Rabu, 28 Mei 2008

Ambarawa 26 Feb '06

Kebaktian Ambarawa
Minggu, 26.02.06

NP : Maz. 32 : 8
AHB IIKor. 1 : 3 – 5

Bacaan : Mat. 11 : 28 – 30

Sdr Bacaan kita pagi ini ttg suatu ajakan dari Tuhan Yesus “MARI” kepadaKu hai kamu sekalian yg berbeban berat dan yg letih lesu. Suatu ajakan untuk kita orang percaya pada segala abad dan semua tempat. Dari waktu ke waktu memperlihatkan bhw kita adalah orang yg berbeban berat dan yg letih lesu. Beban seseorang dan kelelahan seseorang tentu berbeda kadar dan kualitasnya dari orang lain, namun pada umumnya semua orang penuh dengan beban berat dan jiwanya berada dalam keadaan letih-lesu. Dunia kita dari waktu ke waktu selalu saja menambah beratnya beban yg sudah ada sebelumnya. Oleh karena itu ke mana dan di mana saja kita berjalan kita selalu membawa beban berat yg ada di atas pundak maupun di dalam hati dan pikiran kita.

Sdr. Judul bacaan ini adalah “Ajakan Tuhan Yesus”. Tuhan Yesus mengajak semua orang ercaya sdr dan saya, kita sekalian yg merasa sedang menanggung beban berat, merana, pilu nestapa dan yg letih lesu. Yesus mengajak untuk apa??
Kata2 dari ayat bacaan ini kalau diteliti dengan saksama adalah kata-kata kepada orang Yahudi yg merasa hidupnya terlalu dan sangat dibebani oleh Ahli Torat dan orang Farisi ttg aturan2 dari Hukum Taurat. Ahli Torat menetukan 613 peraturan yg harus dipenuhi oleh rakyat kecil yg mau hidup secara taat kepada Tuhan. Bagaimana mungkin rakyat kecil menghafal dan mengingat 613 peraturan utk hidup yg sesuai dengan aturan yg dibebankan kepada mereka?. Yesus mengerti akan tanggungan tiap2 orang yg merasa terbeban yg mereka sendiri tidak sanggup memikulnya. Karena itu Yesus mengajak Mari, Aku ingin memberi kelegaan kepadamu. Ajakan ini tidak bermaksud mengangkat semua beban manusia sehingga manusia dapat hidup bebas tak terkendali sebab kalau kita terlalu hidup bebas tak terkendali maka kita juga akan gampang jatuh dalam seribu satu jerat iblis. Iblis memasang jerat di mana-mana dan dengan kata2 yg manis memanggil kita mari ikutlah aku, maka kamu akan memperoleh kepuasan lahir.
Kata-kata ajakan Yesus bukan supaya akan bebas dari semua beban hidup. Ajakan iblis berbeda dari ajakan Yesus. Iblis mengajak tidak akan memberi kita menanggung sesuatu tetapi justru akan lancar dan amana2 saja membuat kita lupa Tuhan, lupa anak istri, lupa keluarga, lupa diri sendiri. Pada iblis tidak ada kuk sebab kalau ada kuk pada iblis, kita akan lari, tetapi memang jerat iblis adalah jalan tol bagi kita. Ajakan Yesus sangat berbeda jauh dari ajakan iblis. Justru Yesus mengajak mari untuk ikut memikul kuk Yesus.

Kita selalu berpikir bhw kuk Yesus adalah salib Yesus, jadi kita diajak untuk ikut bersama-sama memikul salib Yesus. Bukan begitu maksud Yesus. Kita tak mungkin memikul salib Yesus, dan Allah tidak mungkin menyuruh Yesus datang ke bumi membebani kita ikut memikul tugas berat Yesus. Kita tidak sanggup sedikitpun melalukan apa yg Tuhan lakukan sebagai wujud kasih Allah untuk manusia dan dunia ini. Lalu apa maksud mari ikutlah pikul kuk Yesus??
Pengertian kuk adalah alat untuk membajak di sawah yg diletakkan di pundak dua ekor kerbau supaya menarik bajak. Yesus mengetahui bhw orang Yahudi seringkali menyebut ketaatan terhadap Tuhan sebagai “menerima dan memikul kuk Tuhan”, Pertanyaan kepada kita semua: Apakah Kuk Yesus sama dengan Kuk Ahli Torat?? Tidak sidang jemaat. Kalau Yesus mengajak kita untuk mari ikutlah Aku, pikullah kuk yg Aku tanggung, artinya Yesus mengajak kita supaya taat terhadap ajaran dan hukum2 Yesus yg dapat kita baca pada Hotbah di Bukit Mat. 5 – 7. Di sana kita lihat bhw Tuhan Yesus tidak membuang hukum PL tetapi di sana Ia menerangkan bahkan memenuhinya . Di sana juga Yesus mau menjelaskan keseluruhan inti hukum Tuhan atau inti hukum Torat adalah kasih kepada Allah secara tulus ikhlas dan kasih terhadap sesama manusia secara tulus ikhlas pula (Mat. 22 : 37 – 40).

Sdr: dalam ayat 29, Yesus memanggil kita dan semua orang percaya utk belajar daripadaNya sebab Ia lemah lembut dan rendah hati. Yesus adalah orang yg lemah lembut terhadap orang sengsara, orang hina dan orang berdosa, yaitu suatu sikap terhadap semua manusia padahal Ia juga rendah hati, menunjukkan sikap Yesus terhadap Allah BapaNya. Kerendahan hati Yesus berarti Ia tunduk di hadapan Allah, mentaati Allah dan selalu memohon pertolongan dari Allah saja. Banyak kali kita hampir sama dengan orang Farisi, yaitu kita kita suka keras hati dan sombong. Kita sering memuliakan Allah hanya dengan mulut saja tetapi hati kita ingin menerima puji2an serta penghormatan dari orang. Mestinya sebagai orang percaya kita harus belajar dari Yesus: Kita dengar kata2Nya, kita belajar pula dari teladanNya. Karena itu Yesus disebut sebagai Guru yang baik. Guru yg baik bila mengajar para murid dan para murid mengerti dengan jelas, serta memahami melalui ajaran dan teladannya. Jelas jika kita mengikuti dan belajar dari Yesus, kita akan mendapat pengertian, hikmat serta ketenangan. Ketenangan yg benar tidak terdapat dalam kekayaan.atau puji2an. Ketenangan yg benar adalah kasih dari ketaatan terhadap perintah-perintah Yesus dan dari pengharapan akan pertolongan Yesus. Kerendahan hati yg diajarkan Yesus juga akan menghasilkan ketenangan batin bagi kita.

Bagian akhir dari bacaan ini: Bhw kuk yg Kupasang itu enak dan bebanKupun ringan. Sdr. Ini sebuah kiasan bhw kuk utk binatang harus dibentuk agar cocok dengan leher binatang itu supaya jangan sampai menyakitinya.
Menurut ceritera, bhw Yesus waktu membantu bapaNya sebagai tukang kayu sering membuat kuk yg paling bagus dan paling cocok dan yg paling enak di seluruh Galelea. Kuk yg dibusat Yesus, dipasangkan kepada puindak binatang, binatang tidak menderita, tetapi enak meskipun itu sesuatu yg berat Pertanyaan lagi kpd kita: Bagaimana mungkin kuk perintah2Nya dan beban yg Ia muatkan sebagai enak dan ringan?? Tak pernah seorang menuntut kasih kepada Tuhan dan kasih kepada sesama demikian radikal seperti yg Tuhan Yesus lakukan. Apakah itu bukan sesuat beban yg berat??
Marilah kepadaKu hai kamu sekalian yg menanggung berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu. Ucapan ini juga adalah ucapan Allah melalui Yesaya: Ayo, hai semua orang yg haus marilah, minumlah air, dan hai orang yg tidak mempunyai uang, marilah! Terimalah gandum tanpa uang pembeli dan makanlah, juga anggur dan susu tanpa bayaran.” (Yesaya 55 : 1) Semua ajakan dan panggilan dan undangan dari Allah kepada kita selalu membawa pertolongan, dan sukacita, meskipun kadang2 kita rasakan sebagai beban berat. Jasdi kalau Yesus mengajak, mari ikutlah Aku, pikullah kuk yg Aku pasang apakah itu sesuatu yg berat??

Sabar saudara sekalian!! Jawabannya bias ringan bias berat itu semuanya tergantung pada hati kita. Apabila kita telah yakin dalam hati bhw perintah2 Yesus adalah perintah yg berguna bagi kita, apalagi kalau dalam hati kita melalui iman kita sungguh2 mengasihi Juruselamat yg telah memberi perintah2 itu maka kita melakukannya dengan senang hati. Ada pepatah mengatakan: Bhw Kasih menjadikan setiap beban yg berat menjadi ringan. Jika kita mengasihi Allah Bapa dan Yesus Kristus yg telah sedemikian rupa mengasihi kita, maka kita rela utk hidup bagi Dia Dan kalau kita sudah merasakan bhw hal mengasihi sesama manusia adalah hal yg indah, yg menyenangkan yg memuaskan, maka kita akan menganggap dan merasakan bhw kuk yg Yesus berikan kepada kita yaitu kasih sebagai enak dan ringan pula. Maril;ah kepadaKu dan marilah hai semua orang yg lapar dan haus, adalah panggilan dan ajakan untuk kita supaya kita jangan lari kepada manusia dan dunia, tetapi marilah dengan berlomba dengan yakin dan dengan iman serta pengharapan, kita dating kepada Yesus, sebab di sana kita akan memperoleh kepuasan bathin dan hati kita akan dipenuhi dengan ketengan dan kelegaan oleh kuasa RohKudus.7

Amin.

Kalimangli 31 Des '07

Hotbah Akhir thn 2007
Kalimangli, 31 Desemeber 2007

Pembacaan : Yesaya 66 : 18 – 24

Sdr. Kita kini sedang berada pada saat akhir dari penghujung thn 2007.
Jika kita menoleh ke belakang sejak kita mulai memasuki awal thn 2007 kita selalu bertanya: Bagaimanakah dengan hidupku adalam thn yg akan datang ini?? Jika kita merenung ttg perjalanan kita, gereja, jemaat, persekutuan, keluarga, maka kita dapat menghitung banyak berkat dan pertolongan Tuhan, disamping ada juga berbagai kegagalan dan kekecewaan yg kita alami dalam thn yg sedang berlalu ini. Sepatutnyalah kita mengucap syukur kepada Allah sebagai Allah Pembimbing yg telah membimbing perjalanan kita sekalian sampai pada batas akhir dari thn panjang yg akan segera kita tinggalkan.

Sdr sekalian Bacaan kita malam ini menggambarkan kepada kita, Nabi melukiskan keadaan Israil menjelang masa akhir pembuangan mereka di Babilon. Nabi menyampaikan pikiran Allah: Aku mengenal segala perbuatan dan rancangan mereka. Rancangan bangsa-bangsa yg mentertawakan Israil sebab mereka lama ditawan di Babel seolah-olah Allah Isreal adalah Allah yg tidak mampu menolong sehingga membiarkan mereka menderita dan tertawan. Karena itu mereka merenung nasib mereka dan berseru dalam derita kepada Tuhan katanya : Pandanglah dari sorga dan lihatlah dari kediamanMu yg kudus dan agung! Dimanakah kecemburuanMu dan keperkasaanMu, hatiMu yg tergerak dan kasihsayangMu?? Janganlah kiranya Engkau menahan diri, Bukankah Engkau Bapa kami?? Ya Tuhan, Engkau sendiri Bapa kami, NamaMu ialah “Penebus kami” sejak dahulu kala!! (Yesaya 63 :15, 16). Keluhan dan pengakuan bangsa ini mengungkapkan sikap hati dan iman mereka. Dalam penderitaan ini mereka lalu mengenang masa lalu ketik masih menduduki tanah perjanjian yg berlimpah-ruah kecukupan sebagai negeri yg penuh susu dan madu. Tetapi akibat perbuatan nenek-moyang, membuat Tuhan murka dan membuang mereka dari hadapanNya.
Bacaan kita malam ini menjelaskan bhw setelah 70 thn di Babel, semua generasi yg pertama yg diangkut mati di pembuangan (sama halnya dengan Israil waktu keluar dari Mesir. Tidak seorang dari mereka mengerti ttg perbuatan dosa nenek-moyang. Mereka ini adalah generasi baru, yg dalam Alkitab disebut sisa-sisa Israil. Melalui generasi baru ini Tuhan ingat akan janjiNya kepada nenekmoyang mereka, Abraham, Ishak dan Jacub, bahwa melalui keturunan mereka bangsa-bangsa di dunia akan memperoleh berkat Maka melalui sisa-sisa Israil ini Allah memanggil seluruh bangsa termasuk bangsa Israil sendiri, agar mereka beserta saudaraa-saudara mereka kembali ke Sion sebagai korban untuk Tuhan dan memuliakan Allah.
Sdr. Melalui pemberitaan Yesaya ini maka kita yg tengah menunggu untuk beralih waktu dari thn yg lama ke thn yang baru, kita perlu merenung bhw kita bisa tiba di sini saat ini semata-mata karena Anugerah Allah saja. Jika malam ini kita mempersiapkan diri keluar dari berbagai himpitan thn 2007 maka wajiblah kita naikkan ucapan Syukur bhw sampai di sini Tuhan telah menolong kita (Isamuel 7 : 12). Kita dimerdekakan dan dibebaskan diberi kesempatan memasuki thn baru 2008, agar kita memanggil saudara-saudara yg lain agar bersama-sama menikmati kasih dan nugerahNya. Marilah kita mengucap syukur, bukan dengan makanan dan minuman, tetapi kita bersyukur dengan hati yg tulus ikhlas dengan datang ke rumah Tuhan dalam ibadah sambil membawa korban persembahan syukur sambil bersukacita dan memberitakan kebaikan Tuhan atas perjalanan hidup kita selama ini.

Amin.

Ambarawa 10 Feb '08

Hotbah Ambarawa
Minggu, 10 Febr. 2008

Natas Pemb. Roma 15 : 7
AHB IPetrus. 1 : 22
Bacaan : Yoh. 19 : 25 – 27

Kita berada dalam suasana masa sengsara Kristsus atau masa prapaskah
Bacaan kita menjelaskan bhw para murid dan ibu Yesus serta beberapa perempuan yg semasa hidp, selalu mengikuti ke mana Yesus pergi berada selalu bersama ampai – samapai saat – saat akhir Yesus disalib pun mereka selalu dekat dengan Yesus. Suatu contoh yg kita harus lakukan dalam hidup kita sebagai orang percaya. Waktu Yesus memandang ibuNya, Ia berkata : Ibu, inilah anakmu dan kepada para muridNya ia berkata kepada mereka inilah ibumu. Dari perempuan2 yg ada di kaki salib Yesus ini, ada seorang perempuan “Pendosa” tetapi yg telah diterima Yesus masuk dalam persekutuan. Jika seorang perempuan yg diketahui adalah “wanita Pendosa” mungkin bagi kita sulit untuk mengikutsertakan dia dalam pelayanan gereja apalagi dimasukkan dalam persekutuan keluarga. Banyak orang akan mencibr bibir dan memandang dia dengan senyum yg asam serta muka yang agak cemberut. Tetapi sdr, Yesus berbeda dengan kita, karena Ia datang justru kepada mereka itu yg ditolak oleh kita manusia, Yesus datang untuk para manusia-manusia yg ditolak oleh masyarakat, waktu itu seperti para nelayan, gembala, pemungut cukai dan para wanita panggilan tetapi juga untuk kita masa kini dengan berbagai perbuatan dosa tercela kita, baik yg kelihatan tetapi juga yg sembunyi2. Kita ingat akan peristiwa waktu Yesus diundang makan dalam rumah Simon orang kusta. Pada saat sedang makan masuklah seorang wanita pendosa, sambil menangis, berdiri di kaki Yesus sambil memabasahi kakiNya dengan air mata dan menyeka kaki itu dengan rambutnya. Tidak putus-putusnya ia mencium kakii Yesus sambil memminyaki kaki itu dan menyekanya dengan rambut. Para undangan heran melihat perbuatan wanita pendosa ini. Yesus tau bhw dia wanita pendosa, dan mungkin juga minyak itu hasil dari usaha dosanya. Yesus tidak menolak wanita ini bahkan akhirnya mengampuni dia sebab ia telah menunjukkan kasihnya kepada Yesus, Yesus justru menerima perbuatan kasih dari seorang pendosa tetapi menegur Simon, sebab Simon tidak menyediakan air pembasuh kaki dan minyak untuk mengurapi kepala Yesus, tetapi justru perempuan pendosa ini telah melakukan kebaikan yg tidak dilakukan oleh orang terhormat seperti Simon. Wanita pendosa ini melakukan apa adanya dengan segenap hati dalam keberadaannya. Ia melakukan hal ini seolah-olah menelanjangi hidupnya di hadapan Yesus dan mengharap apa yg akan Yesus lakukan padanya. Ia lakukan itu semuanya karena Ia benar-benar mengerti bahwa pada Yersus ada pengampunan dan damai sejahtera.Ia tidak perduli apa kata orang padanya, tetapi dengan penyerahan diri yg sungguh dan dengan cara ia sendiri ia dating mencari Yesus. Tidak ada hal lain yg ia bisa berbuat untuk menghapus aib dari hidupnya, kecuali datang mencari Yesus, menyembah dan melakukan perbuatan kasih kepadaNya. (Lukas 7 : 36 –40,44 – 49.)
. Karena dalam kata-kataNya, Ibu inilah anakMu, kemudian, para murid, inilah ibumu. Para murid mewakili jemaat yg terdiri dari berbagai macam orang dengan berbagai macam tabiat dan profesi. Di sini nampak suatu persekutuan yg diakrabkan oleh kematian Kristus. Persekutuan ini disebut gereja, umat Allah. Dalam gereja, Yesus menghimpun semua manusia, tidak ada perbedaan suku, bahasa dan warna kulit. Dalam gereja, Kristus menghimpun semua manusia, dengan berbagai pekerjaan dan jabatan , ada direktur, tetapi juga ada tukang sapu, ada orang yg suka meminjamkan uang dengan riba tinggi, tetapi juga ada kita sebagai peminjam.. Ada orang dengan tangan bersih, tetapi juga ada orang dengan tangan kotor. Ada yg menarikm pajak secara jujur tetapi juga ada yg suka memanipulasi pajak demi keuntungan diri sendiri. Gereja menghimpun semua orang ini, dan mempersekutukannya dengan Kristus sebagai kepala. Kristus menerima dan menghimpun semuanya menjadi satu persekutuan lalu kematianNya dan kebangkitanNya menghapus dan membersihkan semua aib itu, karena itulah kita semua sama-sama dapat duduk dalam satu keluarga yg Allah sendiri menjadi kepala.Inilah kasih Allah yg tidak pernah memilah-milah manusia dengan keadaanya. Siapa saja baik pendosa atau orang aterhormat, silahkan dating kepada Yesus, sebab di sana ada keselamatan dan damai sejahtera. Didalam kematian Yesus, Ia telah memulihkan bukan saja hubungan antara Tuhan dengan kita manusia berdosa, tetapi juga hubungan antara manusia dengan sesamanya. Karena itu gereja terpanggil supaya kalau dapat mencari sebanyak-banyaknya orang untuk masuk menjadi anak Tuhan, anak gereja, anak persekutuan dengan tidak membedakan bhw dia orang pendosa atau orang baik-baik. Sebab Yesus telah menunjukkan terlebih dahulu contoh bagi kita, agar kita melakukan apa yg dapat kita lakukan dalam hidup beriman kita.
Setelah Yesus berkata kepada para murid inilah ibumu, dengan demikian telah terjadi ikatan persekutuan, antara Yesus dengan orangtuanya, demikian juga Yesus dengan para murid, lalu persekutuan ini melebar dengan cara, Yesus mempertemukan para murid dengan ibu Yesus, sehingga para murid dengan sukacita menerima ibu Yesus masuk dalam keluarga mereka.
Sdr. . Inilah panggilan kita untuk keluar dan mencari dan mempertemukan orang2 dengan Yesus supaya mereka masuk menjadi persekutuan keluarga Allah dan dengan demikian menjadi satu keluarga dengan kita juga yg dihimpun dalam gereja sebagai persekutuan orang percaya yg dipanggil keluar dari kegelapan masuk dalam Terang kasih Allah. Jika saat ini kita berada di kaki salib Yesus, kita akan dengar kata-kataNya: Ibu, inilah anakMu dan kepada para murid, kita sekalian inilah ibumu. Kita semua dipersekutukan dalam kematian dan kebangkitan Kritus, karena Allah mengasihi kita semua.

Amin.

Tambakrejo 1 Jan '07

Hotbah awal tahun 1 Jan. 08
Tambakrejo, 1 Jan. 2007

Bacaan Kel. 33 : 15 – 22

Kita semua pernah melakukan perjalanan bukan?? Satu hal yg pasti sebelum melakukan perjalanan kita harus mempersiapkan diri untuk perjalanan itu. Mungkin juga kita perlu belajar dari perjalanan yg telah kita lakukan dulu, bhw kesulitan dan keberhasil yg kita alami waktu itu, kini akan menjadi pelajaran yg berharga bagi kita. Artinya kita sudah kira-kira persiapan apa yg akan kita sediakan untuk memasuki perjalanan panjang yg sedang menanti kita ini. Seperti lazimnya kita semua katakana eehh kok sudah tahun Baru ya?? Seolah-olah mimpi bhw kita telah melewati thn panjang 2007. Jika kita hitung2 memang banyak hal yg telah dialami, baik suka dukanya, keberhasilan juga kegagalannya namun semuanya itu terjadi dalam kasih dan penyertaan Allah sehingga oleh KasihNya itu Ia berkenan menyeberangkan kita melewati thn 2007 memasuk thn Baru 2008 ini. Kini kita berdiri di tepi thn panjang yg sedang menanti kita. Seperti lazimnya lagi saat berdiri di kaki thn 2008 dan membayang ke jalan panjang di depan kita bertanya lagi: Bagaimanakah hidup kita nanti di thn ini?? Kesukaran2 yg sedang melanda negara kita, banjir yg menggenangi tempat pemukiman penduduk, air yg membabat rel keretaapi sehingga Koran kemarin 31 menulis bhw keretaapi Semarang – Surabaya terputus. Sebagai manusia kita bertanya lagi apakah ini bukan isyarat dari Tuhan untuk memberi peringatan agar kita waspada??
Sdr. Bacaan hari ini 1 Jan. 2008 menuntun kita utk merenung perjalanan kita ini.
Sdr Kita semua telah kenal Musa sebagai orang kepercayaan Tuhan untuk menuntun Orang Israil keluar dari Mesir. Sebagai manusia Musa juga melihat jauh ke depan kepada perjalanan yg akan ia dan bangsa ini pergi. Ia membayangkan betapa banyak kesulitan dan hambatan yg akan mereka alami di jalan. Mereka takut mendengar bahaya yg menghadang : 4 Mereka lalu berseru kepada Tuhan lalu berkabung dan dalam perkabungan itu mereka menyadari akan kesalahan mereka kepada Tuhan. Terhadap kesulitan ini Musa Memohon kepada Tuhan: tolong Tuhan beritahukan jalan mana yg harus kami tempuh: Kata Musa Jikalau Engkau sendiri tidak membimbing kami, janganlah suruh kami berangkat dari sini (:15).
Sdr. Secara logika mestinya Musa tak perlu perlu memohon bantuan Tuhan sebab Musa sendiri kan ditunjuk Tuhan, apalagi Ia pernah menuntun mereka keluar dari Mesir. Tetapi satu hal yg tidak boleh kita lupa bhw Musa adalah manusia sehingga untuk memnghadapi sesuatu yg belum kita mengerti dan pahami dan yg kita tidak tahu apa yg akan terjadi dalam hidup kita, :Kita perlu bertanya kepada Tuhan sepertri apa yg Musa katakana ini:
Sdr. Banyak kali kita yg telah memiliki “sesuatu” apalagi kita telah ditunjuk untuk memimpin barangkali kita akan berkata: Ah gampang, aku bisa, aku mampu, aku tak perlu memelukan pertolongan siapa-siapa sebab aku kan hamba Tuhan, orang kepercayaan Tuhan.
Atas pertanyaan ini Tuhan sebagai Allah yg penuh kasih setia menjawab Musa dan memberikana kepastian: Bhwa Allah sendiri yg akan membimbing Israil. Rupanya permintaan Musa bukan Cuma satu tetapi ada yg lain: Musa memohon kasih karunia Allah, sebab untuk memasuki sesuatu yg masih rahasia, perlu ada kasih karunia Allah. Allah juga menjawab: Aku akan memberi kasih karuniua dan mengasihani siapa yg Kukasihani (:19b).
Sdr. Berdasarkan jawaban ini maka sebagai orang beriman kita akan katakana: bahwa bukan saja Musa dan Harun yg akan memperoleh kasih karunia dari Allah tetapi siapa saja, termasuk kita sekalian yg sedang berdiri di hilir dari perjalanan panjang ini siapa saja dari kita yg berkenan di hati Allah akan mendapat kasih karunia. Tuhan mengaruniai siapa saja yg dikasihaniNya. Pastilah bhw orang2 yg berkenan kepadaNya adalah mereka yg percayaa sambil melakukan perintah yg difirmankan, termasuk bagi kita sekalian.
Meskipun tahun yg baru ini masih menjadi rahasia bagi kita sebagai manusia, tetapi pada lain sisi, kita sebagai orang beriman yg telah mengalami penyertaan Tuhan pada masa lampau, maka kita saat ini harus meyakini pernyataan Tuhan pada Musa: Aku sendiri hendak membimbing engkau dan memberi ketenteran kepadamu (:14). Jawaban Allah kepada Musa ini adalah juga jawaban Allah kepada kita sekalian yg sedang mengayunkan langkawah awal memasuki thn ini. Kita harus berkata juga seperti Musa : Bhw kita tidak sanggup berjalan sendiri sebab kita tidak mungkin berhasil mencapai garis finis dari tujuan hidup kita. : Jikalau Engkau sendiri tidak membimbing kami, jangan Kausuruh kami umatmu berangkat memasuki thn ini. Marilah kita berdoa dan mengangkat tangan kita kepada Allah seraya memohon: Pimpinlah kami sebagai gereja, sebagai jemaat, persekutuan, keluarga dan diri pribadi agar kita mampu masuki perjalanan di tahun 2008 ini. Sebab kami akan berhasil jika Engkau menyertai kami, memelihara dan memimpin perjalanan kami memasuki thn 2008 ini.

Amin.

Allah Tri Tunggal (4)

KATAKISASI GPIB


Pokok Bahasan : ALLAH TRITUNGGAL

4 : ROHKUDUS DAN KARYANYA

Berbicara tentang Rohkudus sama dengan berbicara tentang Allah sendiri sebab kata Yesus bahwa Allah itu Roh dan jika seseorang menyembah Dia harus menyembah deng roh dan kebenaran (Yoh 4 : 24). Dalam injil sinoptis, Kisah Rasul dan surat Paulus, Rohkudus disejajarkan dengan Allah Bapa dan Allah Anak dalam keilahian dan kesetaraan (Mat. 28 : 19, IIKor 13 : 13, IPet 1 : 2). Rohkudus juga disebut sebagai Roh Yesus, Kisah 16 : 6,7, RohAllah, Roma 8 : 9, 14; Ikor 2 : 11, Roh Tuhan Kisah 8 : 39, Roh Kristus Roma 8 : 9b, Roh Dia Roma 8 :11?. Jika kita katakan bahwa Allah adalah Roh, itu menunjukkan substansi atau hakekat Allah. Jangan kita katakan bahwa Rohkudus itu baru ada pada waktu hari Pentakosta - hari keturunan Rohkudus

Allah Tri Tunggal

KATAKISASI GPIB


Pokok Bahasan : ALLAH TRITUNGGAL

4 : ROHKUDUS DAN KARYANYA

Berbicara tentang Rohkudus sama dengan berbicara tentang Allah sendiri sebab kata Yesus bahwa Allah itu Roh dan jika seseorang menyembah Dia harus menyembah deng roh dan kebenaran (Yoh 4 : 24). Dalam injil sinoptis, Kisah Rasul dan surat Paulus, Rohkudus disejajarkan dengan Allah Bapa dan Allah Anak dalam keilahian dan kesetaraan (Mat. 28 : 19, IIKor 13 : 13, IPet 1 : 2). Rohkudus juga disebut sebagai Roh Yesus, Kisah 16 : 6,7, RohAllah, Roma 8 : 9, 14; Ikor 2 : 11, Roh Tuhan Kisah 8 : 39, Roh Kristus Roma 8 : 9b, Roh Dia Roma 8 :11?. Jika kita katakan bahwa Allah adalah Roh

Pengharapan Orang Percaya

Katekisasi GPIB

Sabtu, 3 Desember 2005

Pokok Bahasan : Pengharapan orang percaya

Pengharapan berasal dari kata Harap
Pengharapan orang percaya hanya pada Allah. Maz. 38 :16, 39 :8, 42 : 6, 12, 43 :5. Jangan berharap atau berpengharapan pada man usia Yesaya 2 : 22

Pengharapan orang percaya hanya pada Allah sebagai sumbernya Kisah 24 :15,Itim. 1:1, Yer. 14 :22. Berharap pada Allah orang percaya tak akan mendapat malu Maz. 119 : 116

Dasar pengharapan adalah iman kepada Allah IPet. 1 : 13, 21.

Pengharapan selalu berorientasi ke masa depan. IPet 1 :3, sebab orang percaya karena imannya selalu memandang ke masa depan. Masa depan manusia ada dalam tangan Tuhan saja. Orang percaya terpanggil utk meraih masa depan dengan bekerja keras dan berjuan dalam iman dan pengharapan (Maz 104 : 23. Ikor 9 : 10.

Orang percaya menjalani kehidupannya dengan iman dan pengharapan.

Keselamatan Allah Bapa

Katekisasi GPIB
Sabtu, 25 Juni 2005

Pokok bahasan : KESELAMATAN ALLAH BAPA

Bagaimanakah caranya kita mengenal Allah, padahal Allah bukan obyek yg dapat kita lihat atau pegang. Manusia dapat mengenal Allah kalau Allah berkenan menyatakan diriNya untuk dikenal caranya? Dalam PL kita mengenal Allah sebagai Pencipta langit dan bumi beserta segala isinya. Dengan demikian kalau kita melihat kepada alam semesta ini kita dapat mengerti bahwa alam semesta ini tidak terjadi begitu saja tetapi ada yang menciptakannya. Dalam Kej. 1 : 1. Pada mulanya Allah menjadikan langit dan bumi. Jadi langit dan bumi yg telah diciptakan Allah ini sebenarnya mau mengungkapkan tentang “siapakah Allah itu”. Dengan kata lain alam semesta ini adalah cara Allah menyatakan diriNya kepada manusia. Cara ini yg dikenal sebagai penyataan “umum”. Namun hasil ciptaan Allah ini telah dirusakkan oleh manusia sehingga citra Allah sebagai Bapa Pencipta telah tercemar. Maka Allah perlu memperkenalkan diriNya pula supaya manusia tetap dapat mengenal Allah. Caranya melalui Allah sendiri turun ke dunia melalui anak Allah Yesus Kristus. Cara yg Allah pakai ini meruapakan cara khusus sehingga penyataan ini kita kenal sebagai penyataan khusus.. Jadi ada 2 cara Allah Bapa memperkenalkan diriNya kepada manusia yaitu melalui alam semesta (Umum) dan melalui diri Yesus Kristus (Khusus).

Penyataan adalah cara yang dipakai Allah untuk menyingkapkan hakekat keberadaanNya kepada kita orang percaya. Menurut kesaksian Alkitab Allah tidak hanya menyatakan diri untuk dikenal dari luar diri kita saja tetapi juga dapat dari dalam diri kita. Allah bekerja melalui firmanNya dari LUAR, tetapi juga Allah bekerja untuk dikenal melalui RohKudus dari DALAM diri kita sehingga orang dapat memahami firmanNya (Roma 8 : 11) diri kita adalah tempat tinggal RohKudus (Ikor. 3 : 16). Hanya melalui pekerjaan RohKudus, kita dapat memahami dan percaya bhw Allah yg berfirman kepada manusia, adalah Allah Bapa, Allah Yang Mahatinggi, tetapi yg merendahkan diriNya untuk dikenal oleh manusia.

Dalam kesaksian Alkitab, sebutan Bapa yg dikenakan kepada Allah menunjuk kepada fungsinya sebagai Allah Pencipta segala sesuatu (Ikor 8 : 6, Yakub 1 : 17, 18). Allah adalah Bapa bangsa Israel (Ul 32 : 6, Yes. 63 : 16; Yesaya 63 : 16), Bapa dari Yesus Kristus (Markus 1 : 11, Yoh. 10 : 30, 16 : 28, 17 : 1, 4,5, 20 : 17. :Bapa dari orang percaya (Mat. 5 : 45; 6 : 6, 9, 14; Roma 8 : 15. Kalau Allah menjadi Bapa orang percaya, berarti Allah bertanggungjawab untuk kehidupan dari makhluk yg Ia ciptakan (Mat. 6 : 26; 27 – 32 Maz. 34 : 11, 104 : 21). Manusiapun memohon dari Bapanya : Berilah kepada kami hari ini, makanan kami yg secukupnya Mat. 6 : 11 – doa Bapa kami. Dengan demikian kita mengerti bhw Allah Bapa sebagai Pencipta bukanlah setelah Ia menciptakan lalu meninggalkan begitu saja, tetapi Allah itu juga adalah Allah Pemelihara dan Allah yg memerintah alam semesta ini. Oleh pemeliharaan Allah Bapa yg menciptakan dunia ini, maka dunia ini tetap kokoh berdiri dan oleh perintahNya dunia ini berjalan menuju tujuan dari rencaNya. Karena itu Allah turut menentukan perjalanan dunia ini, sehingga jelas bagi kita bahwa Allah Bapa. ikut bertindak menyelesaikan berbagai perkara dan bahkan menindak bangsa-bangsa yg menyimpang dari jalan Allah.. Allah Bapa menunjukkan kemurahanNya dengan tetap setia memelihara umat manusia pada segala keadaan agar pemerintahaNya terus berjalan untuk mengarahkan sejarah supaya tiba pada tujuan yg dikehendaki Allah sendiri..
Jika kita mengakui bhw dunia ini milik Allah, maka panggilan kita adalah supaya bekerja bersama Allah utk memelihara dan melestarikan dunia ini dengan cara :
- menata, mengola alam sesuai dengan kehendak PenciptaNya
- kita dapat mendayagunakan alam utk kesejahateraan dan kebahagiaan umat manusia, dengan demikian kita memuliakan Allah atas kebaikanNya bagi kita.
- Kita selalu dan terus-menerus harus bergantung kepada Allah, mengucap- syukur serta berbakti dengan sepenuh hati kpada Allah Pencipta kita.

Manusia Makhluk Berdosa

Katekisasi GPIB


Katekisasi ke 17

Sabtu, 17 Jan. 2004

Manusia Makhluk berdosa

Dalam pelajaran yg lalu telah dijelaskan bhw Allah mencipotakan manusia utuh, sempurna dan baik. Manusia diberikan nafas hidup oleh Allah, menerima wewenang, kuasa serta tanggungjawab mengelola alam. Penulis kitab Kejadian juga menggambarkan ttg sifat manusia yg jahat yg memberontak kepada Allah yg mengakibatkan hubungan baik dengan Allah menjadi putus dan rusak. Manusia menjadi tidak setia kepada Penciptanya. Manusia jatuh ke dalam dosa karena ulahnya sendiri. Rasul Paulus menjelaskan hal ini dengan mengatakan : “tidak ada yang benar seorang pun tidak, semua telah berbuat dosa dan hilang kemuliaan Allah. (Roma 3: 10, 23.). Kata-kata Paulus ini dapat dipahami berdasarkan pemahaman bhw dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang (Roma 5 : 12) yg mengakibatkan semua orang menjadi berdosa. Penyebab dosa ini ialah …………….?
Manusia - sejak Adam dan hawa jatuh ke dalam dosa, ikut berdosa.. Dosa di sini tidak hanya dirumuskan sebagai “kejahatan” atau “kesalahan” saja, tetapi menyangkut “keeberadaan” – eksistensi dan “hakekat manusia” Yes. 29:13, Mat. 15:8,9. Dosa itu nampak melalui sikap hati yg menolak pengenalam akan Allah, emgakui Allah sbagai Juruslamat, Pemberi hidup dan khidupan bagi manusia dan makhluk ciptaan yg lain. Tidak itu saja tetapi dosa juga nampak dalam ketidak harmonisan manusia dengan sesamanya dan pngrusakkan alam ciptaan Allah. Dosa dapat dirumuskan juga dalam perbuatan yg menyimpang dari kebenaran dan kebaikan mnunjukkan sikap perlawanan terhadap Allah. Ini terjadi dalam diri seseorang yg mendorong dia untuk melakukan tidndakan bersalah yg membuat ia berada dalam kesulitan (Kej 4 :13)
Dosa dengan kata lain dapat diartikan sebagai “tidak tepat pada sasaran”. Karena itu setiap tindakan “baik” yg tidak kena pada sasaran adalah sia-sia (Rom 3 : 9 – 20). Manusia pada suatu saat bisa tidak berbuat dosa (Adam dan Hawa sebelum makan buah…… dann jatuh ke ……) Akan tetapi setelah kedua manusia I itu memakan buah maka pasti bahwa manusia “tidak bisa tidak…………..” manusia pasti berbuat dosa. Sebab :
Manusia tidak lagi tinggal di taman Edn. Mreka harus menjalani kodrat sebagai akibat dari kutukan Allah kepada Adam dan hawa.
Manusia memeeliki kecendrungan hati yg jahat sehingga kadang2 menolak jalan kembali kepada Allah.
Manusia yg telah mengetahui Firman Allah itu malah mengadakan perlawanan trhadapDia. Kritik Yesus teerhadap para ahli torat menjelaskan hal itu.
Pernyataan Yesus sendiri ttg kasih Allah supaya dunia tidak tetap tinggal dalam dosa ttapi mmperoleh keselamatan. Perbincanngan Yesus dengan Nicodemus si Parisi dalam Yoh. 3 merupakan penjelasan ttg kasih Allah kepada dunia ini. Dengan dmikian “dosa” bukanlah sebuah “insiden” kecelakaan” dan bukan pula sebuah perbuatan “kebetulah yg terpaksa” dilakukan manuysia, tetapi ia merupakan sikap hati yg jahat kepada Allah dan kepada sesama.. Dilakukan dalam kesadaran. Dosa terkait dengan isi kehedipan dan keberadaan manusia sehingga kita tidak bisa gampang mengatakan bhw itu hanya sebuah perbuatan yg “kebetulan” terjadi tanpa mngikutsertakan kesadaran kita .
Dosa bukan juga semata-mata tindakan jasmani belaka namun sikap ekspresif itu mencerminkan sikap hati manusia yg jahat. Kepada Allah.

Gereja / Jemaat

Katekisasi GPIB

Katekisasi ke 18

Sabtu, 24 Januari 2004
Pengertian tentang Gereja/Jemaat

Menurut kesaksian Alkitab, jika berbicara ttg Jemaat selalu terkait dengan Kristus karna Jemaat tidak pernah berdiri sendiri tanpa hubungan yg mendasar dengan Kristus, sebab ada kesatuan antara Kristus dengan JemaatNya. PB melukiskan kesatuan ini sbb.: Jemaat adalah anggota dari satu tubuh (Ikor 12:12); Jemaat berada di bawah satu kuasa ialah satu Tuhan yg adalah Kepala tubuh (EF 1:22,23; 4:15, 5:23, Kol. 1:18).Jemaat adalah batu hidup (Ipt. 2:9,) Yesus adalah Pokok Anggur, Jemaat adalah carangnya (Yoh. 15). Yesus adalah Gembala, dan Jemaat adalah dombaNya (Yoh. 10). Dari gambaran dmikian kini dapat dipahami bhw Jemaat tidak dapat dimengerti tanpa hubungan dan kaitan erat dengan Kristus, sebab itu kita sebagai satu tubuh tidak boleh ada perbedaan suku, asal-usul, warna kulit kaya-miskin serta tingkat sosial dalam hidup.
Jemaat tidak didirikan oleh orang-orang tertentu, meskipun orang2 tertentu dipakai sebagai alat dalam tangan Tuhan. Kalau didirikan oleh orang2 tertentu, mereka akan berbangga hati dan sombong seolah-olah merekalah yg mendirikan jemaat sehingga peranan Rohkudus hilang dan tenggelam. Jemaat itu ada karena kehendak Kristus. Kristuslah yg membangun Jemaat (Mat. 16: 16 –19. orang percaya yg membentuk persekutuan jemaat adalah mereka yg mmberi diri dibaptis setelah mendengar pemberitaan Firman (Kisah 2:1) Kita yg menjadi suatu Jemaat adalah karena kehendak Kristus, persekutuan yg dikumpulkan oleh Tuhan di suatu tempat tertentu. Jadi

Jemaat (Greja) adalah persekutuan orang percaya yg dikumpulkan Tuhan. Kehadiran mereka nampak dalam Persekutuan, Pelayanan, Kesaksian. Tri panggilan gereja ini diatur secara tertib atas satu dasar dan satu kepala: dasar, Ikor 3:11, Kepala Ef 1:22; Kol. 1:18, 2:19). Dalam persekutuan tersebut (persekutuan semua orang percaya), semuanya mendapat bagian dalam keselamatan yg dianugerahkan Allah dalam Kristus yaitu keselamatan untuk seluruh umat manusia. Melalui kesaksiannya, jemaat terpanggil utk membagikan keselamatan yg telah mereka terima itu kepada orang lain. Penyampaian kesaksian ini melalui pemberitaan yg berisi proklamasi ttg janji penggenapan bhw Allah berkenan menyelamatkan manusia melalui Karya Kristus di dunia. Pemberitaan tersebut tidak saja melalui berita firman, tetapi juga melalui perbuatan/tindakan (diakonia).

Bentuk-bentuk pelayanan Gereja/Jemaat.
Gereja /Jemaat itru hidup bila di dalam gereja/jemaat itu nampak kesibukan dalam kegiatannya. Kegiatan dalam jemaat/gereja itu a.l.:
- Kebaktian: Kebaktian hari Minggu; Pelayanan Sakramn, Peneguhan Sidi, Peembrkatan Nikah, kebaktian keluarga/seektor, pemakaman/pemakaman kembali, kremasi, Peneguhan pejabat gereja, hari raya grejawi, hari raya Nasional, pentahbisan gedung gereja.. Seluruh kebaktian tsb menggunakan tataibadah dari lembaga yg bertanggungjawab (Sinode – gereja setempat)
- Pelayanan Sakramen. GPIB hanya mngenal dan mengakui serta melaksanakan Sakramen Baptisan kudus dan Perjamuan Kudus.. Baptisan dilayani kepada anak-anak dan orang dewasa. Perj.Kudus hanya dapat diikuti oleh anggota jemaat dan yang sudah sidi. Pelayanan Sakramen hanya dapat dilaksanakan oleh Pendeta. Bila Pendeta berhalangan, Majelis dapat menunjuk seorang Penatua melakukannya tetapi kemudian melaporkan kepada Sinode. Perj. Kudus di GPIB dilaksanakan pada : Jumat Agung, minggu keempat Juli, minggu I Oktober (Perjamuan Kudus sedunia), minggu Adven ke 3. Pelayanan Sakramen, pemberitaan Firman dan ajaran gereja dijaga kemurniannya oleh Majelis dan para pejabat gereja.
- Katekisasi. Katekisasi adalah pelayanan gereja utk pertumbuhan iman warga jemaat. Maka gereja/jemaat dalam tanggungjawabnya dalam hal ini Majelis jemaat melaksanakan katekisasi bagi pemuda/i dan warga lainnya utk diteguhkan menjadi warga sidi gereja. Katekisasi merupakan mata-rantai kegiatan pembinaan Gereja yang dimulai sejak anak sampai orangtua.
- Pelayanan Kategorial. Untuk menyelenggarakan panggilan dan pengutusan gereja serta pembinaan warga gereja, maka dibentuk bidang2 pelayanan dalam gereja yg disebut bidang Katgorial a.l.:
a. Pelayanan kepada anak (PA)
b Pelayanan kepada Taruna (PT)
Pelayanan kpada Pemuda (GP)
Pelayanan kepada Wanita (PW)
Pelayanan kepada kaum Bapak (PKB)
Pelayanan kepada kaum Lanjut Usia (Lansia)

Penggembalaan. Adalah tugas khusus Pendeta dan majelis dilakukan secara permanen dalam jemaat. Penggembalaan menyangkut berbagai aspek kehidupan. Pelayanan ini dimaksud membimbing jemaat agar terbuka mengemukakan permasalahan dan pergumulannya agar jemaat tiba pada titik dapat mengambil keputusan sendiri yg tepat. Pergembalaan dapat dilaksanakan melalui cara:
- Majelis datang secara mendadak ke rumah jemaat (perkunjungan biasa)
- Majelis datang karena mendengar ada masalah dalam keluarga jemaat
- Majelis datang karena diundang oleh jemaat
Pergembalaan ke rumah jemaat dilakukan paling sedikit oleh 2 orang majelis.

Pergaulan Muda-mudi

Katekisasi GPIB
Katkisasi ke 19
Sabtu, 31 Jan. 2004

PERGAULAN MUDA – MUDI

Pengantar: Kemajuan jaman saat ini turut mempengaruhi dalam berbagai segi
kehidupan kita. Karena pengaruh dunia ilmu pengetahuan, manusia ikut berlomba mendandani dirinya agar tidak dikatakan sebagai orang yg ketinggalan jaman/kolot. Karena itu secara sadar atau tidak manusia ikut dalam arus kmajuan ini. Suatu contoh yang jelas: hampir seemua orang saat ini (mulai dari anak-anak SD) memiliki alat komunikasi canggih (HP). Rambut para remaja (pria-wanita) di cat menurut selera zaman dan di kepang sesuai keinginan. Orang (khusunya wanita) “yang seharusnya memakai rantai emas/gelang emas di tangan, tidak jarang memakainya di kaki. Pria yg pada kodratnya tidak memakai anting2 kini kita dapat melihat banyak pria memakai giwang di telinganya> Banyak “model yang aneh” terjadi dalam kehidupan di jaman yg maju iji. Semua itu dilakukan hanya supaya orang kjatakan bhw mereka mengikuti “mode jaman ini”. Kita bertanya di manakah manfaatnya??????
Kemajuan ini secara tidak sadar mrangsang pergeseran nila dari “nilai tradisional ke nilai-nilai modern” dengan dorongan batin bhw “saya juga ingin menjadi orang modern dariupada tetap tinggal dan disebut orang kolot.. Secara tidak sadar pula kita pelan-pelan s telah hanyut dalam pola hidup yg biasanya “sederhana” kini harus “ada” dan “memiliki ssuatu”. Cara yang demikian ini telah mempengaruh ipola hidup gerenerasi muda gereja juga. Kita berteman dengan orang yang memiliki “sesuatu” lalu kita tergoda utk memiliki hal yang sama yang teman kita miliki dan banyak hal yg ikut menggoda sehingga kita turut berpikir secara diam-diam bagaimana aku dapat memiliki seperti apa yg dimiliki tman saya itu.

1. Pergaulan muda-mudi kristen merupakan topik yg menarik. Pergaulan merupakan “jmbatan” untuk saling berkenalan sebab melalui perkenalan ini terbuka banyak wawasan baru untuk mengerti dan menilai hidup ini. Dari luasnya pergaulan seseorang, menandakan bhw orang tersebut “terbuka” terhadap orang lain, sbaliknya jika seseorang tidak senang bergaul menandakan bhw ia sangat tertutup sehingga sukar mengungkapkan perasaannya kepada temannya. Padahal melalui pergaulan orang saling berkenalan dan saling terbuka untuk lebih dikenal dan dimengerti oleh orang lain. Orang saling bertukar pikiran, dan saling bertukar pandangan hidup. Pergaulan merupakan “jendela” untuk memandang ke masa depan. Jika seseorang kurang pandai bergaul, ibarat ia tinggal dalam rumah yg terkunci sehingga kurang mengerti dan memahami tg dunia di sekelilingnya.
Alkitab tidak melarang orang muda bergaul. Dalam Penghotbah 11 : 9 dikatakan “bersukaria dalam kemudaanmu hai orang muda, biarlah hatimu bersukaria pada masa mudamu dan turutilah keinginan hatimu dan pandangan matamu”. Dengan kata lain Penghotbah tidak keberatan/melarang, bahkan menganjurkan supaya orang muda menikmatilah hidup kemudaan mereka. Tetapi tidak begitu saja Penghotbah memberi keebebasan, Penghotbah juga memberi peringatan “hati-hati” sebab kalau berbuat “salah” mereka akan “menghadap pngadilan” (berurusan dengan Tuhan}. Peringatan tersebut menolong orang muda untuk sadar, serta meengoreksi diri bahwa Tuhan sedang ikut campur dan brada dalam pergaulan maupun masa muda mereka (Penghotbah 12 : 1)
Dari nasehat Penghotbah ini kita melihat bahwa pergaulan merupakan wadah membina diri serta membimbing utk orang mencari jati diri supaya seorang mampu hidup dalam masyarakat bertemu dengan banyak orang. Akan merupakan jalan yg salah apabila mereka sendiri salah mengemudikan arah hidup dan peergaulan mereka sebab mereka tidak akan memperoleh kesenangan didalamnya..Ksenangan yang dimaksud secara singkat bhw sudah ada batas shingga porang muda itu tidak lagi bisa mnikmati kebebasannya tetapi sudah ada ssuatu yg mengikat dirinya. Ia tidak bisa lagi menikmati kesenangan dengan hati yg bersukaria dan mata yang memandang Rasul Yohanes justru memberi nasehat agar awal dari memulai pergaulan, haruslah para muda/I mngenal akan Allah terlebih dahulu. Mengenal Allah, berarti mengerti apa kehendak Allah dalam hidup pergaulan mereka (IJoh 2: 3-5). Pengeenalan akan Allah merupakan dasar utk membangiun hidup termasuk membangun pergaulan/hubungan muda/i.. Pengenalan akan Allah harus selalu dipelihara melalui cara rajin membaca Kitab Suci, prgi ke kebaktian, diskusi ttg iman dst sebab dengan cara itu rasa cinta kasih kepada Allah dan sesama akan selalu mendasari segala aktivitas hidup sehingga memungkinkan kita dapat menghindari berbagai hal yg brtentangan dengan kehendak Allah.
Pergaulan muda/i jika diplihara dngan baik, akan menuntun ke masa depan yg penuh deengan sukacita, kebahagiaan dan damai sejahtera.. Ingatlah akan Tuhan pada masa mudamu.

Allah Tritunggal

Katekisasi GPIB
Sabtu, 2 Juli 2005

Pokok Bahasan : ALLAH TRITUNGGAL

3. YESUS KRISTUS (KRISTOLOGI)

Pengantar : ( - ) Maksud belajar ttg Yesus Kristus agar peserta memahami serta menghayati bhw Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat orang percaya, termasuk kita secara pribadi. ( -- ) bahwa karya Tuhan Yesus di dunia, adalah karya keselamatan sebagai anugerah Allah yg besar dan merupakan bukti akan kasih sayang Allah kepada manusia.yang berdosa. ( --- ) agar kita mengerti dan memahami bhw Tuhan Yesus Kristus adalah jaminan dan kepastian keselamatan yg Cuma-Cuma yg disediakan Allah bagi orang yg mengasihi Dia. Oleh karena itu ( ---- ) Kita harus menghargai dan menghormati anugerah itu dengan cara memberlakukan hidup kita sesuai dengan panggilan dan iman kita.

Siapakah Yesus Kristus itu? Yesus Kristus adalah Allah sejati yang sejak kekal telah ada bersama-sama Allah dan Ia ikut menciptakan dunia ini. (Kej. 1 : 1-3;Yoh. 1 : 1-3, 10 lihat pokok Allah Tritunggal). Dalam pelayanan Yesus di dunia ini, Ia sangat dibenci oleh ahli torat dan orang Parisi sebab Yesus menyamakan diriNya dengan Allah sebab dapat mengampuni dosa orang berdosa (Lukas 5 : 20,21). Selalu dalam pelayananNya Ia katakan bhw apa yg Ia lakukan Ia lakukan pekerjaan yg disuruh Bapa kepadaNya, karena: Aku dan Bapa adalah satu ( Yoh. 10 : 30, 14 : 10, 11 ).
Walaupun Yesus adalah Aallah sejati, Ia juga adalah manusia sejati.

Nama Yesus, adalah nama yg diberitahukan malaekat kepada Yusuf dan Maria (Mat. 1 : 10,21, Lukas 1 : 31) karena Dialah yg akan menyelamatkan umatNya dari dosa mereka. sedangkan Kristus, adalah gelar yang berarti “orang yg diurapi”. Jadi Yesus Kristus = orang yg diurapi itu membawa keselamatan atau Yesus Kristus adalah Penyelamat orang berdosa.
Dalam kalangan Yahudi ada tiga jenis orang yg diurapi: Raja, Nabi, Imam. Mereka ini yg dipilih Allah utk melakukan pekerjaan Allah : pemimpin umat (Raja), pemimpin agama (Imam), hamba Allah (nabi) lihat ISam 9 : 16, 17, 10 : 1.; Yesaya 6 : 7,8, 61 : 1 dyb; Imamat 4 : 3,5, 8 : 12.. Mereka ini tidak menyelamatkan, tetapi hanya melakukan pekerjaan Allah sehingga kalau dituruti dengan sungguh-sungguh akan beroleh selamat.. Jadi Yesus Kristus melakukan pekerjaan sebagai Raja, Nabi, Imam. Sebagai Raja, Ia adalah pemimpin umat yg percaya. Ia Raja sorga dan bumi, Ia menerima dan memiliki kuasa baik di sorga maupun di bumi (Mat 28 : 18). Sebagai Nabi,Ia memenuhi semua yg telah dinubuatkan para nabi. Ia sendiri menubuatkan apa yg akan terjadi (Mrk 13 : 2, Lk. 21 : 22, 24). Nubuat ini cepat terlaksana sebab pada thn 70M Yerusalem dimusnahkan oleh tentara Romawi. Sebagai Imam, Ia menjadi anak domba Allah yg dipersembahkan untuk menghapus dosa dunia. Biasanya para imam mempersembahkan binatang sebagai korban penghapus dosa ( Im. 4 : 13 – 16). Yesus Kristus adalah anak domba itu sendiri sebab tak ada seorang manusiapun yg mengampuni dosa kecuali Yesus Kristus caranya: Allah sendiri yg mengambil peran, turun ke dalam dunia menjadi sama seperti manusia (kecuali dosa) (Pilipi 2 : 5 – 11). Ia bersekutu dengan manusia dan menghayati segala sesuatu yg dialami manusia. KehadiranNya penuh, artinya melalui proses kelahiran sebagai manusia, tidak tiba-tiba datang dan tiba-tiba lenyap. Derita dan maut, Ia terima, sebagai bagian dari hidup manusia dan karna derita dan maut itulah maka Ia datang sebab begitu besar kasih setiaNya kepada manusia, sebab manusia itu adalah gambarNya (Kej. 1 : 26, 27).
Yesus Kristus adalah manusia sejati (kecuali dosa Ibrani 4 : 14-16) . Ia lahir sebagai manusia dari seorang manusia (Maria). (Lk 2 : 6,7, Gal. 4 : 4). Ia memenuhi semua peraturan agama Yahudi sebagai anak Yahudi: Ia disunat pada usia 8 hari (Lk 2 :21,22), Ia dibaptis oleh Yohanes Pembaptis di s. Yordan (Mat.. 3 : 13). Sebagai manusia, Yesus merasa sedih ( Mk 14 : 34,:lapar (Mat. 4 : 2), haus Yoh. 19 :28, Yesus makan, Mat. 9 : 10, Mk. 2 : 16) , Yesus merasa masygul dan terharu (Yoh. 11 : 33) Ia berdukacita dan marah Mrk 3 : 5, 10 : 14).

Kesimpulan. Sejak kekal Yesus adalah Allah. Ia disebut Anak Allah dan juga Allah Anak. Istilah ini menunjukkan bhw ke Allah-an Yesus sama dengan ke- Allahan Bapa.. Lagipula hubungan Bapa dan Anak begitu erat sehingga keberadaan, kehendak dan pekerjaan mereka merupakan satu kesatuan (lihat pokok Allah Tritunggal)
Yesus disebut Anak karena
( a). Dalam pelaksanaan keselamatan, Allah Bapa yg mengutus, Allah Anak yg melaksanakan (Yoh. 3 : 16).
(b) Yesus selalu melakukan apa yg diperintahkan Bapa kepadaNya (Yoh. 12 : 49,50, 14 : 10, 17 : 4)
© Kerendahan Yesus sebagai manusia mencerminkan hubungan kekal antara Allah
Anak dan Allah Bapa ( Ikor 15 : 24 – 28).
Yesus Kristus yang adalah Allah sendiri memberi jaminan hidup dan masa depan, karena itu orang prcaya tak perlu terlalu kuatir dan bimbang menghadapi tantangan dan prgumulan hidup, karena kselamatan dan hidup kekal dikaruniakan Allah melalui Yesus Kristus kepada kita. Pe,mahaman ini hendaknya mendorong kita selalu dalam hidup utk bersyukur yg kita wujudkan dalam hidup mengasihi Allah dan mngasihi sesama.

Masa Depan Orang Percaya

Katekisai GPIB

Pokok Bahasan “MASA DEPAN ORANG PERCAYA”

Tujuan mempelajari pokok ini agar peserta katekisasi memahami dan menghayati bhw hidup manusia tergantung sepenuhnya pada kasih karunia Tuhan. Bahwa keselamatan bagi manusia dan dunia dikerjakan oleh Yesus Kristus
Bahwa Allah yang menyelamatkan itu datang, sedang datang dan akan datang sehingga oleh kekuatan Rohkudus orang percaya berlimpah-limpah dalam pengharapan.
Bahwa masa depan orang percaya dimulai pada masa kini dan pada waktu yang akan datang, sehingga orang percaya harus setia kepada Allah dan firmanNya kemudian mereka memberlakukan keselamatan yg telah mereka miliki itu dalam seluruh bidang kehidupan mereka sehari-hari.

Apakah manusia perlu diselamatkan? Perlu, sebab hakekat manusia sebagai gambar Allah telah rusak. Akibatnya dosa merupakan bagian hidup manusia. Dosa tidak sekedar merupakan tindakan dalam arti apakah orang yg berbuat jahat disebut berdosa, sedangkan orang yg tidak berbuat jahat tidak berdosa?. Dosa juga bukan sebuah istilah “etika” artinya orang yg bermoral dikatakan tidak berdosa sedangkan orang yg bejad kelakukannya dikatakan berdosa. Dosa adalah kenyataan eksistensi manusia artinya dosa tidak memandang bulu apakah dia bermoral atau tidak, dia orangbaik atau jahat semua manusia tanpa kecuali adalah orang berdosa. Karena itu manusia memerlukan Juruselamat utk membebaskan dia dari dosanya. Juruselamat itu ialah Yesus Kristus sendiri yg adalah manusia sejati (tanpa dosa dan Allah sejati).

Apa isi masa depan itu bagi orang percaya?
Baik PL maupun PB berbicara ttg suatu dunia baru yaitu langit baru dan bumi baru (Yes. 65 :17, 66:22; IIPet. 3 :13, Wahyu 21 :1. Apa yg disebut itu merupakan suatu gambaran dari pembaharuan menyeluruh dan lengkap yg Allah sendiri akan wujudkan sebab langit bumi yg lama akan lenyap. Kita bertanya kapan itu terjadi? Nanti itu terjadi pada “hari Tuhan” yg akan tiba seperti pencuri pada malam (IIPet. 3: 10a) atau pada saat Yesus menyatakan diriNya. Tentang hari itu tak seorangpun yg tahu kecuali Allah sendiri, namun bagi kita orang percaya ini penting sebab pada hari itu kita akan memperoleh keselamatan sepenuhnya. Karena itu masa depan orang percaya bukan keadaan atau gejala alam, tetapi Tuhan sendiri yg datang dalam kemuliaan. Itu yg menjadi jaminan dan kepastian ttg masa depan kita bhw masa depan kita tdk sia2 ttp aman dalam lindungan kasih Tuhan.Tuhan.

Allah Bapa

Pokok bahasan : ALLAH BAPA

Bagaimana manusia dapat mengenal Allah? Padahal Allah bukanlah “sesuatu” yg dapat ditangkap oleh indra manusia. Manusia dapat mengenal Allah melalui cara: Allah berkenan menyatakan diriNya kepada manausia (Yeremia 29 : 12 – 14a).
Allah yg Mahatinggi, Mahasuci, Mahapengasih, ternyata rela merendahkan didiNya supaya dikenal oleh manusia melalui Penyataan DiriNya. Penyataan adalah kata yg dipakai untuk menjelaskan cara Allah menyingkapkan hakekatNya dan keberadaanNya kepada manusia. Melalui penyataan itulah manusia mengenal Allah sebagai Allah Pencipta lengit dan bumi beserta segala isinya (Kej.1:1) -(dalam tradsisi gereja kita kenal penyataan umum dan penyataan khusus). Jadi melalui penciptaan langit dan bumi ini kita kenal Allah sebagtai PenciptaNya (penyataan umum). Lebih jelas lagi kita mengenal Allah melalui ciptaan hari 1 – 6. Namun sejak manusia jatuh kedalam dosa Kej. 3, sejak itupula manusia tidak mampu lagi mengenal Allah secara benar sebab telah terjadi jurang pemisah antara Allah Bapa Pencipta dan manusia serta alam semesta sebagai ciptaanNya. Untuk mengenal Allah kembali secara benar, Allah berkenan memperkenalkan diriNya karena kasihNya kepada manusia. Perkenalan Allah kepada manusia itu dilakukan secara khusus melalui karya Allah dalam diri Anak Allah Yesus Kristus yg menjadi manusia (kecuali dosa). Cara Allah memperkenalkan diriNya kembali secara khusus ini dalam tradisi gereja disebut penyataan khusus.
Melalui kesaksian Alkitab, sebutan Bapa biasanya dikenakan kepada Allah dengan menunjuk kepada cara bekerjaNya yaitu sebagai Allah Bapa Pencipta segala sesuatu (Ikor 8 : 6, Ibr. 12 :9, Yakub 1 : 17, 18).
Allah itu juga adalah Bapa bangsa Israel) (Ul. 32 :6, Yesaya 63 : 16, Bapa dari Yesus Kristus Yoh. 1 : 14, 18; 8 : 18 , 14 : 9 – 13, 20,21 ). Bapa dari semua orang percaya (Mat. 5 :45, 6 : 6, 9). Jadi Allah Bapa yg menyatakan diriNya melalui baik penyataan umum maupun penyataan khusus – Yesus Kristus – adalah Allah Bapa, Pencipta langit, bumi serta segala isinya. Dengan demikian langit dan bumi ini adalah milik Allah, juga milik Yesus Kristus (Yoh. 1 : 2,3). Ciptaan Allah ini (manusia) seringkali merusak barang milik Allah, tidak menghormati serta menghargai Allah tetapi sebaliknya memanfaatkan alam semesta ini demi kepentingan diri dan kelompok masing-masing. Demi kasih Allah kepada kita dan ciptaanNya Allah tidak bermaksud membinasakan dunia ini lagi. Dengan demikian nampak bagi kita bahwa Allah Bapa Pencipta, adalah juga Allah Penyelamat, Pengasih dan Penyayang.

Panggilan kita sebagai orang percaya yg ditempatkan di dunia ini mengemban tugas agar supaya :
1. kita menata mengelola alam semesta ini sesuai dengan kehendak Penciptanya.
2. kita dapat mendayagunakan alam ini utk mensejahterakan dan membahagiakan umat manusia juga ciptaan yg lain supaya dengan demikian memuliakan Allah atas kebaikanNya bagi kita.
3. kita selalu harus bergantung kepada Allah, mengucap syukur, berterimakasih serta berbakti dengan sepenuh hati kepada Allah Bapa Pencipta kita,

Senin, 05 Mei 2008

Berpacaran-Pertunangan

KATEKISASI GPIB

Pokok Bahasan : Berpacaran – Pertunangan

Dalam jalur pergaulan muda/i terbuka kemungkinan untuk orang mulai saling belajar mengenal cinta, yaitu saling mencintai seorang akan yang lain. Orang mulai belajar untuk ingin dimiliki dan memiliki teman dalam hidupnya. Sebagaimana dalam pelajaran yang lalu, Penghotbah tidak melarang orang utk menikmati masa muda mereka, di sinipun Alkitab meletakkan dasar utama dalam hal berpacaran: “Inilah perintahKu kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain” (Yoh. 15 : 17). Perasaan cinta yg ditujukan kepada temannya, haruslah dilandasi atas pemahaman yg benar ttg kasih Allah kepada dirinya dan juga kepada sesamanya dalam arti bahwa Allah menghendaki agar kita mengasihi pasangan kita sebagaimana kita sendiri mengasihi diri kita. Bila dalam berpacaran orang muda tidak mengindahkan nasehat ini, maka nilai cinta kasih itu akan berubah dari “cinta yg tulus” kepada dan tertuju kepada “cinta dan kasih” untuk dan demi kepentingan dirinya sendiri (Pilipi 2 : 1 – 4). Jika pasangan muda/i menuruti nasehat Rasul Paulus ini, itu menunjukkan bhw mereka telah memahami makna berpacaran secara benar.
Berpacaran termasuk dalam kategori “PERGAULAN INTIM” (bukan hubungan intim – suami/istri). Berpacaran merupakan langkah bertahap ke pendekatan emosional, pemahaman pikiran, gaya hidup, kebiasaan, sifat dari masing-masing pasangan. Pada masa ini berpacaran sudah lebih mengarah kelak ke pertungan, artinya langkah-langhkah lebih difokuskan kepada tujuan yg telah direncanakan ke masa depan. Oleh sebab itu dalam masa ini pasangan sudah harus terbuka, jujur berani mengeluarkan kebiasaan2 buruk dan berjanji untuk merubah kebiasaan hidup yang kelak merugikan dan tidak bermanfaat sebab masing-masing akan menuju kepada kematangan mental dan spiritual menuju ke pernikahan. Dalam masa berpacaran/pertunangan ini, harus disediakan banyak waktu untuk mengeluarkan pendapat dan belajar untuk menganalisis rencana ke masa depan yg telah disepakati bersama. Sebab itu dalam masa ini pasangan harus selalu berdiskusi, jujur dan saling terbuka dalam mengeluarkan isi hati dan harus berani untuk saling mengritik ketidakcocokkan dari masing2 untuk mengambil jalan yg baik demi kepentingan bersama kelak. Pasangan harus saling berorientasi dan harus kuat mengendalikan diri terutama yg berkaitan dengan seksualitas. Bila mereka tetap ingat dan melakukan dengan baik dan benar Firman Tuhan ini, maka dengan begitu mereka juga dapat memelihara hubungan kasih mereka, mengendalikan diri dari nafsu sex sehingga firman Tuhan katakana: Bahwa Allah melihat semua itu “baik” adanya (Kej. 1 : 31). Yang “baik” menurut Allah itu perlu dijaga, dipelihara dan dipertahankan, supaya “kesucian” hidup mereka dapat tetap dipertahankan sampai kelak mereka tiba pada akhir masa berpacaran/pertungan yaitu” Masuk dalam “nikah kudus”. Jangan berzinah (Kel. 20 : 14, Ul. 5 : 18,21) mau mengatakan bhw orang muda yg sedang merencanakan pernikahan haruslah kuat mengatasi berbagai godaan dan gejolak melalui pergaulan bebas. Zaman sekarang ini pergaulan bebas sangat menggoda dan sepertinya memberikan banyak kemudahan utk orang muda “melanggar” nasehat Tuhan ini demi memuaskan kepentingan/keinginan diri mereka sendiri. Jangan berzinah bukan berarti larangan kepada orang yg telah berkeluarga saja tetapi dimaksudkan “jangan mengingini apapun yg bukan dan belum menjadi miliknya”. Sebab kalau kita melanggar, dengan begitu kita telah mengotori diri kita sehingga kita tidak lagi suci dan bersih di mata Tuhan.
Diharapkan melalui masa berpacaran/pertunangan orang muda sdh dapat memikirkan dan menentukan langkah serta tujuan hidup mereka lalu menyerahkan serta berdoa kepada Tuhan agar Tuihan kiranya menyertai perjalanan berpacaran – pertunangan sebab sdh ada tujuan akhir: PERNIKAHAN KUDUS. Kasih sayang dan rasa cinta dalam berpacaran/pertunangan dilukiskan dalam nyanyian Kidung Agung 8 : 6,7. Keindahan cinta kasih itu harus dihormati, dipelihara dan dijaga kesuciannya. Orang yg sudah matang dalam berpacaran, mereka dengan sukacita dan sadar akan memutuskan supaya negara segera mensahkan hubungan mereka itu dalam pernikahan negara dan memohon berkat Tuhan melalui pemberkatan nikah di gereja.

Hidup Berpengharapan

Katekisasi GPIB

Hidup berpengharapan (Pengharapan orang percaya)

Harapan hidup orang percaya hanya pada Allah. (Maz. 38 :16, 39 : 8, 130:7,131:3,Yeremia 14 : 22, Roma 5 :5, 12 : 12). Orang percaya tidak boleh menggantungkan hidupnya pada harta miliknya, atau pada ilmu pengetahuannya, sebab semua yg dimiliki oleh manusia adalah sia-sia. (Maz. 52 : 9, Tim 6 : 17 – 19) Lazimnya manusia berharap pada sesuatu yg dapat dilihatnya secara nyata, kemampuan bernalar dan memanfaatkan sumber2 daya utk memperoleh kelepasan atau perlindungan. Rasul Paulus bertanya dalam Roma 8 : 24 apakah pengharapan yg dapat dilihat itu masih dapat dikatakan pengharapan. Pengharapan adalah menantikan sesuatu yg belum nampak, karena iman dan keyakinannya akan pertolongan Tuhan Ibrani (11 : 1). Karena itu menantikan pertolongan Tuhan dengan sabar bukanlah sikap menggantungkan nasib dengan berdiam diri saja.. Ada kaitan yg erat antara iman dan pengharapan. Orang percaya berharap sambil bekerja tidak karena telah berharap lalu duduk saja berpangku tangan sambil bermalas-malasan. Orang beriman yg menggantungkan pengharapannya pada Tuhan, adalah orang yg selalu bekerja dari pagi sampai petang Maz. 104 : 22a, 23. Ada hubungan yg erat antara iman dan pengharapan. Tanpa iman tak ada pengharapan..Penulis surat Ibrani merumuskan demikian: “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yg kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yg tidak kita lihat” (Ibr. 11 : 1,3). Dengan demikian bagi orang percaya, berharap pada Tuhan, bukanlah hal bertopang dagu sambil menunggu, tetapi ada keberanian utk memasuki perjuangan hidup. Orang percaya yg berharap dan berjuang dalam hidupnya, akan dibantu dan ditopang oleh Tuhan melalui kuasa Rohkudus (Roma 8 : 26. Jika seseorang telah berhasil dalam hidupnya ia tidak boleh membanggakan imannya, karena iman itu adalah pemberian Tuhan semata-mata (Efesus 2 : 8,9). Orang percaya yg hidup dalam pengharapan harus mempertanggungjawabkan kehidupannya (IPet 3: 15 ,17) dengan bersedia hidup menderita dan rela berbuat baik dan bersedia memberitakan kasih Allah yg telah ia terima (Ipet. 2 : 9).

Kesimpulan:
1. Hidup berpengharapan adalah hidup yg bergantung sepenuhnya pada Allah sebagai Pencipta dan memiliki segala sesuatu.
2. Pengharapan adalah kecendrungan utk melihat masa depan dengan berbagai usaha yg pasti, karena akan dibantu dan dituntun oleh Tuhan melalui Rohkudus.
3. Titik tolak pengharapan adalah iman. Orang percaya yg berharap pada Allah mempunyai masa depan dan masa depan itu harus digapai dengan berbagai usaha dan taidak boleh berdiam diri dan berpasrah saja.
4. Pengharapan lahir dari iman dan iman itu harus nampak dalam perjuangan, pergumulan. Iman bukan sesuatu yg hanya diucapkan tetapi harus nampak dalam kemauan dan tindakan. Perbuatan seseorang itu menyatakan hubungannya dengan Tuhan dan perbuatan orang itu akan nampak jelas sebagai hasil hubungannya dengan Tuhan dalam hubungannya dengan sesama manusia dan makhluk ciptaan lain.
5. Bersama manusia makluk ciptaan lainpun mengharapkan keselamatana dari Allah sang Pencipta. Keselamatan yg diwujudkan itu tidak hanya tertuju kepada manusia tetapi juga kepada semua yg hidup di jagadraya ini (Kej. 9 : 9 – 11).

Pernikahan

Pokok bahasan : Pernikahan

Pernikahan terjadi dalam hidup manusia melalui proses yang panjang: masa perkenalan/pergaulan muda/i, masa berpacaran – pertungan dan berakhir pada pernikahan. Pernikahan terjadi, karena ada ikatan cinta-kasih di antara seorang laki-laki dan seorang perempuan dan karena Allah ikut campurtangan didalamnya dan karena Allah menganugerahkannya kepada mereka. Dasar dari pernikahan Kristen adalah pemahaman yg benar ttg hubungan antara manusia dengan Allah dan antara manusia dengan pasangannya. Dalam pernikahan, laki2 dan perempuan dipersatukan oleh cinta-kasih sebagai anugerah Allah dan perasaan yg telah tertanam dalam diri mereka masing2 ini harus dipelihara, dikembangkan kepada bentuknya yg lebih sempurna sesuai kehendak Tuhan.
Dasar pernikahan itu dimulai dalam penciptaan manusia. Dikatakan di sana bahwa : “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja, Aku akan menjadikan penolong baginya yg sepadan dengan dia” (Kej. 2: 18, 20 –23) Jadi pernikahan terjadi dalam hidup manusia karena Allah ikut campur dan melakukannya bagi mereka. Karena itu pernikahan Kristen harus dijunjung tinggi, dhormati dan disyukuri karena itu adalah bagian dari prakarsa Allah bagi hidup mereka.
Perkawinan di Indonesia diatur berdasarkan UU No. 1/1974. Dalam UU tersebut segala sesuatu yg berhubungan dengan kehidupan perkawinan di atur di sana. Perkawinan diartikan sebagai suatu ikatan lahir-batin antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan yg telah terjalin hubungan sebagai suami/istri dengan maksud membentuk rumahtangga bahagia dan kekal berdasarkan kasih dan anuagerah Tuhan. Ikatan lahiriah diikat oleh hukum negara sedangkan ikatan batin (yg tidak nampak) diikat oleh kasih sayang ( yg datang dari Allah untuk mereka berdua) dan pemberian ini bersifat kekal. Karena itu perkawinan Kristen harus berlangsung seumur hidup (Mat. 19 : 5,6) sebab dengan demikian mereka menghormati Allah dengan kasihNya yg telah dianugerahkan kepada mereka.
Pernikahan Kristen merupakan suatu kesepakatan sosial yg diberi dasar hukum serta diisi dengan makna religius. Artinya pernikahan itu adalah suatu peristiwa social yg terjadi dalam masyarakat dimana ikatan cinta –kasih sepasang manusia muda/i disahkan dan diresmikan masyarakat melalui kekuasaan tertinggi (pencatatan sipil) kemudian gereja berperan sebagai lembaga keagamaan yg memohon berkat Allah bagi institusi pernikahan yg telah diresmikan negara tadi.
Karena itu setiap pernikahan Kristen harus mencerminkan dan mengungkapkan kasih Allah yg menyelamatkan manusia sehingga kesadaran itu mendorong manusia yg bernikah untuk tetap mnemelihara kekudusan pernikahan sampai maut memisahkan mereka
Dalam UU tadi ditetapkan batas umur pernikahan: Pria boleh menikah kalau sdh mencapai umur 19 thn dan wanita 16 thn. Pembatasan usia ini dengan pengertian bhw sdh ada “kematangan” diantara keduanya dalam membina rumahtangga sehingga mereka dapat bertanggungjawab dalam menjalaninya.
Selain itu ada juga larangan pernikahan jika:
ada hubungan darah ke atas, ke bawah, dan menyamping dari orangtua atau nenek mereka..2. Karena poligami: Suami dengan saudara istri, bibi atau keponakan istri. 3. Karena larangan agama, yaitu orang2 yg oleh agamanya dilarang. 4. Karena masih terikat perkawinan. 5 Karena bercerai duakali, supaya tidak terjadi lagi kawin-cerai berulang kali.
Gereja tidak berhak mensahkan ataupun meresmikan pernikahan. Peranan gereja dalam hal ini adalah memohon berkat Allah (memberkati) suami-istri yg telah disahkan pernikahan mereka oleh negara (catatan sipil) Olehkarena itu bila kedua orang itu belum dinikahkan oleh catatan sipil, gereja tidak boleh memberkatinya sebab secara hokum keduanya belum suami-istri
Haruslah dengan saudara seiman.
Jika kita sampaiu kepada masalah ini haruslah kita bertanya kepada Rasul Paulus dalam IIKor. 6 : 14 – 7 :1. Maksud Rasul Paulus adalah bhw kekudusan hidup yg telah diterima sebagai anugerah keselamatan oleh penebusan Kristus tidak boleh dinodai dengan keinginan badaniah belaka. Karena itu “Takut akan Allah” dan “Pengenalan akan Allah” harus menuntun akalbudi orang percaya utk tetap mempertahankan keselamatan dalam kehidupannya daripada mengorbankan seluruh hidupnya di masa depan. Karena itu kata Yesus: “Siapa yg menyangkal Aku di depan orang, ia juga akan disangkal” (Lukas 12 : 8 – 10).. Gereja tidak amempersoalkan kawinan campur atar budaya /bangsa /negara, tetapi terlebih antara orang yg tidak seiman.

Jika kita sampai mengambil keputusan akan menikah campuran dengan orang yg tidak seiman, maka Rasul katakana: Lebih baik tidak menikah, tetapi bahaya-bahaya orang tidak menikah cukup mengancam maka rasul menganjurkan utk menikah supaya tidak aberbuat dosa (tetapi bukan harus menikah dengan orang yg tidak seiman karena terpaksa) (Lihat Ikor 7). Tujuannya utk menjaga dan memelihara kesucian hidup dan anaugerah keselamatan yg dimiliki oleh setiap orang yg telah dianugerahkan Allah kepada mereka. Karena itu peliharalah kesucian itu dengan memohon kekuatan dari Rohkudus agar Ia memipin untuk tetap memilih pasangan yg sama-sama memuliakan Allah yaitu pasangan yang sama-sama beriman.

Jumat, 02 Mei 2008

Sakramen

Katekisasi GPIB

Sakramen

Tujuan:

- Agar peserta memahami serta menghayati karya Tuhan sebagai tanda keselamatan yg dianugerahkan kepada kita yg percaya kemudian karena iman kita menerima dan memberlakukan anugerah keselamatan itu dalam kehidupan sehari-hari.
- Agar peserta memahami dan menghayati bahwa sakramen Baptisan kudus dan Perjamuan kudus adalah tanda dan meterai dari karya Allah utk membangun iman orang percaya melalui tuntunan Rohkudus dalam kehidupan mereka dari waktu ke waktu.
Pengantar:
Sakramen diterjemahkan dari bhs latin yg berarti sacral, suci, kudus. Jadi sakramen adalah suatu perbuatan yg bersifat sacral, suci, kudus.
Gereja memberi arti bhw sakramen adalah suatu jaminan, petaruh, borg yg diberikan Allah waktu Ia mengadakan perjanjian dengan manusia, bhw diri Allah sendiri adalah jaminan, petaruh, borg itu. Isi dari perjanjian yg dibuat antara Allah dan manusia adalah bhw Allah sangat mengasihi manusia dan akan menebus dosa-dosa mereka, sehingga perlu ada jaminan maka anak Allah sendiri, Yesus Kristus adalah jaminannya, borgnya dan petaruhnya. Maka Keselamatan merupakan isi dari perjanjian itu. Agustinus, bapak gereja berkata: Sakramen adalah tanda yg kelihatan dari yg tidak kelihatan, dari wujud suci yg nampak dari anugerah Allah yg tidak nampak atau sakramen adalah Firman yg kelihatan.
Calvin bapak gereja berkata: Sakramen adalah meterai atau segel yg ditempelkan pada sebuah piagam utk mensahkan isinya.. Jadi melalui sakramen, Tuhan mensahkan dan menguatkan isi perjanjian yg Ia buat dengan manusia lewat pengorbanan Yesus di Gologota.
Sakramen adalah alat-alat anugerah yg mengungkapkan kasih Allah utk memperteguh iman dan keyakinan kita pada firman Allah, supaya kita jangan sampai terombang-ambing saat mengalami goncangan dan pencobaan dalam hidup.
Alat-alat yg digunakan dalam sakramen tidak mempunyai daya atau kekuatan apa-apa. Ia baru bermakna bila Rohkudus bekerja dalam hati kita saat menerima sakreman dengan iman bhw ini adalah jaminan keselamatan Allah karena kasihNya kepada kita masing2.
Gereja Protestan hanya menerima dan mengakui dua sakramen, karena Yesus sendiri menetapkannya bagi kita: Baptisan kudus Mat. 28 : 18 – 20, Perjamuan kudus: Mat. 26 : 26 – 29.

Yesus Kristus

Katekisasi GPIB

Yesus Kristus

Pengenalan dan pengakuan akan Yesus Kristus

- Kita harus mengenal, mengakui, memahami serta menghayati siapa Yesus Kristus dalam hidup kita secara pribadi..
-- Kita memahami bhw karya Yesus di dunia adalah karya penyelamatan sebagai anugerah Allah yg besar karena kasihNya kepada manusia berdosa.
--- Agar kita mengerti dan memahami bhwTuhan Yesus Kristus merupakan jaminan dan kepastian keselamatan yg disediakan Allah secara Cuma-Cuma bagi mereka yg mengasihi Dia. Oleh karena itu
---- Kita harus hidup dalam ketaatan kepada kehendakNya sesuai dengan panggilan dan iman kita.

Siapakah Yesus Kristus itu?? Yesus Kristus yg kita percaya, adalah Allah sejati dan manusia sejati (kecuali dosa) yg sejak kekal telah ada bersama-sama dengan Allah dan Ia ikut menciptakan langit dan bumi (Yoh. 1 : 1 –3, 10). Dalam pelayanan Yesus di dunia waktu itu, Ia sangat dibenci oleh ahli torat dan orang Farisi, sebab Yesus menyamakan diriNya dengan Allah, karena sepengetahuan mereka yg dapat mengampuni dosa hanyalah Allah saja, tetapi nampak bhw Yesus juga dapat mengampuni dosa berarti Ia sama dengan Allah atau Ia juga adalah Allah sendiri (Lukas 5 : 20,21 ( 17 – 19). Dalam pelayananNya, senantiasa Ia katakana bhw apa yg Ia lakukan, bukan atas kehendakNya sendiri tetapi pekerjaan yg disuruh Bapa kepadaNya karena : Aku dan Bapa adalah satu (Yoh. 10 : 30, 14 : 10,11).. Meskipun Yesus adalah Allah sejati, Ia juga manusia sejati (kecuali dosa).
Kita mengenal Yesus sebagai manusia karena:
Nama Yesus adalah nama yg diberitahukan Malaekat kepada Yusuf dan Maria (Mat. 1 :20,21, Lukas 1 : 31). Nama ini mengandung tugas yg harus dikerjakanNya yaitu untuk menyelamatakan kita manusia berdosa. Kristus adalah gelar yg berarti “orang yang diurapi”. Yesus Kristus artinya: Orang yg diurapi itu membawa keselamatan atau Yesus Kristus adalah Penyelamat atau Yesus Kristus adalah Juruselamat orang berdosa. Dalam kalangan Yahudi ada tiga jenis orang yg diurapi: Raja, Nabi, Imam sebab mereka yg diurapi ini aalah juga mereka yg dipilih Allah untuk melakukan pekerjaanNya di dunia: Pemimpin umat(Raja), pemimpin agama (Imam), Hamba Allah(nabi) lihat: Raja: ISam. 9 : 16, 17, 10 : 1, Nabi: Yesaya 6 : 1 - 8, 61 :1, Imam, Imamat 4 : 3,5; 8 : 12. Mereka ini tidak menyelamatkan, sebab mereka ini adalah alat saja dalam tangan Tuhan untuk melakukan pekerjaan yg dipercayakan kepada mereka. Jikalau manusia taat dan menuruti apa yg diajarkan itu dengan sungguh2 mereka akan memperoleh berkat dan kelak beroleh selamat dari Allah sendiri.
Jadi Yesus Kristus melakukan pekerjaan sebagai Raja, Nabi, Imam. Sebagai Raja, Ia Raja sorga dan bumi, Ia menerima dan memiliki segala kuasa, baik di sorga maupun di bumi (Mat. 28 : 18), sebagai Nabi, Ia memenuhi semua yg telah dinubuatkan para nabi. Ia sendiri menubuatkan apa yg akan terjadi (Mark. 13 : 2, Lk 21 : 22,24). Nubuat Yesus ini cepat terlaksana sebab pada thn 70M Yerusalem dimusnahkan dan rata dengan tanah oleh tentara Romawi. Sebagai Imam, Ia menjadi anak domba Allah yg dipersembahkan untuk menghapus dosa dunia. Dalam PL para Imam mempersembahkan seekor anak domba, lalu darahnya dipercik ke umat sebagai tanda penghapus dosa mereka (Imamat 4 : 13 – 16,20). Yesus sebagai Imam, mengambil alih tugas Imam PL karena Ia sendiri sebagai anak domba Allah mempersembahkan diriNya sebagai korban penghapus dosa kita yg percaya kepadaNya. Tak ada seorang manusiapun yg dapat mengampuni dosa kecuali Yesus Kristus. Caranya: Allah sendiri yg mengambil peran itu, Ia turun ke dalam dunia menjadi sama seperti manausia (kecuali dosa) (Pilipi 2 : 5 – 11) bersekutu dengan manusia, menghayati segala sesuatu yg dialami manusia. Ia adalah manusia sempurna, melalui proses seperti yg dilalui dan dialami manusia. Ia tidak muncul secara tiba-tiba kemudian menghilang secara tiba-tiba pula. Derita dan maut sebagai bagian hidup manusia Ia terima dan karena itu Allah menjadi manusia sebab begitu besar kasih setia Allah kepada manusia sebab manusia adalah gambarNya (Kej. 1,26,27)
Yesus Kristus adalah manusia sejati (kecuali dosa) (Ibrani 4 : 14 – 16). Ia lahir sebagai manusia dari seorang manusia (Maria) (Luk. 2 : 6,6, Gal. 4 : 4).Ia memenuhi semua peraturan agama Yahudi sebagai anak Yahudi: Ia disunat pada usia 8 hari (Luk. 2 : 21,22), Ia dibaptis oleh Yohanes Pembaptis (Mat. 3 : 13). Ia sebagai manausia mengalami apa yg dialami manusia waktu kesusahan: Ia merasa sedih (Mark. 14 : 34, Ia merasa takut dan gentar (Mat. 26 : 37,38), Ia juga lapar (Mat. 4 :2, Ia haus, Yoh. 19 : 28, Ia juga makan, Mat. 9 : 10, Ia merasa masygul dan terharu, Yoh. 11 : 33, Ia juga berdukacita dan marah, Mat. 21 : 12 Mrk. 3 : 5, 10 : 14)
Kesimpulan : Sejak kekal Yesus adalah Allah. Ia disebut Anak Allah dan njuga Allah Anak. Istilah ini menunjukkan bhw Ke-Allaha-an Yesus sama dengan ke-Aallahan Bapa. Hubungan Bapa dan Anak begitu erat sehingga keberadaan, kehendak, pekerjaan merupakan satu kesatuan. Yesus disebat Anak karena: Dalam melakukan keselamatan Allah Bapa yg mengutus, Allah Anak yg melaksanakan (Yoh. 3 : 16, 14 : 10,11). Yesus selalu melakukan apa yg diperintahkan Bapa kepadaNya (Yoh. : 12 :49,50, 17:4). Kerendahan Yesus sebagai manusia mencerminkan hubumgan kekal antara Allah Anak dan Allah Bapa Ikor. 15 : 24 – 28. Yesus Kristus yg adalah Allah sendiri memberi jaminan hidup dan masa depan bagi orang percaya. Karena itu orang percaya tak perlu aterlalu kuatir dan bimbang menghadapi hidup di dunia ini karena keselamatan disediakan Allah melalui Yesus Kristus kepada kita. Pemahaman ini hendaknya mendorong kita agar dalam hidup ini kita selalu berdoa dan mohon penyertaanNya serta senantiasa aharus bersyukur dan mengucap terima kasih yg kita harus wujudkan dalam hidup mengasihi Allah dan juga mengasihi sesama..

Pergaulan Muda-mudi

KATEKISASI GPIB

Pokok bahasan : PERGAULAN MUDA-MUDI
Pergaulan muda-mudi adalah bagian dari hidup manusia. Pergaulan merupakan sarana dimana manusia dapat saling mengenal dan saling membangun jatidiri serta membentuk kepribadian masing-masing.. Pergaulan muda-mudi terjadi dalam hidup mereka, terjadi baik dalam gereja, juga di luar gereja (masyarakat). Pergaulan terjadi di antara sesama warga gereja tetapi juga bisa di antara bukan warga gereja. Antara orang Kristen dan orang yang beragama lain. Pergaulan muda-mudi terjadi dalam dunia, dalam masyarakat di mana mereka hidup.
Masyarakat saat ini sangat berkembang dengan pesat dalam hampir semua bidang kehidupan sebagai akibat dari kemajuan IPTEK. Kemajuan IPTEK ikut menggoda hidup manusia supaya kalau boleh menyesuaikan diri dengan pengaruh dari kemajuan itu. Orang yg matang pikiran dan iman, tidak gampang tergoda dan menyesuaikan diri sebab pola hidup sederhana dan pengenalan diri berdasarkan kasih dan anugerah Allah dalam Yesus Kristus dapat membuat seseorang mengambil keputusan positip untuk tidak terpengaruh dan gampang jatuh dalam arus kemajuan global ini. Bila sampai aspek kehidupan masyarakat ikut terpengaruh karena kurang pemahaman yg mendasar maka dapat dipastikan akan terjadi pergeseran nilai tradisional ke dalam nilai-nilai yang “baru”
Pergaulan merupakan hal yg menarik dalam hidup manusia, sebab menyangkut banyak aspek kehidupan, karena melalui pergaulan para muda/i dapat mengungkapkan isi hati serta memperkenalkan jati diri mereka dalam interaksi bersama. Pergaulan dapat dilakukan dengan siapa saja antar muda/i dalam masyarakat namun harus didudukkan dalam tatanan positip dan benar di bawah terang Firman Allah.
Alkitab tidak melarang bahkan mendukung pergaulan muda/i sebab dalam Pengkhotbah 11 : 9 dikatakan: “Bersukarialah, hai pemuda dalam kemudaanmu, biarlah hatimu bersuka pada masa mudamu, dan turutlah keinginan hatimu dan pandangan matamu, tetapi ketahuilah bahwa karena hal itu Allah akan membawa engkau ke pengadilan”. Pengkhotbah tidak melarang orang muda bergaul, asal pergaulan itu dilakukan dalam terang dan kontrol Firman Tuhan. Pada satu sisi Penghotbah mendorong para muda/i untuk melihat, menimbang, memilih dan menikmati, tetapi pada sisi lain, ada peringatan keras agar berhati-hati sebab pergaulan yg salah dan menyimpang dari jalur “yang benar” akan membawa mereka ke pengadilan dan penghukuman. Peringatan keras ini seolah-olah mengisyaratkan bahwa pergaulan mereka sedang diawasi ketat oleh Allah (Penghotbah 12 : 1). Pergaulan yg baik dan benar itu akan manis dan langgeng jika itu dilakukan di atas dasar pengenalan dan rasa takut akan Allah, serta menuruti perintahNya. Sebab pengenalan akan Allah merupakan dasar kokoh bagi pengembangan kepribadian muda/i (Maz. 127 : 1 – 5) dan laksana orang yg membangun rumah di atas batukarang, sehingga tidak akan gampang roboh bila diterjang ombak dan badai (Mat. 7 : 24 – 27). Muda/I harus menyadari bhw mengenal Allah itu karena rasa cinta terhadap Firman dan perintah serta titahNya (Maz. 119 : 9 – 16). Jadi para muda/I harus mengawali proses pergaulannya dengan kesadaran penuh bhw Allah telah mengampuni dan menyelamatkan keberadaannya (Iyoh. 2:12). Oleh karena itu hubungan dan pergaulan mereka di tengah-tengah hubungan antar sesama harus pula mencerminkan anugerah itu kepada dunia.
Kita harus sadar bahwa awal pendidikan moral/budi-pekerti dan iman diproses melalui pendidikan dan pergaulan dalam keluarga, saat mana pertumbuhan dan perkembangan mental-spiritual serta kepribadian seseorang baru mulai dibentuk. Dengan kala lain, pendidikan dalam keluarga sedikit banyak memberi andil kepada pergaulan muda/i dalam lingkungan kecil dan masyarakat luas dimana kelak mereka nantinya berada. Keluarga merupakan sekolah mula-mula dimana di situ anak-anak diajari untuk saling menghormati, saling mengasihi, saling memaafkan, juga ditanamkan dasar-dasar mengenai takut akan Allah dan menghormati orangtua, mengasihi Allah dan mengasihi sesama (Amsal 4 : 1 –4). Sebagai sekolah awal, ditanamkan rasa cinta-kasih antar anggota keluarga lebih dahulu sehingga dasar yg telah ditanamkan ini dapat menjadi pegangan jika sebentar nanti mereka keluar dan mengalami pergaulan dengan orang lain dalam masyrakat. hal itu mereka telah pahami Selain ditanamkan rasa cinta kasih antar sesama keluarga, juga dijelaskan ttg hak dan kewajiban tiap anggota keluarga yg harus dilakukan dengan baik dan benar. Menyangkut tanggungjawab dalam keluarga, di sana perlu diajarkan juga ttg pembagian kerja dimana masing2 anggota harus melaksanakannya dengan sukacita jangan dengan terpaksa. Tanggungjawab yg sederhana dalam keluarga tidak boleh dirasakan sebagai beban, sebab kelak nanti para muda/i akan menerima serta memikul tanggungjawab yg lebih besar pula dalam kehidupan mereka. Oleh sebab itu apa yg diajarkan dalam keluarga hendaknya diterima dengan rasa syukur sebab hal yg sederhana itu akan membekali dan menjadi berkat bagi mereka di kemudian hari (Eps. 6 : 1 –4; Kolose 3 : 20). Semua nasehat tadi bila diterima dan dilaksanakan dengan tekun akan memperkaya dan menambah pengetahuan, membuka wawasan serta memperdalam iman ttg hidup yg “benar” dan “baik” yg dikehendaki Allah. Bila landasan hidup mereka kokoh, maka hidup pergaulanpun akan kokoh pula dan tidak gampang teromabng-ambing dalam godaan selera dunia. (IYoh 2 : 14 – 16).

Alkitab,PL, PB

Katekisasi GPIB
Sabtu, 19 Jan. 2008

Bahasan I : Alkitab , PL, PB

Pokok Bahasan Utama : Alkitab dan Firman Allah:
Tujuan belajar ttg pokok ini: agar peserta mengenal Alkitab, memahami serta hu8bu8ngtan antara Alkitab dan Firman Allah.
Agar peserta katekisasi menghayati a-peranan dan kuasa Firman Allaha edalam kehidupan amereka
Agar peserta katekisasi hidup sesuai dengan Frrman Allah.

Semua agama di dunia mempunyai kitab suci. Dalam kitab suci itu para penganut dapat membaca ajaran yg diajarkan untuk dipahami dan diberlakukan dalam hidup mereka. Apa kiranya isi dari ajaran agama tsb.?Ajaran itu berisi nasehat, petunjuk, anjuran, hukum, peraturan, larangan. Kadang-kadang agar pengikutnya dapat mengerti, maka ajaran itu disajikan dalam bentuk ceritera, sajak, perumpamaan yg semuanya mempunyai maksud membimbing orang agar tau dan mengerti bagaimana seharusnya berperilaku dalam hubungan dengan Yang Mahakuasa, sesama dan lingkungan hidup. Kitab suci itu dianggap mempunyai wiubawa ilahi, sebab Yang Mahakuasa sendiri telah menunrunkannya dalam bahasa yg dapat dimengerti dan dipahami oleh manusia.
Semua ajarana dalam kitab suci tak akan ada gunanya kalau orang tak dapat mengerti bahasa dan maksud dari ajaran tsb. Ada aturan, hukum yg menjadi pegangan manusia dalam kehidupannya dalam masyarakat.
Wibawa ilahi yg ada dalam Kitab Suci itu membuatnya menerima kedudukan dan diagungkan, dihormati. Karena mempunyai wibawa maka orang selalu berusaha hidup menurut ajaran yg diungkapkannya dan acapkali mengutip ayat2 atau bagian dari KitabSuci itu.
Pemahaman Arti: Kata Firman dan berfirman sering kita temukan dalam Alkitab. Firman dan berfirman hanya dikenakan hanya kepada Tuhan/Allah saja umpamanya : Kej. 1 : 3 : “Berfirmanlah Allah: Jadilah Terang, maka terang itu jadi. Dengan demikian: Begitu Allah mengucapkan FirmanNya, maka terjadilaha yang Ia kehendaki. Jadi FirmanNya itu satu dengan tindakanNya. Allah berfirman sekaligus Ia bertindak dengan demikian maka Alkitab menyaksikan bhw Firman itu adalah Allah sendiri (Allah menyatu dengan FirmanNya) Yoh. 1 : 1
Alkitab terdiri dari dua bagian : 1. Perjanjian Lama, 2. Perjanjian Baru.
Perjanjian – Janji, menyangkut 2 pihak. Pihak I = Allah, pihak 2= manusia, umatNya. Dalam hal ini, Allah yg mengambil inisiatip membuat Perjanajian dengan umatNya. Pihak kedua tidak mengajukan persyaratan apa-apa hanya menerima dan tergantung sepenuhnya pada pihak I demi kelangsungan hidup dan masa depannya sesuai dengan apa yg dibuat dan yg telah dijanjikan oleh pihak I yaitu Allah sendiri.
Dalam PL Allah mengadakan perjanjian dengan Abraham, bapa Leluhur umat Israil (Kej. 17 : 1,2,9,10,11 dst.
Dalam PB dibuat oleh Yesus Kristus (Lukas 22 : 20, Ikor 11 : 25. Dengan demikian perjanjian yg diadakan sebelumnya disebut PL kemudian memunculkan sesuatu yg baru lewat anggur , lambing dari darah Tuhan Yesus Kristus (pengorbanan melalui salib – kematian).
Jadi semua pengalaman umat Allah sebelum kedatangan Tuhan Yesus dikelompokkan dalam satu bagian yg disebut PL dan pengalaman umat yg baru sesudah kedatangan Tuhan Yesus dikelompokkan ke dalam bagian yg disebut PB. Itu tidak berarti berdiri sendiri secara terpisah tetapi merupakan satu kesatuan karena mempunyai hubungan yg erat. Perjanjian Baru merupakan kelanjutan dari apa yg tertulis dalam Perjanjian Lama dan PB merupkan perwujudan dari apa yg dinyatakan dalam PL menyangkut penyelamatan dan hidup kekal yg dinyatakan oleh Yesus Kristus sebagai penggenapan dari apa yg dinyatakan dan dinubuatkan dalam PL..

Katekisasi GPIB

Katekisasi GPIB
Periode Juni 2006 – Maret 2007

Katekisasi adalah salah satu wadah Pembinaan dan Bimbingan kepada warga gereja yang dilaksanakan oleh oleh Gereja. Tujuan gereja mengadakan katekisasi agar warga gereja yang dibimbing dapat mengenal Allah, percaya serta menghayati imannya sehingga dengan demikian dapat mewujudkannya dalam keluarga, gereja dan masyarakat.

Maksud katekisasi : melengkapi warga gereja sedemikian rupa agar mereka tetap mengenal Allah dan percaya bahwa Alkitab PL dan PB adalah Firman Allah yg memberi hikmata dan menuntun kepada jalan keselamatan melalui iman kepada Yesus Kristus (IITim. 3 : 15-17).

Melalui Katekisasi warga gereja dipersiapkan untuk tiba pada pengakuan percaya (SIDI), menjadi anggota jemaat dewasa sehingga dapat melaksanakan Tri Panggilan Gereja : Persekutuan – Koinonia, Pelayanan- Diakonia, Kesaksian – Marturia.

Tujuan Katekisasi : Memperlengkapi orang2 kudus bagi pekerjaan pelayanan sehingga mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yg benar ttg Anak Allah, kedewasaan penuh dan tingkat pertumbuhan yg sesuai dgn kepenuhan Kristus. (Ep. 4 : 12,13)

Peserta : Peserta adalah semua warga gereja yg telah mencapai usia 16 thn atau peserta yg berlatarbelakang agama lain tetapi yg ingin belajar dan mengenal Allah dan mengaku percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan ingin menjadi anggota Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB)

Penjelasan: Katekisasi gerejawi yg kita lakukan saat ini berasal dari Isreal. Dalam Ul. 6: 20 – 25, Maz. 78 : 1 – 7.Dalam kedua bacaan ini dijelaskan bhw kepada orangtua ditugaskan utk memberikan “Pengajaran” ttg “perbuatan2 Allah yg besar”. Orangtua harus mengajarkannya kepada anak-anak, apa yg telah mereka dengar dari orangtua mereka. Dengan jalan itu (memberi pengajarkan secara lisan), perbuatan2 Allah yg besar diteruskan dari generasi ke generasi. Di Israel, pengajaran = bimbingan diatur menurut umur anak-anak. Pada umur 6,7 thn mereka mendapat pengajaran- bimbingan dari guru2 Torah. Maksud pengajaran – bimbingan ini bukan pengetahuan secara umum, tetapi pengetahuan ttg Torah, juga mulai belajar membaca naskah Torah. Kira2 umur 10 thn dimulai pengajaran yg sebenarnya dan pada umur 12, 13 thn anak2 ini diwajibkan utk menuruti atau melaksanakan seluruh syariat Torah (Yahudi). Pada tahap ini anak laki2 dianggap sebagai “anak-anak syariat”.
Bahan pengajaran – bimbingan yg diajarkan baik orangtua maupun guru -guru kepada anak-anak ada 4 pokok:
Pertama: Pengakuan iman : Ul. 6 : 4 – 9, 13 –21, Bil. 15 : 37 – 41
Kedua : Doa utama : Doa ini harus didoakan oleh tiap2 orang yg tua dan yg muda 3 kali sehari. Isi doa : Puji2an kepada Allah nenek moyang mereka, dan doa utk pemulihan Yerusalem dan kerajaan Daud.
Ketiga: pembacaan Torah. Ini penting sebab Torah adalah bagian yg fundamental dalam PL Nehemia 8 : 9
Keempat : pengajaran ttg arti hariraya-hariraya Yahudi : - hariraya Paskah, hariraya Pentakosta, hariraya Pendamaian, hariraya Pondokdaun, hariraya Purim.
Pada usi-usia ini anak-anak sudah dibawa orangtuanya ke rumah ibadah (Sinagoge) pada hari Sabat (Markus 1 : 21, Lk. 4 : 16. Sinagoge disebut juga rumah ibadah. Pola yg mencontohi ibadat menyatuh dengan belajar seperti ini dikemudian hari dicontohi dan diteruskan oleh agama Kristen termasuk di dalamnya pelajaran ketekisasi. Di sini pendidikan dan agama (belajar dan ibadah) dikembangkan di tengah keluiarga, karena itu keluarga merupakan mpusat pembinaan dan pendidikan agama. Orangtua seharusnya adalah guru pertama dan penanggungjawab pengajaran Amsal 1 : 8, 2 : 1, 3 : 1,2)
Dalam gereja mula2 (abad I) dikenal pengajaran 12 rasul yg mengandung petunjuk ttg kehidupan Kristen dan persiapan kepada pelayanan Baptisan dan Perjamuan Kudus. Dalam PB kitabtemuimistilah “mengajar”. Mengajar bukan dalam arti pengetahuan intelektual ttp lebih kepada pengertian membimbing dan mendorong agar melakukan apa yg telah diajarkan/diperintahkan kepada mereka. Karena itu pelajaran katekisasi bukan semata-mata bertujuan menambah pengetahuan teoritis ttp lebih kepada membimbing begitu rupa agar pemahaman itu dapat diberlakukan dalam seluruh kehidupan nyata dalam semua bidang hidup.
Katekisasi ini merupakan matarantai dari Pend. Anak 9PA), Persekutuan Teruna (PT) Gerakan Pemuda (GP), Persatuan Wanita (PW), Persekutuan kaum Bapak (PKB) dan bermuara dalam Persekutuan besar (Jemaat (Gereja). Pembinaan ini harus selalu dipelihara agar warga gereja kelak tiba pada tingkat kesatuan iman sehingga mereka tidak terombang-ambing oleh rupa2 angin pengajaran dan selalu berpegang teguh pada kebenaran dan kasih. (Ep 4 : 13 – 16).

Perjanjian Baru

Katekisasi GPIB

Perjanjian Baru (PB)

Alkitab terdiri dari 66 Kitab - - 39 PL - - 27 PB

Matius – Wahyu

Matius – Yohanes = Injil

Ada 14 surat yg secara tradisional disebut surat Paulus

Surat2 Paulus dikelompokkan menjadi 3 kelompok :
1. Surat2 Esktologis : 1,2, Tesalonika, Surat-surat besar, Galatia, Roma, I,II Korintus.
2. Surat-surat dari penjara : Pilipi, Pilemon, Efesus, Kolose
3. Surat-surat Pastoral (surat pergembalaan) : I,II Timotius dan Titus.
Ibrani juga dimasukkan dalam surat Paulus.
Ada juga surat-surat Am (surat2 umum atau sering disebut juga surat2 Katholik surat edaran yg dibacakan dalam jemaat2 perantauan di Asia kecil, yaitu surat yg bukan karangan Paulus:, I,II Petrus dan Jakobus
Ada lagi surat I,II,II Yohanes dan Wahyu

Dalam kitab Injil : Silsilah Yesus : Mat. 1 : 1 – 17 : Kelahiran Yesus,
Injil2 menceritakan ttg pekerjaan Yesus di dunia (tanda ajaib -Yoh. 2 : 11 sebagai yg pertama setelah Ia mulai angkat kerja. Banyak tanda ajaib Ia lakukan a.l. menyembuhkan orang sakit (Mrk. 1,2) membangkitkan orang mati (Yoh. 11)
Yesus mengajar ttg perumpamaan Gembala yg baik (Yoh. 10) ttg Pokok Anggur, Yoh. 15 : 11
Ia mengajar supaya kita selalu berdoa (Doa Bapa kami) Mat. 6 : 9 – 11)
Ia sengsara, menderita mati dan bangkit, kemudian naik ke Sorga.

Negara dan Bangsa

Katekisasi GPIB

Pokok Bahasan : Negara dan Bangsa

Tujuan mempelajari pokok ini agar peserta dapat memahami hubungan kita sebagagai warga gereja dengan negara menurut kesaksian Alkitab dan kita sebagai warganegara tetapi juga warga gereja, melakukan kewajiban sebagai warganegara yang bertanggungjawab dan patuh. Dalam menghayati kedudukan ini, kita sebagai warga gereja harus memahami kedudukan serta interaksi gereja sebagai sebuah institusi social agama dalam masyarakat.
Dalam hubungan Gereja dan negara, kita sebagai warganegara kristiani harus memahami benar2 panggilan kita supaya kita ikut mengembangkan serta menghadirkan damai sejahtera Allah dalam pembangunan bangsa dan negara.

Kehadiran gereja di dunia ini dalam tiap negara dan bangsa bersumber dari panggilan Allah sendiri. Gereja dibangun di atas dasar karya penyelamatan Allah melalui Yesus Kristus (Ikor 3 : 11). Meskipun gereja ada di tengah2 bangsa dan negara, ia tidak boleh memisahkan diri dari dunia (negara dan bangsa dimana ia berada) melainkan gereja harus aktip mengambil peranan melaksanakan misi Kristus yang berisi kasih dan penyelamatan. Dalam kehadiran gereja di tengah bangsa dan negara, ia bertemu dengan berbagai bentuk peradaban manusia yg kita kenal dengan kebudayaan manusia yang kadangkala menimbulkan ketegangan2 dengan iman. (contoh……). Hal ini amat berhubungan dan menyangkut Tri panggilan gereja ( Persekutuan – Koinonia, Kesaksian – Marturia dan Pelayanan – Diakonia). Yesus Kristus menghargai lembaga negara karena itu secara lugas dan tepat, Ia berkata: “Berikanlah akepada Kaisar apa yg wajib kamu beri kepada Kaisar dan kepada Allah apa yg wajib kamu berikan kepada Allah” (Mark. 12 : 13 – 17). Ucapan Yesus ini tidak mengandung unsure pemisahan kedua lembaga (negara dan gereja) namun ucapan itu justru menegaskan integritas hidup umat Allah di tengah2 bangsa dan negara. Bila Isreal percaya bahwa hidup itu lebih utama harus dipersembahkan kepada Allah, maka ia harus melakukannya, sama seperti iua menaati hokum negara. Ada kesejajaran pemahaman bahwa: Bila Isreal menyatakan bhw mereka patuh serta taat kepada hokum Allah, maka mereka juga harus melakukan kewajiban2nya dengan baik sebagai seorang warganegara sebagai pencerminan dari sikap hormat dan taat akan Allah. Dalam hal ini rasul Paulus menegaskan pula: “Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah……. Sebab tidak ada pemerintah yg tidak berasalo dari Allah, pemerintah2 yg ada, ditetapkan oleh Allah (Roma 13 : 1). Ungkapan ini benar dan tepat yaitu bahwa seluruh warga negara harus menghormati pemerintahnya dengan baik sebab hanya dengan cara demikian kita sebagai warganegara Kristiani harus ikut membangun kehidupan negara dan bangsa. Dalam arti mendorong tiap warganegara kristiani utk ikut mengambil bagian dalam membangun bangsa dan negara sebagai wujud dari sikap menghadirkan “syalom” Allah kepada dunia (Yermia 29 : 7).
Tugas dan kewajiban seorang Kristen dalam negara adalah melaksanakan panggilan dan penguitusannya, supaya orang lain mengenal Kristus melalui kehadirannya. Oleh karena itu, orang Kristen tidak boleh memisahkan kehidupan berbangsa dan bernegara dengan hidup keimanannya di gereja. Justru melalui hidupnya sebagai warganegara kristiani, ia dapat membuktikan keberadaannya serta isi pengakuan imannya (Mat. 5 : 13 –16). Sikap seorang Kristen yg baik dan benar, tidak boleh memusuhi sesama warganegaranya, sebaliknya kehadirannya kiranya diberkati Tuhan sehingga boleh menjadi berkat bagi kehidupan sesamanya.

Orang Kristen dimanapun ia hadir dan bertempat tinggal dia adalah warganegara juga warga masyarakat. Ia ada dan membawa tugas: (1). sebagai warga gereja memberitakan kasih dan apenyelamatan Allah melalui Yesus Kristus melalui hidup dan perilakunya. (2) sebagai warga negara dan warga masyarakat: iapun bertanggungjawab melakukan keweajiban2 yg dibebankan kepadanya (contoh…….) Kedua hal iti tidak bisa dipahami secara terpisah, tetapi keduanya merupakan suatu kesatuan utuh dari tanggungjawab orang Kristen kepada Allahnya.
Sebagai warga gereja orang Kristen taat pada ketentuan2 Alkitabiah yg berlaku dalam persekutuan; sedangkan sebagai warga negara dan warga masyarakat, iapun dituntut utk melakukan hukum negara. Kedua hal itu dapat dilakukan bersama-sama bila orang Kristen memahami dan menghayati panggilannya di tengah masyarakat dimana ia berada. Kita kini hidup dalam negara Indonesia maka gereja sebagai lembaga sosio-agama dengan lembaga lainnya harus berdiri di atas landasan Idiologi Negara yaitu :Pancasila dan UUD 1945. Oleh karena itu, kesetiaan, ketaatan dan kepatuhannya kepada Allah harus diperlihatkan dalam segala aspek kehidupan kenegaraan yg benar serta adil.