Senin, 16 Mei 2011

Kembangsari 3 FEb 2010

Kebaktian sektor Kembangsari
Rabu, 3 Februari 2010
Bacaan : Yohanes 3 : 18 – 21

Empat ayat yg kita baca tadi merupakan bagian akhir dari percakapan Yesus dengan Nikodemus. Sepintas lalu percakapan ini berkisar sekitar kelahiran kembali: Yesus berpandangan bahwa seseorang perlu dilahirkan kembali agar bisa memperoleh keselamatan. Nikodemus sebagai seorang terpelajar dari kalangan ahli torat dan orang Farisi kurang memahami perkataan Yesus ini. Nikodemus hanya berfirkir secara logika bhw mana mungkin seseorang sebesar Nikodemus dapat masuk ke dalam rahim ibunya lalu dilahirkan kembali. Yg dimaksud dengan lahir kembali adalah manusia yg telah dibaharui oleh kuasa Rohkudus sehingga ia menjadi baru. Segala sesuatu yg bersifat “lama” hilang dan diganti dengan yg “baru” artinya manusia lama kita yg dikuasai oleh dosa dan kejahatan diganti dengan yg baru yg berasal dari Allah melalui kerja Rohkudus sehingga membawa keselamatan dan pengampunan. Semuanya ini bukanlah dapat terjadi oleh kemampuan atau kuasa atau usaha manusia sdr dan saya tetapi semuanya ini karena sermata-mata anugerah dari Allah.

Dunia dan kita tidak berlayak mendapat keselamatan itu tetapi karena Allah yg berkenan memberikannya kepada kita maka kita memperolehnya karena kasih yg sempurna dari Allah melalui pengorbanan Anak Tunggal Allah yakni Yesus Kristus sendiri.
Dalam ayat 17 dari perikop kita tadi disebutkan Sebab Allah mengutus AnakNya ke dalam dunia bukan utk menghakimi melainkan utk menyelamatkannya oleh Dia (Yesus Kristsus).

Sebagai orang percaya kita semua telah memahami dan mengerti bagaimana Allah telah mengasihi kita. Oleh kasih Allah itu kita beroleh kesalamatan sempurna dari Allah. Oleh sebab itu ayat 18 menyebutkan kalau kita percaya kepadaNya (Yesus Kristus) kita tidak dihukum) Jelas kalau kita percaya kita tidak dihukum tetapi memperoleh jaminan keselamatan tetapi kalau kita tidak percaya itu artinya kita sendiri menyia-nyiakan pengorbanan Allah kepada kita dan sepertinya kita kurang menghargai kasih Allah itu. Bacaan kita menyebutkan kalau kita tidak percaya kita berada dalam hukuman. Bagaimana bentuk hukuman itu?? Ayat 19 mengatakan bhw Terang telah datang ke dalam dunia tetapi manusia sdr dan saya, kita semua lebih senang kepada kegelapan. Kenapa?? Biasanya orang jahat senang tinggal dalam suasana yg gelap atau samar-samar, supaya apa yg dia buat tidak nampak kepada orang lain. Kita orang berdosa (manusia) lebih menyukai kegelapan supaya perbuatan dosa kita tersembunyi. Ini sesuatu yg masuk akal (logis) bukan hal yg luar biasa. Orang jarang mencuri di siang bolong di hadapan orang banyak (mungkin ada satu-satu) tetapi jarang. Maling lebih suk beraksi di termpat sunyi yg jarang ada orang supaya perbuatan jahatnya tidak kelihatan.

Sebaliknya orang “baik” lebih menyukai terang supaya jelas apa yg ia buat sebab ia tidak takut dan malu. Ia senang agar perbuatan kebaikkannya diketahui orang banyak sebagai suatu kesaksian ttg imannya kepada Allah. Semua perbuatan baik orang percaya digerakkan oleh kuasa Rohkudus, sebab Rohkudus selalu memimpin orang kepada jalan kebaikan dan jalan mengasihi. Karena jelas dalam : 21 kalau kita melakukan sesuatu yg benar kita datang kepada terang sebab kita senang apabila perbuatan baik kita diketahui orang lain dan semua yg dilakukan dalam kasih dilakukan dalam Allah sebab Allah adalah kasih, Aallah adalah Terang. Kita berbuat baik bukan supaya kita dikasihi Allah tetapi sebaliknya karena kita telah lebih dahuklu dikasihi oleh Allah maka panggilan kita menjawab kasih Allah itu melalui tindakan nyata kita yg berisi muatan kebaikkan. Sekali lagi sdr.: Semua perbuatan baik yg kita lakukan diperhatikan oleh Allah dan perbuatan-perbuatan baik tsb sebagai hasil dari Terang. Anak Terang berbuat sesuatu yg terang. Anak kegelapan melakukan hal yg gelap supaya tidak nampak kepada orang lain.

Kiranya keluarga besar Kembangsari jemaat yg hadir sore ini kita semuanya dapat melakukan kebaikan agar nampak kepada tetangga-tetangga kita bahwa kita benar-benar adalah anak-anak Terang. Jika kita anak-anak Terang hendaknya Terang itu bersinar dan memantulkan cahayanya dalam seluruh kehidupan kita baik di gereja , persekutuan jemaat, dalam keluarga, juga dalam masyarakat agar orang yg melihat perbuatan kita dapat memberi kesaksian bahwa benar-benar kita jemaat Kembangsari adalah anak-anak Terang, anak-anak Allah. Amin

Kembangsari 21 Okt .2009

Kebaktian Sektor Kembangsari
Rabu, 21 Okt. 2009

Pembacaan : Daniel 5 : 1 – 12 ”Orang bijak dibutuhkan pada saat’ krisis”

Kita semua memiliki kehidupan yg sederhana, apa adanya. Kita uyg masih bekerja, melakukan pekerjaan seperti biasanya. Yg telah pensiun dan istirahat menikmati masa hidupnya. Pendeknya kita usahakan agar kita dapat menikmati kehidupan ini dengan sukacita dan tenang. Apapuin yg kita miliki kita terima dengan ucapan syukur sebab itu merupakan berkat Allah yg berbeda bagi tiap orang. Ada yg menerima banyak tetapi juga ada yg secukupnya.
Bacaan kita sore ini dimulai dengan raja amengadakan jamuan besar untuk para menteri para istri serta para gundik. Kesalahan raja adalah memakai alat minuman dari bejana suci yg dfisimpan di baith Allah. Bejana-abejana suci ini dipakai dalam kebaktian perjamuan kudus dan selalu tersimpan di sana. Barang-barang ini adalah milik Allah yg tidak boleh dinajiskan oleh siapapun juga. Bacaan kita mengisyratkan bhw raja menajiskan benda-benda ini dan Tuhan murka. Aneh, bhw murkan Tuhan tidak langsung dikenakan akepada raja dan para pembesar berupa “hukuman langsung” tetapi Allah menulis sebuah tulisan dan raja dan para pembesar melihat pungung tangan yg menulis (:5). Raja menjadi pucat. Kenapa?? Padahal raja tidak mengerti arti tulisan itu. Andaikata raja langsung amengerti artinya mestinya baru raja menjadi pucat bukan?? Tetapi sdr, tulisan ini sudah merupakan isyrata bhw Allah murkan dengan cara Allah sendiri, yaitu melalui tulisan. Semua aorang pandai dan bijaksana dalam kerajaan Media-Persia tidak bisa membaca dan memberi artinya, ( : 8, 9) karena itu raja dan para menteri menjadi pucat, sebab ini pertanda akan ada bahaya dan bencana.
Sdr. Kita belajar dari bacaan ini: Bhw kadang2 jika Allah hendak menegor kita, tidak secara langsung tetapi melalui tanda-tanda yg sangat sederhana yg mungkin bagi kita “itu hal biasa” tetapi hal-hal yg biasa kadang dipakai Allah sebagai peringatan bagi kita. Oleh karena itu kita perlu siaga selalu dan tawakal dalam hal mendekatkan diri dan memohon perlindungan agar kita jangan kiranya seperti raja yg perlu membaca tulisan yg ia sendiri tidak memahaminya. Kita berdoa dan memohon dari Allah agar kiranya Allah memberi kepada kita pencerahan agar kita dapat membaca secara langsung hidup yg sedang kita jalani agar kita dapat menghindar dari jalan serong yg akan membelokkan kaki kita. Banyak jalan yg ramai, lebar dan melambai-lambai agar kita menuju ke sana padahal pada ujung jalan itu terbentang jurang dalam yg menganga. Kita perlu membuka mata kita dan telinga untuk dengan bijaksana memperhatikan semua sikon agar bila kita melangkah langkah kita akan aman sampai ke tujuannya.

Raja yg tidak dapat membaca tanda dan situasi bingung dan pucat. Untunglah ada Daniel yg penuh dengfan hikmat Allah sehingga dapat membaca dan memberi makna dari tulisan dan tanda yg terpampang pada dinding istana.
Sdr untuk dapat membaca sikon dalam hidup kita dari hari ke hari aperlu hikmat dan kebijaksanaan. Tetapi sebgai orang beriman, hikmat dan kebijaksanaan tidak dengan sendiri dating amenempel ke kita masing-masing, atetapi kita harus minta sebab itu berasal dari Allah, milik Allah. Daniel yg penuh hikmat dan kebijaksanaan dapat membaca dan mengungkapkan semua rahasia yg tidak bisa diungkapkan raja dan pembesar serta para bijaksana dunia ini. Oleh karena itu biarlah kita semua yg memerlukan itu, kita sembaha sujud dan amemohon kiranya Tuhan berkenan amemberi kepada kita karunia-karunia agar kita dapat membaca situasi dunia ini dan kita dapat mengatur hidup kita agar menjadi baik bagi Tuhan, bagi diri kita, keluarga, gereja dan masyarakat. Amin.

Kebaktian Sektor Cungkup

Kebaktian Sektor Cungkup
Kel. Bu Supoyo – oleh : Pelkes (Piet P.)

Kita sebagai warga masyarakat harus patuh kepada aturan dari pemerintahan setempat. Warga Kaumankidul juga harus menuruti aturan yg dikeluarkan oleh RT, RW atrau Ktr Kalurahan. Walapun di dusun seperti ini agak berbeda sedikit aturannya dan apa maunya pemerintah desa dibanding dengan di kota, tetapi satu hal yg pasti bhw aturan yg dimaksudkan baik di kota maupun didesa semuanya bermaksud baik untuk kersejahteraan dan kebaikkan warganya. Dalam aras kampung, ada kepala kampung, aras desa ada Kades, aras kotamadya ada walikota dst.
Pertanyaan lalu bagaimana dengan kita sebagai gereja dan jemaat?. Untuk gereja dan jemaat ada kepala gereja yg kita kenal sebagai Pendeta, dan Majelis gereja yg bertanggungjawab atas pemeliharaaa kehidupan bergereja dan berjemaat, termasuk pemeliharaan iman warganya.
Lalu bagaimana dengan kita keluarga2 dan pribadi2. Aebagfai aorang percaya selalu kita memohon agar supaya Allah tetap senantiasa menjadi Kepala keluarga kita, menjadi kepala dari hidup kita pribadi agar kita senantiasa dipimpin oleh Kerpala dan kita tidak mengikuti kehendak kita sendiri.

Bacaan kita sore ini berbicara ttg Allah sebagai Raja seluruh bumi (:8) dan memerontah sebagai Raja atas bangsa-bangsa. yg mendiami bumi ini Umat Israil mengakui bhw Allah mereka adalah pencipta langit dan bumi beserta segala isinya, termasuk kita, dan sekaligus memelihara segala sesuatu yg telah Ia kerjakan.
Kita mempunyai pimpi8nan kampung, desa dst. Mereka yg disebut pemipim mempunyai wilayah pemerintahan, tetapai hanya itu terbatas saja. Pak Walikota Salatiga, tidak bisa memerintah sampai seluruh Jawa Tengah atau Jawa Timur. Beliau punya kuasa terbatas hanya sampai pada kodya Salatiga. Gubernur Jawa Tengah hanya boleh memerinntah Jawa Tengah saja, sebab kuasanya terbatas. Demikian juga bapak Presiden, hanya punya kuasa atas negara Rep. Indonesia, dan rakyat yg mendiami bumi Indonesia ini. Para pemimpin berdiam dalam istana: baik istnaa Presiden, istana raja, Istana Kepatihan untuk Solo dan Yogya dan hanya terbatas pada wilayah pemerintahan mereka. Tetapi bacaan kita menyebutkan bhw allah amemerintah sebagai Raja atas bangsa-bangsa, Allah bersemayam di atas tahtaNya yg kudus. Allah punya Kuasa tak terbatas dan lestari selama-lamanya. Karena itu para pemuka bangsa-bangsa berkumpul, karena amereka adalah umat pilihan, umat Allah, dan mereka ini akan terlindung di balik perisai-perisai bumi. Karena kekuaasaan dan kepemilikan yg tak terbatas itulah maka semua pemuka bangsa-bangsa di dunia ini memuliakan Allah.
Karena kita adalah milik Allah, dan bumi ini ciptaan Allah, maka Allah tidak mau supaya bumi ini dirusakkan seenaknya oleh manusia. Karena itu Allah memiliki perisai bumi utk melindumngi dari kerusakkan. Kita sebagai orang percaya anak Tuhan, haruslah ikut bekerjasama dengan Allah dalam memelihara dan mengelola bumi ini. Jika kita menyadari akan kekuasaan Tuhan itu maka biarlah kita memuliakan Tuhan. Bagaimana caranya?? Kita mulai dari hati kita. kalau hati kita sudah menyadari akan kebaikan Tuhan maka kita langsung memuji Tuhan. Tetapi satu hal kita harus ingat, bhw orang lain tidak tahu kalau kita sedang memuji dan memuliakan Tuhan. Kita harus wujudkan dalam cara hidup kita, dalam perbuatan, dalam perkataan. Jangan kita berbuat baik dengan mmaksud agar kita dipuji dan dimuliakan. Kita dapat berbuat baik, semata-mata karena Allah berkenan kita melakukan itu sebab ada iman yg berdiam didalam hati kita, dan iman itu yg selalu mendorong tindakan berbuat baik kita itu. Dengan demikian, orang yg melihat kita punya perilaku baik dapat katakan itu lihat dia berbeda dengan orang lain. Orang lain suka berbicara hal2 yg tak perlu, tetapi orang itu jauh berbeda, kelakuannya baik, juga bicaranya. Karena itu kita harus menjaga dan memelihara tubuh kita sebab kita tahu bhw dalam tubuh kita bernaung Rohkudus (Ikor 6 : 19). Tuhan menciptakan tubuh kita sempurna dan Ia juga memelihara menjadfi perisai sebab Ia yg menciptakan kita itu tidak senang kalau hasil pekerjaanNya dirusakkan seenaknya oleh kuasa setan. Karena itu kita harus bekerjasama dengan Tuhan. Caranya?? Kita menghargai Cip[taanNya dengan ikut memeliahara, menjaga dan melestarikan lingkungan di mana kita tinggal dan istimewa kita menjaga tubuh kita agar tetap serhat sebab dengan begitu kita dapat memuji dan memuliakan Tuhan.

Memang suasana hidup masa kini tidak jelas arahannya, sebab banyak dipengaruhi oleh kuasa-kuasa politik. Sebagai warga gereja, kita harus selalu ingat bahwa hidup yg kita nikmati sekarang ini “baik” adanya dan kita harus mengucap syukur atas hidup ini sebagai berkat Tuhan. Marilah kita terus menikmati hidup ini sebab Tuhan ada berdiri selalu menyertai kita dengan perisai yg berfungsi melindungi kita. karena itu baiklah kita selalu harus mengucap syukur dan bermazmur karena Allah itu baik bagi hidup kita mulai dulu, kimni dan pada waktu yang akan dating.

Amin

Senin, 02 Mei 2011

Kebaktian Sektor Kotawinangun

Kebaktian Sektor Kotawinangun

Rabu, 9 Sept. 2009 rumah: Kel. Pdt. Wayan.


Bacaan : Kej. 22 : 4 – 8

Sdr : Pokok dari renungan kita sore ini : Iman Abraham diuji.
Sdr. Kita semua adalah orang beiman. Iman kita banyak kali tidak stabil ( tidak merata sepanjang waktu) Kadang-kadang naik turun seperti grafik. Satu saat iman kita naik tinggi, kita dipernuhi dengan sukacita dan berdoa tanpa berhenti. Lain saat dimana kita sedang dilanda berbagai permasalahan hidup saat itu iman kita turun, melorot ke bawah. Tentu kita sebagai warga sector ini dan sebagai warga jemaat pada umumnya telah mengalami hal ini. Tidak saya jelaskan tetapi masing-masing orang dapat berkata untuk dirinya sendiri bahwa saya pernah mengalami hal demikian. Apakah saat-saat begitu iman kita sedang diuji?? Apakah kita benar-benar adalah anak Tuhan yg setia?? Yg dimaksud dengan saat-saat itu adalah: Jika iman kita sedang naik, pada saat itu kita rajin berdoa dan mengucap syukur, bergembira dan bersukacita ( kita dapat katakana bhw terimakasih Tuhan doaku telah didengar). Banyak cara kita ungkapkan sebagai bukti bahwa Tuhan mendengar doa kita. Tetapi pertanyaan kini: bila kita menghadapi situasi seperti yg dialami Abraham, untuk memnyerahkan kepada Tuhan sesuatu yg sangat kita sayangi apakah kita sanggup?? Memang kasus ini sangat berbeda sebab Tuhan memakai Abraham sebagai saluran berkat yg daripadanya dan melalui dia semua bangsa di dunia termasuk kita jemaat GPIB sector Kutowinangun dan masing2 pribadi mendapat berkat dari Allah. Kita telah mengetahui bahwa Abraham dan Sara telah lanjut usia. Namun garis keturunan sebagai tanda terlaksana janji Allah akan digenapi. Abaraham dan Sara mempunyai anak (Ishak) dalam usia lanjut. Tetapi tiba-tiba sukacita keluarga ini diuji. Ishak anak tunggal Abraham diminta Allah untuk dikorbankan. Abraham bersedia dengan segenap hati. Rupanya kesediaan dengan tulus hati ini merupakan wujud dari iman yg murni karena ketaatan kepada permintaan Allah. Kesediaan menyerahkan inilah yg diperhitungkan Allah sehingga Abraham disebut Bapa orang beriman. Pertanyaan bagi kita: Andaikata itu terjadi bagi diri kita bukan anak tunggal kita tetapi sesuatu yg sangat kita kasihi dan sayangi, apakah kita akan rela seperti halnya Abraham??
Kita tidak dapat memahami dan menyelami pikiran dan kehendak Allah, namun apa yg Allah kehendaki itu akan terwujud dengan cara Allah sendiri yg kadang-kadang mustahil pada pikiran kita. Rencana Allah tetap jalan terus supaya janji Bapa kepada dunia, bahwa melaluyi keturunan Abraham yaitu Ishak semua bangsa di dunia akan mendapat berkat. Kini tinggal bagaimana kita memahami dan meyakini janji Allah itu melalui panggilan kita sebagai warga gereja. Kehendak dan janji Allah kepada setiap kita tidak sama bentuk dan kadarnya. Untuk keluarga A berbeda bentk dan kadarnya dari cara Allah untuk keluarga B dan C dst. Kenapa bisa demikian?? Itu cara Allah sendiri, sebab Allah telah memperhatikan model dan kadar iman seseorang maka itu Allah memberikan sesuai yg Allah pandang dari tempat yg Tinggi. Di sini akan nyata bahwa kehendak Allahlah yg terjadi bukan kehendak kita. Kita harus ingat dan waspada bahwa setiap langkahku di atur oleh Tuhan. Tentu langkah yg positip dan langkah yg berjalan menuju pada jalan kebenaran supaya kita hidup. Untuk itu kita meminjam lagi kata-kata pemazmur yg terkenal 119 : 105 FirmanMu adalah Pelita pada kakiku dan obor – suluh pada jalanku. Itu berarti bahwa kita hendaknya hidup dengan diterangi dan dituntun oleh Firman Tuhan saja sebagai alat penerang pada saat kita duduk ( pelita dekat kaki) dan sebagai obor saat kita akan mulai perjalanan panjang dalam jalan kehidupan yg memerlukan penerang besar (obor – suluh). Tetapi di atas sega\a-galanya, marilah pelayanan kita dalam gereja maupun pelayanan sebagai anggota masyarakat kita serahkan pada Tuhan biarlah itu jadi sesuai dengan kehendakNya saja agar dengan begitu hidup kita akan terasa tenang dan damai.

Pada Abraham, Allah memberi perintah langsung seolah-olah Allah berbicara muka dengan muka, karemna Allah punya maksud tertentu dengan Abraham. Pertanyaan lagi. Lalu bagaimana dengan kita? Bagaimana caranya kita bisa berbicara langsung dengan Allah?? Ini pertanyaan dari seorang anak katekisasi dewasa: Pak Pdt kalau kita berdoa: Kita kan berbicara langsung dengan Tuhan. dalam doa itu kita utarakan sederet kehendak, keinginan, rencana dan maksud kita (tentu diakhiri dengan) biarlah kehendakMu yg jadi jangan kehendakku). Lalu pertamnyaan . Bagaimana kita tahu Allah berbicara dengan kita dan meminta kita melaksanakan kehendakNya?? Saya jawab. Apa yg ada ditanganmu itu?? Dia katakana Alkitab Firman Allah. Itulah jawaban Allah dan kehendak Allah yg disampaiukan bagi kita. Jika kita tidak apernah membaca Alkitab maka kita tidak akan tahu apa yg Allah mau dari kita. Sdr. Komunikasi hendaknya jangan cujma satu arah: Artinya jangan hanya kita yg berbicara dan meminta segala sesuatu dari Allah, tetapi juga hendaknyta kita mengerti Allah melalui Firm,an yg harus kita baca dan pelajari. Jika kita lakukan , maka terjadilah komunikasi dua arah kita nai ke Atas kepada Allah melalui doa tetapi juga kita menerima Allah yg turun me\njupai kita dalam FirmanNya. Wujud dari Allahg yg trunu menjumpai kita kita temui dalam diri ImanuEl, Allah beserta kita dalam diri Yesus Kristus. Oleh sebab itu apa yg dapat kita lakukan sebagai wujud iman, kita lakukan sebagai panggilan dan tj kita. Dgnb demikian nyata akan iman kita kepada Allah.

amin

Kebaktian Sektor Kotowinangun

Kebaktian Sektor Kotowinangun

Rabu, 1 Juli 2009 – Kel. Darwanto

Bacaan : IIKor. 5 : 1 – 5

Sdr. Bacaan kita sore ini berbicara ttg “kemah” tempat kediaman kita. Dalam persiapan di gereja kemarin: Kemah tidak lain adalah dunia tempat kita diami sekarang ini. Tetapi saya lebih khususkan bhw kemah adalah rumah, tempat tinggal, keluarga dan hidup kita sendiri. Mengapa sebab rumah , tempat tinggal, keluarga dan hidup kita sendiri lebih sempit, khusus dan itu haruslah kita jaga, pelihara, kita benahi, usahakan, kita isi supaya kita kerasan, merasa aman dan damai, kita athome dan didalamnya kita bisa menikmati hidup ini dengan penuh ucapan syukur karena hidup yg demikian diberkati Tuhan.
Disebutkan lagi dalam ayat2 berikut bahwa: Hidup dalam kemah sekarang, yg kita rasakan adalah; Kita mengeluh, karena beratnya tekanan dan masalah hidup. Masalah hidup kita dapat memberi pengertian yg berbeda seorang dari yg lain, tetapi pada umumnya kita semua merasakan tekanan hidup. Karena itu sebagai manusia memang kita berbaharap agar tekanan hidup dan berbagai kesulitan yg kita alami sekarang ini kalau bisa berakhir dan diganti dengan suasana hidup yg “lebih baik”. Kita ingat bhw kita masih di dunia ini. Banyak hal yg perlu kita selesaikan. Jangan kita lalu berpikir untuk cepat2 meninggalkan dunia ini supaya masuk dalam kemah yg baik yg disediakan Tuhan. Barangkali itu kerinduan semua orang.
Kata2 dalam bacaan kita: Jika kemah kita dibongkar, artinya kalau kita mati, maka Allah menyediakan kemah yg baik yg tidak dibuat oleh tangan manusia. Sabar dulu. Itu kan nanti Nanti dululah kita selesaikan dulu hidup kita di kemah sekarang ini: Bagaimana hubungan kita dengan Tuhan, dengan sesama orang percaya dan dengan masyarakat sekitar. Karena cara yg demikian itu akan menentukan bagaimana kita dapat menikmati hidup dalam lingkupan kecil juga lingkupan yg lebih luas dengan masyarakat sekitar kita, karena kita sedang berada di kemah dunia ini.
Memang semua orang merindukan hidup “yang baik dan bahagia” bukan saja di sorga pada waktu sesudah mati, tetapi terlebih lagi pada saat ini dalam kemah di dunia ini. Kalau tadi saya umpamakan bhw kemah itu adalah rumah tempat kita ber aktivitas, maka kitalah yg menetukan baik tidaknya hidup kita. kalau kita mau hidup baik di masa depan, marilah kita atur hidup dengan baik di masa kini, sekarang ini yg sedang kita jalani, sebab pengaturan hidup masa kini akan menentukan hidup di masa depan. Nanti kalau kita telah tiada, maka kehidupan kita sesudah mati itu adalah urusan Tuhan dan janganlah kita permasalahkan sekarang ttp bagaimana kita megatur hidup masa kini dengan sebaik-baiknya.
Dalam : 5 Tetapi Allahlah yg yg justru mempesiapkan kita untuk hal itu dan Allahlah yg mengaruniakan kepada kita Rohkudus sebagai jaminan bahwa oleh pekerjaan Rohkudus, Allah menyediakan banyak hal baik bagi kita.
Bagaimana bacaan ini untuk kita jemaat kutowinangun?? Marilah kita menjaga serta memelihara hubungan kita dengan Allah dan dengan sesama melalui kegiatan hidup kita sehari-hari dalam hal berbicara, bergaul sebab itu yg kita alami dari waktu ke waktu. Kalau kita mengatur hidup kita baik, maka kita akan disayangi, dihormati, dihargai dan akhirnya kita disegani. Dalam pengertian bahwa cara hidup kita memang tidak sama dengan cara hidup orang dalam masyarakat sekitar kita. Dengan cara yg demikian itulah yg diharapkan Tuhan dari kita baik hidup dalam masyarakat tetapi juga hidup dalam bergereja dan berjemaat. Marilah kita menjaga serta memelihara serta melakukan hal-hal yg berguna sebagai anak Tuhan dalam kemah di dunia ini.

Amin.

Kebaktian Sektor Ngaglik Kembangsari

Kebaktian Sektor Ngaglik Kembangsari
Rabu, 11 Maret 2009
Bacaan : Yohanes 8 : 33 – 47

Tema : Kristus yg memerdekakan.

Salahsatu dari sekian banyak kemauan manusia adalah ingin bebas sebebas-bebasnya. Banyak orang tidak suka diatur hidupnya. Coba saja kita dalam keluarga, jika orangtua mengatakan sesuatu untuk anak-anak yg menurut mereka adalah baik, banyakkali ditanggapi salah, sebab pada akhirnya anak-anak tidak senang diatur, mereka ingin melakukan sekehendak hati mereka saja. Sore ini kita berbicara ttg : Kristus yg memerdekakan.
Ucapan Kristus yg memerdekakan ini rupanya ditanggapi salah oleh orang Farisi dan ahli Torat. Mereka berpikir bhw mereka adalah anak-anak ke\turunan Abraham yg telah bebas dan tidak ada dibawah kekuasaan perbudakan apapun, sehingga mereka adalah orang yg bebas dan merderka. Mereka (orang Yahudi ini) bangga sebagai keturunan Abraham sebab keturunan Abraham tidak pernah menjadi hamba siapapun ( 8: 33 tolong dibacakan….) Mereka rupanya lupa dan bahkan tidak menyadari bhw kurang lebih 430 thn mereka menjadi budak dan hamba di Mesir sampai Allah datang membebaskan mereka melalui Musa dengan kuasa2 yg ajaib. Mereka sungguh adalah orang yg sombong yg tidak mau menerima kenyataan.
.
Perikop bacaan kita ini merupakan suatu dialog perbincangan Yesus dengan orang Yahudi. Orang Yahudi menekankan mereka sebagai ahli waris sebab mereka keturunan Abraham. Yesus mengertri pikiran mereka dan Yesus ingin membetulkan pikiran ini dengan mengatakan bahwa Yesus tidak berasal dari dunia ini. Ia berasal dari atas dari BapaNya. Banyak orang mengerti dan menjadi percaya.
Sdr. Menjadi percaya adalah hal yg baik yg diminta dari kita masing-masing sebagai warga gereja dan anak Tuhan. Tetapi belum cukup hanya kalau kita mengatakan bhw kita adalah orang percaya. Orang yg percaya kepada Yesus, harus menunjukkan wujud kepercayaan itu dalam kehidupan sehar-hari. Dalam kata lain: Menjadi pengikut Yesus berarti tinggal didalam FirmanNya. Tinggal dalam Firman Yesus akan membuat kita mengalami dan melakukan kebenaran. Hidup dalam kebenaran adalah hidup yg memerdekakan orang lain, sebab kebenaran mengajarkan pembebaan /memerdekakan sesama dan tidak boleh menekan. Kebenaran berasal dari Allah, dan Allah anugerahkan kebenaran itu kepada kita sebagai anak-anak Allah dan menghendaki dalam hidup, kita juga melakukan kebenaran, artinya menjauhkan diri dari perbuatan dosa. Tetapi manakaloa seseorang melakukan perbuatan dosa, dengan tidak sadar sebenarnya ia telah berada dibawah kuasa dosa dan ia telah menjadi hamba dosa, artinya: Ia tidak merdeka lagi tetapi kini ia sudah ditawan oleh kuasa dosa.
Sdr, Serbagai orang percaya kita harus yakin dan pahami bahwa hanya Yesus saja yg sanggup membebaskan kita dari kuasa dosa dan maut sebab Ia telah memenangkan peperangan itu di atas kayu salib. Ia mati dan bangkit sebagai pemenang dan di sini nyata bahwa Ia telah mengalahkan kuasa perbudakan dosa oleh Iblis. Sehingga oleh kebangkitan itu, maka kita sebagai anak-anak Tuhan boleh menikmati kemerdekan, kebebasan bukan oleh manusia, tetapi kemerdekaan dari kuasa dosa dan maut. Karena itu sebagai orang yg telah dimerdekakan dari dari perbudakan dosa, ia harus melakukan Kebenaran dan hal-hal yg sesuai dengan kehendak dan Firman Tuhan. Kebenaran itu membongkar setiap dusta dan menuntun orang percaya aberjalan menuju Kristus sehingga kita alebih mengenal Allah dengan kasihNya. Jikalau kita mengenal Allah dengan kasihNya, maka pengenalan itu kita britakan dan kita tunjukkan dalam hidup supaya dengan demikian kemerdekaan yg kita terima adari Allah tidak sia-sia atetapi kitab teruskan denagan cara berbuat kebaikan dan mengasihi sesama.

Amin.

Kebaktian syukur Dillah

Sabtu, 4 Juli 2009


Bacaan : Maz. 13 : 1 –6


Kita berkumpul pagi ini sebagai suatu keluarga dengan Tuhan sebagai kepala keluarga, tetapi Tuhan juga yg berdiri sebagai pemersatu dan yg mengikat kita sehingga menjadi satu persekutuan yg memuji, mengasihi serta beribadah kepada Tuhan. Kita dipersekutukan karena iman, karena kasih Allah. Namun pada satu sisi kita dipersatukan karena nasehat almarhum Ayah kita Pak Sis yg memohon agar kiranya persekutuan antar keluarga ini harus tetap dan terus dipelihara diwujudkan dan dilakukan, Persekutuan ini merupakan persekutuan orang percaya yg mendasari pertemuan ini diatas Firman Tuhan. Firman yg dibacakan tadi merupakan sebuah doa kepercayaan. Doa kepercayaan dari pemazmur. Pemasmur berdoa karena ia percaya, sebaliknya karena ia seorang percaya maka ia mendasarkan hidupnya dalam doa. Oleh karena itu bacaan ini dikernal sebagai doa kepercayaan. Bukan saja pemazmur berdoa karena ia percaya, tetapi juga doa kepercayaan dari persekutuan kita. Persekutuan kita percaya maka persekutuan ini berdoa. Kita berdoa kepada Tuahan karena kita percaya Ia telah kumpulkan kita di sini, dan doa ini adalah juga doa kepercayaan kita masing2 pribadi. Pemazmur memulai doanya dengan pertanyaan – pertanyaan kepada Tuhan. Kita bertanya mengapa sampai pemazmur selalu bertanya kepada Tuhan ?? Secara nalar kita akan menjawab: Kemungkinan pemazmur merasa bhw Tuhan telah meninggalkan dia, melupakan dia. Pemazmur ini adalah seorang beriman yg selalu mendekatkan dirinya pada Tuhan. Sangking dekatnya ia dengan Tuhan. hidupnya selalu didasarkan , dikuatkan, didukung dengan doa. Kali ini ia merasa Tuhan jauh, sebab itu ia bertanya berapa lama lagi Tuhan, Kaulupakan aku terus menerus?? Berapa lama lagi Kausembunyikan wajahMu terhadap aku??
Walaupun pemasmur seorang beriman, tetapi hidupnya sebagai manusia tidak terlepas dari persoalan dan pergumulan. Tidak jelas sudah berapa lama ia tidak merasakan kehadiran Tuhan dalam hidupnya dan sudah berapa lama Tuhan tidak menjawab doanya, kita tidak mengerti. Tetapi satu hal yg pasti bhw ia sangat merasa kesepian dalam hidupnya. Sebagai orang percaya, kita juga merasa seperti pemasmur rasakan. Sehingga karena sudah lama Tuhan tidak menjawab doanya, dan doa kita juga lama tak dijawab Tuhan, maka pagi ini kita bersama pemazmur perlu bertanya kepada Tuhan: Berapa lama lagi Tuhan, Kaulupakan aku terus menerus, berapa alama lagi Kausembunyikan wajahMu terhadap aku? Pemazmur manusia biasa, kita sama dengan dia. Karena itu apa yg dirasakan pemazmur, sama dengan apa yg kita rasakan meskipun kadarnya bernbeda bagi satu orang dari orang lain, tetapi ada yg kita rasakan dan karena itu ada yg kita tanyakan kepada Tuhan
Karena itu kita juga perlu berseru kepada Tuhan: Pandanglah kiranya, jawablah aku, ya Tuhan Allahku. Buatlah mataku bercahaya supaya jangan aku tertidur dan mati. Kadang2 sangking beratnya pergumulan. Kita merasa seolah-olah mata kita tidak sanggup lagi terbuka untuk melihat jalan keluar. Kita sepertinya terbelit dalam lingkaran yg menutup langkah kita. Dalam kegalauan yg demikian, benar kalau kita bertanya kepada Tuhan berapa lama lagi engkau sembunyikan wajahMu dari aku?? Kita perlau tegaskan kepada Tuhan bahwa kita adalah anakMu yg Engkau kasihi: Pandanglah kiranya, jawabalah aku ya Tuhan, supaya musuhku jangan berkata aku telah mengalahkan dia dan lawan-lawanku bersorak-sorak apabila aku goyah.(: 5 Ia idak akan goyah, sebab ia bersandar pada Tuhan Kita juga tidak akan goyah apabila kita bersandar pada Tuhan, sebab Ia menjadi perisai yg melindungi kita ( Maz. 3 : 4, 5 ).
Karena kita telah mendapat kasih karunia dari Tuhan melalui pengorbanan Yesus Kristrus maka sewajarnyalah hati kita selalu dan terus-menerus menaikkan pujian dan ucap syukur. Kita mengucap syukur karena Ia telah berbuat baik kepada kita. Dari waktu ke wakatu, dari masa kecil kita sampai pada masa tua kita, Ia tetap ada dan tetap berbuat baik kepada kita. Seperti kata Yesaya : Dengarkanlah Aku hai orang2 yg Kudukung sejak dari kandungan, hai orang yg Kujunjung sejak dari rahim. Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan maua menanggung kamu terus, Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu. Inilah pegangan kita sebagai persekutuan keluarga, tetapi juga pegangan kita secara pribadi masing-masing.
Jalan panjang dan masa depan masih terentang di depan kita. Harus kita jalani dengan berbagai pergumulan dan pengharapan. Pertanyaan-pertanyaan selalu saja memngikuti jalan kita, tetapi juga jawaban2 Tuhan juga selalu ada bersama kita. Marilah kita menjalani hidup ini dengan berkata bersama Pemazmur: Tetapi aku kepada kasih setiaMu aku percaya. Hatiku bersorak-sorak karena penyelamatanMu, Aku mau menyanyi utk Tuhan, karena Ia telah berbuat baik kepadaku. Kita rasakan ini dalam hidup kita bukan? Dan karena itu marilah kita aminkan dalam hidup kita.

Amin.

Kebaktian Syukur Penghiburan

Kebaktian Syukur Penghiburan
Kel. Sem Taliau


Pemb. Maz. 13 : 1 – 6.


Malam ini sebagai orang percaya dan saudara – bersaudara kita berkumpul lagi dalam rumah kel. Taliau. Kesibukan-kesibukan sejak sakit sampai meninggal dan upacara pemakaman semuanya telah rampung berjalan dalam penyertaan dan kasih sayang Tuhan.. Meskipun secara fisik pada satu sisi kesibukan telah selesai, tetapi pada sisi yg lain, rasa kehilangan, kesepian dan duka masih akan tetap tinggal dalam hati istri, anak-anak sanak famili dan handai tolan, bahkan dalam hati kita sekalian yg hadir pada saat ini. Timbul pertanyaan kepada kita sebagai orang percaya, apakah kita akan tetap tenggelam dalam rasa duka yg berkepanjangan??
Sdr. Kita selalu diberi waktu, diberi kesempatan, tinggal bagaimana kita memakai waktu itu, menggunakan kesempatan itu, bagaima kita mengelola hidup ini untuk memuliakan Tuhan dan untuk kebahagiaan kita sendiri, sebab segala-galanya telah diberikan dan dikaruniakan kepada kita masing-masing.
Tadi dalam pembacaan riwayat hidup sdr Sem, kita dengar bhw Sem telah menggunakan waktu yg ia terima dari Tuhan kemudian mengisinya untuk memuliakan Tuhan melalui berbagai pelayanan di gereja maupun di sekolah dan yayasan Kristen di Halmahera dan Tobelo.

Maz. Yg kita baca dan dengar tadi adalah sebuah doa kepercayaan: Pemazmur berdoa dalam kepercayaannya: Karena ia seorang percaya, maka ia berdoa: Tetapi anehnya bhw isi doa ini terbagti 3: Bagian I adalah bertanyaan kepada Tuhan, seolah-olah Tuhan kurang memperhatikan hidupnya sehingga ia mengalami kesusahan. Bagian kedua berisi permohonan supaya kiranya Tuhan mendengar dan menjawab supaya musuh2, orang yg tidak senang, iblis, jangan bergembira atas kesusahannya sehingga mereka berkata: Aku telah mengalahkan dia. Bagian ke 3 suatu penyerahan diri karena kepercayaan, karena iman, karena keyakian akan penyelamatan yg telah ia terima dari Allah.

Sdr. Tidak kita sadari bhw bagi kita yg mengalami kesusahan maka hidup ini merupakan pertanyaan yg harus dijawab.
Pemazmur dalam bacaan kita hidupnya juga mengalami Kesusahan. Meskipun tidak dijelaskan apa kesusahannya namun itu ia ungkapkan dalam bentuk 4 pertanyaan:-- Berapa lama lagi Tuhan, Kau lupakan aku terus-menerus? – Berapa lama lagi Kau sembunyikan wajahMu terhadap aku?? – Berapa lama lagi aku harus menaruh kekuatiran dalam diriku dan bersedih hati sepanjang hari?? – Berapa lama lagi musuhku meninggikan diriku atasku?? Pertanyaan2 ini tidak langsung mendapat jawaban dari Tuhan. Tuhan punya waktu dan kehendak yg tidak sama untuk kita masing-masing. Tuhan bebas kapan Ia mau menjawab pertanyaan dan doa kita. Ia membiarkan kita mengelola hidup yg telah Ia berikan kepada kita itu. Barangkali kita akan memperoleh jawaban itu atas bagaimana kita sendiri mengisi hidup itu. Tentu jawaban akan berbeda untuk setiap orang sebab cara orang juga berbeda dalam mengelolanya.
Tetapi bagi pemazmur ia tidak sedikitpun merasa kecewa biarpun pertanyaan-pertanyaannya belum dijawab Tuhan. Imannya sungguh mantap, Pengaharapannya begitu pasti dan keyakinannya begitu kuat terhadap pengalaman hidupnya yg selalu disertai Tuhan. Karena iman. Iman, kepercayaannya begitu kuat sehingga ia seolah-olah menantang Tuhan : Ia berkata: Tetapi aku, kepada kasih setiaMu aku percaya. Hatiku bersorak-sorak karena penyelamatanMu, aku mau menyanyi untuk Tuhan, karena Ia telah berbuat baik kepadaku.
Tidak jelas bagi kita apa perbuatan baik Tuhan untuk sang pemazmu yg dalam kesusahan ini. Rupanya . Penyelamatan Allah yg selalu mendekap ia dalam kehidupannya membuat ia bertahan meskipun ia susah, dan itu merupakan perbuatana baik dari Tuhan, dan jawaban atas pertanyaannya yg ia yakin dan ia pegang. Karena itu keyakinan akan penyelamatan dan penyertaan Allah itu, membuat hatinya bersorak-sorak kemudian ia mau bersyukur dan menyanyi untuk Tuhan karena ia merasa, di tengah-tengah kesusahan, ada kasih Allah yg menyertai, ada penghiburan, ada topangan dan dukungan dari banyak orang percaya, sahabat dan handai tolan. Inilah syukur sang pemazmur, inilah syukur keluarga Taliau. Inilah syukur kita sekalian yg mempunyai Tuhan sebagai Penyelamat.

Kita bersama dengan bu Eni Talaiu dan keluarga besar Taliau menaikkan doa dan mengucap syukur karena Tuhan ada dan memberi kekuatan serta penghiburan kepada keluarga sampai saat ini. Bersama-sama dengan keluarga marilah kita berdoa dalam kepercayaan kita, kiranya Allah senantiasa memberi kekuatan, penghiburan serta sukacita kepada keluarga Sem, iatri dan anak-anak dalam menapaki kehidupan panjang yg terentang di depan yang kita sekalian masuki dan kelola.

Amin