Sabtu, 28 Juli 2012

Kebaktian Senin UKSW 7 Juni 2010


Kebaktian Senin UKSW
Senin, 7 Juni 2010
Pembacaan : Pilipi 1 : 20 – 26

Tema : Bekerja

Saya ucapkan terimakasih kepada Pimpinan UKSW khususnya Pelayanan Kerohanian Kampus (Campus ministry) yg memberi saya kesempatan untuk  memimpin ibadah Senin  ini.  12 tahun telah berlalu sejak  purna tugas dan baru sekarang saya berdiri di mimbar ini lagi untuk membawakan renungan tentang “pekerjaan” sesuai tema yang ditentukan.
 Bacaan yang saya pilih sebagai dasar renungan kita pagi ini terambil dari surat Rasul  Paulus kepada jemaat di Pilipi:  1 : 20 - 26
 Sdr.,sulit bagi kita untuk membayangkan  bahwa andaikan manusia I tidak memakan buah yg dilarang Tuhan, ia mungkin tidakperlu bekerja, sebab semuanya telah tersedia dalam taman  dan tinggal pakai.  Tetapi setelah manusia I melanggar larangan  “Jangan makan buah itu”, maka ia harus bekerja keras dengan berlelah untuk memenuhi  kebutuhan hidupnya.
Jadi bekerja  merupakan  suatu keharusan  sejak awal prnciptaan  dan hanya dengan bekerja manusia dapat memenuhi kebutuhan dan menjalani kehidupan yang layak dari hari ke hari.
Sdr….. Setiap pagi kita menyaksikan orang  sibuk berlalu lalang berangkat kerja dan baru pulang  menjelang sore dan bahkan ada yang sampai larut malam seperti yg dilukiskan sang Pemasmur dalam Masmur 104 : 22, 23:  “Apabila matahari terbit, manusiapun keluarlah ke tempat pekerjaannya dan ke usahanya sampai petang”. 
Sang Pemazmur rupanya memahami benar akan panggilan dan tanggungjawab manusia untuk bekerja dan berusaha demi  kelangsungan hidupnya.
Masalahnya sekarang adalah: Kemanakah hidup ini kita arahkan.  Apakah yg dimaksud Rasul dengan mengatakan dalam : 21 bahwa :”Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan? Paulus mengerahkan segenap usaha dan kerja kerasnya  untuk membuktikan bahwa apa yang benar dan baik itu dapat menjadi nyata dalam kehidupan manusia.
Dengan kata lain, ia berjuang dan bahkan siap menghadapi kemat6ian mewujudkan kehendak Allah di bumi ini Seperti yang ia katakan dalam Roma !2 : 1, 2: “ Karena itu saudara-saudara demi kemurahan Allah, aku menasehatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yg hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah:  itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”
Hidup bagi Paulus adalah bekerja memberi buah
Dalam ayat-ayat selanjutnya kita belajar bahwa buah yang dimaksud adalah mengabarkan Injil sehingga umat makin maju dan bersukacita dalam iman.  Dengan dem imkian, kalaupun pada akhirnya ia harus mati, tidak perlu disesalkan, karena ia telah amelaksanakan tugas dengan baik sehingga lebih banyak jiwa dapat diselamatkan. Ia tidak merugi, tetapi memperoleh keuntungan. Lagipula ia sudah tuaa dan telah mengalami banyak siksaan dan kesengsaraan, maka bila Tuhan memanggil, ia sudah siap untuk pergi meninggalkan du nia ini.
 Manusia terlahir sebagai makhluk yangh menentingkan diri sendiri.  Sebagai orang percvaya, iman kitapun masih sering kekanak-kanakkan..
Sebuah iuluistrasi singkat ini kiranya dapat amenjelaskan hal ini:
“Ada seorang gadie kecil yang menagis merengek-rengek minta untuk boleh makan buah anggur, tetapi ibunya melarang karena sudah waktunya untuk tidur.  Ibumenyuruh anaknya untuk berdoaa dan iapun tersenyum melihat anaknya melipat tangan, memejamkan mata dan mulai berdoa.  Sebelum mematikan lampu tidur, ibu itu bertanya:”Apakah kamu sudah berrdoa? Gadis kecil itu menjawab “Sudah bu” dan Tuhan bilang aku anak manis, maka  boleh makan anggur. Dengan pembaruan iman, kita terpanggil untukj melayani Tuhan dan sesama, tidak untuk mengedapankan diri sendiri.
Sebagai lembaga Pendidi8kan Tinggi, UKSW melalui sesi perkuliahan baiuk teori maupun praktek berupaya untuk membekali para mahasiswa dengan dengan pengetahuan dean kemampuan untuk kelak dapat bekerja guna mexmenuhi kebutuhan masyrakat di sekelilingnya. Maka kurikulum bidang studi harus sesuai dengasn kebutuhan yang sesungguhnya di duni kerja, sehingga para mahasisswqa dapat mengaktualisasikan diri dan kemampuan mereka esuai bidang mansing-masing.
Dari Paulus kita belajar, bahwa dalam bekerja, orang perlu mengabdikan diri swepenuhnya pada tugas-tugas yanbg harus diembannya t5anpa pamrih.  Bagaimanapun juga orang yang setia pada perkara-perkara kecil akan dapat menunjukkan kesetiaan serta rasa tanggungjawab  yang besar, yang membuat ia cenderung dicari tanp0a harus memaksakan diri sendiri. Menjalkani kehidupan ini tidak gampang. Ser8ing kita dihadapkan pada pilihan-piliahn yangh suklit dan membinguingkan seperti yang dialami Paulus. Merasa terdesak dari dua pihakj, yaitu hidup bersama Kristus di sorga atau tinggal tetap di dunia, karena umat masih membutuhkannya, ia memilih yang kdua. Betapapu8n damai dan tenangnya kehidupan di sorga sejauh yang dapat kita bayangkan selama masih ada kesempatan, kita terpanggil untuk tetap terus bekerja melayani sesama demi akemuliaan Allah walaupun banyak kesulitan dan tantangan yg aterus  dihadapi.  Bekerja keras adalah panggilan manusia dan kematian adalah usrusan Tuhan.  Di sini tersirat akepasrahan Paulus akepada Tuhan.  Karena bagamanapun juga, bukannya akehendakku tetapi kehendak Mu jadilah. 
Kiranya dengan  pembaharuan iman sesuai dengan nharapan P)aulus, kita di sini dapat amembuat hidupa dan kerja kita menjadi lebih abermakna dan berkenan di mata Allah.  Amin  demikian pula  di depan kampus, abang becak menunggu dengan sabar dan berharap kiranya  ada penumpang yg  bersedia menumpang becaknya. Para mahasiswa bekerja mempersiapkan dirinya dari rumah sebelum berangkat ke kuliah, demikianpun para pengajar bekerja mempersiapkan bahan sebelum mengajar agar kiranya mahasiswa dapat mengerti, menerima dan memahami apa yg diajarkan dst…
 Banyak orang bekerja pada tempat pekerjaan yg berbeda-beda, juga macam dan jenisnya pekerjaan merekapun berbeda pula satu dari yg lainnya. Dalam mazmur 104 : 22,23 sang pemazmur mengerti ttg panggilan hidup manusia : Bahwa manusia harus bekerja, karena itu ia lukiskan ttg panggilan itu demikian: bahwa apabila matahari terbit manusiapun keluarlah ke tempat pekerjaannya dan ke usahanya sampai petang 104 : 22,23.  Sang permazmur rupanya telah  memahami benar akan hakekat, panggilan serta tanggungjawab manusia bahwa manusia harus bekerja dan berusaha dalam batas waktu yg telah ditetapkan Allah, berangkat pagi dan pulang petang. Memang batas waktu bekerja dapat disesuaikan dengan kondisi dan ketentuan2 yg berlaku di tempat dimana manusia bekerja. Memang bervariasi waktu bekerja itu tetapi pada umumnya manusia beranghkat pagi dan pulang petang.
Sebagai orang percaya kita memahami bahwa bekerja adalah perintah dan kehendak Tuhan bagi manusia.  Karena itu Tuhan tidak mau hilang muka bahwa Ia yg menyuruh manusia bekerja , Ia tidak mungkin lepas tangan dan membiarkan manusia bekerja tanpa Ia  memberkati. Karena itu Ia selalu hadir dan berdiri di belakang setiap orang yg bekerja, dengan pengertian bahwa manusia yg bekerja juga harus memahami bahwa bekerja adalah panggilan dan  nugerah bagi dirinya sehingga mereka yg bekerja kiranya dapat memuliakan Tuhan melalui pekerjaannya dan selalu mengucap syukur. Atas kesadaran yang demikian, akan mengantar kita bahwa kita bekerja bukan lagi untuk kepentingan diri  dan kemuliaan diri kita, tetapi  untuk Tuhan  dan untuk sesama kita. Ego dan aku kita kita sembunyikan rapat, kita simpan di belakang dan yg tampil didepan adalah Allah dan kehendaknya. Kita semua telah menerima panggilan dan tanggungjawab yg berbeda seorang dari yang lain seperti yg telah saya kemukakan di depan tadi.  Karena itu kita yg terlah menerima panggilan itu bekerjalah dengan sukacita dan hati yg gembira jangan dengan terpaksa dan bersungut-sungut.  Beban yg besar bagaimanapun juga jika kita terima dan kerjakan dengan hati yg gembira  akan terasa ringan sebaliknya meskipun beban dan tanggungjawab kita sedikit dan ringan tetapi kita kerjakan dengan perasaan yg tidak senang akan membebankan kita dan  akan  merupakan batu kilangan yg  menekan bahu kita.
Sdr bagaimanakah bekerja untuk kita dalam lingkungan UKSW ini?  Sebagaiamana yg telah saya utarakan di atas bahwa masing2 orang telah menerima panggilannya sendiri-sendiri yg berberda seorang dari yg lain.  Karena itu kita yg telah menerima tanggungjawab itu hendaknya dengan penuh pengucapan syukur dan berserah diri kepada Kasih Tuhan, kita lakukanlah dengan gembira dan penuh sukacita   Sekali lagi Bapa kita yg baik yg berada di tempat yg Maha Tinggi akan memperhatikan apa yg kita lakukan.  Kita semua adalah orang dewasa,  dengan begitu iman kita hendaknya juga iman yg telah dewasa dan dengan demikian kerja harus dijalani dengan iman yg dewasa pula yg siap melayani Tuhan dan sesama dan tidak mementingkan diri sendiri.
Iman yg kekanak-kanakan digambarkan dalam ceritera seorang gadis kecil yg tidak diperbolehkan makan anggur karena sudah saatnya untuk tidur.  Sang ibu menyuruh ia  berdoa sebelum tidur.  Dan sebelum ibu mematikan lampu, ibu itu bertanya : apa yg kamu doakan? Anak itu menjawab bahwa aku sudah berdoa dan Tuhan mengatakan bahwa aku anak yang manis, maka boleh makan anggur.
Sdr, kerja yg sesuai dengan kemampuan yg diabdikan untuk memenuhi kebutuhan sesama dan dikerjakan tanpa pamrih akan membuahkan hasil yg berkenan di mata Tuhan, karena dengannya kehendak Tuhan terlaksana di UKSW dan di dunia ini.  Amin

Kebaktian syukur Kel. Gigir


Kebaktian syukur Kel. Gigir

Minggu, 28 Febr. 2010
Bacaan : Maz. 40 : 2  -  6  Syukur dan Doa

Sdr sekalian yg dikasihi Tuhan Yesus Kristus,

Kita sama-sama sebagai suatu persekutuan  siang ini berada dalam kel. Gigir untuk sama-sama merenung akan penyertaan Allah yg telah berlaku untuk kita semua yg percaya.  Khususnya siang ini bersama-sama keluarga kita ikut menghayati ttg kasih sayang Allah bagi ibu Gigir, karena beberapa waktu yang lalu ibu masuk masuk RS dan kini sudah kembali dan sedang berada bersama kita sekalian. Jika kita berada di sini merupakan pertanda bahwa ibu Gigir tidak sendirian tetapi ada banyak orang percaya sebagai sdr seiman yg hadir sebagai tanda persaudaraan dan persekutuan orang beriman yg saling mendukung dalam doa dan saling memberi kekuatan dan penghiburan.  Ini merupakan panggilan orang percaya supaya dimana ada orang sakit kesanalah kita datang untuk menjenguk, dimana ada dukacita, kesanalah kita datang memberi sukacita, dimana ada keluh-kesah kesanalah kita datang untuk memberi kekuatan serta dukungan.
Bacaan kita siang ini merupakan ucapan syukur dan doa oleh Pemazmur yg rupanya mengalami hal-hal yg ia rasakan sebagai suatu  masalah dal;am hidupnya.  Masalah yg sebenarnya tidak diungkapkan di sini tetapi rupanya permasalahan yg ia alami, ia lukiskan sebagai ia masuk dalam lobang kebinasaan dan Lumpur rawa.
Orang2 yg hidup menderita kadang merasa seperti Tuhan tidak peduli kepadanya dan berdiri jauh daripadanya.  Kita dapat bertanya dalam diri kita sendiri: Apa benar Tuhan berdiri jauh dan tidak peduli dengan kita??  Jika kita mengalami sesuatu masalah dalam hidup entah sakit penyakit, entah percekcokkan antara anak – orang tua, suami-istri kita rasakan seolah-olah Tuhan telah pergi jauh dari kita, sebab apa yg dilukiskan pemazmur bahwa ia sangat menanti-nantikan Tuhan.  Dari kata-kata ini dapat kita katakan bahwa pada saat-saat tertentu pemazmur mengalami kesepian, sebab Tuhan tidak ada disampingnya, ia merasa seorang diri dalam menjalani kehidupannya.  Kita tahu bahwa pemazmur adalam seorang beriman yg hidupnya hanya didasarkan pada Tuhan saja.  Sehingga suatu saat ia merasa seolah-olah Tuhan pergi lama dan ia merasa kesepian.  Rupanya ia dengan Tuhan ia merasa sebagai teman akrab yg selalu berdua, sehingga waktu Tuhan tidak ada ia lalu menyanyikan mazmur ini.  Aku sangat menanti-nantikan Tuhan, lalu ia menjenguk kepadaku dan mendengar teriakku minta tolong.  Ia berteriak minta tolong sebab ia sedang menderita.  Ia terperosok ke dalam lubang yg penuh Lumpur.  Dalam keadaan penderitaan ini ia berteriak kepada Tuhan, dan Tuhan mendengar suaranya dan memberi ia pertolongan sehingga Ia menempatkan kakiku di atas bukit batu menetapkan langkahku.
Sdr. Tuhan dalam memberi pertolongan tidak akan sepenggal-sepenggal.  Ia memberi pertolongan secara utuh dan bersih tidak separoh-separoh.  Karena itu pemasmur kini memuji Allah, supaya orang lain yg melihat bahwa pemazmur telah ditolong Allah menjadi takut, menjadi heran lalu mereka juga dapat percaya kepada Tuhan.
Siang ini kita menyaksikan bhw Tuhan telah mengeluarkan ibu Gigir dari rumah sakit dan memberi kesehatan sehingga ibu Gigir dapat melangkah dengan pasti dan menaikkan syukur kepada Tuhan.  Tuhan yg kita kenal adalah Tuhan yg Pengasih dan Penyayang, Panjang sabar dan besar kasih setiaNya.  Kasih sayang Tuhan itu tidak hanya berlaku pada saat ibu Gigir sakit saja tetapi kasih sayang  itu akan berjalan sepanjang masa sejauh kita ingat  Tuhan dan sejauh kita menyerahkan diri kita untuk dipeluk dan dibimbing oleh Tangan PengasihanNya.
Coba kita masing-masing teristimewa ibu Gigir menghitung akan perbuatan Tuhan dalam hidup kita. Pemazmur katakana banyaklah yg telah Kaulakukan, ya Tuhan, Allahku perbuatanMu yg ajaib dan MaksudMu untuk kami. Tidak ada yg dapat disejajarkan dengan Engkau.  Aku mau memberitakan dan mengatakannya, tetapi terlalu besar jumlahnya untuk dihitung.
Kalau demikian terjadi bagi ibu Gigir, terjadi juga untuk kita sekalaian yg hadir saat ini bahwa banyaklah yg telah Tuhan lakukan bagi kita masing2  sebab terlalu besar jumlahnya untuk dihitung.
Kini ibu telah berada dalam keluarga, inilah perbuatan Tuhan yg ajaib bagi ibu dan keluarga.  Ibu bterima ini sebagai suatu anugerah dan baiklah anugerah ini diterima dengan ucapan syukur dan doa.  Kiranya Tuhan memberi ibu kesehatan selalu supaya berkat yg telah diterima ini dapat dinikmati dalam ucapan syukur senantiasa bagi hormat dan kemualiaan Tuhan.  Amin

Kebaktian Syukur pernikahan


Kebaktian Syukur pernikahan

David Manuputy & Niki Ayu Kusuma Ninghapr
Bacaan kita : Kolose 3 : 11b – 17  “Manusia Baru”
Kita berkumpul sore ini untuk kebaktian syukur persiapan bagi pernikahan kedua sdr kita David dan Niki.
Sdr.  Sebagaimana kita semua ketahui bahwa untuk sesuatu hal yang “besar atau yg kecil” sebelum dilaksanaan tentu perlu ada persiapan dan itu dialaskan dalam doa dan kebaktian sederhana.  Kita semua yg hadir ini dimohon kiranya ikut mendoakan perjalanan kedua anak kita memasuki suati babak baru, suatu masa baru, suatu keadaan baru, kenapa?? Sebab semua yg “lama” kebiasaan yg lama, model-model yg lama cara aberpikir dan bertindak yg lama, kini harud ditanggalkan dan diganti dengan sesuatu yg baru.  Kita bertanya apanya yg baru itu??  Memasuki suatu pernikahan adalah memasuki dan mempertahankan suatu keputusan dan tindakan yg telah diambil bersama oleh David dan Niki.  Tentu sebelum sdr berdua mengambil keputusan untuk hidup bersama pasti telah memperhitungkan segala macam akibat laba-rugi dan berbagai tanggungjawab etis dan moral sebab naehat dari berbagai orangtua Kristen mengatakan: bhw masuk dalam pernikahan adalah sebagai orang melayari lautan lebar yg terbentang di depan.  Ada dua orang dalam perahu rumahtangga.  Pertanhyaan siapa yg akan menjadi Jurumudi??  Sebagai orang beriman dengan tegas kita harus katakana bahwa bukan dua orang tetapi ada 3 orang.  Siapakah dia orang ketiga itu??  Rasul dengan tegas mengatakan dalam : 11b tetapi Kristus adalah semua dan didalam segala sesuatu.  Maksud perkataan Rasul ini dalam bahasa sehari-hari mau mengatakan bahwa  bagi kita orang beriman kita ini dan semua milik kita sebenarnya bukanlah milik kita tetapi milik Kristus, sebab semua yg kita miliki ini adalah “pemberian” yg harus kita jaga dan bhs Jawa openi supaya bermanfaat bagi kita kini dan nanti.
Pertanyaan sederhana berikut bagaimana caranya kita menjaga dan memelihara barang pemberian Allah itu??  Rasul dengan tegas mengatakan : Kenakanalah belas kasihan akemurqahanan akerendahan hati kelemahlembutana dan kesabaran.  Rasul rupanya belum puas dengan hal-hal yg telah disebutkan tadi.  Masih ada kurang 1 kunci sebagai perlengkapan : Rasul katakana bahwa diatas semuanya itu kenakanlah kasih sebagai apengikat yg mempersatukan dan menyempurnakan.  Rasul telah belajar banyak ttg hidup ini.  Sebagai seorang ilmuan ia telah banyak membaca buku, mendengar dan berdiskusi.  Maka ia dating kepada suatu kesimpulan ttg makna hidup bahwa orang percaya pertama-tama harus mengundang Kristus masuk dan menjadiu kepala keluarga.  Kemudian hidupolah dengan apa yg Kristus t6elah ajarakan seperti yg ditulis oleh rasul melaluia pembacaan kita ini. 
Hidup berkeluarha memerlukan banyak perlengkapan. Tentu keluarga kedua mempelai pasti telah memeperlengkapi lat dapur dengan panici-panci, tacu sendok fork, sibor untuk timba air, baki, dandang, sendok sup bila-bila (bhs Jawa sotil), kompor gas, mtabung gas.  Pendeknya semua perlengkapan utk rumah tangga baru telah siap.  Sekali lagi ingat kata-0kata Rasul bhw diatas semuanya itu (diatas semua persiapaNdan perlengkapan itu) kenakanlah kasih sebagai pengikat yg amemperstukan dan amenyempurnakan..  Kenakanlah kasih sebagai pengikat yg mempersatukan dan menyempurnakan.
Kunci dari hidup berkeluarga  baik keluarga muda yg akan dibangun ini atupun keluarga tua seperti kita, sdr dan saya, keamanan dan kenyamanan dalam keluarga adalah karena kasih. 
Rasul katakana bahwa: Kasih itu sabar, kasih itu murah hati ia tidak cemburu, ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.  Kasih mengajar kita untuk tidak melakukan hal-hal yg tidak sopan, baik dalam kata kira rasa.  Orang yg hidup dengan kasih, tidak gapang menjadi pemarah dan tidak senang untuk menyimpan kesalahan atau mendendam terhadap orang lain.. Ia  mengasihi dengan ikhlas, apa adanya tidak dibuat-buat supaya dipuji.  Kasih selalu memnutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu serta menanggung segala sesuatu. 
Kiranya Augi dan NIki berdoa dan mohon kepada Tuhan agar kalian berdua memasuki hidup yg barau dengan Kasih yg berasal dari Kristus seperti yg telah diuraikan tadi.
Perjalanan panjang baru akan dimulai dan masa depan sedang menggame-game anda. Peganglah Kristus dan njadikan Dia kepala rumahtangga.  Ser4ahkanlah kepadaNya jalan anda, sebab berjalan pada jalan Kristus anda berdua akan menemui “jalan keselamatan dan hidup.  Dan diatas semuanya itu kenakanlah Kasih sebagai pengikat yg amempersatuakna dan menyempurnakan.   

Amin.

Kebaktian Syukur Penghiburan Kel. Sem Taliau


Kebaktian Syukur Penghiburan
Kel. Sem Taliau

Pemb. Maz. 13 : 1 – 6.

Malam ini  sebagai orang percaya dan saudara – bersaudara kita berkumpul lagi dalam rumah kel. Taliau. Kesibukan-kesibukan sejak sakit sampai  meninggal dan upacara pemakaman semuanya telah rampung berjalan dalam penyertaan dan kasih sayang Tuhan..  Meskipun secara fisik pada satu sisi kesibukan telah selesai, tetapi pada sisi yg lain, rasa kehilangan, kesepian dan duka masih akan tetap tinggal dalam hati istri, anak-anak  sanak famili dan handai tolan, bahkan dalam hati kita sekalian yg hadir pada saat ini.  Timbul pertanyaan kepada kita sebagai orang percaya, apakah kita akan tetap tenggelam dalam rasa duka yg berkepanjangan??
Sdr. Kita selalu diberi waktu, diberi kesempatan, tinggal bagaimana kita memakai waktu itu, menggunakan kesempatan itu, bagaima kita mengelola hidup ini untuk memuliakan Tuhan dan untuk kebahagiaan kita sendiri, sebab segala-galanya telah diberikan dan dikaruniakan kepada kita masing-masing.
Tadi dalam pembacaan riwayat hidup sdr Sem, kita dengar bhw Sem telah menggunakan waktu yg ia terima dari Tuhan kemudian mengisinya untuk memuliakan Tuhan melalui berbagai pelayanan di gereja maupun di sekolah dan yayasan Kristen di Halmahera dan Tobelo.

Maz. Yg kita baca dan dengar tadi adalah sebuah doa kepercayaan: Pemazmur berdoa dalam kepercayaannya: Karena ia seorang percaya, maka ia berdoa: Tetapi anehnya bhw isi doa ini terbagti 3: Bagian I adalah bertanyaan kepada Tuhan, seolah-olah Tuhan kurang memperhatikan hidupnya sehingga ia mengalami kesusahan.  Bagian kedua   berisi  permohonan supaya kiranya Tuhan mendengar dan menjawab supaya musuh2, orang yg tidak senang, iblis, jangan bergembira atas kesusahannya sehingga mereka berkata: Aku telah mengalahkan dia. Bagian ke 3 suatu penyerahan diri karena kepercayaan, karena iman, karena keyakian akan penyelamatan yg telah ia terima dari Allah.

Sdr. Tidak kita sadari bhw bagi kita yg mengalami kesusahan maka hidup ini merupakan  pertanyaan yg harus  dijawab.
Pemazmur dalam bacaan kita hidupnya juga mengalami Kesusahan.  Meskipun tidak dijelaskan apa kesusahannya  namun itu ia ungkapkan dalam bentuk 4 pertanyaan:-- Berapa lama  lagi Tuhan, Kau lupakan aku terus-menerus? – Berapa lama lagi Kau sembunyikan wajahMu terhadap aku?? – Berapa lama lagi aku harus menaruh kekuatiran dalam diriku dan bersedih hati sepanjang hari?? – Berapa lama lagi musuhku meninggikan diri atasku??  Pertanyaan2 ini tidak langsung mendapat jawaban dari Tuhan.  Tuhan punya waktu dan kehendak yg tidak sama untuk kita masing-masing.  Tuhan bebas kapan Ia mau menjawab pertanyaan dan doa kita.  Ia membiarkan kita mengelola hidup yg telah Ia berikan kepada kita itu.  Barangkali kita akan memperoleh jawaban itu atas bagaimana kita sendiri mengisi hidup itu.  Tentu jawaban akan berbeda untuk setiap orang sebab cara orang juga berbeda dalam mengelolanya.
 Tetapi bagi pemazmur ia tidak sedikitpun merasa kecewa biarpun pertanyaan-pertanyaannya belum dijawab Tuhan. Imannya sungguh mantap, Pengharapannya begitu pasti dan keyakinannya begitu kuat terhadap pengalaman hidupnya yg selalu disertai Tuhan. Karena iman.  Iman, kepercayaannya begitu kuat sehingga ia seolah-olah menantang Tuhan : Ia berkata: Tetapi aku, kepada kasih setiaMu aku percaya.   Hatiku bersorak-sorak karena penyelamatanMu, aku mau menyanyi untuk Tuhan, karena Ia telah berbuat baik kepadaku.
Tidak jelas bagi kita apa perbuatan baik Tuhan untuk sang pemazmu yg dalam kesusahan ini.  Rupanya . Penyelamatan Allah yg selalu mendekap ia dalam kehidupannya  membuat ia bertahan meskipun ia susah, dan itu merupakan perbuatana baik dari Tuhan, dan jawaban atas pertanyaannya yg ia yakin dan ia pegang.  Karena itu keyakinan akan penyelamatan dan penyertaan Allah itu, membuat hatinya bersorak-sorak kemudian ia mau bersyukur dan menyanyi untuk Tuhan karena ia merasa, di tengah-tengah kesusahan, ada kasih Allah yg menyertai, ada penghiburan, ada topangan dan dukungan dari banyak orang percaya, sahabat dan handai tolan.  Inilah syukur sang pemazmur, inilah syukur keluarga Taliau. Inilah syukur kita sekalian yg mempunyai Tuhan sebagai Penyelamat.

Kita bersama dengan bu Eni Talaiu dan keluarga besar Taliau menaikkan doa dan mengucap syukur karena Tuhan ada dan memberi kekuatan serta penghiburan kepada keluarga  sampai saat ini. Bersama-sama dengan keluarga marilah kita berdoa dalam kepercayaan kita, kiranya Allah senantiasa memberi kekuatan, penghiburan serta sukacita kepada keluarga Sem, istri dan anak-anak dalam menapaki kehidupan panjang yg terentang di depan yang kita sekalian  masuki dan kelola. 

Amin

Kebaktuan syukur Kel. Freddy Tombule 23 Juli 2010


Kebaktuan syukur Kel. Freddy Tombule

Jumat, 23 Juli 2010


Pembacaan : Maz. 91 : 1 – 12


Sore ini kita sama-sama berada di sini  (Fabrik kayu Mulyo) dalam Kel. Freddy Tombule dalam rangka ibadah syukur  atas kasih sayang Tuhan bagi kel. ini karena beberapa waktu yl ibu telah melahirkan anak dan kini anak dan ibu dalam keadaan sehat sejahtera. Masa-masa dimana seorang ibu masuk rumah sakit dan akan melahirkan merupakan saat-saat yg sangat mendebarkan hati. Sebagai keluarga khususnya suami akan menaikkan doa yg tak henti-henti memohon dari Tuhan kekuatan serta keselamatan saat ibu  melahirkan. Memang sebagai orang percaya pertolongan dan pengaharapan kita hanyalah kepada Tuhan sebagai Pencipta langit dan bumi tetapi yuga sebagai pemelihara kehidupan anak-anakNya. Karena itu bagi orang percaya yg mempercayakan seluruh kehidupannya pada Tangan Pengasihan Tuhan  hendaknya tidak harus terlalu merasa cemas, putus asa dan kuatir sebab Tangan Tuhan perupakan naugan dan perlindungan.seperti kata pemazmur tadi: Orang yg duduk dalam lindungan Yg Mahatinggi dan bermalam dalam naungan YG Mahakuasa akan berkata kepada Tuhan: Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercaya.
Sang pemazmur adalah seorang manusia biasa yg beriman.  Seorang yg mengalaskan hidupnya hanya pada Kuasa Tuhan saja. Sebagai manusia biasa yg beriman, ia selalu dekat dengan Tuhan dan rupanya ia telah memiliki banyak  perngalaman pertolongan dan kelepasan terbebas dari berbagai masalah dan bahaya yg mengancam hidupnya.  Kata-kata pemazmur; Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku yg kupercayai. Dari kata-kata ini dapat kita simpulkan bhw ia sudah lebih dahulu mengalami sesuatu yg merupakan bahaya dan ancaman bagi kehidupannya. Tidak dijelaskan ancaman yg bagaimana dan permasalahan yg bagaimana.  Waktu sang pemazmur mengalami berbagai persoalan yg kita sebut ancaman dan masalah itu, ia lalu berpikir bahwa tidak ada tempat lain yg dapat menolong. Ia lalu mengambil keputusan yg pasti bahwa tempat pelarian yg aman adalah Tuhan saja yg ia lukiskan sebagai tempat perlindungan dan sebagai kubu pertahanan.  Bahwa Allah yg ia percaya ini benar-benar punya kekuatan dan perisai dan perlindungan yg tak akan tertembus oleh ancaman dari manapun dan oleh siapapun.  Oleh karena si pemazmur sampai saat itu berada dalam keadaan aman damai sejahtera, maka ia menulis mazmur ini untuk kita sore ini khususnya kel. Freddy dan memohon agar  lebih baik kita semua tak terkecuali lari dan menyerahkan seluruh kehidupan kepada Allah sebagai tempat perlindungan dan kubu pertahanan.   Jangan berlindung  dan berharap kepada  manusia  sebab ia tidak lebih dari pada embusan nafas dan sebagai apakah ia dapat dianggap? (Yesaya 2 : 22)   Pengalaman pemazmur dalam lindungan Yg Mahatinggi dan yg bermalam dalam naungan Yg Mahakuasa ia ingin sampaikan   kepada kita semua, khususnya keluaraga Freddy yg telah menerima berkat khusus dari Tuhan, bahwa benar-benar keluarga ini telah mengalami hal yg sama seperti yg dialami pemazmur yakni  duduk dalam lindungan Yg Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yg Mahakuasa. Pemazmur selamat dan aman, dan keluarga di sini : ibu selamat dalam melahirkan dan anak selamat dan sehat.
Lalu pertanyaan  bagi kita: Kalau Pemazmur dan kel, Tumbule telah mengalami hal-hal baik dari Tuahan lalu di mana bagian kita sebagai jemaat dan persekutuan sore ini?? Kita juga selamat sampai sekarang bukan??  Kita dan siapa saja yg selalu duduk dalam lindungan Yg Mahatinggi dan bermalam dalam naungan YG Mahakuasa  akan berkata seperti Pemazmur Tempat perlindungan dan kubu pertahananku adalah Allah yg aku percaya.  Kalau Allah yg kita sembah menjadi tempat perlindungan dan kubu pertahanan siapa lagi yg berani menyerang dan melawan??  Kita ada dalam l;indungan dan kubu Allah.  Tangan Allah sebagai pagar kuat yg melingkar dan membungkus dan kita ada di dalamnya, keluarga Tombule ada di dalamnya, sektor kembangsari, persekutuan, keluarga-keluarga, gereja, jemaat ada dalam perlindunganNya dan Tangan kasih Bapa yg merangkul kita merupakan kubu pertahanan supaya kita sebagai orang percaya, jemaat dan keluarga-keluarga, khususnya kel. Tombule  akan selalu  mengalami rasa aman dan damai sejahatera pada setiap waktu.   Perlindungan Allah ini dilukiskan sebagai burung besar yg membuka sayap dan anak-anaknya terlindung di bawah kepak sayapnya :4)  Kita sekalian selalu ada dibawah kepak Tangan Allah yg membawa perlindungan dan keselamatan.  Oleh sebab itu biarlah selalu kita lari dan berlindung dibawah kepakNya sebab selalu ada rasa aman dan perlindungan bagi perjalanan hidup kita dari waktu ke waktu.
Sore ini bersama kel. Tombule dan juga kita, persekutuan Oikoumene menaikkan ucapan syukur yg tak putusnya sebab Tuhan berkenan menjadi tempat perlindungan dan kubu pertahanan bagi kita yg percaya.  Dalam iman yg demikian ini marilah kita pulang, masuk dalam kehidupan kita yg penuh dengan berbagai persoalan yg menanti.  Tetapi yakin dan percaya bahwa Tuhan yg kita sembah itu akan selalu menjadi tempat perlindungan dan kubu pertahanan sehingga kita dengan sukacita dan berani dapat terus melangkah maju menuju kehidupan panjang yg terentang di depan kita dengan suatu keyakinan, bahwa orang yg duduk dalam lindungan Yg Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yg Mahakuasa akan selalu dan terus berkata kepada Tuhan: Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku yaitu Allahku, yg kupercaya.

 Amin

Perjamuan Kudus Kalimangli

Perjamuan Kudus Kalimangli Jumat, 2 April 010 Bacaan : Yohanes 19 : 28 – 30 Selama beberapa minggu kita berada dalam minggu sengsara (minggu PraPaskah). Hari ini adalah hari terakhir dari prapaskah itu sebab hari ini. tepat pukul 10 pagi adalah jam kematian Yesus dan kita akan peringati kematian itu dengan duduk bersama dalam meja Perjamuan kudus. Bacaan kita pagi ini berbicara ttg kematian Yesus di Salib. Kurang lebih 3 tahun Yesus hidup dan melayani bersama murid2Nya. Ia telah melakukan kewajibanNya dengan sempurna maka sesuai dengan rencana Allah, Yesus mengakhiri hidupnya dengan cara yg sangat hina, agar supaya kita yg harus menanggung kehinaan itu dipikulkan Allah kepada Yesus. Kita bersama gereja, jemaat, persekutuan orang percaya, keluarga-keluarga, sdr dan saya, kita sekalian menerima anugerah Allah karena Yesus mati untuk mengganti kita supaya kehinaan yg seharusnya kita terima, ditukar dengan kemuliaan karena kasih Allah kepada kita. Karena kasih Allah itu, Allah merelakan Anak kandungNya sendiri, Anak TunggalNya datang menemui kita di dunia ini, menemani dan hidup bersama kita, kecuali dosa, lalu atas perkenanNya Allah, kita diangkat masuk kemuliaan Allah tetapi AnakNya sendiri menanggung kehinaan kita dengan mati secara hina dan tidak layak yaitu digantung di salib. Jika kita duduk dalam Perjamuan Kudus, ini merupakan simbol, kita duduk bersama Allah untuk makan roti dan anggur yg disediakan Allah sendiri untuk penyucian segala salah dan dosa kita. Kita membaca tadi bhw Yesus sangat haus sebab telah tergantung sepanjang hari di salib. Karena Ia haus Ia diberi anggur asam. Yesus minum anggur asam, lambang dari segala yg asam yg tak layak dalam kehidupan manusia tetapi kita sdr dan saya nanti minum anggur manis. Semua yg jelek yg asam yg kecut, yg pahit yg seharusnya menjadi bagian kita, diambil oleh Allah dan diberikan kepada AnakNya supaya bibir kita, mulut kita, hati, perasan kita menjadi manis. Allah tidak mau supaya kita menyesal dan sedih dan susah dalam hidup ini karena menerima anggur asam dari Allah. Nah sekarang kalau Allah memberikan kepada kita anggur manis, maka mulut kita hati, pikiran, perasaan, kehendak akan menjadi manis. Pertanyaan: Apakah ada sesuatu dari Allah yg Allah kehendaki kita perbuat dengan memberikan segala sesuatu yg manis utk kita?? Perjamuan kudus, adalah suatu persekutuan orang percaya. Kita duduk dalam 1 meja, makan dari 1 roti, minum dari 1 anggur, dengan maksud agar kita semua dipersekutukan seorang dengan yg lain dalam kasih dan pengampunan sebagaimana Allah tunjukkan bagi kita melalui meja Perjamuan ini. Marilah kita nikmati kasih Allah ini lalu kita wujudkan kasih Allah itu dalam hidup beriman kita, mengasihi sesama sdr seperti kita mengasihi diri kita sendiri. Inilah makna dan arti yg terdalam dari Perjamuan Kudus ini. Kita akan memasuki hidup yg masih panjang di depan. Kita yakin bhw bulan lalu, minggu lalu, hari kemarin, kita disertai dan diberkati Allah, demikian juga dengan iman kita yakin bahwa besok, minggu depan, bulan depan pun kita tetap akan disertai Allah sebab janji Allah tidak pernah berubah, sebab Allah sendiri juga tidak pernah berubah. Allah yg sama itu pada pada bulan lalu, maka Ia juga sama untuk kita bulan ini dan bulan depan, juga besok, lusa dst sampai selama-lamanya. Terimalah Allah dalam hidup sdr dan hidup kita sekalian. Amin