6,8,9). Tetapi terhadap diri setiap orang yg membenci Dia, Ia melakukan pembalasan dengan membinasakan orang itu. Karena itu nasehat Musa kepada umat: Berpeganglah pada perintah, ketetapan dan peraturan yg kusampaikan kepadamu pada hari ini untuk dilakukan. Ini janji Allah
:12 Dan akan terjadi: Karena kamu mendengarkan peraturan itu serta melakukannya dengan setia maka terhadap engkau Tuhan Allahmu akan memegang perjanjian dan kasih setiaNya yg diikrarkanNya kepada nenekmoyangmu: Isi dari janji dan ikrar itu adalah : : 13 –15.

Penerapan dalam hidup kita: Kita semua sdh mengerti apa yg ditulis dalam Pasal 7 ini, juga dalam perikop kita.
Allah adalah Allah bukan manusia. Kita tidak sempurna, tidakbaik, tidaktepati janji, tidakbenar, tidak jujur dst. Hanya Allah dalam YK sajalah yg benar, sempurna, menepati janji, karena Allah itu tidak berobah: baik kemarin, hari ini dan selama-lamanya.(Ibrani 13 : 8 Tuhan Yesus tetap sama baik kemarin, hari ini dan selama-lamanya). Semua yg ada dalam diriNya tetap sama tak berobah termasuk setia kepada janjiNya.

Kita kenal bhw Allah itu baik bukan berarti kita perlu semaunya toh Allah itu baik. Meskipun Allah iutu baik dan setia mengasihi kita tetapi toch Allah juga meminta kerjasama dan saling pengertian dari kita. Artinya Ia juga kurang berterima jika kita disamping mengharapkan berkat Allah kita masih meminta bantuan dari “kuasa lain”. Jikalau kita semua telah mengerti bhw Allah itu setia, kesetiaan serta berkat2 yg telah kita rasakan dalam waktu yg lalu, itu juga nantinya akan berlaku kini dan yg akan datng dalam hidup kita, sepanjang kita mengulkurkan ntangan untuk dipegang oleh tangan Allah sebab berkat itu milik Allah dan berasal dari Allah. Itu bukan berati kita lalu berpangkutangan tidak bekerja. Allah tidak setia memberkati orang yg malas bekerja. Orang yg bekerja keras sambil memohon pertolongan dari Allah, kerja mereka diberkati sesuai dengan janjiNya bhw dari kerja meras kamu akan dapat makananmu (Kej.3 : 19a)

Menikmati janji Allah dan berkatNya, itu dihayati secara pribadi, sebab tidak sama kita menerima berkat itu dan janji itu. Berkat kepada pak A tidak sama dengan berkat kepada ibu A, kepada pak Munafe beda dari ibu Yadi dan pak Pieter. Penghayatan itu akan masing-masing rasakan sendiri melalui kadar imannya dan ferkuensi pendekatan pribadi seseorang dengan Allah. Allah berdiri paling Atas di atas kita semua dan dari Atas itu Ia yg memandang dan mengerti lalu memberi sesuai kehendakNya bagi masing2 yg berbeda tadi. Ia telah berjanji kepada lelulur kita, maka Ia tidak mau hilang muka utk membiarkan kita menderita tetapi Ia akan menyertai dan memberkati kita tetapi kita juga harus mengerti, lalu jangan berpaling meninggalkan Dia. Berpaling meninggalkan Dia dalam arti luas, kita dapat mengisi sendiri dengan pengertian kita. Salahsatu contoh gampang, rajinlah dan setialah dalam memenuhi njadwal pelayanan minggu, jangan malas ke kebaktian sector dan rajinlah ke gereja, ke persekutuan, rajinlah berdoa dan mengucap syukur.

Atas berkat2 yg telah kita terima pada waktu2 yg lalu, baiklah kita kini di hari ke 16 dari 365 hari ke depan, kita naikkan syukur atas penyertaanNya kepada kita sebab masa lalu 2007 Allah baik, maka atas kesetiaanNya kepada janjiNya untuk menuntun kita terus, maka kita telah tiba di awal thn baru 2008 ini, maka marilah bersyukur dan memuliakan kasih dan kesetiaanNya bagi kita. Dengan begitu kita dapat kekuatan dan pengawalan untuk melanjutkan perjalanan kita memasuki hari2 yg terbentang panjang di depan kita.

Amin