Jumat, 29 Mei 2009

Kembangsari 2 Nov '08

Hotbah Kembangsari

Minggu, 2 Nov. 2008

Pemb. Zacharia 7 : 1 – 14

Sdr. Judul yg tertera dalam SGD: Tunjukkan keadilan dan kasih sayang kepada sesamamu.

Sdr. Kita bersyukur kepada Tuhan, sebab tidak sanga-sangka kita sudah memasuki bulan-bulan terakhir dari thn ini. Perjalanan panjang telah kita lalui bersama yg dalamnya masing2 mengalami jatuh-bangun senang dan susah semuanya silih berganti sebagi bagian dari kehidupan manusia yg telah jatuh dalam dosa. Itu bukan berarti walaupun kita telah berdosa, Tuhan lalu meninggalkan kita dan tidak perduli dengan kita. Dekat jauhnya Tuhan dari kita, itu tergantung dari bagaimana kita memberlakukan hidup ini bagi Tuhan dan bagi sesama.

Bacaan kita pagi ini berbicara ttg ibadah puasa yg baik.

Sdr: Ibadah, puasa menurut pengertian umum itu terjadi dalam

Kebaktian, tetapi juga di luar kebaktian. Kita datang beribadah, di sana kita bertemu dengan Tuhan dan bertemu dengan sesama. Kita menyanyi, berdoa, membaca mendengar dan merenungkan Firman Tuhan, kemudian kita kembali ke rumah. Kalau demikian maka ibadah itu hanya terjadi sebentar kurang dari 2 jam dalam seminggu waktu kebaktian seperti ini.

Sdr. Pertanyaan yg diajukan oleh utusan dari Babilonia dan dari Betel dalam bacaan kita adalah mau mencari tau apakah puasa yg sudah biasa dilakukan untuk memperingati tragedy ttg kehancuran bait Allah apa perlu terus dilakukan, karena sekarang sudah aman (puasa bln ke 5) dan kemudian pembunuhan Gubernur Yerusalem Gedalia (puasa bulan ke 7) pantas terus diperingati? Pertanyaan itu dijawab oleh Tuhan dengan jawaban negatip: bahwa iabadah dan puasa yg selama ini dilakukan Israil tidak dengan sungguh-sungguh hati karena itu tidak berkenan dan tidak diterima di mata Tuhan. Mereka melakukan ibadah dan puasa, makan dan minum, bukan sebagai suatu persembahan ucapan syukur atas keamanan dan kesejahteraan tetapi hanya utk kepuasan diri sendri. Jadi kalaua begitu bagaimanakah ibadah yg benar yg dapat diterima oleh Tuhan?? Kita tidak bisa seperti penduduk Betel yg mengutus Sarazer dan Regem Melekh serta orang2nya untuk melunakkan hati Tuhan (:2). Bagaimanakah caranya kita bisa melunakkan hati Tuhan??Apa bisa kita manusia warga Kembangsari, sdr dan saya dapat melunakkan hati Tuhan?? Kita punya apa yg dapat kita persembahakan supaya hati Tuhan yg keras itu dapat lunak, dapat jinak?? Dengan ibadah tiap hari minggu? Atau dengan ibadah tiap hari Rabu 2 minggu sekali?? Atau mempersembahkan PTB yg banyak tiap bulan?? Ataukah rajin mempersembahkan iuran bulanan?? Bacaan kita menyebut bhw orang Israil sudah berpuasa, menangis serta berpantang dalam banyak hal yg semuanya untuk melunakkan hati Tuhan. Apakah yg telah dilakukan Israil itu melunakkan hati Tuhan?? Apakah segala perbuatan baik kita harapkan dapat melunakkan hati Tuhan atas berbagai kesalahan kita??

Ibadah yg benar bukan saja terjadi dalam kebaktian hari minggu seminggu sekali, tetapi yg dikehendaki Tuhan adalah : Laksanakanlah hukum yg benar dan tunjukkan kesetiaan dan kasih sayang kepada masing2: Pelaksanaan hukum yg benar selalu berkaitan dengan keadilan. Oleh karena itu dalam melakukan hukum itu pelaku harus bersikap adil dan penuh dengan kasih. Jangan menindas para janda dan anak yatim, orang asing dan orang miskin dan janganlah merancang kejahatan dalam hatimu terhadap masing-masing atau sesamamu.

Jadi dengan kata lain bahwa ibadah yg benar itu adalah bagaimana kita memberlakukan pemahaman Firman Tuhan yg kita dengar dan bagaimana kita wujudkan iman kita dalam hidup bersama orang lain di luar hari minggu pada setiap hari dalam hidup kita.

Sdr.Memang Zacharia diminta menyampaikan kritik kepada cara ibadah Israil. Mereka melakukan ibadah dan puasa, tetapi rupanya hal itu lain dari ibadah dan puasa yg dikehendaki Allah. Kalau begitu ibadah dan puasa Israil hanya tertuju kepada dirinya sendiri, artinya supaya orang lain memandang bhw mereka kusuk dalam ibadah dan puasa, tetapi dalam hati mereka masih menyimpan dendam dan sakit hati, kurang ada kasih sayang kepada para janda, orang miskin dan orang asing. Padahal Tuhan selalu berpihak kepada orang yg lemah, para ajanda dan orang asing yg tidak punya tempat bernaung.

Sdr. Apakah seruan Zacharia ini kena-mengena dan menyinggung kita juga? Apakah kita tidak melakukan kasih dalam hidup beriman kita?? Zakaria tidak hidup bersama kita untuk melihat bagaimana kita sudah melakukan Firman itu meskipun tidak sempurna. Kita sedang berusaha kalau boleh dapat melakukan sebagian kecil saja dari permintaan Zakharaia. Kita sudah datang mengunjungi tetangga yg mengalami berbagai masalah dalam hidup( entah anaknya belumn lulus, entah anaknya belum mendapat tempat pekerjaan baru, entah ada yg sakit dalam keluarga, pendeknya ada masalah dan kami sudah datang menyenguk mereka. Jadi kami mau katakana kepada Zakaria bhw Nasehatmu telah kami lakukan. Kami telah tunjukkan kesetiaan dan kasih sayang kami kepada sesama. Kami tidak menindas para janda dan anak yatim, bahkan kami mengasihi orang asing yg sedang menumpang di rumah kami.

Dengan demikian kami akan mohon kepada Tuhan, agar kiranya Tuhan berkenan mendengar doa dan teriakan minta tolong kami. Kiranya Tuhan juga berkenan menerima ibadah dan puasa yg kami lakukan sebab Tuhan menilik hati kami, bagaimana dengan penuh dosa dan salah kami berserah mohon pengampunan, mohon kiranya Bapa berkenan menyahuti serta mengabulkan permohonan yg kami naikkan kepada Bapa di Sorga.


Amin.

Belas Kasihan Yesus

Hotbah Kaumankidul

Minggu, 15 Febr. 2009

Nats Pemb.Roma 9 : 15b; AHB: Kolose 3 : 12

Pembacaan : Matius 9 : 35 – 38 : Belas Kasihan Yesus

Sdr. Setelah Yesus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis di s. Yordan Ia mulai melakukan pekerjaan PelayananNya. Pertama yg Ia lakukan adalah berjalan keliling mengunjungi desa-desa sambil mengunjungi itu, Ia berhotbah dalam rumah ibadah mereka. Orang desa memanfaatkan kehadiranNya dengan membawa orang2 sakit kepadaNya untuk minta disembuhkan. Ia memperhatikan kehidupan jemaat yg Ia lalui. Dikatakan bhw Yesus melihat jemaat itu lalu tergeraklah hatiNya oleh belas kasihan sebab mereka seperti orang terlantar, domba yg tidak mempunyai gembala untuk mengurusi dan mengatur kehidupan mereka. Yesus dalam hal ini bertindak sebagai seorang pemimpin yg baik yg memperhatikan kehidupan gereja dan jemaat. Apa yg dapat dilakukan Yesus saat itu, adalah menyembuhkan orang serta memberikan kekuatan dan pengharapan kepada jemaat supaya mereka mampu untuk menjalani kehidupan mereka yg panjang di dunia ini.

Jika kita membaca bagian ini, seolah-olah kita sebagai gereja dan jemaat disindir dengan bahasa halus demikian gerteja sudah berbuat apa?? Karena itu kita terpanggil untuk berbuat sesuatu seperti yg diminta dalam bacaan ini: Kita bertanya apa yg dapat kita lakukan sebagai gereja dan jemaat?? Apa yg dapat dilakukan jemaat Kaumankidul, jemaat GPIB Tamansari, Kalimangli,, ATK?? Yang jelas gereja tidak dapat langsung menyembuhkan seperti yg Yesus lakukan. Yang dapat dilakukan oleh gereja adalah: mengajar dan memberitakan Injil Ker. Allah. Mengajar telah dilakukan dalam kelas katekisasi, supaya anak-anak dapat memahami lebih dalam inti Injil sebagai Kabar Baik bhw Pengorbanan Yesus kepada kita manusia dalam menebus dosa semata-mata karena Allah mengasihi kita masing-masing. Karena hati Yesus yg penuh kasih sayang itu maka ketika Ia berjalan, Ia melihat jemaat seperti domba yg tak bergembala lalu tergeraklah hatiNya oleh belas kasihan.

Panggilan gereja haruslah melayani sebegitu rupa dengan cara sendiri-sendiri agar jangan sampai jemaat itu merasa tidak mempunyai gembala yg memperhatikan hidup mereka. Karena itu perkunjungan ke rumah jemaat sangatlah penting artinya dalam pelayanan membangun tubuh Kristus.

Dengan datang berkunjung, jemaat merasa diperhatikan merasa dekat dengan begitu ada kehangatan, ada perasaan keakraban di antara jemaat dan gembala dalam hal ini majelis jemaat mereka. Salah satau pelayanan yg berhasil dalam membangun Tubuh Kristus dan tetap mempertahankannya, adalah dengan cara : Perkunjungan ke rumah jemaat. Perkunjungan begini dapat dilakukan secara spontan bukan resmi. Inilah perkunjungan pelayanan berbeda dari perkunjungan pengajaran, ini resmi, melalui aturan gereja dan pemberitahuan. Ada beberapa cara perkunjungan tetapi tidak akan dibahas di sini. Yang jelas bhw Yesus melihat jemaat seperti domba yg tak punya gembala, karena itu Ia melekukan pekerjaan pelayanan sehingga diriNya disebut sebagai Gembala yg Baik yg selalu peduli serta mengurusi domba-dombaNya. Majelis jemaat, ibu Supoyo adalah Gembvala yg baik untuk jemaat Kaumankidul dan ibu serta Majerlis disini selalu harus mencontohi pola Yesus, yaitu melayani dengan rendah hati dan tulus ikhlas. Kita dapat melakukan tugas ini dengan cara kita yg sederhana tetapi dengan tujun yg mulia, yaitu untuk hormat dan kemuliaan Tuhan. Kita dapat melakukan pekerjaan pelayanan yg biasa melalui cara2 kita sehingga dapat kena-mengena karena cocok dengan situasi dan kondisi setempat. Tidak terlalu sulit melakukan tugas ini, asal kita lakukannya dengan kasih sayang sebagaimana yg Yesus lakukan karena Yesus sayang kita, tidak memperhitungkan kesalahan kita, demikian juga hendaknya kita lakukan tugas kita demikian sebagai Pelayan.

Jemaat kaumankidul tetap berdiri karena Kristus ada di sini, Kristuslah yg mendirikan jemaat ini meskipun terdiri dari hanya beberapa keluarga, tetapi Kristus ada dan selalu menyertai kita di sini. Kalau kita menyadari kehadiran Kristus ini, maka hendaknya hidup kita serahkan sepenuhnya dengan segala macam pergumulan yg ada pada kita. Yesus saying kita, saying jemaat Kaumankidul demikian sebaliknya kita juga saying Yesaus. Kita sayang dengan cara kita hadir untuk bertemu Yesus dan bertemu sesama, bernyanyi dan berdoa bersama, mendengar Firman dan Saling berjabat tangan. Inilah inti dari perekutuan dalam Tuhan. Dengan demikian Yesus tidak melihat kita lagi seperti domba yg tidak bergembala, tetapi sesama domba penuh dengan kasih saying dan saling melayani. Tuhan beserta kita sekalian sepanjang waktu hidup kita.

Amin.

Kalimangli 16 Nov '08

Hotbah Kalimangli

Minggu, 16 Nov. 2008

NP. : IPet. 4 : 7,8

AHB: Gal. 6 : 9,10

Pemb. JoEl 2 : 30 – 32

  1. KJ 21 : 1,2
  2. KMM 44 : 1,2,3
  3. Ny. Pengakuan Dosa : KJ 467 : 1,2,3
  4. Berita Pengampunan : KJ 424 : 1
  5. Respons Firman : KJ 282 : 1,2,6
  6. Kolekte : KMM 161 : 1,2
  7. Akhir : KJ 278 : 1,3

Sdr.Hidup kita manusia selalu penuh dengan kesalahan dan dosa . Kita berdosa kepada Tuhan juga kepada sesama kita. Untuk semua kesalahan itu baik kepada Tuhan baik kepada sesama, kita sangat membutuhkan pengampunan dari Tuhan.

Orang yg bersalah sangat takut kepada hukuman yg sekiranya diberikan sebagai akibat dari perbuatannya. Sering terjadi apabila ada masalah yg menimpa hidup kita serta-merta kita katakana bahwa masalah ini sebagai akibat dari dosa yg kita buat sehingga masalah ini merupakan hukuman atau peringatan buat kita. Perlu ada masalah dalam hidup agar dari masalah itu kita dapat memeriksa kembali ttg jalan hidup kita, apakah selama ini sudah mulus jalan itu ataukah ada yg serong sehingga yg serong itu menimbulkan masalah.

Sdr. Bacaan pagi ini berbiacara ttg “Hari Tuhan”. kalau kita mendengar ttg hari Tuhan, tidak lain pikiran kita akan tertuju kepada “hari kedatangan Tuhan Yesus” atau hari kiamat. Nabi Joel berbicara kepada orang Israil ttg hari Tuhan hanya untuk mengingatkan mereka agar mereka berhenti dari berbuat dosa dan kejahatan. Jadi hari Tuhan itu tidak semata-mata berarti harus hari kiamat, tetapi hari dimana orang akan menikmati pengampunan dan berkat atas perobahan perilaku hidup yg ia lakukan, tetapi juga hari dimana ia akan menerima hukuman dari Allah, karena ia tidak mau berhenti dari perbuatan hidup yg penuh dosa.

Jika Israil bertobat, maka Allah akan memulihkan hubungan mereka dengan Allah dan dengan demikian juga hubungan antar sesama menjadi baik. Semua ini bisa terjadi karena adanya kehadiran Rohkudus. Rohkudus milik Allah, dan Allah berkenan mencurahkan RohNya kepada orang2 yg mau percaya dan bertobat. Kita ingat akan Kisah 2 dimana Rasul Petrus dapat berbicara untuk orang2 lain yang dapat mengerti ttg perbuatan2 besar Allah untuk manusia yg berdosa. Jadi hari Tuhan yg dimaksudkan JoEl ini adalah hari dimana ada panggilan untuk pertobatan. Jadi bila ada orang yg bertobat dan percaya, maka hari itu bagi mereka berisi anugeraha dan pengampunan, sukacita dan damai sejahtera, sebaliknya bila mereka tetap tidak mau bertobat setelah mereka mendengar pemberitaan Firman tetapi hati mereka tetap keras, maka hari itu bagi mereka merupakan hari yg penuh dengan kesusahan, ketidakdamaian dan hukuman. Jadi hari Tuhan itu bisa terjadi dalam hidup kita setiap saat tetapi juga hari Tuhan adalah hari aklhir dari seluruh hidup ini.

Dalam SGD dijelaskan bhw JoEl bekerja di Israil dalam keadaan sama seperti Amos bekerja. Jadi situasi hidup Israil zaman JoEl sama persis dengan situasi pada waktu Amos bernubuat, yaitu keadaan ketidakadilan dan keadaan penindasan hak-hak orang miskin. Dalam keadaan begini JoEl diutus untuk berbicara kepada Israil agar kiranbya mereka berhenti dari cara hidup yg menindas orang kecil dan berlaku adfil aterhadap sesama. Jika mereka melakukan itu maka akan ada damai sejahtera dan pengampunan sehingga negeri mereka akan diberkati Tuhan. Berkat bagi negeri misalnya, panen gandum baik, panehn anggur baik, panen ara dan apel baik, ternak2 sehat dan gemuk, rumput di padang selalu hijau sehingga memberi makan bagi hewan piaraan mereka.

Sdr. Apa makna nubuat ini bagi kita?? Kita jangan berpikiur ttg hari Tuhan yg akan dating entah kapan, tetapi baiklah tiap hari kita memberlakukan hidup baik dengan Tuhan, baik dengan sesama, kita rtajin ke gereja, rajin ke persekuatuan, rajin berbuat baik, memaafkan kesalahan orang lain, jangan menyimpan dendam dalam hati dst. Jikalau kita berbuat hal2 yg Tuhan berkenan, maka kita akan menikmati hidup bersama Tuhan karena Rohkuduslah yg menggerakkan hati kita utk melakukan itu. Jadi hari Tuhan bukanlah satu hari sebagaimana pemahaman kita sdr dan saya ttg hari biasa sekarang ini, tetapi lebih menunjuk pada rentang waktu yg lebih dari satu hari biasa yg dalam mana Tuhan menunjukkan kekuasaanNya baik terhadap orang Israil umat Tuhan yg bertobat, tetapi juga bagi orang lain yg bukan umatNya. Jadi hari Tuhan itu akan berlaku baik bagi kita yg percaya tetapi juga bagi mereka yg tidak percaya, sama2 mengalami hari Tuhan, tetapi dibedakan.

Ciri2 bencana dalam nubuat JoEl nampak secara tak langsung pada zaman kita ini: Asap mesiu dan api ppeperangan merupakan bencana bagi kita. Suasana berobah dari hidup dalam damai menjadi hidup dalam ketakutan sebab bencana yg dibuat manusia melalui teknologi modern, senjata pamungkas dipraktekkan menimbulkan malapetaka bagi manusia. Hanya Allah saja yg dapat menolong kita untuk terhindar dari hal ini Allah sang Penolong itu telah ada bersama kita dalam Yesus Kristus Tuhan kita. Kalau kita sudah memulainya dalam Tuhan dan bersama dengan Tuhan maka kita akan terlepas dari bencana, sebab hanya Tuhan yg mampu mengobah hati manusia utk tidak menciptakan bencana. Hanya Tuhan yg mampu mengendalikan kuasa alam sebab baik manusia maupun alam adalah ciptaan Tuhan. Kita memerlukan Tuhan setiap saat utk melepaskan kita dari berbagai masalah baik yg dibuat manusia juga yg datang dari alam sendiri agar hari Tuhan kelak menjadi berkat dan bukan bencana bagi kita.


Amin.

Berbuat Baik Kepada Sesama

Hotbah Ambarawa

Minggu, 8 Febr. 2009

Nats Pemb. Galatia 6 : 9 - 10

Amanat HB. IPetrus 3 : 8 - 12

Bacaan : Markus 3 : 1 – 6

Sdr. Judul dari renungan ini adalah: Berbuat baik kepada sesama

Dua pokok penting yaitu: Berbuat baik kemudian sesama:

Dalam penuntun renungan ini di buku SGD, Sinode mengambil contoh ttg berbuat baik dan sesama melalui peristiwa gempa di Yogyakarta bulan Mei thn 2006. Sejumlah ibu RT di dusun Gonogiri Sleman Yogyakarta, menyiapkan nasi bungkus dan disumbangkan kepada korban bencana tsb. Tak ketinggalan warga gereja Jemaat GPIB Margomulyo Yogyakarta melakukan hal yg sama. Dalam melihat kesulitan orang lain karena musibah gempa, maka hati kita tergerak untuk melakukan sesuatu. Warga gereja mengumpulkan bahan2 makanan dan keperluan lain untuk diberikan kepada mereka yg menderita. Perbuatan baik ini dapat dilaksanakan karena ada dorongan kasih yg didasarkan atas iman lalu digerakkan oleh kuasa Rohkudus untuk melakukan sesuatu. Rohkudus selalu mengajar kita untuk melakukan perbuatan baik kepada sesama.

Sebagai orang percaya, kita punya iman dan dari dasar inilah kita terpanggil untuk melakukan perbuatan kasih karena iman tadi. Dalam berbuat baik kita tidak boleh terikat dengan prosedur dan tata cara agamawi. Kita lihat kepada bacaan kita: Sebenarnya ada aturan agama yg saat itu dipegang erat oleh petinggi agama waktu itu yaitu: para Imam dan orang Farisi. Aturan agama waktu itu sangat mengikat dan orang tidak boleh melanggar aturan yg telah ditetapkan. Antara lain bahwa pada hari Sabat orang tidak boleh bekerja. Bacaan kita menyebutkan bhw Yesus melakukan pekerjaan justru pada hari Sabat dan ini bertentangan dengan aturan agama waktu itu. Waktu orang Farisi melihat bhw Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat, itu menjadi alasan bagi mereka untuk menjerat Yesus kemudian bersekongkol untuk membunuh Dia. Dalam Matius 5 : 17 dikatakan: Bhw janganlah kamu sangka Aku datang untuk meniadakan Hukum Torat melainkan untuk menggenapinya.

Sdr. Yesus bukan tidak perduli ttg aturan agama tetapi bagi Yesus yg diutamakan adalah berbuat baik kepada sesama. Karena itu waktu Ia melihat seorang pemuda yg mati tangfan sebelahnya Ia tidak sampai hati, lalu dengan tegas Ia menyuruh orang itu berdiri di tengah-tengah jemaat lalu menyuruh mengulurkan tangannya lalu tangtan itu sembuh, normal seperti biasa. Kesem,patan inilah dipakai oleh orang Farisi sebagai alas an untuk membunuh Yesus.

Sdr. Kita sebagai orang percaya juga terpanggil untuk berbuat baik. Kadangkala kita masih terikat dengan factor-faktor duniawi: Dia bukan segereja dengan kita, dia bukan seagama dengan kita, dia bukan sdr kita, kita belum kenal orang itu, jadi buat apa kita berbuat baik kepada mereka?? Perbuatan baik kepada seseorang secara tulus adalah geraakan Rohkudus. Perbuatan baik yg digerakan oleh kuasa Rohkudus, tidak pernah membatasi dan tidak pernah menyeleksi asal gereja dan latar belakang seseorang. Orang yg susah adalah pribadi, manusia yg perlu mendapat pertolongan. Andaikata kita mampu memberi pertolongan kepada seseorang, berilah dengan tulus ikhlas sebagai wujud dari panggilan iman dan wujud dari ajaran Kristrus supaya mengasihi sesama yg menderita.

Sdr. Yesus melihat jauh ke dalam hati orang Farisi yg penuh dengan kedegilan dan Yesus marah. Yesus mau menunjukkan kepada mereka makna kedatanagnNya ke dalam dunia yaitu menyembukan orang sakit, mentahirkan yg lumpuh, mengobati mata yg buta supaya dapat melihat lagi serta membangkitkan yg telah mati.

Sdr. Kita. sdr dan saya, kita dapat lakukan apa?? Banyak yg dapat kita lakukan, asal kita bersedia dengan tulus ikhlas. Iman kita mengajarkan supaya kita memberi maaf kepada aorang yg bersalah kepada kita, kita kunjungilah teman yg sakit, dan singgalah di rumah sdr yg sedang dalam pergumulan. Kita duduk sejenak dengan mereka, lalu berbicara untuk menguatkan iman, menguatkan hati mereka serta berbiacara yg memberikan mereka penghiburan. Itulah panggilan kita sebagai orang percaya dalam hidup masa kini. Mungkin kita tidak bisa memberi jalan akeluar secara materi, karena kita juga terbatas, tetapi paling sedikait memberi kekuatan dan pengharapan melalui kehadiran serta bicara kita. Tuhan memperhatikan dari tempat yg Tinggi apa laku baik kita yg kita lakukan kepada sesama kita. Kita tidak seperti Yesus lyg dapat menyembuhkan secara lanagsung orang dari sakit sepertti yg mati tangan ini, tetapi kita dapat menyembuhkan hati orang yg sakit melalui kehadiran dan kata-kata kita. Semua perbuatan baik yg kita lakukan, menjadi berkat dan itu merupakan panggilan dan tanggungjawab kita masing-masing terhadap sesama kita.

Pertanyaan terakhir: Apakah kita di sini, jemaat Ambarawa juga sudah melakukan seperti yg Yesus lakukan?? Bukan menyembuhkan orang yg mati tangan sebelahnya, tetapi paling sedikit kita sudah menggerakkan hati sesama kita yg hatinya telah lama mati dan imannya telah membeku untuk datang bertemu dengan Tuhan dan bertemu dengan sesama persekutuan di sini? Masih ada waktu bagi kita untukdapat melakukan banyak hal yg baik yg Tuhan kehendaki dari kita.
Amin

Doa Bapa Kami

“Bapa kami yang di “Sorga”

Mengajarkan Sikap kita yang benar yg dengannya kita menyapa Allah sebagai “Bapak kami”. Dalam kasih dan iman kita memandang Dia sebagai yg dekat dengan kita dalam kasih dan anugerah yg sempurna.

“Yang di Sorga” kita mengungkapkan penghormatan kudus bagiNya yg adalah Pemerintah Yang Maha Kuasa atas langit dan bumi. Kata-kata pendahuluan ini mengajar dan mengingatkan kita bhw semua orang percaya adalah “satu dalam Dia” karena itu kita berdoa kepada Allah sebagai “Bapa kami”. Setelah hati orang percaya dipersiapkan dengan benar oleh seruan ini kami seruan berikutnya adalah tentang kemuliaan dan maksud Ilahi dari Bapak Sorgawi

Dikuduskanlah namaMu” adalah permohonan agar kiranya Allah memampukan kita dan semua manusdia untuk mengakui dan memuliakan Dia, menyembah dan melayani Dia sebagai Yang Kudus, Yang Maha Kuasa, Bapak Sorgawi

NamaNya” Dia sendiri yg patut menerima seluruh hormat dan kemuliaan sejati, karena Dia dengan sempurna mengasihi kita dan sebagai Pencipta yg kudus dan mahakuasa.

“Datanglah KerajaanMu” permohonan agar Allah membiarkan pemerintahan dan kedaulatan IlahiNya dengan penuh kemuliaan terus-menerus memperoleh tempat yg wajar dan tepat. Dengan memohon datanglah KerajaanMu, artinya suatu permohonan agar kiranya pemerintahan Allah berlaku pada zaman ini, sekarang dan di sini, juga dalam hati kita masing2 yg berdoa. Pada sisi lain permohonan ini juga mempunyai makna eskatologi, bhw permohonan agar pemerintahan
Allah sebagai Raja yg telah datang dengan kuasa ke dalam hidup kita pribadi dan kepada manusia pada umumnya melalui kedatangan Yesus Kristus pertama, dan masih dalam proses datang secara terus –menerus dan akhirnya agar datang dalam kemuliaan penuh dan sempurna melalui kedatanganNya pada kali kedua.

“Jadilah KehendakMu di bumi seperti di Sorga” Di Sorga, kehendak Allah dilaksanakan tanpa syarat oleh semua (yang ada di sorga), karena itu kita orang percaya seyogianya berdoa dan memohon agar kehendak Allah itu dilaksanakan dengan cara yg sama kepada semua orang di bumi. Seruan ini dimaksudkan untuk masa kini tetapi juga mengarah ke masa depan saat mana segala lutut bertelut dan segala lidah mengaku bhw Yesus Kristus adalah Tuhan dan Raja dari segala raja (Pilipi 2 : 10 – 11) dan tatkala kuasa –kuasa kegelapan dibinasakan secara tuntas maka Allah pada saat itu akan memenuhi semuanya dan kehendakNya akan memerintah mutlak di Sorga maupun di dunia baru (Ikor. 15 : 24 – 28)

5. Berilah kepada kami hari ini makanan kami yang secukupnya

Tiga permohonan pertama berpusat pada pemuliaan Allah, sedangkan tiga permohonan selanjutnya adalah mengenai kebutuhan jasmani dan rohani orang percaya sebagai akibat dari dosa dan pemberontakan terhadap Allah. Juga karena pemerintahan Allah tidak diakui secara menyeluruh dan kehendakNya tidak sepenuhnya ditaati di bumi pada zaman ini. Jadi tuntutan kebutuhan materi dan spirtitual senantiasa dirasakan oleh baik orang percaya maupun yg tidak percaya.

Jadi orang percaya wajib memohon pertolongan dan berkat Allah atas semua aspek kehidupan di dunia ini. Seruan ‘Berikanlah pada hari ini makanan kami yg secukupnya’, memohon agar Allah sebagai Bapak Sorgawi mengabulkan tuntutan kebutuhan jasmani kita. Istilah ‘makanan’ di sini mencakup segala sesuatu yg kita butuhkan untuk hidup kita. Dalam kaitan dengan permohonan2 selanjutnya, seruan ini memohon agar kiranya Allah terus-menerus menyediakan kebutuhan jasmaniah kita, sedemikian rupa sehingga kita mampu menguduskan NamaNya dengan sebaik-baiknya, bekerja untuk kedatangan KerajaanNya, melaksanakan kehendakNya seperti di sorga demikian juga di bumi. Jadi doa memohon kebutuhan sehari-hari ini bukanlah doa mementingkan diri sendiri, atau doa kemewahan material, melainkan doa yg di dalamnya kita mengakui ketergantungan kita sepenuhnya pada Allah, dan kita memandang kepadaNya dalam iman dan kasih agar Dia memberikan kepada kita segala sesuatu yg benar-benar kita butuhkan guna memampukan kita hidup menurut kehendakNya.

‘Ampuniulah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yg bersalah kepada kami’ adalah doa permohonan sekaligus pengakuan. Karena barangsiapa memohon pengampunan, maka pada saat itu ia mengakui ia juga dalam keadaan berdosa dan bersalah.. Dalam Lukas 11 : 4 doa ini demikian: “ Dan ampuniulah kami akan dosa kami, sebab kami pun mengampuni setiap orang yg bersalah kepada kami”. Kata Yunani Hamartias diterjemahkan dosa mempunyai arti pokok meleset dari sasaran, jadi berarti bertindak keliru dan melanggar kebenaran dan hukum Allah. Dalam Mat. 6 : 12 bahasa Yunani opheilemata = hutang-hutang yg digunakan, dan menggambarkan dosa-dosa kita sebagai hal-hal yg menyebabkan manusia bersalah dan membebaninya dengan hutang-hutang di hadapan Allah; hubungan yg benar antara Allah dengan manusia sebagaia anak-anakNya telah dirusakkan, dan manusia telah menimbulkan hutang moral dan spiritual kepada Allah yg adalah Bapak dan Pencipta, yg mempunyai kekuasaan penuh atas hidup manusia. Sebab itu dalam permohonan ini kita dengan rendah hati memohon Bapak Sorgawi untuk menghapuskan hutang-hutang kita, karena kita dengan kekuatan sendiri mustahil mampu mendatangkan pengampunan atas dosa kita. Karena Yesus telah datang untuk memberikan hidupNya sebagai tebusan untuk dosa-dosa kita, Ia dapat mengajar kita untuk berdoa dan memohon seperti itu.

6. ‘Ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami’

Tidaklah berarti bahwa kita harus memohon pengampunan atas dasar bahwa kita telah dan sedang mengampuni aorang yg abersalah akepada kita. Kita dapat beroleh perngampunan dosa adalah karena anugerah Allah saja. Agar sungguh-sungguh berdoa kepada Allah memohon pengampunan dosa maka kita juga harus bebas dari setiap kebencian dan keinginan untuk balas dendam. Hanya bila Allah telah memberikan kepada kita anugerah untuk dengan sungguh mengampuni orang yg bersalah kepada kita, barulah kita dapat menaikkan doa yg benar bagi pengampunan dosa kita.