Sabtu, 03 Desember 2011

PK Kalimangli 5 Okt 2008

Hotbah Perjamuan Kudus, Kalimangli
Minggu, 5 Oktober 2008
Pembacaan : Matius 22 : 14 : “Banyak yg terpanggil, sedikit yg terpilih”

Ayat ini tidak terlepas dari perikop Perumpamaan : Tentang Perjamuan kawin. Ceritera ini mengisahkan bahwa Raja membuat perjamuan kawin untuk anaknya. Binatang piaraan lembuh dan sapi, kambing dan ayam2 telah disembelih, dimasak bahkan sudah dihidangkan. Para pelayana disuruh hamba untuk pergi mengundang orang sebab semuanya telah disediakan, datanglah dan makan di perjamuan ini. Tetapi orang yg diundang, tidak ada satupun yg mengindahkan undangan raja ini. Mereka beralasan, akan ke sawah sebab baru beli ladang ingin melihat, baru beli kerbau dan sapi ingin mencobanya dulu, ada yg baru beli rumah, ada yg baru menikah ingin di rumah dengan keluarga dulu. Jadi pendekkata tidak ada yg menghargai undangan ke pesta perjamuan ini. Setelah hamba melaporkan kepada raja bhw yg diundang tidak hadir, maka raja menyuruh para hambanya kembali supaya pergi ke jalan-jalan, undang siapa saja yg kamu temui, orang jahat dan baik, orang lumpuh dan orang normal, orang sakit dan sehat, orang kaya dan miskin, siapapun saja yg kamu temui di lorong-lorong dan simpang2 jalan, undang untuk datang ke perjamuan, sebab semuanya telah disediakan raja, tinggal makan dan minum saja. Banyak yg diundang dan semuanya datang duduk di meja perjamuan. Kemudian raja masuk untuk bertemu dengan para undangan. Raja kaget sebab dari banyak tamu yg diundang ada satu orang yg tidak memakai pakaian pesta. Raja berkata: Hai sobat, bagaimana kamu bisa tiba di tempat ini dengan tidak memakai pakaian pesta? Ia diam saja, lalu Raja berguman: Memang: banyak yg dipanggil tetapi hanya sedikit yg terpilih.
Sdr. Tema renungan kita pada perjamuan kudus pagi ini. Banyak yang dipanggil tetapi sedikit yang dipilih

Sdr Raja ini adalah Allah sendiri. Ia menyediakan Pesta keselamatan untuk siapa saja yg bersedia datang. Pesta ini Cuma-Cuma: Makanan dan minuman telah tersedia bebas. Hamba2 yg disuruh ke jalan-jalan dan simpang2 adalah anak Raja semdiri yakni Yesus Kristus. Ia rela menjadi hamba dan turun dari sisi BapaNya mencari kita orang berdosa yg ada di jalan-jalan dan simpang2 supaya datang ke pesta keselamatan yg telah disediakan Bapa kepada kepada kita sekalian. Termasuk sdr dan saya.
Kabar Keselamatan – Injil disampaikan dan kita semua telah mendengar dan menerimanya. Para hamba yg menyampaikan kabar itu adalah para Pekabar Injil, Hamba-hamba Tuhan, Pendeta, Guru Injil, Para Pekabar Injil, para Misionaris dan para aktivis Gereja, semua yg terpanggil untuk melayani. Semua mereka ini adalah hamba yg diutus untuk menyampaikan kabar baik, Injil Kerajaan Allah yg berisi Keampunan dan Keselamatan, karena semuanya sudah dibayar lunas melalui Kematian dan Kebangkitan Kristrus, tinggal bagaimana kita membuka hati memberi keputusan, datang dan menikmati pesta itu ataukah tidak. Pada saat ini, Pesta peringatan kematian Kristus juga di sediakan melalui Perjamauan Kudus sedunia. Tiap kali Perjamuan Kudus diperingati, tidak lain mengingatkan kita kembali ttg kasih Allah akan dunia ini, sehingga Anak Allah rela dikorbankan agar kita, sdr dan saya memperoleh keampunan dari segala salah dan dosa kita
Banyak yg dipanggil tetapi sedikit yg dipilih. Banyak artinya dunia ini. Orang yg dipilih adalah orang yg percaya kepada Yesus Kristsus sebagai Juru Selamat. Gereja Tuhan, Sdr dan saya adalah orang yg dirpilih dari yg banyak di dunia ini. Oleh sebab itu pertahankanlah pilihan itu supaya kita tetap menjadi anak yg dikasihi sebab kita telah dipilih dan memilih keselamatan yg disediakan secara Cuma-Cuma kepada kita sekalian, kepada gereja kita, kepada persekutuan kita, kepada keluarga kita dan kepada kita masing-masing, sdr dan saya. Marilah, karena segala sesuatu telah disediakan dengan Cuma-Cuma oleh Raja kita, dan kita telah dijemput untuk masuk dan duduk bersama-sama dengan Raja dan para undangan yg lain yg dipilih dari dunia ini. Karena itu nikmatilah pesta ini, terimalah keselamatan itu yg dianugerahkan oleh Allah melalui AnakNya Yesus Kristus.

Amin

Kauman kidul 21 Sept 2008

Hotbah Kaumankidul
Minggu, 21 Sept. 2008
NP : Yesaya 43 : 10a
AHB : Mat. 5 : 16
Pembacaan : Yesaya 66 : 18 – 19

Tema yg diberikan: “Memberitakan Kemuliaan Tuhan.”

Bacaan kita 2 ayat ini menjelaskan ttg rehabilitasi umat yg dahulu dibuangt ke Babilonia sekarang dikembalikan lagi dan diberi identitas baru sebagai orang pilihan yang tidak ditinggalkan Tuhan. Jadi dosa-dosa mereka pada masa lampau dihukum oleh Tuhan dengan memberi mereka merasakan tangan Tuhan yg membelakangi mereka yaitu mereka diasingkan dan tinggal di tempat yg jauh dari Yerusalem – pusat peribadatan.. Bacaan kita menjelaskan bahwa bangsa yg membuat umat menderita tidak akan bertahan lama di hadapan Tuhan, sebab Tuhan berdaulat dan mahakuasa. Kemuliaan ini dinyatakan bukan hanya bagi umat Tuhan semata-mata melainkan juga kepada segala bangsa. Bahkan kemuliaan yg disaksikan oleh bangsa-bangsa itu justru diberitakan oleh mereka sendiri.

Satu hal yg perlu kita ingat, bahwa bagaiamanapun juga umat yg menderita, kita (umat Tuhan) adalah milikTuhan sehingga tidak boleh ada pihak lain (bangsa lain) yg merasa diri menjadi penentu nasib dan masa depan umat Tuhan ini.
Bacaan kita menjelaskan bhw Tuhan akan memberi tanda supaya orang2 yg terluput (tidak dibawa ke pembuangan) yg menyaksikan Kemuliaan Tuhan, akan pergi ke luar untuk memberitakan Kemuliaan Tuhan. Bacaan kita menjelaskan tempat2 yg jauh, pulau2 yg jauh (19). Itu berarti bhw Keselamatan yg telah dianuagerahkan Allah saja hanya kepada orang Israil tempo dulu, tetapi kita sekarang ini dan saat ini juga mendapat anugerah itu, sebab kita adalah umat yg diberi “Tanda” (inilah milikKu) untuk memberitakan KemuliaanKu.

Kita di jemaat kaumankidul ini adalah umat yg telah menerima dan merasakan anugerah Keselamatan karena Pengorbanan Yesus Krtistus. Kepada kita sekalian orang2 yg telah diserlamatkan ini diberi tanda (bhw ini lo umatKu) untuk menyaksikan apa yg Allah telah kerjakan bagi kita. Kita akan bertanya bagaimana caranya: Tidak harus sebagai pak Pdt atau ibu Pdt dengan membawa Alkitab utk memberitakan kabar baik itu, tetapi melalui p-erlakuan kita dengan sdr2 baik yg seiman di kampung ini ataupun juga dengan sdr yg tidak seiman dengan kita.. Cara kita hidup, bersedia memaafkan kesalahan (kalau ada), menasehati kalau mereka minta kita, berbaicara yg halus dan bersedia memberi jalan keluar. Jika ada keluaraga yg “mengalamai masalah”, kita datang kunjungi dan duduk bersama-sama, mendengar apa kata mereka, baru kalau mereka meminta pandangan berilah pandangan yg menguatkan hati mereka. Itulah salah satu cara kita menunjukkan bhw kita adalah orang2 yg diberi “tanda” sebagai orang milik Tuhan. Banyak hal dapat kita lakukan dalam hidup sebagai orang percaya. Bila ada kesempatana dan kita sanggup melakukan, lakukanlah sebagai orang2 yg diberi tanda. Tidak harus pergi ke pulau2 yg jauh seperti dalam bacaan kita tetapi di sekitar kita saja masih ada orang2 yg perlu mendapat perhatian dan pertolongan dari kita.

Sdr. Kita harus akui bhw kadang2 kita mendapat kesulitan atau alangan utk menyampaikan Kemuliaan Tuhan ini. Tapi yg pasti bahwa Kemuliaan Tuhan tidak bisa ditekan dan dihalang-halangi. Dalam tugas-tugas, umat Tuhan boleh mengharapkan hal-hal besar dari Allah untuk masa depan, sebab Tuhan berkuasa dan Tuhanlah yg berdiri bersama serta ikut membantu mengatur perjalanan kita juga masa depan kita, sejauh kita mengulurkan tangan untuk dipegang oleh Tuhan. Kalau kita melepaskan tangan dari Tuhan, maka pasti bhw kita akan berjalan sendiri dan perjalanan ini akan mengikuti kemauan dan kehendak kita sehingga mengakibatkan kita tersesat dalam jalan hidup. Kita boleh mengharapkan hal-hal besar untuk masa depan kita justru karena Tuhan kita yang maha Besar yg memiliki segala kuasa baik di sorga juga di atas bumi ini. Kepada Dia sajalah kita berharap dan kita menggantungkan seluruh perjalanan hidup kita, perjalanan gereja kita, perjalanan jemaat kita ini, persekutuan kita, juga masa depan keluarga kita masing-masing dan kita secara pribadi seorang demi seorang..

Amin.

MANUSIA

Katekisasi GPIB

MANUSIA

Manusia yang diciptakan Allah pada hari terakhir dari pekerjaan penciptaan itu, kini telah berdosa karena kesalahan mereka sendiri. Namun Allah tidak membiarkan pekerjaanNya terus menerus berada dalam kuasa dosa. Melalui Karya Penyelamatan Yesus Kristus yang berpuncak pada kayu salib, manusia ditarik kembali datang kepada Allah dan diperdamaiakan melalui Yesus Kristus. Karena pekerjaan Penyelamatan oleh Yesus Kristus itulah kini manusia menjadi kawan sekerja Allah dalam mengelola serta memeliahara alam semesta (Kej. 1 : 27 – 29). Kini tanggungjawab pemelihara serta pengelola alam semesta ini diserahkan juga kepada kita sebagai kawan sekerja Allah. Karena itu kita manusia bertanggungjawab penuh dalam memelihara serta mengelola alam ini dengan cara yg sebaik-baiknya demi kemuliaan Allah dan kesejahteraan bagi umat manusia.

Tidak ada seorang manusiapun yg mengetahui bagaimana awal mulanya langit dan bumi serta semua makhluk hidup yg ada di atas bumi ini dijadikan Allah. Kemudian Allah menciptakanb manusia laki-laki dan perempuan menurut gambar dan rupa Allah (Kej. 1 : 27) dengan maksud agar manusia bekerja bersama Allah dalam mengelola serta memelihara alam ciptaan ini. Allah menjadikan manusia laki-laki dan perempuan menunjukkan “hubungan khusus antara Allah dan manusia” sebagai Tuhan yg menciptakan dan makhluk ciptaanNya. Allah yang berpribadi selalu berhubungan dengan manusia yang berkepribadian pula Hubungan khusus ini merupakan keunikan manusia sebagai makhluk ciptaan Allah yang dibedakan dari makhluk ciptaan yang lain. Dalam hubungan itu manusia dapat hidup hanya karena Allah yang menganugerahkan kehidupan ini kepada manusia. Lihat “ Allah menghembuskan nafas hidup ke dalam lubang hidungnya – Kej. 2 : 7). Karena Allah yang memberi hidup maka manusia mempunyai tanggungjawab kepada Allah sebagai Penciptanya yaitu memelihara serta mengelola semua yang telah diciptakan. (Kej. 1 : 27 - 30). Bukan hanya itu saja tetapi manusia yg mendapat tugas dari Allah sebagai manausia laki-laki dan manusia perempuan maka masing-masing juga harus bertanggungjawab terhadap dirinya dan diri sesamanya. (Kej. 2 : 16,17).

Pada pihak lain, Allah menjadikan manusia laki-laki dan perempuan, penciptaan jenis kelamin yg berbeda itu, tidak dimaksudkan pemisahan kesatuan hidup, namun justru sebaliknya didalam perbedaan itu keduanya harus melihat keutuhan dan integritas kemanusiaannya. Kepada kesatauan hidup itulah Tuhan Allah mempercayakan tugas sebaagai mandatarisNya. Karena itu dalam keutuhan manusia (laki-laki- perempuan) manusia bertanggungjawab kepada Tuhan. Tanggungjawab itu salahsatunya adalah ikut memelihara keutuhan hidup ciptaan yg lain. Namun kepada manusia laki-laki dan perempuan ada tugas dari Allah sesuai dengan peran dan kodrat kemanusiaannya.
Jika kita membaca Kej. 3 maka muncul kesan yg kuat tentang manusia yang salah menggunakan kebebasan serta kuasa yang telah diberikan Allah kepada mereka. Adam dan Hawa diminta untuk memberikan pertanggunganjawab penuh atas hidup yang telaha mereka terima dari Allah Keputusan dan tingkah lakunya telah menyebabkan kehancuran sejarah kemanusiaan manusia. Dengan demikian penghakiman dan penghukuman Allah akan dinyatakan kepada manusia dalam keberadaannya sebagai laki-laki dan perempuan secara utuh. Mereka lupa akan kedudukan sebagai kawan sekerja Allah. Seharusnya sebagai mitra Allah mereka harus menjaga hubungan dan harus hidup dalam kepatuhan, hubungan yg benar dengan PenciptaNya. Relasi antara manusia dengan Allah harus selalu ditumbuhkembangkan dengan baik, sehingga setiap perilaku dan perbuatan manusia harus selalu menunjukkan sikap takut dan ketaatan pada kehendak Penciptanya. Namun dalam Kej. 3 kita lihat bahwa manusia alebih mengikuti kata hati sendiri. Kata hati mereka telah berbicara sehingga mereka menolak dan melanggar serta memberontak melawan Allah. Karena itu hubungan yang mesra tadi kini menjadi terganggu dan akhirnya terputus Manusia jatuh ke dalam dosa (Kej. 3).

Kembangsari 17 Agust 2008

Hotbah Kembangsari
Minggu, 17 Ag. 2008

NP : IIKor. 3 : 11
AHB : Gal. 5 : 13,14

Pemb. Kel. 6 : 1 – 8 “ Allah membebasakan manusia dari perbudakan”

Sdr. Setelah manusia jatuh ke dalam dosa (Kej. 3 : 17 akhir dan 18) maka hidup manusia harus bekerja sebab dengan bekerja manusia akan hidup. Panggilan bekerja berbeda seorang dari yg lain: Ada yg bekerja di kantor, bekerja sendiri (usaha sendiri), berjualan di pasar, pegawai toko, berdagang, sales, mencangkul kebun dll., tetapi ada juga orang yg bekerja ikut orang. Dalam skala besar, semua orang yg bekerja adalah “bekerja ikut orang, misalnya menjadi pegawai pemerintah (pegawai negeri) atau bekerja pada pengusaha, pegawai swasta. Dalam skala kecil, orang yg bekerja ikut keluarga, kita sebut ”Pembantu”. Dengan begitu semua orang yg bekerja, maka status mereka selalu “di bawah”, sebab mereka bekerja di bawah orang dan mereka dibayar oleh orang, sehingga dalam dunia kerja kita kenal : Buruh dan majikan.
Sdr. Orang yg bekerja ikut keluarga sebut saja ikut keluarga Kristen, patutlah kita mencontohi teladan Kristus yati tidak membedakan mana hamba atau tuan, mana budak atau orang merdeka sebab semuanya sama di mata Tuhan. Dengan pandangan yg demikian kita memberlakukan mereka bukan sebagai buruh atau orang upahan, tetapi kita lebih menganggap mereka sebagai “teman” karena mereka adalah bagian dari keluarga kita sebab: Mereka menolong kita, demikian juga kita menolong mereka sama-sama memberikan pertolongan: Namun tidak sedikit keluarga yg kurang menghargai status ini, sebab toh mereka adalah orang upahan, orang yg dibayar, mereka makan gaji dari kita, jadi: Mereka harus bekerja sebagai aorang upahan sebab bukankah mereka dibayar dan menjadi buruh kita?? Kalau kita mempunyai pikiran dan pandangan demikian otomatis kita tidak memiliki kasih dan tidak ada rasa belas kasihan sehingga mereka tetap dianggap sebagai orang upahan dan statusnya sebagai “pembantu” bukan sebagai “teman sekerja atau bagian dari keluarga.

Sdr. Bacaan kita berbicara ttg orang Israil yg bekerja ikut orang Mesir sebagai budak dengan bekerja paksa dibawah tekanan yg berat selama + 430 thn. (lihat 2 : 23, 24 dan 12 : 40). Keluhan Israil dari bekerja paksa yg penuh penderitaan ini didengar Tuhan dan Tuhan tidak berkenan kepada penindasan maka penindasan yg demikian ini harus diakhiri dengan cara Tuhan ikut bekerja membebaskan orang Israil dari tangan orang Mesir. Musa dipanggil menjadi alat dalam tangan Tuhan membantu Tuhan membebaskan mereka, tetapi karena berat penderitaan yg selama ini mereka derita, mereka tidak menghargai dan mendengarkan suaraMusa (:8).
Sdr. Kadang2 kita yg mengalami banyak pergumulan, masalah bahkan penderitaan dan keluhan, kita kurang begitu tertarik terhadap omongan orang yg sebenarnya ingin menawarkan pertolongan. Kadang2 beban penderitaan kita menutup mata untuk melihat jalan yg baik, menutup telinga untuk mendengar suara pertolongan, bahkan pikiran kita buntu untuk memikirkan jalan keluar. Semuanya serba gelap seolah-olah tidak ada lagi harapan bagi kita yg sedang dilanda pergumulan.

Hal yg sama dialami orang Israil, sangking beratnya penderitaan, tawaran Musa untuk memberikan jalan keluar mereka tidak hargai (:8). Jadi, hal yg sama yg dialami oleh Israil tempo dulu, berlaku juga bagi kita tempo ini, sebab mereka dan kita sedang berada dalam dunia, yg sama-sama hanya boleh berharap dari tangan Tuhgan yg memberi pertolongan.

Tuhan tidak pernah bekerja sendiri walaupun Ia mampu, tetapi selalu saja Ia memakai alat, dan cara, cara apa saja dan alat apa saja dan siapa saja menurut kehendakNya untuk mencapai maksud dan tujuanNya. Allah bebas memilih, kali ini Musa dipilih untuk membantu Allah menolong orang Israil dari bekerja paksa. Orang yg memperbudak orang lain tidak dikehendaki Allah sebab itu perbudakan manusia dalam dunia ini harus diakhiri.

Pertanyaan bagi kita: Mengapa orang Israil harus dibebaskan dari kerja paksa orang Mesir?? Allah tidak mau hilang muka kepada manausia sebab Allah telah berjanji kepada leluhur Israil, Abraham, Ishak dan Jakub untuk memberikan kepada mereka tanah perjanjian untuk mereka miliki dan timnggal menetap. Bagaimana mungkin mereka bisa menikmati tanah perjanjain padahal sekarang mereka masih dalam status budak dan bekerja paksa di tanah orang?? Bagaimana mungkin mereka dapat menjadi umat kepunyaan Allah yg memiliki tanah sendiri sehingga dapat berbakti dengan bebas jikalau mereka tidak keluar dari tempat perbudakan ini. Karena itu Allah akan hilang muka jika Allah tidak melakukan apa yg telah Ia janjikan.
Tempo dulu kepada bapak leluhur mereka, Abraham Ishak dan Jacob.

Sdr.Bagaimanakah kita yg mempekerjakan orang yg sedang bersama kita. bagaimanakah kita memperlakukan amereka?? Kita harus menciptakan suasana begitu rupa supaya orang yg ikut kita merasakan sebagai dalam keluarga mereka sendiri artinya: Tidak ada perbedaan bahwa saya tuan dan dia pembantu, babu atau jongos. Panggilan kita sebagai orang beriman yg memiliki kasih dan belas kasihan hendaknya kita terapkan dan tunjukkan dalam hidup kita. Kasih tidak dapat diukur dengan berapa besar barang atau uang yg kita berikan, tetapi kasih yg sejati dapat kita wujudkan melalui cara kita memberlakukan orang lain dalam hidup kita. Jika kita mengasihi orang, maka secara tidak sadar kita memperkenalkan kepada orang itu bhw kita adalah anak Allah, milik Allah sebab Allah mengajarkan kita untuk mengasihi orang lain dan memberlakukan mereka sebagai bagian dari anggota keluarga kita. Karena Allah sendiri tidak berkenan kita dibelenggu dan diperbudak oleh iblis dan dosa. Karena itu oleh kasih dan sayangNya kepada kita, Allah dating sendiri melalui diri Yesus Kristus, manusia sejati kecuali dosa yg mengerti ttg susahnya dan menderitanya manusia yg diperbudak oleh dosa dan iblis. Karena kasihNya itu, Ia rela membebaskan kita dengan mengorbankan diriNya sendiri ganti kita supaya melalui pengorbananNya itu kuasa perbudakan iblis dikalahkan dan kita menjadi orang merdeka dalam Kristus. Dengan begitu panggilan kita sebagai orang percaya tidak percuma demikian juga iman yg kita miliki, kita buktikan dalam perbuatan yaitu mengasihi dan menghargai orang lain sebagaimana kita mengasihi dan menghargai diri kita sendiri.

Amin.