Jumat, 14 Agustus 2009

PKB Kembangsari 1 Nov '08

Kebaktian PKB Kembangsari

Sabtu, 1 Nov. 2008

Pembacaan : Maz. 73 : 1 – 20


Sdr. Sebagai orang percaya yg menjalani hidup ini pada satu sisi harus mengakui bhw Tuhan baik bagi kita dan selalu menyertai kita, asal kita hidup dengan tulus hati.. Kadang2 kita bertanya: Kalau saya berada dalam penyertaan Tuhan, kok hidup saya mengalami kesusahan dan penderitaan. padahal orang yg tidak percaya hidupnya mujur, berhasil, senang dan bahagia. Mereka jarang mengalami penderitaan dan kesusahan. Dalam hati kita bertanya-tanya apakah Tuhan tidak ingat kita, Tuhan sudah lupa, Tuhan tidak adil. Kita cemburu dan iri hati, sebab membiarkan kita berjalan sendirian saja?? Akibatnya kita tergoda untuk mengikuti pola dan cara hidup mereka yg fasik dan penuh dengan kejahatan.

Pemazmur mengalami hal serupa dalam hidupnya. Ia beriman, ia hidup setia dan tulus kepada Tuhan dan juga kepada sesamanya. Pada sisi lain hatinya penuh dengan pergolakakan, sebab ia melihat bhw orang yg korupsi, menipu, congkak, berkata jahat, sika memeras orang lain, hidup mereka tenang-tenang saja, aman-aman saja justru senang dan bahagia.

Pemazmur bergumul untuk mencari jawaban dari Tuhan, tetapi selalu ia tidak mendapatkan yg memuaskan hatinya. Memanga dalam hidup ini mana mungkin kita mendapat jawaban dari dunia ttg pertanyaan-pertanyaan ttg hidup berat yg kita alami?? Hal yg sama dialami pemazmur. Dengan penuh kegelisahan ia berjalan menuju rumah Tuhan untuk beribadah. Dalam beribadah itulah pemazmur mendapat jawaban dari Tuhan. Tuhan menyatakan akepadanya bahwa: kehidupan dan kebahagiaan orang fasik, jahat, sombong, congkak karena berlimpah harta itu adalah bagaikan orang yg berdiri di tepi jurang yg licin. Hidup demikian sangat tidak aman, sebab kesalahan sedikit saja, mereka akan jatuh dan hancur dan kemegahan mereka akan hilang lenyap dan mereka tidak akan diingat lagi bahwa dilupakan. Rupanya penglihatan dan jawaban ini menghibur dan menguatkan pemazmur untuk tetap beriman dengan hati yg tulus dan dengan begitu ia menjadi bertambah kuat, setia dan tegar untuk tetap menjalani hidup ini sebab Tuhan ada dan menyertai.

Makna bacaan ini untuk kita PKB ini: Marilah kita hidup seperti pemazmur: beriman dengan hati yg tulus, setia beribadah, jangan iri atau dengki kepada teman2 yg senang dan bahagia dalam keberhasilan hidup mereka. kita tetap yakin dan percaya bhw Tuhan selalu ada bersama kita dalam sepanjang perjalanan hidup kita, baik kemarin, hari ini dan yad.

Amin.

Pernikahan

Katekisasi GPIB

Setelah beberapa minggu kita membahas seri Muda/i maka bagian ini diakhiri dalam pernikahan. Dalam Kej. 1 : 26, 27 dikatakan bhw manusia diciptakan Allah laki-laki dan perempuan. Mereka adalah serupa dan segambar dengan Allah. Serupa dan segambar dengan Allah itu bukan dimaksudkan semata-mata ttg rupa dan air muka seseorang tetapi penulis kitab Kejadian lebih menitikberatkan pada “hubungan dialogis” dan hubungan “kasih sayang” antara Allah dan manusia. Makna hubungan itu demikian: Allah bertanya, dan manusia menjawab, atau manusia meminta dan Allah memberi. Namun dialog itu selalu harus berlangsung dalam suasana kasih dan kesetiaan.

Selanjutnya dikatakan bahwa Allah melihat manusia itu seorang diri saja lalu Ia menciptakan seorang perempuan dari tulang rusuk laki-laki (Kej, 2 : 18-24) Allah mengambil prakarsa untuk menciptakan “penolong” yg sepadan dengan diri manusia laki-laki. Allah membantu manusia laki-laki mengenal dirinya sendiri melalui “gambarnya” pada diri seorang manusia perempuan. Jadi manusia menjadi seseorang berpribadi bila ia berjumpa dengan sesamanya. Dengan kata lain Ke laki-laki an seorang pria (sifat, watak, sikap) tidak akan berkembang bila tidak ada perempuan, sebaliknya ke-perempuan-an seorang wanita (sifat, perasaan, kelembutan, kelemahan) tidak akan berkembang bila tidak berjumpa dengan manusia laki-laki. Dealam hubungan laki-laki dan perempuan seluruh kepribadian manusia seutuhnya akan nampak jelas. Dengan demikian yg disebut manusia seutuhnya adalah laki-laki dan perempuan, sepasang manusia.

Jadi pernikahan haruslah berangkat dari dasar pandngan yg benar ttg hubungan antara manusia dengan Allah dan antara manusia dengan pasangannya. ” Dalam pernikahan manusia laki-laki dan perempuan dipersatukan dalam satu ikatan cinta kasih” Dalam pernikahan mereka melanjutkan “kasih mesra” mereka secara “bebas” dan bertanggungjawab.

Pernikahan sebagai peristiwa sosial

Pernikahan dalam pandangan orang percaya merupakan suatu kesepakatan sosial yg diberi dasar hukum dan diisi dengan makna religius. Jadi pernikahan adalah suatu peristiwa sosial yg diresmikan melalui kekuasaan hukum tertinggi masyarakat, sedangkan gereja berperan sebagai lembaga keagamaan yg memohonkan berkat Tuhan bagi pasangan yg telah diresmikan oleh lembaga tertinggi tsb. Kita sebagai warga masyarakat yg hidup kita diatur oleh hukum dan aturan masyarakat, maka sebagai warga masyarakat wajib mentaati hukum tersebut. Karena itu pernikahan antar warga masyarakat harus disyahkan sesuai dengan aturan dan undang-undang yg berlaku dalam masyarakat.

Pernikahan dilihat dari iman Kristen.

Pernikahan Kristen tidak terlepas dari kesaksian Alkitab (Kej. 2 : 18, 21-24 dan meyakini hal itu sebagai campurtangan Allah sendiri dalam kehidupan pernikahan mereka. Berdasarkan karya Allah itu mereka yg memulainya dengan “kasih Allah” harus berjanji bahwa apa yg telah disatukan oleh Allah tidak boleh dipisahkan/diceraikan oleh manausia (Mat. 19 : 6). Dengan demikian pernikahana harus diyakini bahwa Allah ikut campur tangan dalam kehidupan mereka karena itu pernikahan harus dipelihara keutuhannya dengan kasih dan iman. Dalam Hosea 2 : 15, 19, Ef 5 : 22 – 33 melukiskan pernikahan sebagai lambang hubungan kasih Allah dengan umatNya. Lambang ini mengarah kepada hubungan saling mengenal antara kedua orang dalam kasih sayang yg berlangsung pada “hubungan suami-istri”. Oleh karena itu setiap pernikahan dalam pandangan iman Kristen harus mencerminkan kasih Allah yg menyelamatkan manusia, sehingga kesadaran itu mendorong manusia yg menikah supaya memelihara kekudusan pernikahan mereka yg telah diberkati Allah.

Tambakrejo 19 Okt '08

Hotbah Tambakrejo

Minggu, 19 Oktober 2008

Nats Pemb. Maz. 1 : 1, 2

Am. Hdp Baru Roma 12 : 9 – 21

Berita Angrh IYoh. 1 : 9

Pemb. Maz. 119 : 1 – 8

Semua orang tentu ingin hidup berbahagia. Pertanyaan bagi kita :Apa ukuran Bahagia itu?? Orang memberi arti bhw hidup bahagia itu jika mempunyai banyak harta dan kekayaan. Pada satu sisi ungkapan ini mungkin saja benar tetapi apakah itu yg menjadi ukuran hidup bahagia?? Kalau demikian : Orang yg tidak punya harta tentu tidak akan hidup bahagia bukan? Apa memang begitu??

Hidup ini penuh dengan kata “mengejar”. Orang kantor mengejar waktu berangkat, agar tiba tepat waktu di tempat kerja. Anak sekolah mengejar angkota agar tidak terlambat. Para penumpang mengejar kereta api agar tidak ketinggalan sepor. Pemuda mengejar gadis pujaannya agar tidak digaet orang lain. Para pekerja bangunan mengejar target agar tidak dimarahi juragannya. Para pedagang mengejar keuntungan dengan berbagai cara dan upaya. Keluarga di rumah mengejar hidup bahagia agar ada ketenteraman dan rasa damai sejahtera dalam rumah.

“Orang suci” mengejar hidup suci dengan berusaha meninggalkan hidup “duniawi” yakni dengan selalu bertekun dalam doa dan melakukan tuntutan agamanya dan setia membaca Kitab suci. Banyak cara diupayakan untuk memperoleh hidup bahagia. Jikalau cara-cara ini sudah kita dengar, bagaimanakah kita mendengar kata Alkitab? untuk memperoleh hidup bahagia?? Firman Tuhan menunjukkan: Berbahagialah orang2 yg hidupnya tidak bercela yg hidup menurut torat Tuhan yg memegang peringatan2Nya yg mencari Dia dengan segenap hati, yg juga tidak melakukan kejahatan tetapi yg hidup menurut jalan2 yg ditunjukkanNya. Nasehat ini menyangkut hal2 yg biasa terjadi dalam hidup, sebab Kebahagiaan adalah “rasa” yg terjadi dalam hidup kita. Kebahagiaan bukan sesuatu yg terjadi diluar hidup. Bagaimana kita dapat katakana kita bahagia kalau itu bukan kita rasakan dalam kehidupan kita. Bahagia terletak dalam hati dan di tempat itulah kita dapat merasakan dan menikmatinya. Contoh.

Kalau saya menjala ikan di rawa dan dapat banyak sekali, hati saya kan senang dan kesenangan itu terungkap dari dalam hati melalui paras muka yg tertawa atau senyum dan diucapkan melalui kata2 manis. Sebaliknya jikalau anak-anak menggoda orangtua yg membuat kesal, maka hati orangtua tidak senang lalu akan nampak pada wajah geram lalu keluar kata-kata kasar dst,

Kembali kita dengar kata Alkitab: Berbagaialah orang2 yg hidupnya tidak bercela yg hidup menurut Torat Tuhan. Banyak orang mengejar hidup bahagia dengan mengumpulkan harta, tetapi itu bukanlah ukuran utk hidup bahagia. Orang yg tidak punya hartapun akan sangat menikmati hidup pas-pasan dengan mengelola apa yg ada sambil pengucapan syukur lalu yg sedikit itu mereka nikmati bersama penuh dengan sukacita dan damai sejahtera – mereka menikmati hidup bahagia.

Alkitab mengatakan bahagia dapat dirasakan hanya bagi mereka yg hidup tidak bercela dan yg menurut Torat Tuhan. Pengertian Torat di sini bukan hukum Torat 10 Hukum itu, tetapi Torat – Torah adalah Ajaran” yg ada dalam Alkitab. Kita bertanya siapakah manusia yg bisa menuruti semua ajaran dalam Alkitab dengan melakukannya sesuai yg diajarkan?? Kita manausia tidak ada seorangpun yg bisa. Hanya manusia Yesus Kristus - kecuali dosa – yg melakukannya ganti kita. namun begitu kepada kita jemaat, gereja, persekutuan, keluarga, kita diminta agar kiranya berusaha melakukan hidup sesuai dengan apa yg diajarkan dalam Firman Tuhan. Walaupun tidak bisa semua yg dapat kita lakukan, seberapa yg bisa, lakukanlah dan upayakan untuk bertambah-tambah. Sebab dengan begitu kita akan menikmati kebahagiaan dan sukacita. Kita akan berbicara dalam hati kita sendiri: O Tuhan, syukur hari ini saya banyak berbuat baik, hari ini saya banyak menghindari berbuat dosa, hari ini saya sudah berbaik dengan tetangga saya, hari ini saya sudah memaafkan kesalahan teman saya, hari ini saya sudah mengembalikan pinjaman saya dan teman saya mengucapkan terima kasih dengan kata-kata: apakah memang kamu sudah ada sehingga amengembalikan ini??Jangan dipaksa kalau memang kamu belum punya. Itulah kata2 yg membahagiakan kita. Jadi sdr. Bahagia akan kita nikmati dalam hidup, bukan sesuatu yg di luar hidup. Bahagia itu ada karena kita bisa ciptakan sendiri tetapi juga akan lari dari kita, karena kita juga yg ciptakan dia lari. Kita dapat mempertahankan kebahagiaan itu lama tergantung bagaimana kita mendekatkan diri kepada Tuhan, bertekun membaca FirmanNya, merenungkan firman itu, menghayati dan kalau dapat mintalah bantuan Rohkudus agar dapat melakukan perintah Firman itu dallam hidup sehari-hari. Membaca dan merenungkan Firman itulah perintah utama bagi kita norang percaya, sebab sebab ini menyangkut iman dan pengharapan serta keyakinan kita masing2. Jikalau kita merasa lemah dan tak sanggiup melakukan semua perintah itu, berdoalah agar kiranya Rohkudus yg menguatkan dan menyanggupkan kita untuk dapat melakukan walaupun sedikit perintah itu dalam hidup beriman kita.

Sidang jemaat. Ayat terakhir dari bacaan ini mengatakan aku akan berpegang kepada ketetapan2Mu janganlah tinggalkan aku sama sekali. Suatu pernyataan, sekaligus permohonan dari Pemazmur.. Pernyataan bhw ia berpegang selalu pada perintah Tuhan, sambil bermohon: janganlah tinggalkan aku, orang yg selalu berbegang pada perintah itu. Bagaimana dengan kita?? Kita sama dengan pemazmur bukan?? Marilah kita berusaha dalam hidup untuk berpegang kepada perintah Tuhan meskipun tidak bisa sempurna, tetapi apa yg dapat kita lakukan lakukanlah dengan keyaikinan akan bantuan Rohkudus yg senantiasa berkenan membantu kita melakukan kehendakNya. Dengan begitu kita akan menikmati rasa bahagia bukan saja untuk kita secara pribadi tetapi juga akan kita nyatakan dalam hidup beriman bersama orang lain yg kita temui dalam hidup ini.


Amin.

Pertunangan

Pelajaran Katekisasi

PERTUNANGAN

Dalam pergaulan muda-mudi seseorang mulai belajar memberikan dirinya kepada orang lain dan sebaliknya menerima diri orang lain dalam hidup mereka. Dalam pergaulan, seseorang ingin memiliki “TEMAN” dan sebaliknya orang ingin “mencintai” dan “dicintai”. Sama seperti dalam pergaulan muda/i dalam pertunanganpun harus didasarkan pada Firman Tuhan: “Inilah perintahKu, “Kasihilah seorang akan yang lain” (Yoh.15 : 12) Seluruh cinta dan kasih sayang kepada sesama harus didasarkan pada pemahaman yg benar ttg Kasih Allah kepada dirinya sendiri: “mengasihi Allah dan mengasihi sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Bila manusia kurang memahami kasih Allah dengan benar maka akan terjadi mencintai dan mengasihi akan tertuju semata-mata kepada kepentingan dirinya sendiri (Pilipi 2 : 1 – 4). Dengan demikian makna pertunangan dapat dipahami atas dasar “Kasih Allah” dan kehendak Allah dalam kehidupan manusia.

Masa pertunangan merupakan fase kelanjutan dari hubungan yg terbina selama “masa bergaul” (masa perkenalan) atau dalam masa pergaulan muda/i . Pertunangan termasuk dalam ketegori “Pergaulan Intim” bukan dalam konotasi “hubungan suami-istri”. Pertunangan merupakan perkembangan dari hubungan persahabatan/pergaulan biasa tetapi yg diisi dengan bibit cinta yg tulus yg nantinya akan berbuah pada pernikahan. Pergaulan yg benar akan meningkat kepada pertunangan dan diharapkan mencapai tujuan akhir dalam membina kehidupan abadi dalam “pernikahan: Dalam pertunangan, masing2 berusaha mengadakan pendekatan emosional, pikiran, gaya-hidup dalam suasana keterbukaan menuju kepada kematangan mental, spiritual menjelang pernikahan. Dalam masa pertunangan, muda/i ini secara intensip berupaya mengenal dirinya masing2 termasuk hal2 yg tidak disukai bersama. (kecocokkan-ketidakcocokkan). Banyak hal lagi yg mesti ditata pada masa ini terlebih-lebih penyesuaian diri serta pengendalian diri dalam kaitannya dengan sexualitas. Pasangan harus mendasarkan hubungan mereka pada kesucian Allah seperti yg disaksikan dalam Kej. 1 : 31 Lalu Allah melihat semuanya itu “sungguh amat baik”. Kesucian yg Allah karuniakan kepada mereka itu harus dipelihara sampai kepada masa pernikahan. Menjaga serta memelihara kesucian selama masa pertunangan ini didasarkan pada Firman Tuhan Kel. 20 : 14,17 “Jangan berzinah” dan jangan mengingini sesuatu yg bukan milikmu. Dengan mengingat akan perintah Tuhan, larangannya, juga hukumannya (Im. 18 : 29 maka orang muda memohon kepada Tuhan agar kiranya mereka dapat mengatasi “pergaulan bebas” (terutama dalam masalah hubungan sexual). Maksud Tuhan menyatakan hukum kekudusan itu tidak lain agar menjaga Israil supaya tidak ikut melakukan tindakan2 yg sama yg dilakukan bangsa2 sekitar mereka (bangsa kafir) sehingga nama Tuhan tidak dimuliakan.

Tentang pernikahan ini Tuhan berfirman “Dan laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya (Kej. 2 : 24). Keindahan masa pertunangan dilukiskan dalam Alkitab (Kidung Agung 8 : 6,7 sebagai suatu keindahan cinta-kasih, dan hal itu harus dipertahankan menuju ke pernikahan, juga memasuki kehidupan sampai kekal abadi. Orang yg sudah matang dalam berpacaran, kemudian bertunangan, mereka memilih dan memutuskan supaya hubungan mereka itu disahkan dalam pernikahan negara dan memohon berkat Allah melalui pernikahan gereja.

Kembangsari 11 Jan'09

Hotbah Kembangsari, NP : Roma 8 : 28

Minggu, 11 Jan. 2009 AHB : Ibrani 6 : 11 - 14

Pemb. Kej. 15 : 1 – 6

“Selamat Tahun Baru”, kiranya Tuhan ada bersama kita selalu dalam Thn yg sedang kita jalani ini.

Sdr, Ketakutan merupakan bagian dari hidup manusia. Ketakutan menjadi momok bagi si kaya, tetapi juga bagi yg tak berpunya, bagi yg berpendidikan tetapi juga bagi rakyat biasa. Yang kaya, yang punya perusahan, tidur tidak akan lelap, sebab takut kalau-kalau kekayaannya dicuri atau tiba-tiba datang masa resesi dst. Bagi yg kurang mampu (yg tak berpunya), takut dan kuatir akan hidup masa kini dan masa depan sebab semuanya serba naik melambung tinggi padahal pendapatan tetap biasa-biasa saja: Bagaimana nanti kita bisa makan besok , lusa dst. Itu bukan berarti bhw kita kuatir ttg makan dan minum tetapi ketakutan selalu ada dan menghantui dalam hidup kita. Orang yg telah tamat S1,S2, takut nanti tidak dapat pekerjaan dan pengaruh dalam masyarakat, sebab banyak sekali orang mencari kerja padahal lapangan kerja itu-itu saja. Orang tua takut akan naiknya biaya sekolah dst. Anak-anak yg baru lulus sekolah, takut jangan2 tidak dapat tempat di sekolah yg dicari sebab saingan semakin ketat dan sulit. Pendeknya kita takut dalam segal perkara.

Sdr, sejak kita menginjakkan kaki pada 1 Jan. 2009, kita belum tahu persis apa yg akan kita alami dalam thn ini sebab kita sendiri tidak bisa melihat tembus waktu ttg kehidupan ini. Karena itu wajarlah kalau kita selalu bertanya - tanya apa gerangan nanti yg akan menimpa hidup kita di thn ini. Sebagai orang beriman memang kita mengandalkan Tuhan yg telah membawa kita keluar dari thn panjang 2008 dengan berbagai suka dan dukanya sehingga kita masuk dalam thn yg baru ini tetapi pada sisi lain kita masih diliputi ketakutan sebab kita tidak mengerti ttg situasi dunia ini yang setiap saat bisa berubah dari yg senang menjadi kacau dan sebaliknya.

Sdr Bacaan kita pagi ini berbicara ttg ketakutan Abraham, tetapi ketakutan ini berbeda dengan ketakutan kita. Andaikata kita pada posisi seperti Abraham yg sudah usia lanjut belum juga punya anak, maka kita bisa saja mengadopsi anak kakak atau anak sdr dekat kita. Abraham takut kalau nanti ia tidak memperoleh anak untuk dapat melanjutkan keturunannya supaya bisa membawa nama dan mewarisi harta kekayaan. Karena itu jika sampai terjadi demikian maka kemungkinan hamba Abraham, Eliezer orang Damsyik itu akan mewarisi harta, dan ini tidak berkenan kepada Allah, sebab Elieser tidak termasuk dalam garis keturunan orang beriman. Kita tahu bahwa Abraham adalah seorang beriman. Baik orang beriman atau tidak kedua-duanya mempunyai rasa takut, hanya bagi seorang beriman rasa takutnya ia serahkan kepada kuasa Allah. dan ia yakin bahwa Allah sendiri senantiasa ada dan memperhatikan ketakutan itu. Ketakutan orang beriman, selalu ada jaminan, ada yg berdiri untuk menopang kalau ia jatuh, dan mengulurkan tangan untuk menarik apabila ia akan terperosok. Ada yg menjamin hidup orang beriman meskipun ia dalam keadaan senang, susah dan takut sekalipun. Kini, tinggal bagaimana orang beriman yg merasa takut itu meminta perlindungan dan pertolongan dan biarlah mereka bersandar pada kuasa Allah saja.

Sdr. Keturunan dalam kehidupan orang Israil merupakan hal yg paling utama sebab anak laki-laki akan melanjutkan garis keturunan sekaligus mewarisi harta benda dari keluarganya. Karena itu dalam usia uzur ini Abraham yg belum juga mempunyai anak merasa takut sekali sebab tak mungkin lagi ia akan mempunyai anak laki-laki sebagai Pewaris. Ketakutan dan kuatir ini secara diam-diam ia gumulkan dan tertiakan kepada Tuhan dan suaranya ini di dengar Tuhan. Waktu dialog dengan Tuhan, kekuatiran ini ia sampaikan dan ia usulkan biarlah Elizer saja yg bukan keturunan orang percaya ini sebab ia tinggal serumah dan telah melayani Abraham selama ini, biarlah ia yg kelak mewarisi keturunan Abraham. Tetapi jawab Allah bhw bukan Elizer tetapi anak kandungmu sendiri yg akan jadi ahli waris, sebab Tuhan sudah mengadakan perjanjian dengan Abraham dan ikatan ini tidak bisa diorakkan lagi oleh siapapun juga dan janji itu Allah akan tepati sendiri.

Sdr, sebagai orang beriman, kita perlu melihat kepada Tuhan yg akan berbuat sesuatu dalam keadaan yg tak mungkin bagi pandangan manusia. Usia 75 thn dalam perhitungan logika/ biologis tak mungkin bagi manusia bisa mempunyai anak. Justru di sinilah Allah mau menunjukkan kasih dan KemahakuasaanNya untuk disegani dan dihormati oleh manusia. Bahwa segala yg bagi manusia sudah tidak mungkin dan tidak bakal terjadi, tetapi bagi Allah itu mungkin dan bisa saja. Di sinilah letaknya perbedaan antara iman dan tidak beriman, iman dan logika, ilmu pengetahuan. Sekali lagi orang yg beriman, mengandalkan Allah dengan kuasanya dan orang yg tidak beriman hanya mengandalkan logika. Tetapi dalam rencana Allah untuk kebaikan manusia, Allah memakai hal yg melewati ukuran akal manusia untuk mewujudkan pencapaian rencana Ilahi. Karena itu Abraham hanya pasrah untuk menerima kuasa Allah sesuai dengan imannya dan janji Allah kepadanya bhw keturunan Abraham akan sebanyak pasir di tepi pantai dan sebanyak bintang yg berkelip di langit. Siapa yg bisa menghitungnya??

Jemaat dan persekutuan Kembangsari, kita semua baru berdiri ditepian tahun panjang ini. Kaki kita baru melangkah 11 langkah, 11 tapak dari 365/366 langkah, yg akan kita napaki, kita langkahi kita masuki tahun ini. Kita jangan tunduk kepala, tetapi angkat muka dan dengar suara yg menggelagar dari langit di atas: Jangan takut. Kata-kata ini mengandung kasih, harapan serta kepastian janji Allah, bhw yg berkata adalah penjamin hidup, penjamin masa depan, sebab Ia mengerti siapa kita. Ia sedang berdiri di awal thn ini sedang mengulurkan tangan utk menggapai tangan kita masing-masing dan biarlah kita memberi tangan kita dipegang dituntun supaya berjalan bersama Allah memasuki hari-hari panjang yg sedang menanti. Janganlah lepaskan tangan Tuhan yg penuh kuasa itu, janganlah longgarkan pegaganganNya, eratkan peganganNya sebab Ia mengerti bhw kita sering takut. Karena itu dengan tegas Ia berkata: Jangan takut, sebab Aku menyertai engkau (Kej. 26 : 24), Aku ada dan sedang berjalan bersama sdr: dan kata Yesus kepada mereka dan juga kepada kita, jemaat dan persekutuan Kembangsari, sdr dan saya di awal thn ini: Aku ini jangan takut. Atau lebih jelas: Aku ada beserta kamu, jangan takut. Yoh. 6 : 20. Inilah pegangan dan jaminan bagi kita masing-masing dalam memasuki 355 hari yg panjang thn 2009 ini. Amin

Jumat, 29 Mei 2009

Kembangsari 2 Nov '08

Hotbah Kembangsari

Minggu, 2 Nov. 2008

Pemb. Zacharia 7 : 1 – 14

Sdr. Judul yg tertera dalam SGD: Tunjukkan keadilan dan kasih sayang kepada sesamamu.

Sdr. Kita bersyukur kepada Tuhan, sebab tidak sanga-sangka kita sudah memasuki bulan-bulan terakhir dari thn ini. Perjalanan panjang telah kita lalui bersama yg dalamnya masing2 mengalami jatuh-bangun senang dan susah semuanya silih berganti sebagi bagian dari kehidupan manusia yg telah jatuh dalam dosa. Itu bukan berarti walaupun kita telah berdosa, Tuhan lalu meninggalkan kita dan tidak perduli dengan kita. Dekat jauhnya Tuhan dari kita, itu tergantung dari bagaimana kita memberlakukan hidup ini bagi Tuhan dan bagi sesama.

Bacaan kita pagi ini berbicara ttg ibadah puasa yg baik.

Sdr: Ibadah, puasa menurut pengertian umum itu terjadi dalam

Kebaktian, tetapi juga di luar kebaktian. Kita datang beribadah, di sana kita bertemu dengan Tuhan dan bertemu dengan sesama. Kita menyanyi, berdoa, membaca mendengar dan merenungkan Firman Tuhan, kemudian kita kembali ke rumah. Kalau demikian maka ibadah itu hanya terjadi sebentar kurang dari 2 jam dalam seminggu waktu kebaktian seperti ini.

Sdr. Pertanyaan yg diajukan oleh utusan dari Babilonia dan dari Betel dalam bacaan kita adalah mau mencari tau apakah puasa yg sudah biasa dilakukan untuk memperingati tragedy ttg kehancuran bait Allah apa perlu terus dilakukan, karena sekarang sudah aman (puasa bln ke 5) dan kemudian pembunuhan Gubernur Yerusalem Gedalia (puasa bulan ke 7) pantas terus diperingati? Pertanyaan itu dijawab oleh Tuhan dengan jawaban negatip: bahwa iabadah dan puasa yg selama ini dilakukan Israil tidak dengan sungguh-sungguh hati karena itu tidak berkenan dan tidak diterima di mata Tuhan. Mereka melakukan ibadah dan puasa, makan dan minum, bukan sebagai suatu persembahan ucapan syukur atas keamanan dan kesejahteraan tetapi hanya utk kepuasan diri sendri. Jadi kalaua begitu bagaimanakah ibadah yg benar yg dapat diterima oleh Tuhan?? Kita tidak bisa seperti penduduk Betel yg mengutus Sarazer dan Regem Melekh serta orang2nya untuk melunakkan hati Tuhan (:2). Bagaimanakah caranya kita bisa melunakkan hati Tuhan??Apa bisa kita manusia warga Kembangsari, sdr dan saya dapat melunakkan hati Tuhan?? Kita punya apa yg dapat kita persembahakan supaya hati Tuhan yg keras itu dapat lunak, dapat jinak?? Dengan ibadah tiap hari minggu? Atau dengan ibadah tiap hari Rabu 2 minggu sekali?? Atau mempersembahkan PTB yg banyak tiap bulan?? Ataukah rajin mempersembahkan iuran bulanan?? Bacaan kita menyebut bhw orang Israil sudah berpuasa, menangis serta berpantang dalam banyak hal yg semuanya untuk melunakkan hati Tuhan. Apakah yg telah dilakukan Israil itu melunakkan hati Tuhan?? Apakah segala perbuatan baik kita harapkan dapat melunakkan hati Tuhan atas berbagai kesalahan kita??

Ibadah yg benar bukan saja terjadi dalam kebaktian hari minggu seminggu sekali, tetapi yg dikehendaki Tuhan adalah : Laksanakanlah hukum yg benar dan tunjukkan kesetiaan dan kasih sayang kepada masing2: Pelaksanaan hukum yg benar selalu berkaitan dengan keadilan. Oleh karena itu dalam melakukan hukum itu pelaku harus bersikap adil dan penuh dengan kasih. Jangan menindas para janda dan anak yatim, orang asing dan orang miskin dan janganlah merancang kejahatan dalam hatimu terhadap masing-masing atau sesamamu.

Jadi dengan kata lain bahwa ibadah yg benar itu adalah bagaimana kita memberlakukan pemahaman Firman Tuhan yg kita dengar dan bagaimana kita wujudkan iman kita dalam hidup bersama orang lain di luar hari minggu pada setiap hari dalam hidup kita.

Sdr.Memang Zacharia diminta menyampaikan kritik kepada cara ibadah Israil. Mereka melakukan ibadah dan puasa, tetapi rupanya hal itu lain dari ibadah dan puasa yg dikehendaki Allah. Kalau begitu ibadah dan puasa Israil hanya tertuju kepada dirinya sendiri, artinya supaya orang lain memandang bhw mereka kusuk dalam ibadah dan puasa, tetapi dalam hati mereka masih menyimpan dendam dan sakit hati, kurang ada kasih sayang kepada para janda, orang miskin dan orang asing. Padahal Tuhan selalu berpihak kepada orang yg lemah, para ajanda dan orang asing yg tidak punya tempat bernaung.

Sdr. Apakah seruan Zacharia ini kena-mengena dan menyinggung kita juga? Apakah kita tidak melakukan kasih dalam hidup beriman kita?? Zakaria tidak hidup bersama kita untuk melihat bagaimana kita sudah melakukan Firman itu meskipun tidak sempurna. Kita sedang berusaha kalau boleh dapat melakukan sebagian kecil saja dari permintaan Zakharaia. Kita sudah datang mengunjungi tetangga yg mengalami berbagai masalah dalam hidup( entah anaknya belumn lulus, entah anaknya belum mendapat tempat pekerjaan baru, entah ada yg sakit dalam keluarga, pendeknya ada masalah dan kami sudah datang menyenguk mereka. Jadi kami mau katakana kepada Zakaria bhw Nasehatmu telah kami lakukan. Kami telah tunjukkan kesetiaan dan kasih sayang kami kepada sesama. Kami tidak menindas para janda dan anak yatim, bahkan kami mengasihi orang asing yg sedang menumpang di rumah kami.

Dengan demikian kami akan mohon kepada Tuhan, agar kiranya Tuhan berkenan mendengar doa dan teriakan minta tolong kami. Kiranya Tuhan juga berkenan menerima ibadah dan puasa yg kami lakukan sebab Tuhan menilik hati kami, bagaimana dengan penuh dosa dan salah kami berserah mohon pengampunan, mohon kiranya Bapa berkenan menyahuti serta mengabulkan permohonan yg kami naikkan kepada Bapa di Sorga.


Amin.

Belas Kasihan Yesus

Hotbah Kaumankidul

Minggu, 15 Febr. 2009

Nats Pemb.Roma 9 : 15b; AHB: Kolose 3 : 12

Pembacaan : Matius 9 : 35 – 38 : Belas Kasihan Yesus

Sdr. Setelah Yesus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis di s. Yordan Ia mulai melakukan pekerjaan PelayananNya. Pertama yg Ia lakukan adalah berjalan keliling mengunjungi desa-desa sambil mengunjungi itu, Ia berhotbah dalam rumah ibadah mereka. Orang desa memanfaatkan kehadiranNya dengan membawa orang2 sakit kepadaNya untuk minta disembuhkan. Ia memperhatikan kehidupan jemaat yg Ia lalui. Dikatakan bhw Yesus melihat jemaat itu lalu tergeraklah hatiNya oleh belas kasihan sebab mereka seperti orang terlantar, domba yg tidak mempunyai gembala untuk mengurusi dan mengatur kehidupan mereka. Yesus dalam hal ini bertindak sebagai seorang pemimpin yg baik yg memperhatikan kehidupan gereja dan jemaat. Apa yg dapat dilakukan Yesus saat itu, adalah menyembuhkan orang serta memberikan kekuatan dan pengharapan kepada jemaat supaya mereka mampu untuk menjalani kehidupan mereka yg panjang di dunia ini.

Jika kita membaca bagian ini, seolah-olah kita sebagai gereja dan jemaat disindir dengan bahasa halus demikian gerteja sudah berbuat apa?? Karena itu kita terpanggil untuk berbuat sesuatu seperti yg diminta dalam bacaan ini: Kita bertanya apa yg dapat kita lakukan sebagai gereja dan jemaat?? Apa yg dapat dilakukan jemaat Kaumankidul, jemaat GPIB Tamansari, Kalimangli,, ATK?? Yang jelas gereja tidak dapat langsung menyembuhkan seperti yg Yesus lakukan. Yang dapat dilakukan oleh gereja adalah: mengajar dan memberitakan Injil Ker. Allah. Mengajar telah dilakukan dalam kelas katekisasi, supaya anak-anak dapat memahami lebih dalam inti Injil sebagai Kabar Baik bhw Pengorbanan Yesus kepada kita manusia dalam menebus dosa semata-mata karena Allah mengasihi kita masing-masing. Karena hati Yesus yg penuh kasih sayang itu maka ketika Ia berjalan, Ia melihat jemaat seperti domba yg tak bergembala lalu tergeraklah hatiNya oleh belas kasihan.

Panggilan gereja haruslah melayani sebegitu rupa dengan cara sendiri-sendiri agar jangan sampai jemaat itu merasa tidak mempunyai gembala yg memperhatikan hidup mereka. Karena itu perkunjungan ke rumah jemaat sangatlah penting artinya dalam pelayanan membangun tubuh Kristus.

Dengan datang berkunjung, jemaat merasa diperhatikan merasa dekat dengan begitu ada kehangatan, ada perasaan keakraban di antara jemaat dan gembala dalam hal ini majelis jemaat mereka. Salah satau pelayanan yg berhasil dalam membangun Tubuh Kristus dan tetap mempertahankannya, adalah dengan cara : Perkunjungan ke rumah jemaat. Perkunjungan begini dapat dilakukan secara spontan bukan resmi. Inilah perkunjungan pelayanan berbeda dari perkunjungan pengajaran, ini resmi, melalui aturan gereja dan pemberitahuan. Ada beberapa cara perkunjungan tetapi tidak akan dibahas di sini. Yang jelas bhw Yesus melihat jemaat seperti domba yg tak punya gembala, karena itu Ia melekukan pekerjaan pelayanan sehingga diriNya disebut sebagai Gembala yg Baik yg selalu peduli serta mengurusi domba-dombaNya. Majelis jemaat, ibu Supoyo adalah Gembvala yg baik untuk jemaat Kaumankidul dan ibu serta Majerlis disini selalu harus mencontohi pola Yesus, yaitu melayani dengan rendah hati dan tulus ikhlas. Kita dapat melakukan tugas ini dengan cara kita yg sederhana tetapi dengan tujun yg mulia, yaitu untuk hormat dan kemuliaan Tuhan. Kita dapat melakukan pekerjaan pelayanan yg biasa melalui cara2 kita sehingga dapat kena-mengena karena cocok dengan situasi dan kondisi setempat. Tidak terlalu sulit melakukan tugas ini, asal kita lakukannya dengan kasih sayang sebagaimana yg Yesus lakukan karena Yesus sayang kita, tidak memperhitungkan kesalahan kita, demikian juga hendaknya kita lakukan tugas kita demikian sebagai Pelayan.

Jemaat kaumankidul tetap berdiri karena Kristus ada di sini, Kristuslah yg mendirikan jemaat ini meskipun terdiri dari hanya beberapa keluarga, tetapi Kristus ada dan selalu menyertai kita di sini. Kalau kita menyadari kehadiran Kristus ini, maka hendaknya hidup kita serahkan sepenuhnya dengan segala macam pergumulan yg ada pada kita. Yesus saying kita, saying jemaat Kaumankidul demikian sebaliknya kita juga saying Yesaus. Kita sayang dengan cara kita hadir untuk bertemu Yesus dan bertemu sesama, bernyanyi dan berdoa bersama, mendengar Firman dan Saling berjabat tangan. Inilah inti dari perekutuan dalam Tuhan. Dengan demikian Yesus tidak melihat kita lagi seperti domba yg tidak bergembala, tetapi sesama domba penuh dengan kasih saying dan saling melayani. Tuhan beserta kita sekalian sepanjang waktu hidup kita.

Amin.

Kalimangli 16 Nov '08

Hotbah Kalimangli

Minggu, 16 Nov. 2008

NP. : IPet. 4 : 7,8

AHB: Gal. 6 : 9,10

Pemb. JoEl 2 : 30 – 32

  1. KJ 21 : 1,2
  2. KMM 44 : 1,2,3
  3. Ny. Pengakuan Dosa : KJ 467 : 1,2,3
  4. Berita Pengampunan : KJ 424 : 1
  5. Respons Firman : KJ 282 : 1,2,6
  6. Kolekte : KMM 161 : 1,2
  7. Akhir : KJ 278 : 1,3

Sdr.Hidup kita manusia selalu penuh dengan kesalahan dan dosa . Kita berdosa kepada Tuhan juga kepada sesama kita. Untuk semua kesalahan itu baik kepada Tuhan baik kepada sesama, kita sangat membutuhkan pengampunan dari Tuhan.

Orang yg bersalah sangat takut kepada hukuman yg sekiranya diberikan sebagai akibat dari perbuatannya. Sering terjadi apabila ada masalah yg menimpa hidup kita serta-merta kita katakana bahwa masalah ini sebagai akibat dari dosa yg kita buat sehingga masalah ini merupakan hukuman atau peringatan buat kita. Perlu ada masalah dalam hidup agar dari masalah itu kita dapat memeriksa kembali ttg jalan hidup kita, apakah selama ini sudah mulus jalan itu ataukah ada yg serong sehingga yg serong itu menimbulkan masalah.

Sdr. Bacaan pagi ini berbiacara ttg “Hari Tuhan”. kalau kita mendengar ttg hari Tuhan, tidak lain pikiran kita akan tertuju kepada “hari kedatangan Tuhan Yesus” atau hari kiamat. Nabi Joel berbicara kepada orang Israil ttg hari Tuhan hanya untuk mengingatkan mereka agar mereka berhenti dari berbuat dosa dan kejahatan. Jadi hari Tuhan itu tidak semata-mata berarti harus hari kiamat, tetapi hari dimana orang akan menikmati pengampunan dan berkat atas perobahan perilaku hidup yg ia lakukan, tetapi juga hari dimana ia akan menerima hukuman dari Allah, karena ia tidak mau berhenti dari perbuatan hidup yg penuh dosa.

Jika Israil bertobat, maka Allah akan memulihkan hubungan mereka dengan Allah dan dengan demikian juga hubungan antar sesama menjadi baik. Semua ini bisa terjadi karena adanya kehadiran Rohkudus. Rohkudus milik Allah, dan Allah berkenan mencurahkan RohNya kepada orang2 yg mau percaya dan bertobat. Kita ingat akan Kisah 2 dimana Rasul Petrus dapat berbicara untuk orang2 lain yang dapat mengerti ttg perbuatan2 besar Allah untuk manusia yg berdosa. Jadi hari Tuhan yg dimaksudkan JoEl ini adalah hari dimana ada panggilan untuk pertobatan. Jadi bila ada orang yg bertobat dan percaya, maka hari itu bagi mereka berisi anugeraha dan pengampunan, sukacita dan damai sejahtera, sebaliknya bila mereka tetap tidak mau bertobat setelah mereka mendengar pemberitaan Firman tetapi hati mereka tetap keras, maka hari itu bagi mereka merupakan hari yg penuh dengan kesusahan, ketidakdamaian dan hukuman. Jadi hari Tuhan itu bisa terjadi dalam hidup kita setiap saat tetapi juga hari Tuhan adalah hari aklhir dari seluruh hidup ini.

Dalam SGD dijelaskan bhw JoEl bekerja di Israil dalam keadaan sama seperti Amos bekerja. Jadi situasi hidup Israil zaman JoEl sama persis dengan situasi pada waktu Amos bernubuat, yaitu keadaan ketidakadilan dan keadaan penindasan hak-hak orang miskin. Dalam keadaan begini JoEl diutus untuk berbicara kepada Israil agar kiranbya mereka berhenti dari cara hidup yg menindas orang kecil dan berlaku adfil aterhadap sesama. Jika mereka melakukan itu maka akan ada damai sejahtera dan pengampunan sehingga negeri mereka akan diberkati Tuhan. Berkat bagi negeri misalnya, panen gandum baik, panehn anggur baik, panen ara dan apel baik, ternak2 sehat dan gemuk, rumput di padang selalu hijau sehingga memberi makan bagi hewan piaraan mereka.

Sdr. Apa makna nubuat ini bagi kita?? Kita jangan berpikiur ttg hari Tuhan yg akan dating entah kapan, tetapi baiklah tiap hari kita memberlakukan hidup baik dengan Tuhan, baik dengan sesama, kita rtajin ke gereja, rajin ke persekuatuan, rajin berbuat baik, memaafkan kesalahan orang lain, jangan menyimpan dendam dalam hati dst. Jikalau kita berbuat hal2 yg Tuhan berkenan, maka kita akan menikmati hidup bersama Tuhan karena Rohkuduslah yg menggerakkan hati kita utk melakukan itu. Jadi hari Tuhan bukanlah satu hari sebagaimana pemahaman kita sdr dan saya ttg hari biasa sekarang ini, tetapi lebih menunjuk pada rentang waktu yg lebih dari satu hari biasa yg dalam mana Tuhan menunjukkan kekuasaanNya baik terhadap orang Israil umat Tuhan yg bertobat, tetapi juga bagi orang lain yg bukan umatNya. Jadi hari Tuhan itu akan berlaku baik bagi kita yg percaya tetapi juga bagi mereka yg tidak percaya, sama2 mengalami hari Tuhan, tetapi dibedakan.

Ciri2 bencana dalam nubuat JoEl nampak secara tak langsung pada zaman kita ini: Asap mesiu dan api ppeperangan merupakan bencana bagi kita. Suasana berobah dari hidup dalam damai menjadi hidup dalam ketakutan sebab bencana yg dibuat manusia melalui teknologi modern, senjata pamungkas dipraktekkan menimbulkan malapetaka bagi manusia. Hanya Allah saja yg dapat menolong kita untuk terhindar dari hal ini Allah sang Penolong itu telah ada bersama kita dalam Yesus Kristus Tuhan kita. Kalau kita sudah memulainya dalam Tuhan dan bersama dengan Tuhan maka kita akan terlepas dari bencana, sebab hanya Tuhan yg mampu mengobah hati manusia utk tidak menciptakan bencana. Hanya Tuhan yg mampu mengendalikan kuasa alam sebab baik manusia maupun alam adalah ciptaan Tuhan. Kita memerlukan Tuhan setiap saat utk melepaskan kita dari berbagai masalah baik yg dibuat manusia juga yg datang dari alam sendiri agar hari Tuhan kelak menjadi berkat dan bukan bencana bagi kita.


Amin.

Berbuat Baik Kepada Sesama

Hotbah Ambarawa

Minggu, 8 Febr. 2009

Nats Pemb. Galatia 6 : 9 - 10

Amanat HB. IPetrus 3 : 8 - 12

Bacaan : Markus 3 : 1 – 6

Sdr. Judul dari renungan ini adalah: Berbuat baik kepada sesama

Dua pokok penting yaitu: Berbuat baik kemudian sesama:

Dalam penuntun renungan ini di buku SGD, Sinode mengambil contoh ttg berbuat baik dan sesama melalui peristiwa gempa di Yogyakarta bulan Mei thn 2006. Sejumlah ibu RT di dusun Gonogiri Sleman Yogyakarta, menyiapkan nasi bungkus dan disumbangkan kepada korban bencana tsb. Tak ketinggalan warga gereja Jemaat GPIB Margomulyo Yogyakarta melakukan hal yg sama. Dalam melihat kesulitan orang lain karena musibah gempa, maka hati kita tergerak untuk melakukan sesuatu. Warga gereja mengumpulkan bahan2 makanan dan keperluan lain untuk diberikan kepada mereka yg menderita. Perbuatan baik ini dapat dilaksanakan karena ada dorongan kasih yg didasarkan atas iman lalu digerakkan oleh kuasa Rohkudus untuk melakukan sesuatu. Rohkudus selalu mengajar kita untuk melakukan perbuatan baik kepada sesama.

Sebagai orang percaya, kita punya iman dan dari dasar inilah kita terpanggil untuk melakukan perbuatan kasih karena iman tadi. Dalam berbuat baik kita tidak boleh terikat dengan prosedur dan tata cara agamawi. Kita lihat kepada bacaan kita: Sebenarnya ada aturan agama yg saat itu dipegang erat oleh petinggi agama waktu itu yaitu: para Imam dan orang Farisi. Aturan agama waktu itu sangat mengikat dan orang tidak boleh melanggar aturan yg telah ditetapkan. Antara lain bahwa pada hari Sabat orang tidak boleh bekerja. Bacaan kita menyebutkan bhw Yesus melakukan pekerjaan justru pada hari Sabat dan ini bertentangan dengan aturan agama waktu itu. Waktu orang Farisi melihat bhw Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat, itu menjadi alasan bagi mereka untuk menjerat Yesus kemudian bersekongkol untuk membunuh Dia. Dalam Matius 5 : 17 dikatakan: Bhw janganlah kamu sangka Aku datang untuk meniadakan Hukum Torat melainkan untuk menggenapinya.

Sdr. Yesus bukan tidak perduli ttg aturan agama tetapi bagi Yesus yg diutamakan adalah berbuat baik kepada sesama. Karena itu waktu Ia melihat seorang pemuda yg mati tangfan sebelahnya Ia tidak sampai hati, lalu dengan tegas Ia menyuruh orang itu berdiri di tengah-tengah jemaat lalu menyuruh mengulurkan tangannya lalu tangtan itu sembuh, normal seperti biasa. Kesem,patan inilah dipakai oleh orang Farisi sebagai alas an untuk membunuh Yesus.

Sdr. Kita sebagai orang percaya juga terpanggil untuk berbuat baik. Kadangkala kita masih terikat dengan factor-faktor duniawi: Dia bukan segereja dengan kita, dia bukan seagama dengan kita, dia bukan sdr kita, kita belum kenal orang itu, jadi buat apa kita berbuat baik kepada mereka?? Perbuatan baik kepada seseorang secara tulus adalah geraakan Rohkudus. Perbuatan baik yg digerakan oleh kuasa Rohkudus, tidak pernah membatasi dan tidak pernah menyeleksi asal gereja dan latar belakang seseorang. Orang yg susah adalah pribadi, manusia yg perlu mendapat pertolongan. Andaikata kita mampu memberi pertolongan kepada seseorang, berilah dengan tulus ikhlas sebagai wujud dari panggilan iman dan wujud dari ajaran Kristrus supaya mengasihi sesama yg menderita.

Sdr. Yesus melihat jauh ke dalam hati orang Farisi yg penuh dengan kedegilan dan Yesus marah. Yesus mau menunjukkan kepada mereka makna kedatanagnNya ke dalam dunia yaitu menyembukan orang sakit, mentahirkan yg lumpuh, mengobati mata yg buta supaya dapat melihat lagi serta membangkitkan yg telah mati.

Sdr. Kita. sdr dan saya, kita dapat lakukan apa?? Banyak yg dapat kita lakukan, asal kita bersedia dengan tulus ikhlas. Iman kita mengajarkan supaya kita memberi maaf kepada aorang yg bersalah kepada kita, kita kunjungilah teman yg sakit, dan singgalah di rumah sdr yg sedang dalam pergumulan. Kita duduk sejenak dengan mereka, lalu berbicara untuk menguatkan iman, menguatkan hati mereka serta berbiacara yg memberikan mereka penghiburan. Itulah panggilan kita sebagai orang percaya dalam hidup masa kini. Mungkin kita tidak bisa memberi jalan akeluar secara materi, karena kita juga terbatas, tetapi paling sedikait memberi kekuatan dan pengharapan melalui kehadiran serta bicara kita. Tuhan memperhatikan dari tempat yg Tinggi apa laku baik kita yg kita lakukan kepada sesama kita. Kita tidak seperti Yesus lyg dapat menyembuhkan secara lanagsung orang dari sakit sepertti yg mati tangan ini, tetapi kita dapat menyembuhkan hati orang yg sakit melalui kehadiran dan kata-kata kita. Semua perbuatan baik yg kita lakukan, menjadi berkat dan itu merupakan panggilan dan tanggungjawab kita masing-masing terhadap sesama kita.

Pertanyaan terakhir: Apakah kita di sini, jemaat Ambarawa juga sudah melakukan seperti yg Yesus lakukan?? Bukan menyembuhkan orang yg mati tangan sebelahnya, tetapi paling sedikit kita sudah menggerakkan hati sesama kita yg hatinya telah lama mati dan imannya telah membeku untuk datang bertemu dengan Tuhan dan bertemu dengan sesama persekutuan di sini? Masih ada waktu bagi kita untukdapat melakukan banyak hal yg baik yg Tuhan kehendaki dari kita.
Amin

Doa Bapa Kami

“Bapa kami yang di “Sorga”

Mengajarkan Sikap kita yang benar yg dengannya kita menyapa Allah sebagai “Bapak kami”. Dalam kasih dan iman kita memandang Dia sebagai yg dekat dengan kita dalam kasih dan anugerah yg sempurna.

“Yang di Sorga” kita mengungkapkan penghormatan kudus bagiNya yg adalah Pemerintah Yang Maha Kuasa atas langit dan bumi. Kata-kata pendahuluan ini mengajar dan mengingatkan kita bhw semua orang percaya adalah “satu dalam Dia” karena itu kita berdoa kepada Allah sebagai “Bapa kami”. Setelah hati orang percaya dipersiapkan dengan benar oleh seruan ini kami seruan berikutnya adalah tentang kemuliaan dan maksud Ilahi dari Bapak Sorgawi

Dikuduskanlah namaMu” adalah permohonan agar kiranya Allah memampukan kita dan semua manusdia untuk mengakui dan memuliakan Dia, menyembah dan melayani Dia sebagai Yang Kudus, Yang Maha Kuasa, Bapak Sorgawi

NamaNya” Dia sendiri yg patut menerima seluruh hormat dan kemuliaan sejati, karena Dia dengan sempurna mengasihi kita dan sebagai Pencipta yg kudus dan mahakuasa.

“Datanglah KerajaanMu” permohonan agar Allah membiarkan pemerintahan dan kedaulatan IlahiNya dengan penuh kemuliaan terus-menerus memperoleh tempat yg wajar dan tepat. Dengan memohon datanglah KerajaanMu, artinya suatu permohonan agar kiranya pemerintahan Allah berlaku pada zaman ini, sekarang dan di sini, juga dalam hati kita masing2 yg berdoa. Pada sisi lain permohonan ini juga mempunyai makna eskatologi, bhw permohonan agar pemerintahan
Allah sebagai Raja yg telah datang dengan kuasa ke dalam hidup kita pribadi dan kepada manusia pada umumnya melalui kedatangan Yesus Kristus pertama, dan masih dalam proses datang secara terus –menerus dan akhirnya agar datang dalam kemuliaan penuh dan sempurna melalui kedatanganNya pada kali kedua.

“Jadilah KehendakMu di bumi seperti di Sorga” Di Sorga, kehendak Allah dilaksanakan tanpa syarat oleh semua (yang ada di sorga), karena itu kita orang percaya seyogianya berdoa dan memohon agar kehendak Allah itu dilaksanakan dengan cara yg sama kepada semua orang di bumi. Seruan ini dimaksudkan untuk masa kini tetapi juga mengarah ke masa depan saat mana segala lutut bertelut dan segala lidah mengaku bhw Yesus Kristus adalah Tuhan dan Raja dari segala raja (Pilipi 2 : 10 – 11) dan tatkala kuasa –kuasa kegelapan dibinasakan secara tuntas maka Allah pada saat itu akan memenuhi semuanya dan kehendakNya akan memerintah mutlak di Sorga maupun di dunia baru (Ikor. 15 : 24 – 28)

5. Berilah kepada kami hari ini makanan kami yang secukupnya

Tiga permohonan pertama berpusat pada pemuliaan Allah, sedangkan tiga permohonan selanjutnya adalah mengenai kebutuhan jasmani dan rohani orang percaya sebagai akibat dari dosa dan pemberontakan terhadap Allah. Juga karena pemerintahan Allah tidak diakui secara menyeluruh dan kehendakNya tidak sepenuhnya ditaati di bumi pada zaman ini. Jadi tuntutan kebutuhan materi dan spirtitual senantiasa dirasakan oleh baik orang percaya maupun yg tidak percaya.

Jadi orang percaya wajib memohon pertolongan dan berkat Allah atas semua aspek kehidupan di dunia ini. Seruan ‘Berikanlah pada hari ini makanan kami yg secukupnya’, memohon agar Allah sebagai Bapak Sorgawi mengabulkan tuntutan kebutuhan jasmani kita. Istilah ‘makanan’ di sini mencakup segala sesuatu yg kita butuhkan untuk hidup kita. Dalam kaitan dengan permohonan2 selanjutnya, seruan ini memohon agar kiranya Allah terus-menerus menyediakan kebutuhan jasmaniah kita, sedemikian rupa sehingga kita mampu menguduskan NamaNya dengan sebaik-baiknya, bekerja untuk kedatangan KerajaanNya, melaksanakan kehendakNya seperti di sorga demikian juga di bumi. Jadi doa memohon kebutuhan sehari-hari ini bukanlah doa mementingkan diri sendiri, atau doa kemewahan material, melainkan doa yg di dalamnya kita mengakui ketergantungan kita sepenuhnya pada Allah, dan kita memandang kepadaNya dalam iman dan kasih agar Dia memberikan kepada kita segala sesuatu yg benar-benar kita butuhkan guna memampukan kita hidup menurut kehendakNya.

‘Ampuniulah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yg bersalah kepada kami’ adalah doa permohonan sekaligus pengakuan. Karena barangsiapa memohon pengampunan, maka pada saat itu ia mengakui ia juga dalam keadaan berdosa dan bersalah.. Dalam Lukas 11 : 4 doa ini demikian: “ Dan ampuniulah kami akan dosa kami, sebab kami pun mengampuni setiap orang yg bersalah kepada kami”. Kata Yunani Hamartias diterjemahkan dosa mempunyai arti pokok meleset dari sasaran, jadi berarti bertindak keliru dan melanggar kebenaran dan hukum Allah. Dalam Mat. 6 : 12 bahasa Yunani opheilemata = hutang-hutang yg digunakan, dan menggambarkan dosa-dosa kita sebagai hal-hal yg menyebabkan manusia bersalah dan membebaninya dengan hutang-hutang di hadapan Allah; hubungan yg benar antara Allah dengan manusia sebagaia anak-anakNya telah dirusakkan, dan manusia telah menimbulkan hutang moral dan spiritual kepada Allah yg adalah Bapak dan Pencipta, yg mempunyai kekuasaan penuh atas hidup manusia. Sebab itu dalam permohonan ini kita dengan rendah hati memohon Bapak Sorgawi untuk menghapuskan hutang-hutang kita, karena kita dengan kekuatan sendiri mustahil mampu mendatangkan pengampunan atas dosa kita. Karena Yesus telah datang untuk memberikan hidupNya sebagai tebusan untuk dosa-dosa kita, Ia dapat mengajar kita untuk berdoa dan memohon seperti itu.

6. ‘Ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami’

Tidaklah berarti bahwa kita harus memohon pengampunan atas dasar bahwa kita telah dan sedang mengampuni aorang yg abersalah akepada kita. Kita dapat beroleh perngampunan dosa adalah karena anugerah Allah saja. Agar sungguh-sungguh berdoa kepada Allah memohon pengampunan dosa maka kita juga harus bebas dari setiap kebencian dan keinginan untuk balas dendam. Hanya bila Allah telah memberikan kepada kita anugerah untuk dengan sungguh mengampuni orang yg bersalah kepada kita, barulah kita dapat menaikkan doa yg benar bagi pengampunan dosa kita.

Jumat, 06 Februari 2009

Katekisasi GPIB

Katekisasi GPIB

MANUSIA

Manusia yang diciptakan Allah pada hari terakhir dari pekerjaan penciptaan itu, kini telah berdosa karena kesalahan mereka sendiri. Namun Allah tidak membiarkan pekerjaanNya terus menerus berada dalam kuasa dosa. Melalui Karya Penyelamatan Yesus Kristus yang berpuncak pada kayu salib, manusia ditarik kembali datang kepada Allah dan diperdamaiakan melalui Yesus Kristus. Karena pekerjaan Penyelamatan oleh Yesus Kristus itulah kini manusia menjadi kawan sekerja Allah dalam mengelola serta memeliahara alam semesta (Kej. 1 : 27 – 29). Kini tanggungjawab pemelihara serta pengelola alam semesta ini diserahkan juga kepada kita sebagai kawan sekerja Allah. Karena itu kita manusia bertanggungjawab penuh dalam memelihara serta mengelola alam ini dengan cara yg sebaik-baiknya demi kemuliaan Allah dan kesejahteraan bagi umat manusia.

Tidak ada seorang manusiapun yg mengetahui bagaimana awal mulanya langit dan bumi serta semua makhluk hidup yg ada di atas bumi ini dijadikan Allah. Kemudian Allah menciptakanb manusia laki-laki dan perempuan menurut gambar dan rupa Allah (Kej. 1 : 27) dengan maksud agar manusia bekerja bersama Allah dalam mengelola serta memelihara alam ciptaan ini. Allah menjadikan manusia laki-laki dan perempuan menunjukkan “hubungan khusus antara Allah dan manusia” sebagai Tuhan yg menciptakan dan makhluk ciptaanNya. Allah yang berpribadi selalu berhubungan dengan manusia yang berkepribadian pula Hubungan khusus ini merupakan keunikan manusia sebagai makhluk ciptaan Allah yang dibedakan dari makhluk ciptaan yang lain. Dalam hubungan itu manusia dapat hidup hanya karena Allah yang menganugerahkan kehidupan ini kepada manusia. Lihat “ Allah menghembuskan nafas hidup ke dalam lubang hidungnya – Kej. 2 : 7). Karena Allah yang memberi hidup maka manusia mempunyai tanggungjawab kepada Allah sebagai Penciptanya yaitu memelihara serta mengelola semua yang telah diciptakan. (Kej. 1 : 27 - 30). Bukan hanya itu saja tetapi manusia yg mendapat tugas dari Allah sebagai manausia laki-laki dan manusia perempuan maka masing-masing juga harus bertanggungjawab terhadap dirinya dan diri sesamanya. (Kej. 2 : 16,17).

Pada pihak lain, Allah menjadikan manusia laki-laki dan perempuan, penciptaan jenis kelamin yg berbeda itu, tidak dimaksudkan pemisahan kesatuan hidup, namun justru sebaliknya didalam perbedaan itu keduanya harus melihat keutuhan dan integritas kemanusiaannya. Kepada kesatuan hidup itulah Tuhan Allah mempercayakan tugas sebaagai mandatarisNya. Karena itu dalam keutuhan manusia (laki-laki- perempuan) manusia bertanggungjawab kepada Tuhan. Tanggungjawab itu salahsatunya adalah ikut memelihara keutuhan hidup ciptaan yg lain. Namun kepada manusia laki-laki dan perempuan ada tugas dari Allah sesuai dengan peran dan kodrat kemanusiaannya.

Jika kita membaca Kej. 3 maka muncul kesan yg kuat tentang manusia yang salah menggunakan kebebasan serta kuasa yang telah diberikan Allah kepada mereka. Adam dan Hawa diminta untuk memberikan pertanggunganjawab penuh atas hidup yang telaha mereka terima dari Allah Keputusan dan tingkah lakunya telah menyebabkan kehancuran sejarah kemanusiaan manusia. Dengan demikian penghakiman dan penghukuman Allah akan dinyatakan kepada manusia dalam keberadaannya sebagai laki-laki dan perempuan secara utuh. Mereka lupa akan kedudukan sebagai kawan sekerja Allah. Seharusnya sebagai mitra Allah mereka harus menjaga hubungan dan harus hidup dalam kepatuhan, hubungan yg benar dengan PenciptaNya. Relasi antara manusia dengan Allah harus selalu ditumbuhkembangkan dengan baik, sehingga setiap perilaku dan perbuatan manusia harus selalu menunjukkan sikap takut dan ketaatan pada kehendak Penciptanya. Namun dalam Kej. 3 kita lihat bahwa manusia alebih mengikuti kata hati sendiri. Kata hati mereka telah berbicara sehingga mereka menolak dan melanggar serta memberontak melawan Allah. Karena itu hubungan yang mesra tadi kini menjadi terganggu dan akhirnya terputus Manusia jatuh ke dalam dosa (Kej. 3).

Kebaktian Syukur Penghiburan

Kebaktian Syukur Penghiburan

Kel. Sem Taliau

Pemb. Maz. 13 : 1 – 6.

Malam ini sebagai orang percaya dan saudara – bersaudara kita berkumpul lagi dalam rumah kel. Taliau. Kesibukan-kesibukan sejak sakit sampai meninggal dan upacara pemakaman semuanya telah rampung berjalan dalam penyertaan dan kasih sayang Tuhan.. Meskipun secara fisik pada satu sisi kesibukan telah selesai, tetapi pada sisi yg lain, rasa kehilangan, kesepian dan duka masih akan tetap tinggal dalam hati istri, anak-anak sanak famili dan handai tolan, bahkan dalam hati kita sekalian yg hadir pada saat ini. Timbul pertanyaan kepada kita sebagai orang percaya, apakah kita akan tetap tenggelam dalam rasa duka yg berkepanjangan??

Sdr. Kita selalu diberi waktu, diberi kesempatan,tinggal bagaimana kita memakai waktu itu, menggunakan kesempatan itu, bagaima kita mengelola hidup ini untuk memuliakan Tuhan dan untuk kebahagiaan kita sendiri, sebab segala-galanya telah diberikan dan dikaruniakan kepada kita masing-masing.

Tadi dalam pembacaan riwayat hidup sdr Sem, kita dengar bhw Sem telah menggunakan waktu yg ia terima dari Tuhan kemudian mengisinya untuk memuliakan Tuhan melalui berbagai pelayanan di gereja maupun di sekolah dan yayasan Kristen di Halmahera dan Tobelo.

Maz. Yg kita baca dan dengar tadi adalah sebuah doa kepercayaan: Pemazmur berdoa dalam kepercayaannya: Karena ia seorang percaya, maka ia berdoa: Tetapi anehnya bhw isi doa ini terbagti 3: Bagian I adalah bertanyaan kepada Tuhan, seolah-olah Tuhan kurang memperhatikan hidupnya sehingga ia mengalami kesusahan. Bagian kedua berisi permohonan supaya kiranya Tuhan mendengar dan menjawab supaya musuh2, orang yg tidak senang, iblis, jangan bergembira atas kesusahannya sehingga mereka berkata: Aku telah mengalahkan dia. Bagian ke 3 suatu penyerahan diri karena kepercayaan, karena iman, karena keyakian akan penyelamatan yg telah ia terima dari Allah.

Sdr. Tidak kita sadari bhw bagi kita yg mengalami kesusahan maka hidup ini merupakan pertanyaan yg harus dijawab.

Pemazmur dalam bacaan kita hidupnya juga mengalami Kesusahan. Meskipun tidak dijelaskan apa kesusahannya namun itu ia ungkapkan dalam bentuk 4 pertanyaan:-- Berapa lama lagi Tuhan, Kau lupakan aku terus-menerus? – Berapa lama lagi Kau sembunyikan wajahMu terhadap aku?? – Berapa lama lagi aku harus menaruh kekuatiran dalam diriku dan bersedih hati sepanjang hari?? – Berapa lama lagi musuhku meninggikan diriku atasku?? Pertanyaan2 ini tidak langsung mendapat jawaban dari Tuhan. Tuhan punya waktu dan kehendak yg tidak sama untuk kita masing-masing. Tuhan bebas kapan Ia mau menjawab pertanyaan dan doa kita. Ia membiarkan kita mengelola hidup yg telah Ia berikan kepada kita itu. Barangkali kita akan memperoleh jawaban itu atas bagaimana kita sendiri mengisi hidup itu. Tentu jawaban akan berbeda untuk setiap orang sebab cara orang juga berbeda dalam mengelolanya.

Tetapi bagi pemazmur ia tidak sedikitpun merasa kecewa biarpun pertanyaan-pertanyaannya belum dijawab Tuhan. Imannya sungguh mantap, Pengaharapannya begitu pasti dan keyakinannya begitu kuat terhadap pengalaman hidupnya yg selalu disertai Tuhan. Karena iman. Iman, kepercayaannya begitu kuat sehingga ia seolah-olah menantang Tuhan : Ia berkata: Tetapi aku, kepada kasih setiaMu aku percaya. Hatiku bersorak-sorak karena penyelamatanMu, aku mau menyanyi untuk Tuhan, karena Ia telah berbuat baik kepadaku.

Tidak jelas bagi kita apa perbuatan baik Tuhan untuk sang pemazmu yg dalam kesusahan ini. Rupanya . Penyelamatan Allah yg selalu mendekap ia dalam kehidupannya membuat ia bertahan meskipun ia susah, dan itu merupakan perbuatana baik dari Tuhan, dan jawaban atas pertanyaannya yg ia yakin dan ia pegang. Karena itu keyakinan akan penyelamatan dan penyertaan Allah itu, membuat hatinya bersoarak-sorak kemudian ia mau bersyukur dan menyanyi untuk Tuhan karena ia merasa, di tengah-tengah kesusahan, ada kasih Allah yg menyertai, ada apenghiburan, ada topagagan dan dukungan dari banyak orang percaya, sahabat dan handai tolan. Inilah syukur sang pemazmur, inilah syukur keluarga Taliau. Inilah syukur kita sekalian yg mempunyai Tuhan sebagai Penyelamat.

Kita bersama dengan bu Eni Talaiu dan keluarga besar Taliau menaikkan doa dan mengucap syukur karena Tuhan ada dan memberi kekuatana serta penghiburan kepada keluarga dsmpsi dsst ini. Bersama-sama dernagan keluarga marilah kita berdfoa dalam kepercayaan kita, kiranya Allah senantiasa memberi kekuatan, penghiburan serta sukacita kepada kekluaraga Sem, iatri dan anak-anak dalam menapaki kehidupan panjang yg terentang di depan yang kita sekalian masuki dan kelola.


Amin

Jumat, 30 Januari 2009

Cungkup 13 Sept'08

Kebaktian Sektor Cungkup

Sabtu, 13 Sep-t. 2008

Kel. Karel Pattiruhu

Bacaan : Yoh. 12 : 4 – 8 Yesus diurapi di Betania

Betania sekarang, penduduknya 726 orang saja, dan terletak di sisi g. Zaitun, kira2 3 Km jauhnya dari Yerusalem arah ke Yericho. Betania dikenal dalam kitab Injil sebagai tempat tinggal dari sahabat2 Yesus: Marta, Maria dan Lazarus. Dari situlah berasal nama kota Arab modern ‘el’ Azariyeh.(dari nama Lazarus). Menjelang zaman Origenes (bapak gereja) thn 250 Masehi desa itu tidak dikenal lagi. Origenes suka membaca ayat ini sebagai ‘Betabara’ = rumah persediaan yg dihubungkan dengan ‘persediaan’ Yohanes Pembaptis. Pada zaman Origenes tempat ini ditunjuk orang sebagai tempat Yohanes membaptis. Jika demikian maka cocok dengan Yoh. 1 : 28 Betania yg di seberang s.Yordan tempat dimana Yohanes membaptis. Betania sekarang mungkin dikenal sebagai Qasr el-Yehud modern, di tepi kanan s.Yordan, di sebelah Timur Yericho. Di situ sekarang terdapat sebuah biara Santo Yohanes. Jelas bhw Betania dikenal oleh penulis injil Yohanes, walaupun segera sesudah itu tidak dikenal lagi. Hal itu menjelaskan kepada kita bhw Injil Yohanes ditulis oleh seorang yg mengetahui Palestina pada abad I. Demikian sedikit perkenalan ttg Betania.

Bacaan kita berbicara ttg Yesus diurapi di Betania. Ebelum kita merenungkan perikop kita, saya menjerlaskan lagi sedikit ttg kata “URAPI”. Mungkin sidang jemaat sudah mengerti ttg urapi, tetapi biarlah melalui bacaan ini saya menjelaskan lagi ttg urapi. Dalam kehidupan orang Israil kuno, ada 3 jenis orang yg diurapi untuk menandakan kesuciannya atau pengkhususan bagi Allah. Jadi orang2 yg dikhusukan untuk Allah adalah Raja, Nabi, Imam. Untuk Raja IISam. 2 : 4, IRaja 1 : 34. Imam : Kel. 28 : 41, Nabi: IRaja 19 : 16, Yesaya 61 : 1.Jadi orang2 yg diurapi: Raja, Nabi, Imam, adalah mereka yg melakukan pekerjaan bagi Tuhan : Raja memimpin bangsa, Nabi menyampaikan nubuat dan Firman Allah bagi orang banyak, Imam, pemimpin agama, orang yg selalu melayani di rumah Tuhan khusunya berkaitan dengan persembahan.

Maria mengurapi Yesus Rupanya di rumah Simon orang Kusta ini. Yesus diundang makan dalam satu perjamauan yg diadakan untuk menghormatiNya. Marta nenasak makanan dan setelah mereka duduk makan, maka Maria duduk di kaki Yesus lalu mengurapi kakinya dengan minyak Narwastu yg mahal lalu menyeka dengan rambutnya. Maria ini dikenal sebagai seorang perempuan berdosa (Lukas 7 : 37 – 39). Sdr. Perempuan ini yg dalam bacaan kita adalah Maria, ia mengurapi kaki Yesus dengan minyak yg ia dapat dari “hasil dosanya”. Yesus tahu itu tetapi Yesus tidak menolak tetapi justru menghargai perbuatannya sebab ia (seorang berdosa) telah melakukan hal yg mulia bagi Yesus menjelang kematianNya.

Yudas kurang senang dengan cara Maria menghabiskan minyak mahal hanya untuk membasahi kaki Yesus. Maria sebagai pendosa, tidak layak mengurapi kepala Yesus, sebab harga Maria sebagai pendosa hanya bisanya pada kaki Yesus. Ia mengeringkan kaki Yesus derngan rambut, mengorbankan kehormatan wanita (yg terletak pada rambut di kepala) sebagai mahkota seorang wanita. Maria menyadari dirinya bahwa ia tidak mustahak untuk berbuat lebih dari itu kepada Yesus. Dalam perbuatannya ini Yesus mengerti bhw ia datang untuk mohon pengampunan dari Yesus atas segala perbuatan dosanya itu. Yesus sebagai Allah yg penuh pengampunan dan kasih sayang tidak menolak orang berdosa yg datang mencari Dia sambil mengaku dosa, menyesal serta bertobat.

Yudas tidak memahami arti dari perbuatan ini. Yudas hanya melihat dari segi pemborosan minyak yg mahal. Kenapa tidak dijual saja minyak itu sebab akan laku kurang lebih 300 dinar dan uang itu dapat diberikan kepada orang miskin?? Yudas berpikir andaikata minyak itu dijual, uangnya akan diserahkan kepadanya sebagai bendahara, kemudian uang itu ia bisa pakai dulu atau lebih mungkin ia akan memanipulasi dengan berbagai alasan demi keuntungan dirinya.. Karena itu Yesus mengerti maksud yg tersembunyi sehingga mengatakan, biarlah perempuan ini berbuat kepadaku. Orang miskin selalu ada bersama kalian, tetapi Aku tidak selalu akan ada bersama kalian. Biarlah perempuan ini melakukan hal yg mulia bagiKu sebagai tanda persediaan menjelang kematianKu. Perbuatan Maria dengan mengorbankan minyak yg mahal, belum apa-apa dibandingkan dengan perbuatan Kasih sayang Yesus dalam hal mengampuni dosa Maria, Marta, sdr dan saya, kita sekalian. Perbuatan Yesus lebih berharga dan lebih mulia dibandingkan dengan harga minyak itu. Tetapi apa yg Maria dapat lakukan adalah sebuah contoh pengorbanan dirinya dan harta miliknya yg ia lakukan dengan tulus ikhlas. Sambil mengurapi kaki Yesus, ia membasahi dengan air mata dan menyeka dengan rambutnya. Hanya sebatas itu yg ia bisa lakukan mengingat dosanya yg begitu besar. Dengan demikian menjadi jelas kepada kita, bahwa siapapun yg datang kepada Yesus dengan dosanya yg sebesar apapun, ia akan diterima dan tidak ditolak.

Sdr. Apa makna bacaan ini untuk kita sebagai jemaat?? Apakah kita rela melayani Yesus dengan tulus ikhlas dengan bersedia mengorbankan harta milik kita yg banyak seperti yg dilakukan Maria?? Jangan kita bersedia mengorbankan sesuatu dengan maksud supaya kita dipuji dan nama kita disebut. Biarlah kita mengorbankan sesuatu dengan tulus ikhlas sebagaimana yg dilakukan Maria kepada Yesus. Kita tidak mempunyai minyak narwasatu seperti Maria, tetapi apalah yg kita miliki yg dapat kita persembahkan, persembahkanlah dengan hati yg berserah dan ikhlas.