Selasa, 29 November 2011

kaumankidul, 20 Feb 2007

Kebaktian Kaumankidul,
Rabu, 20 Febr. 2007

Bacaan : Ayub 17 : 1 – 10

Sdr. Dalam hidup, kita kadang-kadang memiliki teman. Sebagai orang beriman kita diberi hikmat oleh Allah untuk memilah mana teman yg patut kita berkawan dan mana teman yg sekedar hanya berteman. Sebab pada akhirnya kita tidak dapat memahami kedalaman hati seseorang untuk memutuskan bhw semua teman adalah “baik” dan semua teman adalah “kurang baik”. Baik dan kurang baik seseorang teman dapat kita beri jawab melalui pengalaman dalam perjalanan hidup kita, sebab masih jauh jalan yg akan kita tempuh dan masih banyak teman yg kita perlukan.

Sdr. Kita semua telah mengerti ttg Ayub. Saya tidak menjelaskan secara rinci isi kitab ini. Bacaan kita ini merupakan jawaban Ayub atas hotbah Elifas, Bildad dan Sofar teman-teman Ayub yg seakan-akan ikut menyalahkan Ayub atas penderitaan yg ia alami ini, bahkan istrinya sendiri berbuat hal yg sama (2 : 9). Namun dalam keadaan begini iman Ayub tak pernah goyah dan ia tetap berpegang kepada Allah sebagaimana katanya dalam : 3 biarlah Engkau menjadi jaminanku bagiMu sendiri.

Saya mengambil: 5 sebagai pokok renungan kita sore ini. “Barangsiapa mengadukan sahabatnya untuk mencari keuntungan, mata anak-anaknya akan menjadi rabun.
Sdr. Perjalanan hidup kita masih terrentang panjang ke depan, dan itu sementara kita jalani terus dengan sisa-sisa kehidupan yg kita miliki bersama Allah. Jika kita menoleh kebelakang sejak kita muda sampai saat ini, tentu banyak hal yg dapat menjelaskan kepada kita ttg pengalaman hidup. Ayat 5 ini bukan merupakan sesuatu yg jarang terjadi, tetapi kadangkala terjadi manakala seseorang berada dalam suasana terjepit. Dalam keadaan terjepit dan susah, pikiran warasnya hilang, mata untuk melihat jalan keluar rabun sehingga yg ada bagaimana memperoleh jalan keluar dengan cara yg mudah. Itulah yg yg kadangkala terjadi dalam hidup mengadukan sahabat supaya kita mendapat keuntungan. Tindakan sesaat mungkin berhasil dan membuat kita senang tetapi pikiran yg kusut tadi telah menutup mata untuk melihat bhw Allah yg bertindak adil sedang berdiri pada sisi lain dengan membuat perhitungan atas tindakan kita yg salah tadi yaitu membuat mata anak-anak kita menjadi rabun.. Ini adalah suatu kiasan, suatu sebab akibat yang mungkin kita tidak mengalami langsung secara konkrit seperti membalik telapak tangan, tetapi perbuatan mencelakakan orang lain telah melanggar hokum ke9 “jangan mengucapkan saksi dusta ttg sesamamu (Kel. 20 :16) akan berakibat panjang ke depan kepada generasi kita. Banyakhal yg kita sering dengar bhw orangtuanya berbuat baik, maka anak-anaknya keberkatan. Sama juga dengan nas kita: Barangsiapa mengadukan sahabatnya utk mencari keuntungan, mata anak-anaknya akan me4njadi rabun” Allah yg adil yg bersemayam di sorga, tetapi juga yg ada bersama kita dalam diri ImanuEl sering memperhatikan dan berdiri di samping kita tahu persis segala apa yg kita lakukan dalam hidup dari waktu ke waktu.
Sdr. Teman-teman Ayub kadang aberbicara kurang mendukung Ayub dalam hal penderitaannya. Tetapi sebagai orang beriman, Ayub tetap berpegang kepada imannya dan meskipun dalam keadaan penderitaan yg begini macam tidak pernah melepaskan Allah dari hidupnya meskipuna dalam duka yg hebat. Ayub menggantungkan hidupnya hanya pada Allah sebagai hakim yg Adil yg selalu berdiri di sampingnya sebab itu dengan iman yg kuat Ayub berkata: Biarlah Allah menjadi jaminan bagiku untuk Allah sendiri. Artinya dari kata-kata ini kita mengerti bhw tidak ada siapapun yg dapat Ayub pegang sebagai jaminan kecuali Allah saja. Dan bagi Allah sendiri barang jaminan seperti Ayub tidak mengecewakan (2 : 3)

Sdr. Apakah yg dapat kita pelajari dari bacaan ini? Penderitaan selalu timbul tenggelam dalam hidup beriman kita. Dalam segala sesuatu kita perlu sadar, bhw Allah selalu ada dekat kita untuk memantau perjalanann kita. Biarlah kepadaNya saja kita menggantungkan seluruh hidp kita sebab Ia yg selalu mempedulikan kita melalui kasih sayangNya yg nyata dalam Kristus Yesus. Ia datang untuk menanggung segala penderitaan yg seharusnya kita tanggung. Dalam suasana masa kesengsaraan ini maka Jika kita melihat : 6 Aku telah dijadikan sindiran di antara bangsa-bangsa dan aku menjadi orang yg diludahi mukanya (banding Mat. 26 : 67). Jelas mengenai Yesus Kristsus yg sedang mengalami penderitaan demi kita yg berdosa ini. Masing-masing kita mengalami sendiri penyertaanNya maka sesuai dengan tema dari bacaan kita : Biarlah kita masing2 yg telah mengalami berkat-berkat itu berkata : Biarlah Tuhan menjadi jaminanku sebab dalam pelukan kasih Tuhan, kita akan aman dan tenteram.

Amin

Retreat, 02 Maret 2008

Hotbah Retreat
Salibputih Minggu, 2 Maret 08

Pembacaan : 1Tes. 2 : 3 – 12

Kita sedang retreat sebagai bagian yg tak terpisahkan dari pelajaran katekisasi yg telah dilakukan kurang lebih 10 bulan. Dua minggu dari sekarang peserta katekisasi akan mengaku percaya dan dengan itu menjadi anggota jemaat dewasa, yg menyandang tanggungjawab terhadap pelayanan gereja dan jemaat. Kita ingat pada saat waktu kita dibaptis orangtua yg mengaku percaya, karena merekaa yg memiliki iman. Kita masih bayi belum memiliki iman. Iman orangtua itu dialirkan ke kita, kita ditarik masuk dalam persekutuan orang beriman, karena orangtua beriman. Nanti hari Minggu tgl 16, Anda yg telah belajar, mengenal, menghayati kasih Allah dalam Kristus, saat itu anda sendiri yg akan mengaku iman anda berdasarkan pemahaman dan penghayatan kasih Allah itu. Masing2 orang akan mengaku atas kesadaran dan penghayatannya sendir betapa Allah selama ini mengasihi diriku. Saat itu, orangtua tidak lagi mengaku percaya untuk memasukkan anda dalam persekutuan mereka sebagai orang beriman, tetapi kini anda sendiri mengaku percaya, memiliki iman sendiri tidak lagi bergantung pada iman dan pengakuan orangtua seperti pada masa waktu masih bayi
Bacaan pagi ini adalah surat rasul Paulus kepada jemaat di Tesalonika. Rasul menyatakan dengan tulus ikhlas bagaiamana mereka berlaku terhadap jemaat dalam pelayanan. Pelayanan mereka merupakan tanggungjawab atas panggilan Allah yg telah mereka terima. Karena itu mereka melayani Allah melalui pelayanan kepada jemaat, Model pelayanan ini dilukiskan sebagai seorang ibu yg mengasuh dan merawat anak-anaknya. Itu berarti bhw perlayanan rasul adalah pelayanan yg penuh dengan kasih sayang dan pengorbanan. Pengorbanan dalam arti bukan saja rela melayanai Firman/Injil Allah tetapi juga hidup mereka mereka rela berbagti dengan umat yg mereka layani. Dalam hidup keluarga, orangtua adalah sebagai guru dan pendeta. Ibu sebagai guru yg berlaku ramah,mendidik, mengasuh dan merawat, mengajar moral dan budi-pekerti serta disiplin dan tanggungjawab dalam melakukan pekerjaan di rumah. Kemudian ayah bertindak sebagai pendeta, yg mengajar Firman, menasehati, menguatkan hati serta memohon agar supaya hidup anak-anak kjiranya sesuai dengan kehendak Allah. Jadi dalam keluarga diajarkan dan ditanamkan iman dan budi pekerti agar kelak apabila mereka keluar meninggalkan rumah, mereka bisa membawa bekal pengajaran yg telah mereka teriuma dari rumah sebagai bekal mengantar hidup.

Memang pagi ini kita bukan dalam keluarga di rumah, tetapi kita sedang ada dalam suasana retreat sebagai persiapan, pembekalan menuju kepada pendewasaan iman. Karena itu kami menasehati kamu supaya hidupmu sesuai dengan kehendak Allah yg memanggil kamu ke dalam Kerajaan dan kemuliaanNya. Apa kehendak Allah itu?? Masing-masing orang tahu sendiri apa kehendak Allah bagi dirinya. Yang pertama bhw kehendak Allah itu “baik” adanya. Masing-masing anak dapat memberi arti yg baik itu bagi dirinya sendiri. Telah ditekankan berulang-ulang dalam pelajaran kateklisasi ttg “yang baik”. Satu hal dari yg baik adalah menjauhi kejahatan. Pilih yang baik, yg berkenan kepada Allah dan kepada dirimu sendiri dan hindari godaan dan bujukan yg menuju kepada kehancuran masa depanmu.

Kamu mempunyai masa depan. Masa depan ada di tangan Allah dan ditangamu tetapi harus diusahakan, diperjuangkan oleh masing-masing, mulai dari sekarang. Masa depan tidak tiba-tiba datang dengan sendirinya. Sebab itu tekunlah dalam iman, tekunlah dalam berdoa, tekunlah dalam belajar, tekunlah dalam berusaha, tekunlah dalam permohonan kepada Allah agar kiranya Allah ikut campur dalam segala hal yg baik yg direncanakan dan yg dilakukan untuk mencapai pengharapan dan masa depan yg telah disediakan Allah bagi masing-masing yg berharap kepadaNya. Allah tidak pernah mau memberkati orang yg hanya berpangku tangan dan malas. Panggilan hidup orang percaya adalah bangun pagi untuk bekerja kemudian kembali waktu petang untuk beristirahat sebagai mana dilukiskan dalam Maz. 104 : 22, 23 :”Apabila matahari terbit, manusiapun keluarlah ke pekerjaannya, dan ke usahanya sampai petang. Artinya hidup dan waktu yg telah tersedia harus diisi, dimanfaatkan, didayagunakan supaya bermanfaat untuk mencapai apa yg sedang diusahakan. Anda sebagai pelajar dan mahasiswa mempunyai tanggungjawab yg besar untuk menca[ai apa yg dicita-citakan.dan diharapkan. Sebab dengan demikian anda kelak akan menjadi manausia-manusia yg berguna baik untuk anda sendiri dan keluarga, juga bagi Tuhan, gereja dan jemaat dan pada akhirnya bagi masyarakat, negara dan bangsa. Pada akhirnya: Kamu tahu, betapa kami, seperti bapa thdp anak2nya, telah menasehati kamu dan menguatkan hatimu seorang demi seorang, dan meminta dengan sangat, supaya kamu hidup sesuai dgn kehendak Allah, yg memanggil kamu ke dalam Kerajaan dan KemuliaanNya.

Amin

Kalingmangli, 05 Maret 2008

Kebaktian Kalimangli
Rabu, 5 Maret 2008
Pembacaan : Yoh. 4 : 13 – 15

Bacaan kita sore ini berbicara ttg percakapan Yesus dengan wanita Samaria di tepi sumur. Kenapa sampai Yesus bisa tiba di tepi sumur oleh karena pelayananNya mula-mula di Yudea, tetapi karena Ia mendapat perlawanan dari orang Farisi di Yudea, maka Yesus ingin kembali saja ke Galelea (4:1-4). Supaya menghemat waktu dan tenaga, maka Yesus ambil jalan pintas melewati kampung orang Samaria. Kini Yesus duduk di tepi sumur sementara para murid pergi membeli makanan. Tiba-tiba datang seorang perempuan Samaria hendak menimba air di sumur ini yg dikenal sebagai sumur Yakub. Tiba-tiba Yesus meminta minum dari wanita ini. Wanita ini kaget sebab ada seorang pria Yahudi duduk di sumur dan meminta minum dari seorang wanita Samaria. Sebagaimana kita tahu bhw orangYahudi tidak beramah-tamah dengan orang Samaria sebab orang Samaria adalah bangsa campuran dari beberapa bangsa (IIRaja 17 : 24 –41). Salahasatu bukti kuat ttg perpisahan ini adalah bahwa: Orang Samaria tidak diperbolehkan ikut membangun baith Allah di Yerusalem. Hati wanita ini senang seolah-olah akan mendapat pertolongan dari Yesus karena mengharap Yesus dapat membantu menimba air dari sumur yg dalam itu ( + 25 metere dalamnya) Pada sisi lain, dalam hati wanita ini bertanya-tanya mengapa pria Yahudi ini mau menyalahi kebiasaan dan sikap permusuhan ini. Bukankah tujuan Yesus datang ke dalam dunia justru untuk mendamaikan manusia dengan Allah dan manausia dengan manusia, orang Yahudi dengan orang Samaria. Kita juga ingat bagaimana peranan orang Samaria dalam perumpamaan ttg orang Samaria yg murah hati (Lukas 10 : 33 – 37). Dalam pembicaraan antara Yesus dan perempuan ini, ada beberapa hal yg tidak bisa dipahami oleh perempuan ini misalnya: karunia Alla dan air hidup. Karunia Allah adalah air hidup yg diberikan oleh Anak Allah Yesus Kristus sumber kehidupan. Tetapi wanita ini hanya sanggup memikirkan hal-hal yg bersifat bendawi, sebab ia melihat tangan Yesus kosong tidak ada timba padahal sumur ini terlalu dalam, bagaimana Yeus bisa menawarkan air yg hidup kepadanya?? (:11)

Yesus tidak memikirkan hal bendawi/duniawi tetapi ia melihat bahwa wanita ini sedang dalam dahaga rohani yg tidak bisa dipuaskan oleh materi apapun di dunia ini termasuk air dari perigi Yakub ini. Yesus coba menjelaskan bhw Ia dapat memasang pancaran air hidup, sumber hidup kekal dalam hati wanita ini. Tetapi kasihan, sebab perempuan ini hanya membayangkan air biasa yg ditimbanya setiap hari yg mungkin Yesus dapat berikan kepadanya secara misteri dan barangkali juga memakai tenaga gaib. Tetapi yg terjadi adalah bhw wanita ini disadarkan, ada harga yg harus dibayarnya. Harga apa itu?? Kehidupan dan masa lalunya harus terpampang dalam bayangannya sebagai buku yg terbuka lebar, agar dengan melihat isi buku itu, ia sadar akan betapa perlunya ia mengalami penyucian. Yesus sebagai sumber air hidup akan mencuci sdemua kesalahan dan dosa kita oleh pekerjaan Rohkudus yg kita imani. Rohkudus adalah Roh Yesus juga sebagai air sejuk yg menghapus segala dahaga orang percaya karena dosa dan kesalahan mereka. Kita tidak lebih baik dari perempuan Samaria ini. Kita semua sekarang sedang dahaga oleh karena itu kita semua sekarang juga perlu membuka hidup kita di hadapan Allah supaya terpampang segala salah dan dosa kita, lalu dengan iman dan pengharapan kita datang kepada Yesus memohon kiranya Ia memberikan kepada kita air hidup yg terpancar dari kasihNya yg menyucikan segala dosa kita melalui salib dan kebangkitanNya. Kita janganlah terikat terlalu dengan soal-soal lahiriah kita sebagaimana kata Yesus kpd perempuan itu. Barang siapa minum air ini, ia tetap akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yg Yesus akan berikan, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yg diberikan Yesus itu akan menjadi mata air di dalam dirinya yg terus menerus memancar sampai kepada hidup yg kekal. Jadi jelas sdr. Jika kita terima Yesus, maka didalam diri kita ada Rohkudus yg diumpamakan sebagai air hidup dan dengan begitu kita bisa menjadi sumber air untuk memancarkan kebaikan Tuhan kepada orang lain. Janganlah kita mematikan sumber air yg ada dalam diri kita tetapi hendaklah kita pertahankan air hidup itu sebagai anugerah untuk kita masing2 yg percaya. Bagaimana caranya kita memberiakan air hidup itu?? Melalui hidup kita sendiri, kata-kata, tindakan kita dan ategur sapa kita kiranya dapat bamenjadi air yg menyejukkan orang lain supaya dengan demikian orang dapat katakana bhw benar-benar kita adalah anak Tuhan yg membawa kesejukkan bagi orang yang dahaga.

Amin.