Sabtu, 03 Desember 2011

PK Kalimangli 5 Okt 2008

Hotbah Perjamuan Kudus, Kalimangli
Minggu, 5 Oktober 2008
Pembacaan : Matius 22 : 14 : “Banyak yg terpanggil, sedikit yg terpilih”

Ayat ini tidak terlepas dari perikop Perumpamaan : Tentang Perjamuan kawin. Ceritera ini mengisahkan bahwa Raja membuat perjamuan kawin untuk anaknya. Binatang piaraan lembuh dan sapi, kambing dan ayam2 telah disembelih, dimasak bahkan sudah dihidangkan. Para pelayana disuruh hamba untuk pergi mengundang orang sebab semuanya telah disediakan, datanglah dan makan di perjamuan ini. Tetapi orang yg diundang, tidak ada satupun yg mengindahkan undangan raja ini. Mereka beralasan, akan ke sawah sebab baru beli ladang ingin melihat, baru beli kerbau dan sapi ingin mencobanya dulu, ada yg baru beli rumah, ada yg baru menikah ingin di rumah dengan keluarga dulu. Jadi pendekkata tidak ada yg menghargai undangan ke pesta perjamuan ini. Setelah hamba melaporkan kepada raja bhw yg diundang tidak hadir, maka raja menyuruh para hambanya kembali supaya pergi ke jalan-jalan, undang siapa saja yg kamu temui, orang jahat dan baik, orang lumpuh dan orang normal, orang sakit dan sehat, orang kaya dan miskin, siapapun saja yg kamu temui di lorong-lorong dan simpang2 jalan, undang untuk datang ke perjamuan, sebab semuanya telah disediakan raja, tinggal makan dan minum saja. Banyak yg diundang dan semuanya datang duduk di meja perjamuan. Kemudian raja masuk untuk bertemu dengan para undangan. Raja kaget sebab dari banyak tamu yg diundang ada satu orang yg tidak memakai pakaian pesta. Raja berkata: Hai sobat, bagaimana kamu bisa tiba di tempat ini dengan tidak memakai pakaian pesta? Ia diam saja, lalu Raja berguman: Memang: banyak yg dipanggil tetapi hanya sedikit yg terpilih.
Sdr. Tema renungan kita pada perjamuan kudus pagi ini. Banyak yang dipanggil tetapi sedikit yang dipilih

Sdr Raja ini adalah Allah sendiri. Ia menyediakan Pesta keselamatan untuk siapa saja yg bersedia datang. Pesta ini Cuma-Cuma: Makanan dan minuman telah tersedia bebas. Hamba2 yg disuruh ke jalan-jalan dan simpang2 adalah anak Raja semdiri yakni Yesus Kristus. Ia rela menjadi hamba dan turun dari sisi BapaNya mencari kita orang berdosa yg ada di jalan-jalan dan simpang2 supaya datang ke pesta keselamatan yg telah disediakan Bapa kepada kepada kita sekalian. Termasuk sdr dan saya.
Kabar Keselamatan – Injil disampaikan dan kita semua telah mendengar dan menerimanya. Para hamba yg menyampaikan kabar itu adalah para Pekabar Injil, Hamba-hamba Tuhan, Pendeta, Guru Injil, Para Pekabar Injil, para Misionaris dan para aktivis Gereja, semua yg terpanggil untuk melayani. Semua mereka ini adalah hamba yg diutus untuk menyampaikan kabar baik, Injil Kerajaan Allah yg berisi Keampunan dan Keselamatan, karena semuanya sudah dibayar lunas melalui Kematian dan Kebangkitan Kristrus, tinggal bagaimana kita membuka hati memberi keputusan, datang dan menikmati pesta itu ataukah tidak. Pada saat ini, Pesta peringatan kematian Kristus juga di sediakan melalui Perjamauan Kudus sedunia. Tiap kali Perjamuan Kudus diperingati, tidak lain mengingatkan kita kembali ttg kasih Allah akan dunia ini, sehingga Anak Allah rela dikorbankan agar kita, sdr dan saya memperoleh keampunan dari segala salah dan dosa kita
Banyak yg dipanggil tetapi sedikit yg dipilih. Banyak artinya dunia ini. Orang yg dipilih adalah orang yg percaya kepada Yesus Kristsus sebagai Juru Selamat. Gereja Tuhan, Sdr dan saya adalah orang yg dirpilih dari yg banyak di dunia ini. Oleh sebab itu pertahankanlah pilihan itu supaya kita tetap menjadi anak yg dikasihi sebab kita telah dipilih dan memilih keselamatan yg disediakan secara Cuma-Cuma kepada kita sekalian, kepada gereja kita, kepada persekutuan kita, kepada keluarga kita dan kepada kita masing-masing, sdr dan saya. Marilah, karena segala sesuatu telah disediakan dengan Cuma-Cuma oleh Raja kita, dan kita telah dijemput untuk masuk dan duduk bersama-sama dengan Raja dan para undangan yg lain yg dipilih dari dunia ini. Karena itu nikmatilah pesta ini, terimalah keselamatan itu yg dianugerahkan oleh Allah melalui AnakNya Yesus Kristus.

Amin

Kauman kidul 21 Sept 2008

Hotbah Kaumankidul
Minggu, 21 Sept. 2008
NP : Yesaya 43 : 10a
AHB : Mat. 5 : 16
Pembacaan : Yesaya 66 : 18 – 19

Tema yg diberikan: “Memberitakan Kemuliaan Tuhan.”

Bacaan kita 2 ayat ini menjelaskan ttg rehabilitasi umat yg dahulu dibuangt ke Babilonia sekarang dikembalikan lagi dan diberi identitas baru sebagai orang pilihan yang tidak ditinggalkan Tuhan. Jadi dosa-dosa mereka pada masa lampau dihukum oleh Tuhan dengan memberi mereka merasakan tangan Tuhan yg membelakangi mereka yaitu mereka diasingkan dan tinggal di tempat yg jauh dari Yerusalem – pusat peribadatan.. Bacaan kita menjelaskan bahwa bangsa yg membuat umat menderita tidak akan bertahan lama di hadapan Tuhan, sebab Tuhan berdaulat dan mahakuasa. Kemuliaan ini dinyatakan bukan hanya bagi umat Tuhan semata-mata melainkan juga kepada segala bangsa. Bahkan kemuliaan yg disaksikan oleh bangsa-bangsa itu justru diberitakan oleh mereka sendiri.

Satu hal yg perlu kita ingat, bahwa bagaiamanapun juga umat yg menderita, kita (umat Tuhan) adalah milikTuhan sehingga tidak boleh ada pihak lain (bangsa lain) yg merasa diri menjadi penentu nasib dan masa depan umat Tuhan ini.
Bacaan kita menjelaskan bhw Tuhan akan memberi tanda supaya orang2 yg terluput (tidak dibawa ke pembuangan) yg menyaksikan Kemuliaan Tuhan, akan pergi ke luar untuk memberitakan Kemuliaan Tuhan. Bacaan kita menjelaskan tempat2 yg jauh, pulau2 yg jauh (19). Itu berarti bhw Keselamatan yg telah dianuagerahkan Allah saja hanya kepada orang Israil tempo dulu, tetapi kita sekarang ini dan saat ini juga mendapat anugerah itu, sebab kita adalah umat yg diberi “Tanda” (inilah milikKu) untuk memberitakan KemuliaanKu.

Kita di jemaat kaumankidul ini adalah umat yg telah menerima dan merasakan anugerah Keselamatan karena Pengorbanan Yesus Krtistus. Kepada kita sekalian orang2 yg telah diserlamatkan ini diberi tanda (bhw ini lo umatKu) untuk menyaksikan apa yg Allah telah kerjakan bagi kita. Kita akan bertanya bagaimana caranya: Tidak harus sebagai pak Pdt atau ibu Pdt dengan membawa Alkitab utk memberitakan kabar baik itu, tetapi melalui p-erlakuan kita dengan sdr2 baik yg seiman di kampung ini ataupun juga dengan sdr yg tidak seiman dengan kita.. Cara kita hidup, bersedia memaafkan kesalahan (kalau ada), menasehati kalau mereka minta kita, berbaicara yg halus dan bersedia memberi jalan keluar. Jika ada keluaraga yg “mengalamai masalah”, kita datang kunjungi dan duduk bersama-sama, mendengar apa kata mereka, baru kalau mereka meminta pandangan berilah pandangan yg menguatkan hati mereka. Itulah salah satu cara kita menunjukkan bhw kita adalah orang2 yg diberi “tanda” sebagai orang milik Tuhan. Banyak hal dapat kita lakukan dalam hidup sebagai orang percaya. Bila ada kesempatana dan kita sanggup melakukan, lakukanlah sebagai orang2 yg diberi tanda. Tidak harus pergi ke pulau2 yg jauh seperti dalam bacaan kita tetapi di sekitar kita saja masih ada orang2 yg perlu mendapat perhatian dan pertolongan dari kita.

Sdr. Kita harus akui bhw kadang2 kita mendapat kesulitan atau alangan utk menyampaikan Kemuliaan Tuhan ini. Tapi yg pasti bahwa Kemuliaan Tuhan tidak bisa ditekan dan dihalang-halangi. Dalam tugas-tugas, umat Tuhan boleh mengharapkan hal-hal besar dari Allah untuk masa depan, sebab Tuhan berkuasa dan Tuhanlah yg berdiri bersama serta ikut membantu mengatur perjalanan kita juga masa depan kita, sejauh kita mengulurkan tangan untuk dipegang oleh Tuhan. Kalau kita melepaskan tangan dari Tuhan, maka pasti bhw kita akan berjalan sendiri dan perjalanan ini akan mengikuti kemauan dan kehendak kita sehingga mengakibatkan kita tersesat dalam jalan hidup. Kita boleh mengharapkan hal-hal besar untuk masa depan kita justru karena Tuhan kita yang maha Besar yg memiliki segala kuasa baik di sorga juga di atas bumi ini. Kepada Dia sajalah kita berharap dan kita menggantungkan seluruh perjalanan hidup kita, perjalanan gereja kita, perjalanan jemaat kita ini, persekutuan kita, juga masa depan keluarga kita masing-masing dan kita secara pribadi seorang demi seorang..

Amin.

MANUSIA

Katekisasi GPIB

MANUSIA

Manusia yang diciptakan Allah pada hari terakhir dari pekerjaan penciptaan itu, kini telah berdosa karena kesalahan mereka sendiri. Namun Allah tidak membiarkan pekerjaanNya terus menerus berada dalam kuasa dosa. Melalui Karya Penyelamatan Yesus Kristus yang berpuncak pada kayu salib, manusia ditarik kembali datang kepada Allah dan diperdamaiakan melalui Yesus Kristus. Karena pekerjaan Penyelamatan oleh Yesus Kristus itulah kini manusia menjadi kawan sekerja Allah dalam mengelola serta memeliahara alam semesta (Kej. 1 : 27 – 29). Kini tanggungjawab pemelihara serta pengelola alam semesta ini diserahkan juga kepada kita sebagai kawan sekerja Allah. Karena itu kita manusia bertanggungjawab penuh dalam memelihara serta mengelola alam ini dengan cara yg sebaik-baiknya demi kemuliaan Allah dan kesejahteraan bagi umat manusia.

Tidak ada seorang manusiapun yg mengetahui bagaimana awal mulanya langit dan bumi serta semua makhluk hidup yg ada di atas bumi ini dijadikan Allah. Kemudian Allah menciptakanb manusia laki-laki dan perempuan menurut gambar dan rupa Allah (Kej. 1 : 27) dengan maksud agar manusia bekerja bersama Allah dalam mengelola serta memelihara alam ciptaan ini. Allah menjadikan manusia laki-laki dan perempuan menunjukkan “hubungan khusus antara Allah dan manusia” sebagai Tuhan yg menciptakan dan makhluk ciptaanNya. Allah yang berpribadi selalu berhubungan dengan manusia yang berkepribadian pula Hubungan khusus ini merupakan keunikan manusia sebagai makhluk ciptaan Allah yang dibedakan dari makhluk ciptaan yang lain. Dalam hubungan itu manusia dapat hidup hanya karena Allah yang menganugerahkan kehidupan ini kepada manusia. Lihat “ Allah menghembuskan nafas hidup ke dalam lubang hidungnya – Kej. 2 : 7). Karena Allah yang memberi hidup maka manusia mempunyai tanggungjawab kepada Allah sebagai Penciptanya yaitu memelihara serta mengelola semua yang telah diciptakan. (Kej. 1 : 27 - 30). Bukan hanya itu saja tetapi manusia yg mendapat tugas dari Allah sebagai manausia laki-laki dan manusia perempuan maka masing-masing juga harus bertanggungjawab terhadap dirinya dan diri sesamanya. (Kej. 2 : 16,17).

Pada pihak lain, Allah menjadikan manusia laki-laki dan perempuan, penciptaan jenis kelamin yg berbeda itu, tidak dimaksudkan pemisahan kesatuan hidup, namun justru sebaliknya didalam perbedaan itu keduanya harus melihat keutuhan dan integritas kemanusiaannya. Kepada kesatauan hidup itulah Tuhan Allah mempercayakan tugas sebaagai mandatarisNya. Karena itu dalam keutuhan manusia (laki-laki- perempuan) manusia bertanggungjawab kepada Tuhan. Tanggungjawab itu salahsatunya adalah ikut memelihara keutuhan hidup ciptaan yg lain. Namun kepada manusia laki-laki dan perempuan ada tugas dari Allah sesuai dengan peran dan kodrat kemanusiaannya.
Jika kita membaca Kej. 3 maka muncul kesan yg kuat tentang manusia yang salah menggunakan kebebasan serta kuasa yang telah diberikan Allah kepada mereka. Adam dan Hawa diminta untuk memberikan pertanggunganjawab penuh atas hidup yang telaha mereka terima dari Allah Keputusan dan tingkah lakunya telah menyebabkan kehancuran sejarah kemanusiaan manusia. Dengan demikian penghakiman dan penghukuman Allah akan dinyatakan kepada manusia dalam keberadaannya sebagai laki-laki dan perempuan secara utuh. Mereka lupa akan kedudukan sebagai kawan sekerja Allah. Seharusnya sebagai mitra Allah mereka harus menjaga hubungan dan harus hidup dalam kepatuhan, hubungan yg benar dengan PenciptaNya. Relasi antara manusia dengan Allah harus selalu ditumbuhkembangkan dengan baik, sehingga setiap perilaku dan perbuatan manusia harus selalu menunjukkan sikap takut dan ketaatan pada kehendak Penciptanya. Namun dalam Kej. 3 kita lihat bahwa manusia alebih mengikuti kata hati sendiri. Kata hati mereka telah berbicara sehingga mereka menolak dan melanggar serta memberontak melawan Allah. Karena itu hubungan yang mesra tadi kini menjadi terganggu dan akhirnya terputus Manusia jatuh ke dalam dosa (Kej. 3).

Kembangsari 17 Agust 2008

Hotbah Kembangsari
Minggu, 17 Ag. 2008

NP : IIKor. 3 : 11
AHB : Gal. 5 : 13,14

Pemb. Kel. 6 : 1 – 8 “ Allah membebasakan manusia dari perbudakan”

Sdr. Setelah manusia jatuh ke dalam dosa (Kej. 3 : 17 akhir dan 18) maka hidup manusia harus bekerja sebab dengan bekerja manusia akan hidup. Panggilan bekerja berbeda seorang dari yg lain: Ada yg bekerja di kantor, bekerja sendiri (usaha sendiri), berjualan di pasar, pegawai toko, berdagang, sales, mencangkul kebun dll., tetapi ada juga orang yg bekerja ikut orang. Dalam skala besar, semua orang yg bekerja adalah “bekerja ikut orang, misalnya menjadi pegawai pemerintah (pegawai negeri) atau bekerja pada pengusaha, pegawai swasta. Dalam skala kecil, orang yg bekerja ikut keluarga, kita sebut ”Pembantu”. Dengan begitu semua orang yg bekerja, maka status mereka selalu “di bawah”, sebab mereka bekerja di bawah orang dan mereka dibayar oleh orang, sehingga dalam dunia kerja kita kenal : Buruh dan majikan.
Sdr. Orang yg bekerja ikut keluarga sebut saja ikut keluarga Kristen, patutlah kita mencontohi teladan Kristus yati tidak membedakan mana hamba atau tuan, mana budak atau orang merdeka sebab semuanya sama di mata Tuhan. Dengan pandangan yg demikian kita memberlakukan mereka bukan sebagai buruh atau orang upahan, tetapi kita lebih menganggap mereka sebagai “teman” karena mereka adalah bagian dari keluarga kita sebab: Mereka menolong kita, demikian juga kita menolong mereka sama-sama memberikan pertolongan: Namun tidak sedikit keluarga yg kurang menghargai status ini, sebab toh mereka adalah orang upahan, orang yg dibayar, mereka makan gaji dari kita, jadi: Mereka harus bekerja sebagai aorang upahan sebab bukankah mereka dibayar dan menjadi buruh kita?? Kalau kita mempunyai pikiran dan pandangan demikian otomatis kita tidak memiliki kasih dan tidak ada rasa belas kasihan sehingga mereka tetap dianggap sebagai orang upahan dan statusnya sebagai “pembantu” bukan sebagai “teman sekerja atau bagian dari keluarga.

Sdr. Bacaan kita berbicara ttg orang Israil yg bekerja ikut orang Mesir sebagai budak dengan bekerja paksa dibawah tekanan yg berat selama + 430 thn. (lihat 2 : 23, 24 dan 12 : 40). Keluhan Israil dari bekerja paksa yg penuh penderitaan ini didengar Tuhan dan Tuhan tidak berkenan kepada penindasan maka penindasan yg demikian ini harus diakhiri dengan cara Tuhan ikut bekerja membebaskan orang Israil dari tangan orang Mesir. Musa dipanggil menjadi alat dalam tangan Tuhan membantu Tuhan membebaskan mereka, tetapi karena berat penderitaan yg selama ini mereka derita, mereka tidak menghargai dan mendengarkan suaraMusa (:8).
Sdr. Kadang2 kita yg mengalami banyak pergumulan, masalah bahkan penderitaan dan keluhan, kita kurang begitu tertarik terhadap omongan orang yg sebenarnya ingin menawarkan pertolongan. Kadang2 beban penderitaan kita menutup mata untuk melihat jalan yg baik, menutup telinga untuk mendengar suara pertolongan, bahkan pikiran kita buntu untuk memikirkan jalan keluar. Semuanya serba gelap seolah-olah tidak ada lagi harapan bagi kita yg sedang dilanda pergumulan.

Hal yg sama dialami orang Israil, sangking beratnya penderitaan, tawaran Musa untuk memberikan jalan keluar mereka tidak hargai (:8). Jadi, hal yg sama yg dialami oleh Israil tempo dulu, berlaku juga bagi kita tempo ini, sebab mereka dan kita sedang berada dalam dunia, yg sama-sama hanya boleh berharap dari tangan Tuhgan yg memberi pertolongan.

Tuhan tidak pernah bekerja sendiri walaupun Ia mampu, tetapi selalu saja Ia memakai alat, dan cara, cara apa saja dan alat apa saja dan siapa saja menurut kehendakNya untuk mencapai maksud dan tujuanNya. Allah bebas memilih, kali ini Musa dipilih untuk membantu Allah menolong orang Israil dari bekerja paksa. Orang yg memperbudak orang lain tidak dikehendaki Allah sebab itu perbudakan manusia dalam dunia ini harus diakhiri.

Pertanyaan bagi kita: Mengapa orang Israil harus dibebaskan dari kerja paksa orang Mesir?? Allah tidak mau hilang muka kepada manausia sebab Allah telah berjanji kepada leluhur Israil, Abraham, Ishak dan Jakub untuk memberikan kepada mereka tanah perjanjian untuk mereka miliki dan timnggal menetap. Bagaimana mungkin mereka bisa menikmati tanah perjanjain padahal sekarang mereka masih dalam status budak dan bekerja paksa di tanah orang?? Bagaimana mungkin mereka dapat menjadi umat kepunyaan Allah yg memiliki tanah sendiri sehingga dapat berbakti dengan bebas jikalau mereka tidak keluar dari tempat perbudakan ini. Karena itu Allah akan hilang muka jika Allah tidak melakukan apa yg telah Ia janjikan.
Tempo dulu kepada bapak leluhur mereka, Abraham Ishak dan Jacob.

Sdr.Bagaimanakah kita yg mempekerjakan orang yg sedang bersama kita. bagaimanakah kita memperlakukan amereka?? Kita harus menciptakan suasana begitu rupa supaya orang yg ikut kita merasakan sebagai dalam keluarga mereka sendiri artinya: Tidak ada perbedaan bahwa saya tuan dan dia pembantu, babu atau jongos. Panggilan kita sebagai orang beriman yg memiliki kasih dan belas kasihan hendaknya kita terapkan dan tunjukkan dalam hidup kita. Kasih tidak dapat diukur dengan berapa besar barang atau uang yg kita berikan, tetapi kasih yg sejati dapat kita wujudkan melalui cara kita memberlakukan orang lain dalam hidup kita. Jika kita mengasihi orang, maka secara tidak sadar kita memperkenalkan kepada orang itu bhw kita adalah anak Allah, milik Allah sebab Allah mengajarkan kita untuk mengasihi orang lain dan memberlakukan mereka sebagai bagian dari anggota keluarga kita. Karena Allah sendiri tidak berkenan kita dibelenggu dan diperbudak oleh iblis dan dosa. Karena itu oleh kasih dan sayangNya kepada kita, Allah dating sendiri melalui diri Yesus Kristus, manusia sejati kecuali dosa yg mengerti ttg susahnya dan menderitanya manusia yg diperbudak oleh dosa dan iblis. Karena kasihNya itu, Ia rela membebaskan kita dengan mengorbankan diriNya sendiri ganti kita supaya melalui pengorbananNya itu kuasa perbudakan iblis dikalahkan dan kita menjadi orang merdeka dalam Kristus. Dengan begitu panggilan kita sebagai orang percaya tidak percuma demikian juga iman yg kita miliki, kita buktikan dalam perbuatan yaitu mengasihi dan menghargai orang lain sebagaimana kita mengasihi dan menghargai diri kita sendiri.

Amin.

Selasa, 29 November 2011

kaumankidul, 20 Feb 2007

Kebaktian Kaumankidul,
Rabu, 20 Febr. 2007

Bacaan : Ayub 17 : 1 – 10

Sdr. Dalam hidup, kita kadang-kadang memiliki teman. Sebagai orang beriman kita diberi hikmat oleh Allah untuk memilah mana teman yg patut kita berkawan dan mana teman yg sekedar hanya berteman. Sebab pada akhirnya kita tidak dapat memahami kedalaman hati seseorang untuk memutuskan bhw semua teman adalah “baik” dan semua teman adalah “kurang baik”. Baik dan kurang baik seseorang teman dapat kita beri jawab melalui pengalaman dalam perjalanan hidup kita, sebab masih jauh jalan yg akan kita tempuh dan masih banyak teman yg kita perlukan.

Sdr. Kita semua telah mengerti ttg Ayub. Saya tidak menjelaskan secara rinci isi kitab ini. Bacaan kita ini merupakan jawaban Ayub atas hotbah Elifas, Bildad dan Sofar teman-teman Ayub yg seakan-akan ikut menyalahkan Ayub atas penderitaan yg ia alami ini, bahkan istrinya sendiri berbuat hal yg sama (2 : 9). Namun dalam keadaan begini iman Ayub tak pernah goyah dan ia tetap berpegang kepada Allah sebagaimana katanya dalam : 3 biarlah Engkau menjadi jaminanku bagiMu sendiri.

Saya mengambil: 5 sebagai pokok renungan kita sore ini. “Barangsiapa mengadukan sahabatnya untuk mencari keuntungan, mata anak-anaknya akan menjadi rabun.
Sdr. Perjalanan hidup kita masih terrentang panjang ke depan, dan itu sementara kita jalani terus dengan sisa-sisa kehidupan yg kita miliki bersama Allah. Jika kita menoleh kebelakang sejak kita muda sampai saat ini, tentu banyak hal yg dapat menjelaskan kepada kita ttg pengalaman hidup. Ayat 5 ini bukan merupakan sesuatu yg jarang terjadi, tetapi kadangkala terjadi manakala seseorang berada dalam suasana terjepit. Dalam keadaan terjepit dan susah, pikiran warasnya hilang, mata untuk melihat jalan keluar rabun sehingga yg ada bagaimana memperoleh jalan keluar dengan cara yg mudah. Itulah yg yg kadangkala terjadi dalam hidup mengadukan sahabat supaya kita mendapat keuntungan. Tindakan sesaat mungkin berhasil dan membuat kita senang tetapi pikiran yg kusut tadi telah menutup mata untuk melihat bhw Allah yg bertindak adil sedang berdiri pada sisi lain dengan membuat perhitungan atas tindakan kita yg salah tadi yaitu membuat mata anak-anak kita menjadi rabun.. Ini adalah suatu kiasan, suatu sebab akibat yang mungkin kita tidak mengalami langsung secara konkrit seperti membalik telapak tangan, tetapi perbuatan mencelakakan orang lain telah melanggar hokum ke9 “jangan mengucapkan saksi dusta ttg sesamamu (Kel. 20 :16) akan berakibat panjang ke depan kepada generasi kita. Banyakhal yg kita sering dengar bhw orangtuanya berbuat baik, maka anak-anaknya keberkatan. Sama juga dengan nas kita: Barangsiapa mengadukan sahabatnya utk mencari keuntungan, mata anak-anaknya akan me4njadi rabun” Allah yg adil yg bersemayam di sorga, tetapi juga yg ada bersama kita dalam diri ImanuEl sering memperhatikan dan berdiri di samping kita tahu persis segala apa yg kita lakukan dalam hidup dari waktu ke waktu.
Sdr. Teman-teman Ayub kadang aberbicara kurang mendukung Ayub dalam hal penderitaannya. Tetapi sebagai orang beriman, Ayub tetap berpegang kepada imannya dan meskipun dalam keadaan penderitaan yg begini macam tidak pernah melepaskan Allah dari hidupnya meskipuna dalam duka yg hebat. Ayub menggantungkan hidupnya hanya pada Allah sebagai hakim yg Adil yg selalu berdiri di sampingnya sebab itu dengan iman yg kuat Ayub berkata: Biarlah Allah menjadi jaminan bagiku untuk Allah sendiri. Artinya dari kata-kata ini kita mengerti bhw tidak ada siapapun yg dapat Ayub pegang sebagai jaminan kecuali Allah saja. Dan bagi Allah sendiri barang jaminan seperti Ayub tidak mengecewakan (2 : 3)

Sdr. Apakah yg dapat kita pelajari dari bacaan ini? Penderitaan selalu timbul tenggelam dalam hidup beriman kita. Dalam segala sesuatu kita perlu sadar, bhw Allah selalu ada dekat kita untuk memantau perjalanann kita. Biarlah kepadaNya saja kita menggantungkan seluruh hidp kita sebab Ia yg selalu mempedulikan kita melalui kasih sayangNya yg nyata dalam Kristus Yesus. Ia datang untuk menanggung segala penderitaan yg seharusnya kita tanggung. Dalam suasana masa kesengsaraan ini maka Jika kita melihat : 6 Aku telah dijadikan sindiran di antara bangsa-bangsa dan aku menjadi orang yg diludahi mukanya (banding Mat. 26 : 67). Jelas mengenai Yesus Kristsus yg sedang mengalami penderitaan demi kita yg berdosa ini. Masing-masing kita mengalami sendiri penyertaanNya maka sesuai dengan tema dari bacaan kita : Biarlah kita masing2 yg telah mengalami berkat-berkat itu berkata : Biarlah Tuhan menjadi jaminanku sebab dalam pelukan kasih Tuhan, kita akan aman dan tenteram.

Amin

Retreat, 02 Maret 2008

Hotbah Retreat
Salibputih Minggu, 2 Maret 08

Pembacaan : 1Tes. 2 : 3 – 12

Kita sedang retreat sebagai bagian yg tak terpisahkan dari pelajaran katekisasi yg telah dilakukan kurang lebih 10 bulan. Dua minggu dari sekarang peserta katekisasi akan mengaku percaya dan dengan itu menjadi anggota jemaat dewasa, yg menyandang tanggungjawab terhadap pelayanan gereja dan jemaat. Kita ingat pada saat waktu kita dibaptis orangtua yg mengaku percaya, karena merekaa yg memiliki iman. Kita masih bayi belum memiliki iman. Iman orangtua itu dialirkan ke kita, kita ditarik masuk dalam persekutuan orang beriman, karena orangtua beriman. Nanti hari Minggu tgl 16, Anda yg telah belajar, mengenal, menghayati kasih Allah dalam Kristus, saat itu anda sendiri yg akan mengaku iman anda berdasarkan pemahaman dan penghayatan kasih Allah itu. Masing2 orang akan mengaku atas kesadaran dan penghayatannya sendir betapa Allah selama ini mengasihi diriku. Saat itu, orangtua tidak lagi mengaku percaya untuk memasukkan anda dalam persekutuan mereka sebagai orang beriman, tetapi kini anda sendiri mengaku percaya, memiliki iman sendiri tidak lagi bergantung pada iman dan pengakuan orangtua seperti pada masa waktu masih bayi
Bacaan pagi ini adalah surat rasul Paulus kepada jemaat di Tesalonika. Rasul menyatakan dengan tulus ikhlas bagaiamana mereka berlaku terhadap jemaat dalam pelayanan. Pelayanan mereka merupakan tanggungjawab atas panggilan Allah yg telah mereka terima. Karena itu mereka melayani Allah melalui pelayanan kepada jemaat, Model pelayanan ini dilukiskan sebagai seorang ibu yg mengasuh dan merawat anak-anaknya. Itu berarti bhw perlayanan rasul adalah pelayanan yg penuh dengan kasih sayang dan pengorbanan. Pengorbanan dalam arti bukan saja rela melayanai Firman/Injil Allah tetapi juga hidup mereka mereka rela berbagti dengan umat yg mereka layani. Dalam hidup keluarga, orangtua adalah sebagai guru dan pendeta. Ibu sebagai guru yg berlaku ramah,mendidik, mengasuh dan merawat, mengajar moral dan budi-pekerti serta disiplin dan tanggungjawab dalam melakukan pekerjaan di rumah. Kemudian ayah bertindak sebagai pendeta, yg mengajar Firman, menasehati, menguatkan hati serta memohon agar supaya hidup anak-anak kjiranya sesuai dengan kehendak Allah. Jadi dalam keluarga diajarkan dan ditanamkan iman dan budi pekerti agar kelak apabila mereka keluar meninggalkan rumah, mereka bisa membawa bekal pengajaran yg telah mereka teriuma dari rumah sebagai bekal mengantar hidup.

Memang pagi ini kita bukan dalam keluarga di rumah, tetapi kita sedang ada dalam suasana retreat sebagai persiapan, pembekalan menuju kepada pendewasaan iman. Karena itu kami menasehati kamu supaya hidupmu sesuai dengan kehendak Allah yg memanggil kamu ke dalam Kerajaan dan kemuliaanNya. Apa kehendak Allah itu?? Masing-masing orang tahu sendiri apa kehendak Allah bagi dirinya. Yang pertama bhw kehendak Allah itu “baik” adanya. Masing-masing anak dapat memberi arti yg baik itu bagi dirinya sendiri. Telah ditekankan berulang-ulang dalam pelajaran kateklisasi ttg “yang baik”. Satu hal dari yg baik adalah menjauhi kejahatan. Pilih yang baik, yg berkenan kepada Allah dan kepada dirimu sendiri dan hindari godaan dan bujukan yg menuju kepada kehancuran masa depanmu.

Kamu mempunyai masa depan. Masa depan ada di tangan Allah dan ditangamu tetapi harus diusahakan, diperjuangkan oleh masing-masing, mulai dari sekarang. Masa depan tidak tiba-tiba datang dengan sendirinya. Sebab itu tekunlah dalam iman, tekunlah dalam berdoa, tekunlah dalam belajar, tekunlah dalam berusaha, tekunlah dalam permohonan kepada Allah agar kiranya Allah ikut campur dalam segala hal yg baik yg direncanakan dan yg dilakukan untuk mencapai pengharapan dan masa depan yg telah disediakan Allah bagi masing-masing yg berharap kepadaNya. Allah tidak pernah mau memberkati orang yg hanya berpangku tangan dan malas. Panggilan hidup orang percaya adalah bangun pagi untuk bekerja kemudian kembali waktu petang untuk beristirahat sebagai mana dilukiskan dalam Maz. 104 : 22, 23 :”Apabila matahari terbit, manusiapun keluarlah ke pekerjaannya, dan ke usahanya sampai petang. Artinya hidup dan waktu yg telah tersedia harus diisi, dimanfaatkan, didayagunakan supaya bermanfaat untuk mencapai apa yg sedang diusahakan. Anda sebagai pelajar dan mahasiswa mempunyai tanggungjawab yg besar untuk menca[ai apa yg dicita-citakan.dan diharapkan. Sebab dengan demikian anda kelak akan menjadi manausia-manusia yg berguna baik untuk anda sendiri dan keluarga, juga bagi Tuhan, gereja dan jemaat dan pada akhirnya bagi masyarakat, negara dan bangsa. Pada akhirnya: Kamu tahu, betapa kami, seperti bapa thdp anak2nya, telah menasehati kamu dan menguatkan hatimu seorang demi seorang, dan meminta dengan sangat, supaya kamu hidup sesuai dgn kehendak Allah, yg memanggil kamu ke dalam Kerajaan dan KemuliaanNya.

Amin

Kalingmangli, 05 Maret 2008

Kebaktian Kalimangli
Rabu, 5 Maret 2008
Pembacaan : Yoh. 4 : 13 – 15

Bacaan kita sore ini berbicara ttg percakapan Yesus dengan wanita Samaria di tepi sumur. Kenapa sampai Yesus bisa tiba di tepi sumur oleh karena pelayananNya mula-mula di Yudea, tetapi karena Ia mendapat perlawanan dari orang Farisi di Yudea, maka Yesus ingin kembali saja ke Galelea (4:1-4). Supaya menghemat waktu dan tenaga, maka Yesus ambil jalan pintas melewati kampung orang Samaria. Kini Yesus duduk di tepi sumur sementara para murid pergi membeli makanan. Tiba-tiba datang seorang perempuan Samaria hendak menimba air di sumur ini yg dikenal sebagai sumur Yakub. Tiba-tiba Yesus meminta minum dari wanita ini. Wanita ini kaget sebab ada seorang pria Yahudi duduk di sumur dan meminta minum dari seorang wanita Samaria. Sebagaimana kita tahu bhw orangYahudi tidak beramah-tamah dengan orang Samaria sebab orang Samaria adalah bangsa campuran dari beberapa bangsa (IIRaja 17 : 24 –41). Salahasatu bukti kuat ttg perpisahan ini adalah bahwa: Orang Samaria tidak diperbolehkan ikut membangun baith Allah di Yerusalem. Hati wanita ini senang seolah-olah akan mendapat pertolongan dari Yesus karena mengharap Yesus dapat membantu menimba air dari sumur yg dalam itu ( + 25 metere dalamnya) Pada sisi lain, dalam hati wanita ini bertanya-tanya mengapa pria Yahudi ini mau menyalahi kebiasaan dan sikap permusuhan ini. Bukankah tujuan Yesus datang ke dalam dunia justru untuk mendamaikan manusia dengan Allah dan manausia dengan manusia, orang Yahudi dengan orang Samaria. Kita juga ingat bagaimana peranan orang Samaria dalam perumpamaan ttg orang Samaria yg murah hati (Lukas 10 : 33 – 37). Dalam pembicaraan antara Yesus dan perempuan ini, ada beberapa hal yg tidak bisa dipahami oleh perempuan ini misalnya: karunia Alla dan air hidup. Karunia Allah adalah air hidup yg diberikan oleh Anak Allah Yesus Kristus sumber kehidupan. Tetapi wanita ini hanya sanggup memikirkan hal-hal yg bersifat bendawi, sebab ia melihat tangan Yesus kosong tidak ada timba padahal sumur ini terlalu dalam, bagaimana Yeus bisa menawarkan air yg hidup kepadanya?? (:11)

Yesus tidak memikirkan hal bendawi/duniawi tetapi ia melihat bahwa wanita ini sedang dalam dahaga rohani yg tidak bisa dipuaskan oleh materi apapun di dunia ini termasuk air dari perigi Yakub ini. Yesus coba menjelaskan bhw Ia dapat memasang pancaran air hidup, sumber hidup kekal dalam hati wanita ini. Tetapi kasihan, sebab perempuan ini hanya membayangkan air biasa yg ditimbanya setiap hari yg mungkin Yesus dapat berikan kepadanya secara misteri dan barangkali juga memakai tenaga gaib. Tetapi yg terjadi adalah bhw wanita ini disadarkan, ada harga yg harus dibayarnya. Harga apa itu?? Kehidupan dan masa lalunya harus terpampang dalam bayangannya sebagai buku yg terbuka lebar, agar dengan melihat isi buku itu, ia sadar akan betapa perlunya ia mengalami penyucian. Yesus sebagai sumber air hidup akan mencuci sdemua kesalahan dan dosa kita oleh pekerjaan Rohkudus yg kita imani. Rohkudus adalah Roh Yesus juga sebagai air sejuk yg menghapus segala dahaga orang percaya karena dosa dan kesalahan mereka. Kita tidak lebih baik dari perempuan Samaria ini. Kita semua sekarang sedang dahaga oleh karena itu kita semua sekarang juga perlu membuka hidup kita di hadapan Allah supaya terpampang segala salah dan dosa kita, lalu dengan iman dan pengharapan kita datang kepada Yesus memohon kiranya Ia memberikan kepada kita air hidup yg terpancar dari kasihNya yg menyucikan segala dosa kita melalui salib dan kebangkitanNya. Kita janganlah terikat terlalu dengan soal-soal lahiriah kita sebagaimana kata Yesus kpd perempuan itu. Barang siapa minum air ini, ia tetap akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yg Yesus akan berikan, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yg diberikan Yesus itu akan menjadi mata air di dalam dirinya yg terus menerus memancar sampai kepada hidup yg kekal. Jadi jelas sdr. Jika kita terima Yesus, maka didalam diri kita ada Rohkudus yg diumpamakan sebagai air hidup dan dengan begitu kita bisa menjadi sumber air untuk memancarkan kebaikan Tuhan kepada orang lain. Janganlah kita mematikan sumber air yg ada dalam diri kita tetapi hendaklah kita pertahankan air hidup itu sebagai anugerah untuk kita masing2 yg percaya. Bagaimana caranya kita memberiakan air hidup itu?? Melalui hidup kita sendiri, kata-kata, tindakan kita dan ategur sapa kita kiranya dapat bamenjadi air yg menyejukkan orang lain supaya dengan demikian orang dapat katakana bhw benar-benar kita adalah anak Tuhan yg membawa kesejukkan bagi orang yang dahaga.

Amin.

Rabu, 28 September 2011

Keadilan Tuhan

Kejadian 18:21-30 Keadilan Tuhan


• Tuhan turun dan ingin mengetahui keadaan Sodom dan karena mendengar keluhan orang-orang mengenai Sodom
• Abraham berdiskusi dengan Tuhan dan meminta agar kalau ada 50 orang percaya di Sodom pasti Tuhan tidak akan membinasakan mereka.
• Tuhan Allah berjanji akan mengampuni sekiranya ada 50 orang percaya di Sodom.
• Abraham menanyakan sekiranya kurang 5 dari 50 orang percaya di Sodom, apakah Allah akan tetap memusnahkan Sodom.
• Tuhan Allah tidak akan memusnahkan Sodom jika ada 40 orang percaya.
• Abraham memberanikan diri untuk bertanya kalau hanya ada 30 orang percaya, apakah Sodom akan tetap dimusnahkan.
• Tuhan Allah juga akan mengampuni Sodom jika terdapat 30 orang percaya
• Abrahan masih menawar dengan hanya 10 orang percaya.
• Allah juga tetap akan mengampuni karena ada 10 orang percaya

Senin, 16 Mei 2011

Kembangsari 3 FEb 2010

Kebaktian sektor Kembangsari
Rabu, 3 Februari 2010
Bacaan : Yohanes 3 : 18 – 21

Empat ayat yg kita baca tadi merupakan bagian akhir dari percakapan Yesus dengan Nikodemus. Sepintas lalu percakapan ini berkisar sekitar kelahiran kembali: Yesus berpandangan bahwa seseorang perlu dilahirkan kembali agar bisa memperoleh keselamatan. Nikodemus sebagai seorang terpelajar dari kalangan ahli torat dan orang Farisi kurang memahami perkataan Yesus ini. Nikodemus hanya berfirkir secara logika bhw mana mungkin seseorang sebesar Nikodemus dapat masuk ke dalam rahim ibunya lalu dilahirkan kembali. Yg dimaksud dengan lahir kembali adalah manusia yg telah dibaharui oleh kuasa Rohkudus sehingga ia menjadi baru. Segala sesuatu yg bersifat “lama” hilang dan diganti dengan yg “baru” artinya manusia lama kita yg dikuasai oleh dosa dan kejahatan diganti dengan yg baru yg berasal dari Allah melalui kerja Rohkudus sehingga membawa keselamatan dan pengampunan. Semuanya ini bukanlah dapat terjadi oleh kemampuan atau kuasa atau usaha manusia sdr dan saya tetapi semuanya ini karena sermata-mata anugerah dari Allah.

Dunia dan kita tidak berlayak mendapat keselamatan itu tetapi karena Allah yg berkenan memberikannya kepada kita maka kita memperolehnya karena kasih yg sempurna dari Allah melalui pengorbanan Anak Tunggal Allah yakni Yesus Kristus sendiri.
Dalam ayat 17 dari perikop kita tadi disebutkan Sebab Allah mengutus AnakNya ke dalam dunia bukan utk menghakimi melainkan utk menyelamatkannya oleh Dia (Yesus Kristsus).

Sebagai orang percaya kita semua telah memahami dan mengerti bagaimana Allah telah mengasihi kita. Oleh kasih Allah itu kita beroleh kesalamatan sempurna dari Allah. Oleh sebab itu ayat 18 menyebutkan kalau kita percaya kepadaNya (Yesus Kristus) kita tidak dihukum) Jelas kalau kita percaya kita tidak dihukum tetapi memperoleh jaminan keselamatan tetapi kalau kita tidak percaya itu artinya kita sendiri menyia-nyiakan pengorbanan Allah kepada kita dan sepertinya kita kurang menghargai kasih Allah itu. Bacaan kita menyebutkan kalau kita tidak percaya kita berada dalam hukuman. Bagaimana bentuk hukuman itu?? Ayat 19 mengatakan bhw Terang telah datang ke dalam dunia tetapi manusia sdr dan saya, kita semua lebih senang kepada kegelapan. Kenapa?? Biasanya orang jahat senang tinggal dalam suasana yg gelap atau samar-samar, supaya apa yg dia buat tidak nampak kepada orang lain. Kita orang berdosa (manusia) lebih menyukai kegelapan supaya perbuatan dosa kita tersembunyi. Ini sesuatu yg masuk akal (logis) bukan hal yg luar biasa. Orang jarang mencuri di siang bolong di hadapan orang banyak (mungkin ada satu-satu) tetapi jarang. Maling lebih suk beraksi di termpat sunyi yg jarang ada orang supaya perbuatan jahatnya tidak kelihatan.

Sebaliknya orang “baik” lebih menyukai terang supaya jelas apa yg ia buat sebab ia tidak takut dan malu. Ia senang agar perbuatan kebaikkannya diketahui orang banyak sebagai suatu kesaksian ttg imannya kepada Allah. Semua perbuatan baik orang percaya digerakkan oleh kuasa Rohkudus, sebab Rohkudus selalu memimpin orang kepada jalan kebaikan dan jalan mengasihi. Karena jelas dalam : 21 kalau kita melakukan sesuatu yg benar kita datang kepada terang sebab kita senang apabila perbuatan baik kita diketahui orang lain dan semua yg dilakukan dalam kasih dilakukan dalam Allah sebab Allah adalah kasih, Aallah adalah Terang. Kita berbuat baik bukan supaya kita dikasihi Allah tetapi sebaliknya karena kita telah lebih dahuklu dikasihi oleh Allah maka panggilan kita menjawab kasih Allah itu melalui tindakan nyata kita yg berisi muatan kebaikkan. Sekali lagi sdr.: Semua perbuatan baik yg kita lakukan diperhatikan oleh Allah dan perbuatan-perbuatan baik tsb sebagai hasil dari Terang. Anak Terang berbuat sesuatu yg terang. Anak kegelapan melakukan hal yg gelap supaya tidak nampak kepada orang lain.

Kiranya keluarga besar Kembangsari jemaat yg hadir sore ini kita semuanya dapat melakukan kebaikan agar nampak kepada tetangga-tetangga kita bahwa kita benar-benar adalah anak-anak Terang. Jika kita anak-anak Terang hendaknya Terang itu bersinar dan memantulkan cahayanya dalam seluruh kehidupan kita baik di gereja , persekutuan jemaat, dalam keluarga, juga dalam masyarakat agar orang yg melihat perbuatan kita dapat memberi kesaksian bahwa benar-benar kita jemaat Kembangsari adalah anak-anak Terang, anak-anak Allah. Amin

Kembangsari 21 Okt .2009

Kebaktian Sektor Kembangsari
Rabu, 21 Okt. 2009

Pembacaan : Daniel 5 : 1 – 12 ”Orang bijak dibutuhkan pada saat’ krisis”

Kita semua memiliki kehidupan yg sederhana, apa adanya. Kita uyg masih bekerja, melakukan pekerjaan seperti biasanya. Yg telah pensiun dan istirahat menikmati masa hidupnya. Pendeknya kita usahakan agar kita dapat menikmati kehidupan ini dengan sukacita dan tenang. Apapuin yg kita miliki kita terima dengan ucapan syukur sebab itu merupakan berkat Allah yg berbeda bagi tiap orang. Ada yg menerima banyak tetapi juga ada yg secukupnya.
Bacaan kita sore ini dimulai dengan raja amengadakan jamuan besar untuk para menteri para istri serta para gundik. Kesalahan raja adalah memakai alat minuman dari bejana suci yg dfisimpan di baith Allah. Bejana-abejana suci ini dipakai dalam kebaktian perjamuan kudus dan selalu tersimpan di sana. Barang-barang ini adalah milik Allah yg tidak boleh dinajiskan oleh siapapun juga. Bacaan kita mengisyratkan bhw raja menajiskan benda-benda ini dan Tuhan murka. Aneh, bhw murkan Tuhan tidak langsung dikenakan akepada raja dan para pembesar berupa “hukuman langsung” tetapi Allah menulis sebuah tulisan dan raja dan para pembesar melihat pungung tangan yg menulis (:5). Raja menjadi pucat. Kenapa?? Padahal raja tidak mengerti arti tulisan itu. Andaikata raja langsung amengerti artinya mestinya baru raja menjadi pucat bukan?? Tetapi sdr, tulisan ini sudah merupakan isyrata bhw Allah murkan dengan cara Allah sendiri, yaitu melalui tulisan. Semua aorang pandai dan bijaksana dalam kerajaan Media-Persia tidak bisa membaca dan memberi artinya, ( : 8, 9) karena itu raja dan para menteri menjadi pucat, sebab ini pertanda akan ada bahaya dan bencana.
Sdr. Kita belajar dari bacaan ini: Bhw kadang2 jika Allah hendak menegor kita, tidak secara langsung tetapi melalui tanda-tanda yg sangat sederhana yg mungkin bagi kita “itu hal biasa” tetapi hal-hal yg biasa kadang dipakai Allah sebagai peringatan bagi kita. Oleh karena itu kita perlu siaga selalu dan tawakal dalam hal mendekatkan diri dan memohon perlindungan agar kita jangan kiranya seperti raja yg perlu membaca tulisan yg ia sendiri tidak memahaminya. Kita berdoa dan memohon dari Allah agar kiranya Allah memberi kepada kita pencerahan agar kita dapat membaca secara langsung hidup yg sedang kita jalani agar kita dapat menghindar dari jalan serong yg akan membelokkan kaki kita. Banyak jalan yg ramai, lebar dan melambai-lambai agar kita menuju ke sana padahal pada ujung jalan itu terbentang jurang dalam yg menganga. Kita perlu membuka mata kita dan telinga untuk dengan bijaksana memperhatikan semua sikon agar bila kita melangkah langkah kita akan aman sampai ke tujuannya.

Raja yg tidak dapat membaca tanda dan situasi bingung dan pucat. Untunglah ada Daniel yg penuh dengfan hikmat Allah sehingga dapat membaca dan memberi makna dari tulisan dan tanda yg terpampang pada dinding istana.
Sdr untuk dapat membaca sikon dalam hidup kita dari hari ke hari aperlu hikmat dan kebijaksanaan. Tetapi sebgai orang beriman, hikmat dan kebijaksanaan tidak dengan sendiri dating amenempel ke kita masing-masing, atetapi kita harus minta sebab itu berasal dari Allah, milik Allah. Daniel yg penuh hikmat dan kebijaksanaan dapat membaca dan mengungkapkan semua rahasia yg tidak bisa diungkapkan raja dan pembesar serta para bijaksana dunia ini. Oleh karena itu biarlah kita semua yg memerlukan itu, kita sembaha sujud dan amemohon kiranya Tuhan berkenan amemberi kepada kita karunia-karunia agar kita dapat membaca situasi dunia ini dan kita dapat mengatur hidup kita agar menjadi baik bagi Tuhan, bagi diri kita, keluarga, gereja dan masyarakat. Amin.

Kebaktian Sektor Cungkup

Kebaktian Sektor Cungkup
Kel. Bu Supoyo – oleh : Pelkes (Piet P.)

Kita sebagai warga masyarakat harus patuh kepada aturan dari pemerintahan setempat. Warga Kaumankidul juga harus menuruti aturan yg dikeluarkan oleh RT, RW atrau Ktr Kalurahan. Walapun di dusun seperti ini agak berbeda sedikit aturannya dan apa maunya pemerintah desa dibanding dengan di kota, tetapi satu hal yg pasti bhw aturan yg dimaksudkan baik di kota maupun didesa semuanya bermaksud baik untuk kersejahteraan dan kebaikkan warganya. Dalam aras kampung, ada kepala kampung, aras desa ada Kades, aras kotamadya ada walikota dst.
Pertanyaan lalu bagaimana dengan kita sebagai gereja dan jemaat?. Untuk gereja dan jemaat ada kepala gereja yg kita kenal sebagai Pendeta, dan Majelis gereja yg bertanggungjawab atas pemeliharaaa kehidupan bergereja dan berjemaat, termasuk pemeliharaan iman warganya.
Lalu bagaimana dengan kita keluarga2 dan pribadi2. Aebagfai aorang percaya selalu kita memohon agar supaya Allah tetap senantiasa menjadi Kepala keluarga kita, menjadi kepala dari hidup kita pribadi agar kita senantiasa dipimpin oleh Kerpala dan kita tidak mengikuti kehendak kita sendiri.

Bacaan kita sore ini berbicara ttg Allah sebagai Raja seluruh bumi (:8) dan memerontah sebagai Raja atas bangsa-bangsa. yg mendiami bumi ini Umat Israil mengakui bhw Allah mereka adalah pencipta langit dan bumi beserta segala isinya, termasuk kita, dan sekaligus memelihara segala sesuatu yg telah Ia kerjakan.
Kita mempunyai pimpi8nan kampung, desa dst. Mereka yg disebut pemipim mempunyai wilayah pemerintahan, tetapai hanya itu terbatas saja. Pak Walikota Salatiga, tidak bisa memerintah sampai seluruh Jawa Tengah atau Jawa Timur. Beliau punya kuasa terbatas hanya sampai pada kodya Salatiga. Gubernur Jawa Tengah hanya boleh memerinntah Jawa Tengah saja, sebab kuasanya terbatas. Demikian juga bapak Presiden, hanya punya kuasa atas negara Rep. Indonesia, dan rakyat yg mendiami bumi Indonesia ini. Para pemimpin berdiam dalam istana: baik istnaa Presiden, istana raja, Istana Kepatihan untuk Solo dan Yogya dan hanya terbatas pada wilayah pemerintahan mereka. Tetapi bacaan kita menyebutkan bhw allah amemerintah sebagai Raja atas bangsa-bangsa, Allah bersemayam di atas tahtaNya yg kudus. Allah punya Kuasa tak terbatas dan lestari selama-lamanya. Karena itu para pemuka bangsa-bangsa berkumpul, karena amereka adalah umat pilihan, umat Allah, dan mereka ini akan terlindung di balik perisai-perisai bumi. Karena kekuaasaan dan kepemilikan yg tak terbatas itulah maka semua pemuka bangsa-bangsa di dunia ini memuliakan Allah.
Karena kita adalah milik Allah, dan bumi ini ciptaan Allah, maka Allah tidak mau supaya bumi ini dirusakkan seenaknya oleh manusia. Karena itu Allah memiliki perisai bumi utk melindumngi dari kerusakkan. Kita sebagai orang percaya anak Tuhan, haruslah ikut bekerjasama dengan Allah dalam memelihara dan mengelola bumi ini. Jika kita menyadari akan kekuasaan Tuhan itu maka biarlah kita memuliakan Tuhan. Bagaimana caranya?? Kita mulai dari hati kita. kalau hati kita sudah menyadari akan kebaikan Tuhan maka kita langsung memuji Tuhan. Tetapi satu hal kita harus ingat, bhw orang lain tidak tahu kalau kita sedang memuji dan memuliakan Tuhan. Kita harus wujudkan dalam cara hidup kita, dalam perbuatan, dalam perkataan. Jangan kita berbuat baik dengan mmaksud agar kita dipuji dan dimuliakan. Kita dapat berbuat baik, semata-mata karena Allah berkenan kita melakukan itu sebab ada iman yg berdiam didalam hati kita, dan iman itu yg selalu mendorong tindakan berbuat baik kita itu. Dengan demikian, orang yg melihat kita punya perilaku baik dapat katakan itu lihat dia berbeda dengan orang lain. Orang lain suka berbicara hal2 yg tak perlu, tetapi orang itu jauh berbeda, kelakuannya baik, juga bicaranya. Karena itu kita harus menjaga dan memelihara tubuh kita sebab kita tahu bhw dalam tubuh kita bernaung Rohkudus (Ikor 6 : 19). Tuhan menciptakan tubuh kita sempurna dan Ia juga memelihara menjadfi perisai sebab Ia yg menciptakan kita itu tidak senang kalau hasil pekerjaanNya dirusakkan seenaknya oleh kuasa setan. Karena itu kita harus bekerjasama dengan Tuhan. Caranya?? Kita menghargai Cip[taanNya dengan ikut memeliahara, menjaga dan melestarikan lingkungan di mana kita tinggal dan istimewa kita menjaga tubuh kita agar tetap serhat sebab dengan begitu kita dapat memuji dan memuliakan Tuhan.

Memang suasana hidup masa kini tidak jelas arahannya, sebab banyak dipengaruhi oleh kuasa-kuasa politik. Sebagai warga gereja, kita harus selalu ingat bahwa hidup yg kita nikmati sekarang ini “baik” adanya dan kita harus mengucap syukur atas hidup ini sebagai berkat Tuhan. Marilah kita terus menikmati hidup ini sebab Tuhan ada berdiri selalu menyertai kita dengan perisai yg berfungsi melindungi kita. karena itu baiklah kita selalu harus mengucap syukur dan bermazmur karena Allah itu baik bagi hidup kita mulai dulu, kimni dan pada waktu yang akan dating.

Amin

Senin, 02 Mei 2011

Kebaktian Sektor Kotawinangun

Kebaktian Sektor Kotawinangun

Rabu, 9 Sept. 2009 rumah: Kel. Pdt. Wayan.


Bacaan : Kej. 22 : 4 – 8

Sdr : Pokok dari renungan kita sore ini : Iman Abraham diuji.
Sdr. Kita semua adalah orang beiman. Iman kita banyak kali tidak stabil ( tidak merata sepanjang waktu) Kadang-kadang naik turun seperti grafik. Satu saat iman kita naik tinggi, kita dipernuhi dengan sukacita dan berdoa tanpa berhenti. Lain saat dimana kita sedang dilanda berbagai permasalahan hidup saat itu iman kita turun, melorot ke bawah. Tentu kita sebagai warga sector ini dan sebagai warga jemaat pada umumnya telah mengalami hal ini. Tidak saya jelaskan tetapi masing-masing orang dapat berkata untuk dirinya sendiri bahwa saya pernah mengalami hal demikian. Apakah saat-saat begitu iman kita sedang diuji?? Apakah kita benar-benar adalah anak Tuhan yg setia?? Yg dimaksud dengan saat-saat itu adalah: Jika iman kita sedang naik, pada saat itu kita rajin berdoa dan mengucap syukur, bergembira dan bersukacita ( kita dapat katakana bhw terimakasih Tuhan doaku telah didengar). Banyak cara kita ungkapkan sebagai bukti bahwa Tuhan mendengar doa kita. Tetapi pertanyaan kini: bila kita menghadapi situasi seperti yg dialami Abraham, untuk memnyerahkan kepada Tuhan sesuatu yg sangat kita sayangi apakah kita sanggup?? Memang kasus ini sangat berbeda sebab Tuhan memakai Abraham sebagai saluran berkat yg daripadanya dan melalui dia semua bangsa di dunia termasuk kita jemaat GPIB sector Kutowinangun dan masing2 pribadi mendapat berkat dari Allah. Kita telah mengetahui bahwa Abraham dan Sara telah lanjut usia. Namun garis keturunan sebagai tanda terlaksana janji Allah akan digenapi. Abaraham dan Sara mempunyai anak (Ishak) dalam usia lanjut. Tetapi tiba-tiba sukacita keluarga ini diuji. Ishak anak tunggal Abraham diminta Allah untuk dikorbankan. Abraham bersedia dengan segenap hati. Rupanya kesediaan dengan tulus hati ini merupakan wujud dari iman yg murni karena ketaatan kepada permintaan Allah. Kesediaan menyerahkan inilah yg diperhitungkan Allah sehingga Abraham disebut Bapa orang beriman. Pertanyaan bagi kita: Andaikata itu terjadi bagi diri kita bukan anak tunggal kita tetapi sesuatu yg sangat kita kasihi dan sayangi, apakah kita akan rela seperti halnya Abraham??
Kita tidak dapat memahami dan menyelami pikiran dan kehendak Allah, namun apa yg Allah kehendaki itu akan terwujud dengan cara Allah sendiri yg kadang-kadang mustahil pada pikiran kita. Rencana Allah tetap jalan terus supaya janji Bapa kepada dunia, bahwa melaluyi keturunan Abraham yaitu Ishak semua bangsa di dunia akan mendapat berkat. Kini tinggal bagaimana kita memahami dan meyakini janji Allah itu melalui panggilan kita sebagai warga gereja. Kehendak dan janji Allah kepada setiap kita tidak sama bentuk dan kadarnya. Untuk keluarga A berbeda bentk dan kadarnya dari cara Allah untuk keluarga B dan C dst. Kenapa bisa demikian?? Itu cara Allah sendiri, sebab Allah telah memperhatikan model dan kadar iman seseorang maka itu Allah memberikan sesuai yg Allah pandang dari tempat yg Tinggi. Di sini akan nyata bahwa kehendak Allahlah yg terjadi bukan kehendak kita. Kita harus ingat dan waspada bahwa setiap langkahku di atur oleh Tuhan. Tentu langkah yg positip dan langkah yg berjalan menuju pada jalan kebenaran supaya kita hidup. Untuk itu kita meminjam lagi kata-kata pemazmur yg terkenal 119 : 105 FirmanMu adalah Pelita pada kakiku dan obor – suluh pada jalanku. Itu berarti bahwa kita hendaknya hidup dengan diterangi dan dituntun oleh Firman Tuhan saja sebagai alat penerang pada saat kita duduk ( pelita dekat kaki) dan sebagai obor saat kita akan mulai perjalanan panjang dalam jalan kehidupan yg memerlukan penerang besar (obor – suluh). Tetapi di atas sega\a-galanya, marilah pelayanan kita dalam gereja maupun pelayanan sebagai anggota masyarakat kita serahkan pada Tuhan biarlah itu jadi sesuai dengan kehendakNya saja agar dengan begitu hidup kita akan terasa tenang dan damai.

Pada Abraham, Allah memberi perintah langsung seolah-olah Allah berbicara muka dengan muka, karemna Allah punya maksud tertentu dengan Abraham. Pertanyaan lagi. Lalu bagaimana dengan kita? Bagaimana caranya kita bisa berbicara langsung dengan Allah?? Ini pertanyaan dari seorang anak katekisasi dewasa: Pak Pdt kalau kita berdoa: Kita kan berbicara langsung dengan Tuhan. dalam doa itu kita utarakan sederet kehendak, keinginan, rencana dan maksud kita (tentu diakhiri dengan) biarlah kehendakMu yg jadi jangan kehendakku). Lalu pertamnyaan . Bagaimana kita tahu Allah berbicara dengan kita dan meminta kita melaksanakan kehendakNya?? Saya jawab. Apa yg ada ditanganmu itu?? Dia katakana Alkitab Firman Allah. Itulah jawaban Allah dan kehendak Allah yg disampaiukan bagi kita. Jika kita tidak apernah membaca Alkitab maka kita tidak akan tahu apa yg Allah mau dari kita. Sdr. Komunikasi hendaknya jangan cujma satu arah: Artinya jangan hanya kita yg berbicara dan meminta segala sesuatu dari Allah, tetapi juga hendaknyta kita mengerti Allah melalui Firm,an yg harus kita baca dan pelajari. Jika kita lakukan , maka terjadilah komunikasi dua arah kita nai ke Atas kepada Allah melalui doa tetapi juga kita menerima Allah yg turun me\njupai kita dalam FirmanNya. Wujud dari Allahg yg trunu menjumpai kita kita temui dalam diri ImanuEl, Allah beserta kita dalam diri Yesus Kristus. Oleh sebab itu apa yg dapat kita lakukan sebagai wujud iman, kita lakukan sebagai panggilan dan tj kita. Dgnb demikian nyata akan iman kita kepada Allah.

amin

Kebaktian Sektor Kotowinangun

Kebaktian Sektor Kotowinangun

Rabu, 1 Juli 2009 – Kel. Darwanto

Bacaan : IIKor. 5 : 1 – 5

Sdr. Bacaan kita sore ini berbicara ttg “kemah” tempat kediaman kita. Dalam persiapan di gereja kemarin: Kemah tidak lain adalah dunia tempat kita diami sekarang ini. Tetapi saya lebih khususkan bhw kemah adalah rumah, tempat tinggal, keluarga dan hidup kita sendiri. Mengapa sebab rumah , tempat tinggal, keluarga dan hidup kita sendiri lebih sempit, khusus dan itu haruslah kita jaga, pelihara, kita benahi, usahakan, kita isi supaya kita kerasan, merasa aman dan damai, kita athome dan didalamnya kita bisa menikmati hidup ini dengan penuh ucapan syukur karena hidup yg demikian diberkati Tuhan.
Disebutkan lagi dalam ayat2 berikut bahwa: Hidup dalam kemah sekarang, yg kita rasakan adalah; Kita mengeluh, karena beratnya tekanan dan masalah hidup. Masalah hidup kita dapat memberi pengertian yg berbeda seorang dari yg lain, tetapi pada umumnya kita semua merasakan tekanan hidup. Karena itu sebagai manusia memang kita berbaharap agar tekanan hidup dan berbagai kesulitan yg kita alami sekarang ini kalau bisa berakhir dan diganti dengan suasana hidup yg “lebih baik”. Kita ingat bhw kita masih di dunia ini. Banyak hal yg perlu kita selesaikan. Jangan kita lalu berpikir untuk cepat2 meninggalkan dunia ini supaya masuk dalam kemah yg baik yg disediakan Tuhan. Barangkali itu kerinduan semua orang.
Kata2 dalam bacaan kita: Jika kemah kita dibongkar, artinya kalau kita mati, maka Allah menyediakan kemah yg baik yg tidak dibuat oleh tangan manusia. Sabar dulu. Itu kan nanti Nanti dululah kita selesaikan dulu hidup kita di kemah sekarang ini: Bagaimana hubungan kita dengan Tuhan, dengan sesama orang percaya dan dengan masyarakat sekitar. Karena cara yg demikian itu akan menentukan bagaimana kita dapat menikmati hidup dalam lingkupan kecil juga lingkupan yg lebih luas dengan masyarakat sekitar kita, karena kita sedang berada di kemah dunia ini.
Memang semua orang merindukan hidup “yang baik dan bahagia” bukan saja di sorga pada waktu sesudah mati, tetapi terlebih lagi pada saat ini dalam kemah di dunia ini. Kalau tadi saya umpamakan bhw kemah itu adalah rumah tempat kita ber aktivitas, maka kitalah yg menetukan baik tidaknya hidup kita. kalau kita mau hidup baik di masa depan, marilah kita atur hidup dengan baik di masa kini, sekarang ini yg sedang kita jalani, sebab pengaturan hidup masa kini akan menentukan hidup di masa depan. Nanti kalau kita telah tiada, maka kehidupan kita sesudah mati itu adalah urusan Tuhan dan janganlah kita permasalahkan sekarang ttp bagaimana kita megatur hidup masa kini dengan sebaik-baiknya.
Dalam : 5 Tetapi Allahlah yg yg justru mempesiapkan kita untuk hal itu dan Allahlah yg mengaruniakan kepada kita Rohkudus sebagai jaminan bahwa oleh pekerjaan Rohkudus, Allah menyediakan banyak hal baik bagi kita.
Bagaimana bacaan ini untuk kita jemaat kutowinangun?? Marilah kita menjaga serta memelihara hubungan kita dengan Allah dan dengan sesama melalui kegiatan hidup kita sehari-hari dalam hal berbicara, bergaul sebab itu yg kita alami dari waktu ke waktu. Kalau kita mengatur hidup kita baik, maka kita akan disayangi, dihormati, dihargai dan akhirnya kita disegani. Dalam pengertian bahwa cara hidup kita memang tidak sama dengan cara hidup orang dalam masyarakat sekitar kita. Dengan cara yg demikian itulah yg diharapkan Tuhan dari kita baik hidup dalam masyarakat tetapi juga hidup dalam bergereja dan berjemaat. Marilah kita menjaga serta memelihara serta melakukan hal-hal yg berguna sebagai anak Tuhan dalam kemah di dunia ini.

Amin.

Kebaktian Sektor Ngaglik Kembangsari

Kebaktian Sektor Ngaglik Kembangsari
Rabu, 11 Maret 2009
Bacaan : Yohanes 8 : 33 – 47

Tema : Kristus yg memerdekakan.

Salahsatu dari sekian banyak kemauan manusia adalah ingin bebas sebebas-bebasnya. Banyak orang tidak suka diatur hidupnya. Coba saja kita dalam keluarga, jika orangtua mengatakan sesuatu untuk anak-anak yg menurut mereka adalah baik, banyakkali ditanggapi salah, sebab pada akhirnya anak-anak tidak senang diatur, mereka ingin melakukan sekehendak hati mereka saja. Sore ini kita berbicara ttg : Kristus yg memerdekakan.
Ucapan Kristus yg memerdekakan ini rupanya ditanggapi salah oleh orang Farisi dan ahli Torat. Mereka berpikir bhw mereka adalah anak-anak ke\turunan Abraham yg telah bebas dan tidak ada dibawah kekuasaan perbudakan apapun, sehingga mereka adalah orang yg bebas dan merderka. Mereka (orang Yahudi ini) bangga sebagai keturunan Abraham sebab keturunan Abraham tidak pernah menjadi hamba siapapun ( 8: 33 tolong dibacakan….) Mereka rupanya lupa dan bahkan tidak menyadari bhw kurang lebih 430 thn mereka menjadi budak dan hamba di Mesir sampai Allah datang membebaskan mereka melalui Musa dengan kuasa2 yg ajaib. Mereka sungguh adalah orang yg sombong yg tidak mau menerima kenyataan.
.
Perikop bacaan kita ini merupakan suatu dialog perbincangan Yesus dengan orang Yahudi. Orang Yahudi menekankan mereka sebagai ahli waris sebab mereka keturunan Abraham. Yesus mengertri pikiran mereka dan Yesus ingin membetulkan pikiran ini dengan mengatakan bahwa Yesus tidak berasal dari dunia ini. Ia berasal dari atas dari BapaNya. Banyak orang mengerti dan menjadi percaya.
Sdr. Menjadi percaya adalah hal yg baik yg diminta dari kita masing-masing sebagai warga gereja dan anak Tuhan. Tetapi belum cukup hanya kalau kita mengatakan bhw kita adalah orang percaya. Orang yg percaya kepada Yesus, harus menunjukkan wujud kepercayaan itu dalam kehidupan sehar-hari. Dalam kata lain: Menjadi pengikut Yesus berarti tinggal didalam FirmanNya. Tinggal dalam Firman Yesus akan membuat kita mengalami dan melakukan kebenaran. Hidup dalam kebenaran adalah hidup yg memerdekakan orang lain, sebab kebenaran mengajarkan pembebaan /memerdekakan sesama dan tidak boleh menekan. Kebenaran berasal dari Allah, dan Allah anugerahkan kebenaran itu kepada kita sebagai anak-anak Allah dan menghendaki dalam hidup, kita juga melakukan kebenaran, artinya menjauhkan diri dari perbuatan dosa. Tetapi manakaloa seseorang melakukan perbuatan dosa, dengan tidak sadar sebenarnya ia telah berada dibawah kuasa dosa dan ia telah menjadi hamba dosa, artinya: Ia tidak merdeka lagi tetapi kini ia sudah ditawan oleh kuasa dosa.
Sdr, Serbagai orang percaya kita harus yakin dan pahami bahwa hanya Yesus saja yg sanggup membebaskan kita dari kuasa dosa dan maut sebab Ia telah memenangkan peperangan itu di atas kayu salib. Ia mati dan bangkit sebagai pemenang dan di sini nyata bahwa Ia telah mengalahkan kuasa perbudakan dosa oleh Iblis. Sehingga oleh kebangkitan itu, maka kita sebagai anak-anak Tuhan boleh menikmati kemerdekan, kebebasan bukan oleh manusia, tetapi kemerdekaan dari kuasa dosa dan maut. Karena itu sebagai orang yg telah dimerdekakan dari dari perbudakan dosa, ia harus melakukan Kebenaran dan hal-hal yg sesuai dengan kehendak dan Firman Tuhan. Kebenaran itu membongkar setiap dusta dan menuntun orang percaya aberjalan menuju Kristus sehingga kita alebih mengenal Allah dengan kasihNya. Jikalau kita mengenal Allah dengan kasihNya, maka pengenalan itu kita britakan dan kita tunjukkan dalam hidup supaya dengan demikian kemerdekaan yg kita terima adari Allah tidak sia-sia atetapi kitab teruskan denagan cara berbuat kebaikan dan mengasihi sesama.

Amin.

Kebaktian syukur Dillah

Sabtu, 4 Juli 2009


Bacaan : Maz. 13 : 1 –6


Kita berkumpul pagi ini sebagai suatu keluarga dengan Tuhan sebagai kepala keluarga, tetapi Tuhan juga yg berdiri sebagai pemersatu dan yg mengikat kita sehingga menjadi satu persekutuan yg memuji, mengasihi serta beribadah kepada Tuhan. Kita dipersekutukan karena iman, karena kasih Allah. Namun pada satu sisi kita dipersatukan karena nasehat almarhum Ayah kita Pak Sis yg memohon agar kiranya persekutuan antar keluarga ini harus tetap dan terus dipelihara diwujudkan dan dilakukan, Persekutuan ini merupakan persekutuan orang percaya yg mendasari pertemuan ini diatas Firman Tuhan. Firman yg dibacakan tadi merupakan sebuah doa kepercayaan. Doa kepercayaan dari pemazmur. Pemasmur berdoa karena ia percaya, sebaliknya karena ia seorang percaya maka ia mendasarkan hidupnya dalam doa. Oleh karena itu bacaan ini dikernal sebagai doa kepercayaan. Bukan saja pemazmur berdoa karena ia percaya, tetapi juga doa kepercayaan dari persekutuan kita. Persekutuan kita percaya maka persekutuan ini berdoa. Kita berdoa kepada Tuahan karena kita percaya Ia telah kumpulkan kita di sini, dan doa ini adalah juga doa kepercayaan kita masing2 pribadi. Pemazmur memulai doanya dengan pertanyaan – pertanyaan kepada Tuhan. Kita bertanya mengapa sampai pemazmur selalu bertanya kepada Tuhan ?? Secara nalar kita akan menjawab: Kemungkinan pemazmur merasa bhw Tuhan telah meninggalkan dia, melupakan dia. Pemazmur ini adalah seorang beriman yg selalu mendekatkan dirinya pada Tuhan. Sangking dekatnya ia dengan Tuhan. hidupnya selalu didasarkan , dikuatkan, didukung dengan doa. Kali ini ia merasa Tuhan jauh, sebab itu ia bertanya berapa lama lagi Tuhan, Kaulupakan aku terus menerus?? Berapa lama lagi Kausembunyikan wajahMu terhadap aku??
Walaupun pemasmur seorang beriman, tetapi hidupnya sebagai manusia tidak terlepas dari persoalan dan pergumulan. Tidak jelas sudah berapa lama ia tidak merasakan kehadiran Tuhan dalam hidupnya dan sudah berapa lama Tuhan tidak menjawab doanya, kita tidak mengerti. Tetapi satu hal yg pasti bhw ia sangat merasa kesepian dalam hidupnya. Sebagai orang percaya, kita juga merasa seperti pemasmur rasakan. Sehingga karena sudah lama Tuhan tidak menjawab doanya, dan doa kita juga lama tak dijawab Tuhan, maka pagi ini kita bersama pemazmur perlu bertanya kepada Tuhan: Berapa lama lagi Tuhan, Kaulupakan aku terus menerus, berapa alama lagi Kausembunyikan wajahMu terhadap aku? Pemazmur manusia biasa, kita sama dengan dia. Karena itu apa yg dirasakan pemazmur, sama dengan apa yg kita rasakan meskipun kadarnya bernbeda bagi satu orang dari orang lain, tetapi ada yg kita rasakan dan karena itu ada yg kita tanyakan kepada Tuhan
Karena itu kita juga perlu berseru kepada Tuhan: Pandanglah kiranya, jawablah aku, ya Tuhan Allahku. Buatlah mataku bercahaya supaya jangan aku tertidur dan mati. Kadang2 sangking beratnya pergumulan. Kita merasa seolah-olah mata kita tidak sanggup lagi terbuka untuk melihat jalan keluar. Kita sepertinya terbelit dalam lingkaran yg menutup langkah kita. Dalam kegalauan yg demikian, benar kalau kita bertanya kepada Tuhan berapa lama lagi engkau sembunyikan wajahMu dari aku?? Kita perlau tegaskan kepada Tuhan bahwa kita adalah anakMu yg Engkau kasihi: Pandanglah kiranya, jawabalah aku ya Tuhan, supaya musuhku jangan berkata aku telah mengalahkan dia dan lawan-lawanku bersorak-sorak apabila aku goyah.(: 5 Ia idak akan goyah, sebab ia bersandar pada Tuhan Kita juga tidak akan goyah apabila kita bersandar pada Tuhan, sebab Ia menjadi perisai yg melindungi kita ( Maz. 3 : 4, 5 ).
Karena kita telah mendapat kasih karunia dari Tuhan melalui pengorbanan Yesus Kristrus maka sewajarnyalah hati kita selalu dan terus-menerus menaikkan pujian dan ucap syukur. Kita mengucap syukur karena Ia telah berbuat baik kepada kita. Dari waktu ke wakatu, dari masa kecil kita sampai pada masa tua kita, Ia tetap ada dan tetap berbuat baik kepada kita. Seperti kata Yesaya : Dengarkanlah Aku hai orang2 yg Kudukung sejak dari kandungan, hai orang yg Kujunjung sejak dari rahim. Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan maua menanggung kamu terus, Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu. Inilah pegangan kita sebagai persekutuan keluarga, tetapi juga pegangan kita secara pribadi masing-masing.
Jalan panjang dan masa depan masih terentang di depan kita. Harus kita jalani dengan berbagai pergumulan dan pengharapan. Pertanyaan-pertanyaan selalu saja memngikuti jalan kita, tetapi juga jawaban2 Tuhan juga selalu ada bersama kita. Marilah kita menjalani hidup ini dengan berkata bersama Pemazmur: Tetapi aku kepada kasih setiaMu aku percaya. Hatiku bersorak-sorak karena penyelamatanMu, Aku mau menyanyi utk Tuhan, karena Ia telah berbuat baik kepadaku. Kita rasakan ini dalam hidup kita bukan? Dan karena itu marilah kita aminkan dalam hidup kita.

Amin.

Kebaktian Syukur Penghiburan

Kebaktian Syukur Penghiburan
Kel. Sem Taliau


Pemb. Maz. 13 : 1 – 6.


Malam ini sebagai orang percaya dan saudara – bersaudara kita berkumpul lagi dalam rumah kel. Taliau. Kesibukan-kesibukan sejak sakit sampai meninggal dan upacara pemakaman semuanya telah rampung berjalan dalam penyertaan dan kasih sayang Tuhan.. Meskipun secara fisik pada satu sisi kesibukan telah selesai, tetapi pada sisi yg lain, rasa kehilangan, kesepian dan duka masih akan tetap tinggal dalam hati istri, anak-anak sanak famili dan handai tolan, bahkan dalam hati kita sekalian yg hadir pada saat ini. Timbul pertanyaan kepada kita sebagai orang percaya, apakah kita akan tetap tenggelam dalam rasa duka yg berkepanjangan??
Sdr. Kita selalu diberi waktu, diberi kesempatan, tinggal bagaimana kita memakai waktu itu, menggunakan kesempatan itu, bagaima kita mengelola hidup ini untuk memuliakan Tuhan dan untuk kebahagiaan kita sendiri, sebab segala-galanya telah diberikan dan dikaruniakan kepada kita masing-masing.
Tadi dalam pembacaan riwayat hidup sdr Sem, kita dengar bhw Sem telah menggunakan waktu yg ia terima dari Tuhan kemudian mengisinya untuk memuliakan Tuhan melalui berbagai pelayanan di gereja maupun di sekolah dan yayasan Kristen di Halmahera dan Tobelo.

Maz. Yg kita baca dan dengar tadi adalah sebuah doa kepercayaan: Pemazmur berdoa dalam kepercayaannya: Karena ia seorang percaya, maka ia berdoa: Tetapi anehnya bhw isi doa ini terbagti 3: Bagian I adalah bertanyaan kepada Tuhan, seolah-olah Tuhan kurang memperhatikan hidupnya sehingga ia mengalami kesusahan. Bagian kedua berisi permohonan supaya kiranya Tuhan mendengar dan menjawab supaya musuh2, orang yg tidak senang, iblis, jangan bergembira atas kesusahannya sehingga mereka berkata: Aku telah mengalahkan dia. Bagian ke 3 suatu penyerahan diri karena kepercayaan, karena iman, karena keyakian akan penyelamatan yg telah ia terima dari Allah.

Sdr. Tidak kita sadari bhw bagi kita yg mengalami kesusahan maka hidup ini merupakan pertanyaan yg harus dijawab.
Pemazmur dalam bacaan kita hidupnya juga mengalami Kesusahan. Meskipun tidak dijelaskan apa kesusahannya namun itu ia ungkapkan dalam bentuk 4 pertanyaan:-- Berapa lama lagi Tuhan, Kau lupakan aku terus-menerus? – Berapa lama lagi Kau sembunyikan wajahMu terhadap aku?? – Berapa lama lagi aku harus menaruh kekuatiran dalam diriku dan bersedih hati sepanjang hari?? – Berapa lama lagi musuhku meninggikan diriku atasku?? Pertanyaan2 ini tidak langsung mendapat jawaban dari Tuhan. Tuhan punya waktu dan kehendak yg tidak sama untuk kita masing-masing. Tuhan bebas kapan Ia mau menjawab pertanyaan dan doa kita. Ia membiarkan kita mengelola hidup yg telah Ia berikan kepada kita itu. Barangkali kita akan memperoleh jawaban itu atas bagaimana kita sendiri mengisi hidup itu. Tentu jawaban akan berbeda untuk setiap orang sebab cara orang juga berbeda dalam mengelolanya.
Tetapi bagi pemazmur ia tidak sedikitpun merasa kecewa biarpun pertanyaan-pertanyaannya belum dijawab Tuhan. Imannya sungguh mantap, Pengaharapannya begitu pasti dan keyakinannya begitu kuat terhadap pengalaman hidupnya yg selalu disertai Tuhan. Karena iman. Iman, kepercayaannya begitu kuat sehingga ia seolah-olah menantang Tuhan : Ia berkata: Tetapi aku, kepada kasih setiaMu aku percaya. Hatiku bersorak-sorak karena penyelamatanMu, aku mau menyanyi untuk Tuhan, karena Ia telah berbuat baik kepadaku.
Tidak jelas bagi kita apa perbuatan baik Tuhan untuk sang pemazmu yg dalam kesusahan ini. Rupanya . Penyelamatan Allah yg selalu mendekap ia dalam kehidupannya membuat ia bertahan meskipun ia susah, dan itu merupakan perbuatana baik dari Tuhan, dan jawaban atas pertanyaannya yg ia yakin dan ia pegang. Karena itu keyakinan akan penyelamatan dan penyertaan Allah itu, membuat hatinya bersorak-sorak kemudian ia mau bersyukur dan menyanyi untuk Tuhan karena ia merasa, di tengah-tengah kesusahan, ada kasih Allah yg menyertai, ada penghiburan, ada topangan dan dukungan dari banyak orang percaya, sahabat dan handai tolan. Inilah syukur sang pemazmur, inilah syukur keluarga Taliau. Inilah syukur kita sekalian yg mempunyai Tuhan sebagai Penyelamat.

Kita bersama dengan bu Eni Talaiu dan keluarga besar Taliau menaikkan doa dan mengucap syukur karena Tuhan ada dan memberi kekuatan serta penghiburan kepada keluarga sampai saat ini. Bersama-sama dengan keluarga marilah kita berdoa dalam kepercayaan kita, kiranya Allah senantiasa memberi kekuatan, penghiburan serta sukacita kepada keluarga Sem, iatri dan anak-anak dalam menapaki kehidupan panjang yg terentang di depan yang kita sekalian masuki dan kelola.

Amin

Sabtu, 16 April 2011

Syukur dan doa 28 Feb 2010

Kebaktian syukur Kel. Gigir
Minggu, 28 Febr. 2010
Bacaan : Maz. 40 : 2 - 6 Syukur dan Doa

Sdr sekalian yg dikasihi Tuhan Yesus Kristus,

Kita sama-sama sebagai suatu persekutuan siang ini berada dalam kel. Gigir untuk sama-sama merenung akan penyertaan Allah yg telah berlaku untuk kita semua yg percaya. Khususnya siang ini bersama-sama keluarga kita ikut menghayati ttg kasih sayang Allah bagi ibu Gigir, karena beberapa waktu yang lalu ibu masuk masuk RS dan kini sudah kembali dan sedang berada bersama kita sekalian. Jika kita berada di sini merupakan pertanda bahwa ibu Gigir tidak sendirian tetapi ada banyak orang percaya sebagai sdr seiman yg hadir sebagai tanda persaudaraan dan persekutuan orang beriman yg saling mendukung dalam doa dan saling memberi kekuatan dan penghiburan. Ini merupakan panggilan orang percaya supaya dimana ada orang sakit kesanalah kita dating untuk menjenguk, dimana ada dukacita, kesanalah kita dating memberi sukacita, dimana ada keluh-kesah kesanalah kita dating untuk memberi kekuatan serta dukungan.
Bacaan kita siang ini amerupakan ucapan syukur dan doa oleh Pemazmur yg rupanya mengalami hal-hal yg ia rasaklan sebagai suatu masalah dal;am hidupnya. Masalah yg sebenarnya tidak diungkapkan di sini tetapi rupanya permasalahan yg ia alami, ia lukiskan sebagai ia masuka dalam lobang kebinasaan dan Lumpur rawa.

Orang2 yg hidup menderita kadang merasa seperti Tuhan tidak peduli kepadanya dan berdiri jauh daripadanya. Kita dapat bertanya dalam diri kita sendiri: Apa benar Tuhan berdiri jauh dan tidak peduli dengan kita?? Jika kita mengalami sesuatu masalah dalam hidup entah sakit penyakit, entah percekcokkan antara anak – orang tua, suami-istri kita rasakan seolah-olah Tuhan telah pergi jauh dari kita, sebab apa yg dilukiskan pemazmur bahwa ia sangat menanti-nantikan Tuhan. Dari kata-kata ini dapat kita katakana bahwa pada saat-saat tertentu pemazmur mengalami kesepian, sebab Tuhan tidak ada disampingnya, ia merasa seorang diri dalam menjalani kehidupannya. Kita tahu bahwa pemazmur adalam seorang beriman yg hidupnya hanya didasarkan pada Tuhan saja. Sehingga suatu saat ia merasa seolah-olah Tuhan pergi lama dan ia merasa kesepian. Rupanya ia dengan Tuhan ia merasa sebagai teman akrab yg selalu berdua, sehingga waktu Tuhan tidak ada ia lalu menyanyikan mazmur ini. Aku sangat menanti-nantikan Tuhan, lalu ia menjenguk kepadaku dan mendengar teriakku minta tolong. Ia berteriak minta tolong sebab ia sedang menderita. Ia terperosok ke dalam lubang yg penuh Lumpur. Dalam keadaan penderitaan ini ia berteriak kepada Tuhan, dan Tuhan mendengar suaranya dan memberi ia pertolongan sehingga Ia menempatkan kakiku di atas bukit batu menetapkan langkahku.

Sdr. Tuhan dalam memberi pertolongan tidak akan sepenggal-sepenggal. Ia memberi pertolongan secara utuh dan bersih tidak separoh-separoh. Karena itu pemasmur kini memuji Allah, supaya orang lain yg melihat bahwa pemazmur telah ditolong Allah menjadi takut, amenjadi heran lalu mereka juga dapat percaya kepada Tuhan.
Siang ini kita menyaksikan bhw Tuhan telah mengeluarkan ibu Gigir dari rumah sakit dan memberi kesehatan sehingga ibu Gigir dapat melangkah dengan pasti dan menaikkan syukur kepada Tuhan. Tuhan yg kita kenal adalah Tuhan yg Pengasih dan Penyayang, Panjang sabar dan besar kasih setiaNya. Kasih sayang Tuhan itu tidak hanya berlaku pada saat ibu Gigir sakit saja tetapi kasih sayang itu akan berjalan sepanjang masa sejauh kita ingat Tuhan dan sejauh kita menyerahkan diri kita untuk dipeluk dan dibimbing oloeh Tangan PengasihanNya.

Coba kita masing-masing teristimewa ibu Gigir menghitung akan perbuatan Tuhan dalam hidup kita> Pemazmur katakana banyaklah yg telah Kaulakukan, ya Tuhan, Allahku perbuatanMu yg ajaib dan MaksudMu untuk kami. Tidak ada yg dapat disejajarkan dengan Engkau. Aku mau memberitakan dan amengatakannya, tetapi terlalu besar jumlahnya untuk dihitung.

Kalau demikian terjadi bagi ibu Gigir, terjadi juga untuk kita sekalaian yg hadir saat ini bahwa banyaklah yg telah Tuhan lakukan bagi kita masing2 sebab terlalu besar jumlahnya untuk dihitung.
Kini ibu telah berada dalam keluarga, inilah perbuatan Tuhan yg ajaib bagi ibu dan keluarga. Ibu bterima ini sebagai suatu anugerah dan baiklah anugerah ini diterima dengan ucapan syukur dan doa. Kiranya Tuhan memberi ibu kesehatan selalu supaya berkat yg telah diterima ini dapat dinikmati dalam ucapan syukur senantiasa bagi hormat dan kemualiaan Tuhan.

Amin

Kebaktian Syukur 4 Des 2007

Kebaktian syukur
Kel. Martha Mardiyati
Jumat, 4 Desember 2007

Sdr. Sore ini kita semua berada dlm. kel. GIGIR untuk bersyukur kepada Tuhan, karena Tuhan berkenan menyertai keluarga ini dari waktu ke waktu dalam pergumulan dan dalam doa mereka. Tahun 2007 yg panjang kel. ini dan kita semua telah lalui dan atas perkenan Tuhan, kita bersama telah diantar memasuki Tahun Baru 2008. Untuk itu saya ucapan Selamat Tahun 7Baru 2008 kepada Kel. Martha dan kepada sdr sekalian.

Sdr. Hari Senin yad, kita semua akan ikut menyaksikan proses pemberkatan nikah untuk Martha Mardiyati.
Sdr. Melewati perjalanan hidup yg panjang dari hari berganti hari, minggu, bulan, thn sehingga kita dapat tiba dengan selamat malam ini bukanlah sesuatu hal yg otomatis terjadi begitu saja. Secara logika kita akan katakan itu soal biasa, sebab hidup kemarin dan hari ini sama, thn kemarin dan thn ini juga sama, kita bangun pagi lalu melakukan berbagai aktivitas kita, kemudian datang malam, kita tidur lalu besok kita bagun lagi dan seterusnya terjadi demikian. Meskipun terjadi sepertinya otomatis, sebagai orang percaya, kita harus mengakui kebesaran kuasa Allah yg penuh dengan kasih dan pengampunan sehingga membungkus kita dalam naungan berkat yg tak berkesudahan dan yg tak dapat kita hitung dari waktu ke waktu. Saat kita memasuki awal thn 2007 yl.: Kita bertanya: bagaimanakah dengan hidup kita di thn yg akan kita jalani ini?? Hal yang sama juga kita bertanya di awal thn ini bagaimanakah nanti dengan hidup kita di thn panjang 2008 yg sedang menanti kita ini?? Pertanyaan demi pertanyaan selalu saja ada dalam hidup kita sebagai manusia, kita tak mungkin bertepuk dada dan katakana ah semua itu gampang, semua itu beres. Hidup ini adalah sebuah pertanyaan yg perlu kita hadapi kita jalani dan berusaha menjawabnya: Dengan bekerja keras, dengan iman, pengharapan dan bersyukur, kita bersama Allah akan membuka tabir dari lembaran-demi lembaran hidup dan kita akan memperoleh jawaban dari setiap pertanyaan tadi

Sdr. Mazmur 100 sebagai dasar persekutuan syukur malam ini adalah sebuah nyanyian persembahan syukur. Jemaat yg mengambil bagian dalam prosesi ini berada di depan Baithallah. Di depan jemaat, hadir juga para imam. Dengan suara yg nyaring mereka semua membangunkan “seluruh bumi” untuk memuji Tuhan: Bersorak-sorailah bagi Tuhan hai seluruh bumi.(:1). Itulah introitus I atau Nats Pemb. I. Karena Yahweh adalah Tuhan semesta alam, karena itu Ia harus dipuji oleh segala bangsa termasuk kita sekalian, sdr dan juga saya. Sesudah seruan kepada seluruh bumi untuk memuji Tuhan, menyusul seruan yg khusus ditujukan kepada jemaat yg sedang memasuki Baitallah untuk beribadah kepada Tuhan. Beribadalah kepada Tuhan dengan sukacita, Datanglah ke hadapanNya dengan sorak sorai. (:2). Selain seruan utk beribadah, jemaat juga dibangunkan untuk mengetahui apa yg dikatakan dalam Torah (alkitab) bhw Tuhan yg telah menjadikan langit dan bumi, membebaskan Isarail dari rumah perbudakan Mesir, menuntun mereka dalam perjalanan melalui padang gurun, suatu bukti bahwa Tuhan begitu sayang akan umatNya Israil, Israil adalah milik Tuhan, kawanan domba gembalaanNya. Dengan demikian, Allah adalah Gembala yg baik, Pengasih dan Penyayang, Panjang sabar dan besar kasih setia. Karena itu umat yg telah menerima kasih setia Allah, Imam mengajak utk masuk ke dalam rumah Tuhan dan mempersembahkan syukur kepadaNya. Masuklah melalui pintu gerbangNya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataranNya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepadaNya dan pujilah namaNya, karena Tuhan itu baik dan kasih-setiaNya tetap selama-lamanya (4,5).

Sdr. Malam ini kita sedang beribadah, bersyukur, menikmati penyertaan Allah sebagai Bapa Pembimbing, Pengasih dan Penyayang, Panjang sabar dan berlimpah Kasih-setia. Ia telah menyertai Martha, mendengar doa dan pergumulan sehingga Martha dapat membuka tabir untuk memasuki suatu babak baru dalam kehidupan. Karena itu diminta untuk selalu bersyukur, tetapi juga untuk mengetahui, mengenal dan menghayati Allah karena Tuhan itu baik dan kasih setiaNya tetap selama-lamanya. Inilah dasar dari hidup orang beriman yg memahami serta mengenal peranan Allah dalam hidup. Hanya orang yg rajin, taat, serta takut akan Allah dan setia dalam melakukan kehendakNya akan mengerti hal itu. Karena itu kita yakin pula bhw: Jikalau Allah telah berkenan menyertai kita pada masa lampau, maka Allah itu juga yg tak pernah berobah akan ikut bersama kita thn ini sampai selama-lamanya.
Memasuki babak baru dalam hidup berpasangan perlu penyesuaian, saling pengertian dan kasih. Rupanya kasih inilah yg harus mendasari hidup bersama dalam setiap keluarga, baik keluarga baru, juga kita keluarga tua.

Penyesuaian diri dengan kasih akan mendinginkan suasana karena kata Rasul: Dan di atas semuanya itu kenakanlah kasih, sebagai pengikat yg mempersatukan dan menyempurnakan. (Kolose 3 :14). Inilah inti dari kebaktian syukur kita malam ini, kita memuji Tuhan, karena besar kasih setiaNya kepada kita sekalian, istimewa kepada kel. besar Martha Budiyarti. Karena itu bersama dengan keluarga besar Budiyarti marilah kita masuk melalui pintu gerbangNya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataranNya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepadaNya dan pujilah namaNya, sebab Tuhan itu baik, kasih setiaNya untuk selama-lamanya dan kesetiaanNya tetap turun temurun.

Amin.

Kebaktian Syukur 1 Sept 2009

Kebaktian syukur
Kel. Admopawiro, Selasa, 1 Sept. 2009
Pemb. Maz. 30 : 5 –13.

Sdr., Minggu lalu kita berkumpul di sini untuk kebaktian penghiburan sebelum pemakaman ibu Admopawiro. Malam ini kita berkumpul lagi dalam kebaktian ucapan syukur sebab segala sesuatu telah terlaksana dan berlangsung dengan baik. Memang rasa duka atas kematian orang yg dikasihi tidak serta-merta hilang begitu saja atau terlupakan begitu saja tetapi paling sedikit akan meninggalkan rasa duka dan kehilangan, sebab orang yg kita kasihi tidak akan bertemu lagi. Namun iman Kristen mengajar kita bahwa kita jangan terlalu tenggelam dalam rasa duka yg berlarut-larut tetapi kita harus bangkit untuk menengadah ke atas kepada Allah yg mengatur perjalanan hidup ini sesuai dengan rencana yg Ia kehendaki. Perjalanan panjang yg kita jalani ini memerlukan tenaga dan pikiran serta berbagai pergumulan sebab apa yg terjadi hari ini tidak sama untuk hari esok dan selalu berganti. Kita tidak mengerti apa yg akan terjadi dimasa depan, namun begitu hari esok harus kita jalani entah susah atau senang. Kita selalu harus siap dan waspada untuk masa-masa yg kita lalui sehingga bila ada masalah kita tidak terperosok dan hilang pengharapan. Pemazmur memahami hal itu bhw hidup itu tidak terikat dan tidak membelenggu kita hanya pada satu titik pergumulan saja, sebab itu ia memberi kesaksian atas pengalamannya: Sepanjang malam ada tangisan menjelang pagi terdengar sorak-sorai ( : 6 ) Hidup tidak selalu monoton pada satu titik saja. Allah mengerti hal itu juga sebab itu Ia mengaturnya supaya ritme hidup ini berirama dan tidak membosankan agar manausia tidak jemu dan pastiu lalu menerima hidup ini dengan ucapan syukur dan sukacita.

Oleh sebab itu pemazmur meminta kepada keluarga Admopawiro dan kepada kita sekalian sdr dan saya juga mari, bersama-sama nyanyikanlah mazmur bagi Tuhan, hai orang-orang yg dikasihiNya dan persembahkanlah syukur kepada namaNya yg kudus. Memang dirasa aneh bahwa rasa duka belumlah hilang tetapi kita sudah diminta untuk menyanyikan masmur dan persembahkan syukur. Dengan demikian iman dan pengharapan kita letakkan di atas arasa duka kita. Pemazmur adalah seorang yg beriman, dan ia juga sedang dilanda masalah dalam hidupnya. Ttdak dijelaskan kepada kita apa masalahnya namun karena ia seorang beriman, ia selalu berharap dan bersandar pada Tuhan. KepadaMu, ya Tuhan, aku berseru dan kepada Tuhanku aku memohon: Dengarlah, Tuhan, dan kasihanilah aku, Tuhan, jadilah penolongku.( : 9, 11 ) Tuhan mendengar seruannya minta tolong dan kini ia boleh lega sebab: Aku yg meratap telah Kauubah menjadi orang yg menari-nari, kain kabungku telah Kaubuka, pinggangku Kauikat dengan sukacita, supaya jiwaku menyanyikan mazmur bagiMu dan janganlah berdiam diri Tuhan, Allahku, untuk selama-lamanya: aku mau menyanyikan syukur bagiMu. (: 6, 12) Atas kesadaran pada kasih Tuhan itu, ia menaikkan syukur kepada Tuhan melalui mazmur yg kita baca ini.

Kiranya keluarga Admopawiro beserta seluruh famili dan handaitolan mengerti serta memahami akan kehendak Tuhan bagi keluarga ini sebab apa yg Tuhan buat itu “baik” adanya meskipun bagi kita mebawa dukacita tetapi bagi Allah adalah jalan yg berkenan kepadaNya. Sebagai persekutuan orang percaya, keluarga Admopawiro tidak sedirian. Persekutuan sector merupakan keluarga yang dapat memberi dukungan spriritual serta kekuatan dan penghiburan. Kiranya keluarga yg ditinggalkan dikuatkan iman dan pengharapannya untuk memasuki hari-hari hidup sebab jalan yg akan dilalui masih terbentang panjang ke depan.

Pemazmur amemohoin kepada keluarga untukselalu mendekatkan diri pada Tuhan sambil bemohon: Dengarlah, Tuhan, dan kasihanilah aku, Tuhan, jadilah penolongku. Dalam segala situasi, Tuhanlah satu-satunya kekuatan serta pengfharapan kita. Datanglah kepadaNya setiap saat dan bawalah pergumulan dan berbagai permasalahan hidup. Memang tidak serta-merta lalu Tuhan menjawab doa dan pergumulan kita, mtetapi jikalau kita dat5ang kepadaNya berarti kita taat dan menghargai Dia sebagai Bapa kita sebab Dia selalu ada bersama kita pada sepanjang waktu dalam diri ImanuEl Allah beserta kita. Itulah janjiNya kepada setiap orang percaya termasuk kepada keluarga Admopawiro, bahwa Ia sedang hadir untuk memberi kekuatan, pengharapan serta penghiburan kepada keluarga yg ditinggalkan..

Amin.

Kembangsari 13 Maret 2010

Kebaktuan syukur Kel. Purwuko – Kembangsari
Sabtu, 13 Maret 2010

Pembacaan : Maz. 91 : 1 – 12

Sore ini kita sama-sama berada dalam Kel. Purwoko dalam rangka ibadah syukur atas kasih sayang Tuhan bagi kel. ini. Kita semua tahu bahwa beberapa waktu yl ibu telah melahirkan anak dan kini anak dan ibu dalam keadaan sehat sejahtera. Masa-masa dimana seorang ibu masuk rumah sakit dan akan melahirkan merupakan saat-saat yg sangat mendebarkan hati. Sebagai keluarga khususnya suami akan menaikkan doa yg tak henti-henti memohon dari Tuhan kekuatan serta keselamatan dalam melahirkan anak. Memang sebagai orang percaya pertolongan dan pengaharapan kita hanyalah kepada Tuhan sebagai Pencipta langit dan bumi tetapi yuga sebagai pemelihara kehidupan anak-anakNya. Karena itu bagi orang percaya yg mempercayakan seluruh kehidupan pada Tangan Pengasihan Tuhan hendaknya tidak harus terlalu merasa cemas, putus asa dan kuatir sebab Tangan Tuhan perupakan naugan dan perlindungan.seperti kata pemazmur tadi: Orang yg duduk dalam lindungan Yg Mahatinggi dan bermalam dalam naungan YG Mahakuasa akan berkata kepada Tuhan: Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercaya.

Sang pemazmur adalah seorang manusia biasa yg beriman. Seorang yg mengalaskan hidupnya hanya pada Kuasa Tuhan saja. Sebagai orang biasa yg beriman, ia selalu dekat dengan Tuhan dan rupanya ia telah punya banyak perngalaman terbebas dari berbagai masalah dan bahaya yg mengancam hidupnya. Kata-kata pemazmur; Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku yg kupercayai. Dari kata-kata ini dapat kita simpulkan bhw ia sudah mengalami lebih dahulu sesuatu yg merupakan ancaman bagi kehidupannya. Tidak dijelaskan ancaman yg bagaimana dan permasalahan yg bagaimana. Waktu sang pemazmur mengalami berbagai persoalan yg kita sebut ancaman dan masalah itu, ia lalu berpikir bahwa tidak ada tempat lain yg dapat menolong. Ia lalu mengambil keputusan yg pasti bahwa tempat pelarian yg aman adalah Tuhan saja yg ia lukiskan sebagai tempat perlindungan dan sebagai kubu pertahanan. Bahwa Allah yg ia percaya ini benar-benar punya kekuatan dan perisai dan perlindungan yg tak akan tertembus oleh ancaman dari manapun dan oleh siapapun. Oleh karena si pemazmur sampai saat itu berada dalam keadaan aman damai sejahtera, maka ia menulis mazmur ini untuk kita sore ini dan memohon agar lebih baik kita lari dan menyerahkan seluruh kehidupan kepada Allah sebagai tempat perlindungan dan kubu pertahanan. Jangan berlindung dan berharap kepada manusia sebab ia tidak lebih dari pada embusan nafas dan sebagai apakah ia dapat dianggap? (Yesaya 2 : 22) Pengalaman pemazmur dalam lindungan Yg Mahatinggi dan yg bermalam dalam naungan Yg Mahakuasa ia ingin sampaikan kepada kita semua, khususnya keluaraga yg telah menerima berkat khusus dari Tuhan, bahwa benar-benar keluarga ini telah mengalami hal yg sama seperti yg dialami pemazmur yakni duduk dalam lindungan Yg Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yg Mahakuasa. Pemazmur selamat dan aman, dan keluarga di sini : ibu selamat dalam melahirkan dan anak sehat.

Lalu pertanyaan bagi kita: Kalau Pemazmur dan kel, Purwoko telah mengalami hal-hal baik dari Tuahan lalu di mana bagian kita sebagai jemaat dan persekutuan sore ini?? Kita juga selamat sampai sekarang bukan?? Kita dan siapa saja yg selalu duduk dalam lindungan Yg Mahatinggi dan bermalam dalam naungan YG Mahakuasa akan berkata seperti Pemazmur Tempat perlindungan dan kubu pertahananku adalah Allah yg aku percaya. Kalau Allah yg kita sembah menjadi tempat perlindungan dan kubu pertahanan siapa lagi yg berani menyerang dan melawan?? Kita ada dalam l;indungan dan kubu Allah. Tangan Allah sebagai pagar kuat yg melingkar dasn membungkus dan kita ada di dalamnya, keluarga Purwoko ada di dalamnya, sektor kembangsari, persekutuan, keluarga-keluarga, gereja, jemaat ada dalam perlindunganNya dan Tangan kasih Bapa yg merangkul kita merupakan kubu pertahanan supaya kita sebagai orang percaya, jemaat dan keluarga-keluarga, khususnya kel. Purwoko akan selalu mengalami rasa aman dan damai sejahatera pada setiap waktu. Perlindungan Allah ini dilukiskan sebagai burung besar yg membuka sayap dan anak-anaknya terlindung di bawah kepak sayapnya :4) Kita sekalian selalu ada dibawah kepak Tangan Allah yg membawa perlindungan dan keselamatan. Oleh sebab itu biarlah selalu kita lari dan berlindung dibawah kepakNya sebab selalu ada rasa aman dan perlindungan bagi perjalanan hidup kita dari waktu ke waktu.

Sore ini bersama kel. Purwoko dan juga kita, persekutuan sektor Kembangsari menaikkan ucapan syukur yg tak putusnya sebab Tuhan berkenan menjadi tempat perlindungan dan kubu pertahanan bagi kita yg percaya. Dalam iman yg demikian ini marilah kita pulang, masuk dalam kehidupan kita yg penuh dengan berbagai persoalan yg menanti. Tetapi yakin dan percaya bahwa Tuhan yg kita sembah itu akan selalu menajadi tempat perlindungan dan kubu pertahanan sehingga kita dengan sukacita dan berani dapat terus melangkah maju menuju hidup panjang yg terentang di depan kita dengan suatu keyakinan bahwa orang yg duduk dalam lindungan Yg Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yg Mahakuasa akan selalu dan terus berkata kepada Tuhan: Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku yaitu Allahku, yg kupercaya.

Amin

Hanya Tuhan Yang layak dipuji

Perjamuan kudus Kalimangli
Minggu, 7 Des. 2008

Bacaan : Maz. 135: Hanya Tuhan yang layak dipuji

Manusia cendrung senang kalau dipuji. Ada banyak cara baik yg positip maupun yg negatip dilakukan agar mendapat pujian. Sebenarnya pujian tidak perlu dicari. Kita bekerja sajalah dengan jujur dan apa adanya. Dari hasilnya itu akan nampak apakah orang yg telah bekerja itu perlu dihargai pekerjaannya ataukah tidak. Kalau pekerjaannya baik sesuai dengan apa yg dikehendaki maka pantaslah dihargai, diberi ucapan terimakasih dan “diberi pujian. Jangan hanya karena amau mendfapat pujian, maka menerobot pekerjaan orang lain, biarlah orang lain hancur asal saya mendapat pujian.

Sdr. Bacaan kita pagi ini berbicara ttg Tuhanlah yg patut dipuji. Rupanya pemazmur mengalami hal yg sama dalam mengamati karya Tuhan sepanjang hidupnya. Karena Pemasmur mengalami kasih setia Tuhan pertama2 bagi dirinya tetapi juga untuk seluruh umat, maka ia meminta untuk umat Israil supaya memuji Tuhan. Pertama-tama ia khususkan kepada para hamba Tuhan. Hamba-hamba Tuhan yg melayani supaya berikan pujian hanya kepada Tuhan. Kemudian orang-orang yg akan melayani di rumah Tuhan, ini dimaksudkan untuk para pelayan yg melayani dalam gereja, diminta agar kiranya pelayanan mereka merupakan suatu pujian bagi Tuhan. Kemudian orang-orang yg yg datang melayani di pelataran rumah Allah kita. Rumah ibadah di Israil, terbagi dua: Pelataran dan dalam rumah ibadah. Di pelataran ini tersedia: tempat pembasuh kaki, tempat untuk pembakaran korban. Jadi korban tidak dibakar dalam rumah ibadah, tetapi di luar di pelataran. Jadi pemazmur meminta orang-orang yg dating beribadah, juga yg melayani Tuhan di pelataran, agar semua mereka itu memberi hormat dan pujian hanya kepadaTuhan.Jangan melayani dengan motivasi supaya dipuji. Pemazmur melihat dan merasakan kasih sayang Tuhan itu sudah berlaku pada masa lampau saat Ia memilih Jakub bagiNya dan memilih Israil menjadi milik kesayanganNya. Karya Tuhan di masa lampau ini membuat Pemazmur begitu kagum, sebab baginya Tuhan itu Maha Besar, karena itu Ia akan dapat melakukan apa saja yg Ia kehendaki baik dilangit juga di bumi. Salah satu karya agung Allah yg pemazmur ungkapkan di sini ialah waktu Ia mengeluarkan orang Israil dari perhambaan di Mesir dengan cara memukul mati semua anak sulung di Mesir baik manusia juga anak sulung binatang. Juga membuat banyak mujizat dalam perjalanan di padang gurun. Karya agung Allah inilah yg membuat Pemazmur memuji dan mengajak semua umat manusia agar memuji Tuhan.

Dalam ibadah ini pemazmur juga meminta kita sekalian sdr dan saya, kita yg telah mengalami penyertaan Allah, berkat dan pertolongan sepanjang minggu ini, sepanjang bulan ini, sepanjang tahun ini supaya kita juga ikut menaikkan pujian hanya kepada Tuhan saja. Jika kita berhasil dalam hidup janganlah kita anggap bahwa keberhasilan itu adalah usahaku sendiri. Kita perlu sadar bhw Tuhan berdiri dibelakang, di depan, disamping kiri-kanan untuk membantu kita mencapai keberhasilan dalam hidup.karena kasih sayang Tuhan kepada kita. Itu merupakan berkat dan anugerah yg dikaruniakan kepada kita masing2 dalam berbagai bentuk. Karena itu atas hidup dan kehidupan yg kita terima dan nikmati ini baiklah kita kembalikan saja kepada Tuhan dalam ucapan syukur dan puji2an sebab hanya Tuhan sajalah yg layak menerima hormat dan pujian dari kita manusia ciptaanNya.

Marilah dalam masa2 advent ini kita melihat kembali ke belakang sepanjang 12 bulan perjalanan hidup kita, baik sebagai gereja, jemaat, keluarga dan diri pribadi akan berbagai pertolongan dan berkakat, kesehatan serta kekuatan yg kita nikmati itu, hendaklah kita renungkan diam-diam bahwa itu semuanya karena kasih sayang Tuhan kepada kita masing-masing. Oleh karena itu baiklah masing2 kita yg telah merasakan pertolongan dan penyertaan Tuhan itu menaikkan pujian kepadaNya serta ucapan syukur bahwa Tuhan itu baik dan kasih setiaNya tak pernah berubah baik kemarin hari ini dan sampai selama-lamanya. Selamat memasuki masa Advent,


Amin.

Pertunangan

Pelajaran Katekisasi
PERTUNANGAN

Dalam pergaulan muda-mudi seseorang mulai belajar memberikan dirinya kepada orang lain dan sebaliknya menerima diri orang lain dalam hidup mereka. Dalam pergaulan, seseorang ingin memiliki “TEMAN” dan sebaliknya orang ingin “mencintai” dan “dicintai”. Sama seperti dalam pergaulan muda/i dalam pertunanganpun harus didasarkan pada Firman Tuhan: “Inilah perintahKu, “Kasihilah seorang akan yang lain” (Yoh.15 : 12) Seluruh cinta dan kasih sayang kepada sesama harus didasarkan pada pemahaman yg benar ttg Kasih Allah kepada dirinya sendiri: “mengasihi Allah dan mengasihi sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Bila manusia kurang memahami kasih Allah dengan benar maka akan terjadi mencintai dan mengasihi akan tertuju semata-mata kepada kepentingan dirinya sendiri (Pilipi 2 : 1 – 4). Dengan demikian makna pertunangan dapat dipahami atas dasar “Kasih Allah” dan kehendak Allah dalam kehidupan manusia.

Masa pertunangan merupakan fase kelanjutan dari hubungan yg terbina selama “masa bergaul” (masa perkenalan) atau dalam masa pergaulan muda/i . Pertunangan termasuk dalam ketegori “Pergaulan Intim” bukan dalam konotasi “hubungan suami-istri”. Pertunangan merupakan perkembangan dari hubungan persahabatan/pergaulan biasa tetapi yg diisi dengan bibit cinta yg tulus yg nantinya akan berbuah pada pernikahan. Pergaulan yg benar akan meningkat kepada pertunangan dan diharapkan mencapai tujuan akhir dalam membina kehidupan abadi dalam “pernikahan: Dalam pertunangan, masing2 berusaha mengadakan pendekatan emosional, pikiran, gaya-hidup dalam suasana keterbukaan menuju kepada kematangan mental, spiritual menjelang pernikahan. Dalam masa pertunangan, muda/i ini secara intensip berupaya mengenal dirinya masing2 termasuk hal2 yg tidak disukai bersama. (kecocokkan-ketidakcocokkan). Banyak hal lagi yg mesti ditata pada masa ini terlebih-lebih penyesuaian diri serta pengendalian diri dalam kaitannya dengan sexualitas. Pasangan harus mendasarkan hubungan mereka pada kesucian Allah seperti yg disaksikan dalam Kej. 1 : 31 Lalu Allah melihat semuanya itu “sungguh amat baik”. Kesucian yg Allah karuniakan kepada mereka itu harus dipelihara sampai kepada masa pernikahan. Menjaga serta memelihara kesucian selama masa pertunangan ini didasarkan pada Firman Tuhan Kel. 20 : 14,17 “Jangan berzinah” dan jangan mengingini sesuatu yg bukan milikmu. Dengan mengingat akan perintah Tuhan, larangannya, juga hukumannya (Im. 18 : 29 maka orang muda memohon kepada Tuhan agar kiranya mereka dapat mengatasi “pergaulan bebas” (terutama dalam masalah hubungan sexual). Maksud Tuhan menyatakan hukum kekudusan itu tidak lain agar menjaga Israil supaya tidak ikut melakukan tindakan2 yg sama yg dilakukan bangsa2 sekitar mereka (bangsa kafir) sehingga nama Tuhan tidak dimuliakan.

Tentang pernikahan ini Tuhan berfirman “Dan laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya (Kej. 2 : 24). Keindahan masa pertunangan dilukiskan dalam Alkitab (Kidung Agung 8 : 6,7 sebagai suatu keindahan cinta-kasih, dan hal itu harus dipertahankan menuju ke pernikahan, juga memasuki kehidupan sampai kekal abadi. Orang yg sudah matang dalam berpacaran, kemudian bertunangan, mereka memilih dan memutuskan supaya hubungan mereka itu disahkan dalam pernikahan negara dan memohon berkat Allah melalui pernikahan gereja.

Perjamuan Kudus: Yohanes 19 : 28 – 30

Perjamuan Kudus Kalimangli
Jumat, 2 April 2010

Bacaan : Yohanes 19 : 28 – 30

Selama beberapa minggu kita berada dalam minggu sengsara (minggu PraPaskah). Hari ini adalah hari terakhir dari prapaskah itu sebab hari ini. tepat pukul 10 pagi adalah jam kematian Yesus dan kita akan peringati kematian itu dengan duduk bersama dalam meja Perjamuan kudus.

Bacaan kita pagi ini berbicara ttg kematian Yesus di Salib. Kurang lebih 3 tahun Yesus hidup dan melayani bersama murid2Nya. Ia telah melakukan kewajibanNya dengan sempurna maka sesuai dengan rencana Allah, Yesus mengakhiri hidupnya dengan cara yg sangat hina, agar supaya kita yg harus menanggung kehinaan itu dipikulkan Allah kepada Yesus. Kita bersama gereja, jemaat, persekutuan orang percaya, keluarga-keluarga, sdr dan saya, kita sekalian menerima anugerah Allah karena Yesus mati untuk mengganti kita supaya kehinaan yg seharusnya kita terima, ditukar dengan kemuliaan karena kasih Allah kepada kita. Karena kasih Allah itu, Allah merelakan Anak kandungNya sendiri, Anak TunggalNya datang menemui kita di dunia ini, menemani dan hidup bersama kita, kecuali dosa, lalu atas perkenanNya Allah, kita diangkat masuk kemuliaan Allah tetapi AnakNya sendiri menanggung kehinaan kita dengan mati secara hina dan tidak layak yaitu digantung di salib.

Jika kita duduk dalam Perjamuan Kudus, ini merupakan simbol, kita duduk bersama Allah untuk makan roti dan anggur yg disediakan Allah sendiri untuk penyucian segala salah dan dosa kita.

Kita membaca tadi bhw Yesus sangat haus sebab telah tergantung sepanjang hari di salib. Karena Ia haus Ia diberi anggur asam. Yesus minum anggur asam, lambang dari segala yg asam yg tak layak dalam kehidupan manusia tetapi kita sdr dan saya nanti minum anggur manis. Semua yg jelek yg asam yg kecut, yg pahit yg seharusnya menjadi bagian kita, diambil oleh Allah dan diberikan kepada AnakNya supaya bibir kita, mulut kita, hati, perasan kita menjadi manis. Allah tidak mau supaya kita menyesal dan sedih dan susah dalam hidup ini karena menerima anggur asam dari Allah. Nah sekarang kalau Allah memberikan kepada kita anggur manis, maka mulut kita hati, pikiran, perasaan, kehendak akan menjadi manis. Pertanyaan:

Apakah ada sesuatu dari Allah yg Allah kehendaki kita perbuat dengan memberikan segala sesuatu yg manis utk kita?? Perjamuan kudus, adalah suatu persekutuan orang percaya. Kita duduk dalam 1 meja, makan dari 1 roti, minum dari 1 anggur, dengan maksud agar kita semua dipersekutukan seorang dengan yg lain dalam kasih dan pengampunan sebagaimana Allah tunjukkan bagi kita melalui meja Perjamuan ini. Marilah kita nikmati kasih Allah ini lalu kita wujudkan kasih Allah itu dalam hidup beriman kita, mengasihi sesama sdr seperti kita mengasihi diri kita sendiri. Inilah makna dan arti yg terdalam dari Perjamuan Kudus ini.

Kita akan memasuki hidup yg masih panjang di depan. Kita yakin bhw bulan lalu, minggu lalu, hari kemarin, kita disertai dan diberkati Allah, demikian juga dengan iman kita yakin bahwa besok, minggu depan, bulan depan pun kita tetap akan disertai Allah sebab janji Allah tidak pernah berubah, sebab Allah sendiri juga tidak pernah berubah. Allah yg sama itu pada pada bulan lalu, maka Ia juga sama untuk kita bulan ini dan bulan depan, juga besok, lusa dst sampai selama-lamanya. Terimalah Allah dalam hidup sdr dan hidup kita sekalian.

Amin