Selasa, 21 Oktober 2008

Pengertian tentang Jemaat

Katekisasi GPIB

Pengertian tentang Jemaat


Beberapa minggu yg lalu kita telah berbicara tentang Gereja sebagai “Tubuh Kristus” di dunia ini. Gereja tidak terlepas dari anggota jemaaatnya sebab persekutuan jemaat itulah yg kita sebut sebagai “Gereja”

Berbicara ttg Jemaat, Alkitab selalu mengaitkannya dengan Kristus, sebab jemaat tidak pernah berdiri sendiri tanpa mempunyai hubungan yg mendasar dengan Kristus, sehingga antara Kristus dan Jemaat terdapat satu kesatuan yg tidak dapat dipisahkan.. Alkitab Perjanjain Baru melukiskan kesatuan ini dengan berbagai rumusan a.l.: Jemaat adalah anggota dari satu tubuh (Ikor. 12 :12,13), Jemaat adalah anggota tubuh dan Yesus Kristus, Kepala Tubuh ( Ef 1 :22, 23, 5 : 23. Kolose 1 : 18). Jemaat adalah batu yg hidup IPet. 2 : 5, Yesus adalah Pokok Anggur dan jemaat adalah 5rantingnya (Yoh. 15 : 5), Yesus adalah Gembala, jemaat adalah dombaNya (Yoh. 10 : 11, 14,150. Dari gambaran tadi, jelas nampak ada hubungan yg erat antara Yesus Kristus dengan jemaatNya. Dengan demikian, jemaat tidak dapat dipahami terlepas dari Kristus. Karena hubungan yang demikian eratnya maka tidak diperkenankan adanya perbedaan atau rasial di antara warga jemaat tentang asal, suku, warna kulit, bahasa, kedudukan sosal dalam masyarakat, sebab Jemaat adalah satu tubuh dan Yesus Kristus sebagai Kepalanya ( Ikor 12 : 13). Jemaat itu ada karena kehendak Kristus karena itu segala kuasa apapun di dunia ini tidak dapat mengalahkannya sebab jemaat selalu dipelihara dan dihidupkan oleh Pendirinya (Mat. 16 : 18, 19). Jemaat adalah orang percaya yg dibaptis setelah mendengar dan amenerima pemberitaan Firman Tuhan (Kisah 2 : 41). Mereka yg terdiri dari berbagai suku bangsa dipanggil dan dihimpun menjadi satu oleh kuasa Firman dan Rohkudus. Kristus selalu mencari dan menghimpun semuanya yg tercerai-berai serta rela berkorban bagi mereka dan bagi kita juga. (Yoh. 11 : 52).

Karena itu kalau berbicara ttg Jemaat tidak ada seorangpun yg perlu merasa sombong dan memperkenalkan diri sebagai pendiri jemaat. Jemaat adalah persekutuan orang percaya yg dipanggil keluar oleh Allah bukan oleh orang-seorang secara pribadi. Persekutuan orang percaya yg terpanggil ini bertumbuh, hidup dan berkembang oleh kasih Yesaus Kristus dan oleh kuasa Rohkudus, dan oleh pertumbuhan ini mereka menyaksikan kasih Allah melalui Persekutuan, Pelayanan dan Kesaksian yg kita kenal sebagai Tri Panggilan Gereja. Tri panggilan gereja ini diatur secara tertib organisatoris di atas satu Dasar ( Ikor 3 : 11) dan satu Kepala (Kol. 1 : 18, 2 : 19).

Dalam persekutuan (Koinonia) semuanya amendapat bagian dalam keselamatan yg dianugerahkan Allah dalam Kristus, yaitu keselamatan untuk semua manusia. Dengan demikian persekutuan tersebut tidak boleh menutup diri tetapi harus terbuka bagi semua orang. Melalui Kesaksiannya jemaat terpanggil untuk membagikan keselamatan yg telah mereka terima sebagai anugerah dari Kristus kepada oramg lain. Pembagian anugertah ini disampaikan melalui pemberitaan/Kesaksian (Marturia). Isi kesaksian ini merupakan penggenapan janji Allah dalam Kristus kepada semua orang percaya. Jadi jelas, jemaat terpanggil untuk mengabarkan Injil Kristus yg berisi Kabar Keselamatan (Kabar Baik) melalui Tri Panggilan Gereja : Persekutuan – (Koinonia), Kesaksian – (Marturia), Pelayanan – Diakonia.

Tambakrejo 31 Agust 08

Hotbah Tambakrejo – malam

Minggu, 31 Agustus 2008

NP : Lukas 18 : 17

AHB Ef. 6 : 1 – 9

Berita Anugerah : Kolose 1 : 13,14

Pembacaan : Matius 19 : 13 – 15

Sdr. Jemaat TRJ adalah gereja, gereja, pewaris Ker. Sorga. Gereja/jemaat terdiri dari berbagai orang. Ada orang tua/muda, dewasa, laki, perempuan, remaja, anak tanggung dan anak kecil. Tugas dan panggilan gereja/jemaat adalah melayani tetapi bukan saja melayani(perkunjungan – pembicaraan) tetapi yg lebih utama memberdayakan semua potensi yg ada pada mereka, termasuk anak kecil.

Bacaan kita malam ini menyebutkan bhw Yesus memperhatikan anak-anak, tetapi anehnya para murid melarang orangtua membawa anak-anak kepada Yesus. Alasan kenapa murid2 melarang: Kemungkinan anak-anak ini yg sifatnya ingin tahu ketika Yesus lewat, mereka mengiringi Yesus dari belakang sambil mengelu-elukan dia seraya bernyanyi dan berteriak-teriak layaknya anak-anak kita juga apabila ada orang asing datang ke kampung kita yg menarik perhatian baik anak-anak juga orang dewasa, sehingga membuat suasana riuh dan gaduh. Dengan demikian Yesus terganggu waktu berbicara dengan para orangtua. Itu salah-satu alasan mengapa murid-murid marah kepada orangtua yg membawa anak-anak mereka.

Pertanyaan bagi kita, malam ini adalah: Kenapa Yesus justru mencari anak-anak tidak mencari orang dewasa? Berbeda dengan Yohanes Pembaptis: Yohanes memberitakan Firman ttg pertobatan di sekitar padang gurun Yudea dan Galelea dan memanggil orang dewasa yg berdosa supaya bertobat melalui pembaptisan di s. Jordan (Mat 3 : 1 –6).

Para orang waktu itu sambil menggendong anaknya, ikut ramai-ramai ketika suara riuh bhw ada “orang besar” masuk kampung. Yesus memandang anak- kecil yg digendong ibunya sambil meletakkan tangan dan memberkati mereka.

Kata Yesus kepada para murid tadi : Jangan melarang anak-anak ini datang kepadaKu, sebab orang yg seperti inilah yg empunya Ker. Sorga. Pertanyaan lagi bagi kita kenapa Yesus katakana bah yg bakal memiliki ker. Sorga hanyalah orang2 seperti ini (seperti anak-anak kecil ini).

Yesus tidak melihat usia dari manusia, tetapi lebih kepada sikap dan sifat.

Anak-anak belum banyak berbuat dosa/kejahatan baik dalam pikiran perasaan dan tindakan. Anak-anak adalah anak-anak yg selalu pasrah kepada dan bergantung sepenuh kepada orangtuanya.-- Anak-anak tidak berambisi, -- anak-anak mudah mencari teman – perseketuan untuk bermain dan bersenda gurau. – anak-anak gampang memaafkan kesalahan dan tidak ingat serta tidak menyimpan kesalahan temannya apabila dalam bermain terjadi percekcokkan, karena teman mau meminjam mainannya tetapi tidak boleh lalu mengambil paksa kemudian menangis dan terjadi tarik-tarikan. Setelah dilerai, maka rukun lagi dan bermain bersama lagi. Mereka tidak mendendam . Marahan hanya sebentar kemudian menjadi lupa dan menjadi akrab kembali. Rupanya Yesus memahami sikap ini dan karena itu Ia memakai ukuran ini untuk menjelasakan kepada orang banyak bhw jika orang banyak mempunyai sifat seperti anak-anak ini maka mereka juga akan memiliki Ker. Sorga.

Apa makna bacaan ini untuk kita saat ini dan di sini?

Panggilan kita sebagai gereja adalah untuk keluar melayani, mencari, memanggil sebanyak mungkin orang agar menjadi murid Tuhan kemudian membawa mereka masuk ke dalam gereja bersama kita membentuk persekutuan orang percaya. Dalam melakukan pelayanan demikian, kita jangan bersikap seperti anak kecil yg (negatip) artinya yg asal bicara dan berbicara yg tak ada ujung pangkalnya dan berbicara yg tak ada manfaat dan artinya. Tetapi sebaliknya kita harus melayani dengan sikap dan sifat sebagai anak kecil (positip) artinya pelayanan kita sepenuhnya kita tgantung kan dan pasrahkankepada Bapa kita (Allah dlm Yesus Kristus) sebagai Kepala pelayanan, Kepala Gereja, Kepala Jemaat. Kepada Dia sajalah kita harus bersikap sebagai anak kecil, artinya jangan berambisi dalam pelayanan untuk mendapat nama dan sejenisnya, kemudian kita harus rela melupakan kesalahan orang lain dan tidak menyimpan kesalahan orang sampai matahari terbenam (Ep. 4 : 26). Kita harus rajin mencari persekutuan dengan orang lain agar pelayanan kita diterima dan terbuka untuk segala orang. Masih banyak bentuk pelayanan yg perlu kita lakukan dalam gereja dan jemaat. Tetapi semuanya itu kita belajar dari ucapan Yesus tadi. Meskipun ucapan Yesus ditujukan kepada orangtua yg membawa anak dan langsung Yesus tunjukkan bagaimana orang akan menjadi baik hanya kalau mereka bersikap seperti anak-anak, sebab dengan sikap yg demikian Allah berkenan menerima anak-anak, tetapi juga menerima kita orang dewasa, menerima pelayanan gereja dan jemaat yg dilakukan dengan memakai sikap dan sifat seperti yg Yesus tunjukkan kepada kita melalui anak-anak tadi. Jangan segam-segan hai orangtua, menyerahkan anak-anak kepada Tuhan sebab dengan membawa anak-anak kepada Tuhan nampak akan sikap kita yg pasrah sebab dari anak-anak yg rajin mencari Tuhan itu, kelak membentuk keluarga ygt taat dan jemaat yg kuat, taat dan rajin melayani sebagaiamana yang telah ditunjukkan Yesus kepada kita sekalian.

Amin.

Kalimangli 5 Okt 08

Hotbah Perjamuan Kudus, Kalimangli

Minggu, 5 Oktober 2008

Pembacaan : Matius 22 : 14 :

Banyak yg terpanggil, sedikit yg terpilih”

Ayat ini tidak terlepas dari perikop Perumpamaan : Tentang Perjamuan kawin. Ceritera ini mengisahkan bahwa Raja membuat perjamuan kawin untuk anaknya. Binatang piaraan lembuh dan sapi, kambing dan ayam2 telah disembelih, dimasak bahkan sudah dihidangkan. Para pelayana disuruh hamba untuk pergi mengundang orang sebab semuanya telah disediakan, datanglah dan makan di perjamuan ini. Tetapi orang yg diundang, tidak ada satupun yg mengindahkan undangan raja ini. Mereka beralasan, akan ke swah sebab baru beli ladang ingin melihat, baru beli kerbau dan sapi ingin mencobanya dulu, ada yg baru beli rumah, ada yg baru menikah ingin di rumah dengan keluarga dulu. Jadi pendekkata tidak ada yg menghargai undangan ke pesta perjamuan ini. Setelah hamba melaporkan kepada raja bhw yg diundang tidak hadir, maka raja menyuruh para hambanya supaya pergi ke jalan-jalan, undang siapa saja yg kamu temui, orang jahat dan baik, orang lumpuh dan orang normal, orang sakit dan sehat, orang kaya dan miskin, siapapun saja yg kamu temui di lorong-lorong dan simpang2 jalan, undang untuk datang ke perjamuan, sebab semuanya telah disediakan raja, tinggal makan dan minum saja. Banyak yg diundang dan semuanya dating duduk di meja perjamuan. Kemudian raja datang untuk bertemu dengan para undangan. Raja kaget sebab dari banyak tamu yg diundang ada satu norang yg tidak memakai pakaian pesta. Raja berkata: Hai sobat, bagaimana kamu bisa tiba di tempat ini dengan tidak memakai pakaian pesta? Ia diam saja, lalu Raja berguman: Memang: banyak yg dipanggil tetapi hanya sedikit yg terpilih. Tema renungan kita pada perjamuan kudus pagi ini.

Sdr Raja ini adalah Allah sendiri. Ia menyediakan Pesta keselamatan untuk siapa saja yg bersedia dating. Pesta ini Cuma-Cuma: Makanan dan minuman telah tersedia bebas. Hamba yg disuruh ke jalan-jalan dan simpang2 adalah anak Raja semdiri yakni Yesus Kristus. Ia relah menjadi hamba demi turun dari sisi BapaNya mencari kita orang berdosa yg ada di jalan-jalan dan simpang2 supaya datang ke pesta keselamatan yg telah disediakan Bapa kepada sdr dan saya, kepada kita sekalian.

Kabar Keselamatan – Injil disampaikan dan kita semua telah mendengar dan menerimanya. Para hamba yg menyampaikan kabar itu adalah para Pekabar Injil, Hamaba-hamba Tuhan, Pendeta, Guru Injil, Para Pekabar Injil, Misionaris dan para aktivis Gereja yg terpanggil untuk melayani. Semua mereka ini adalah hamba yg diutus untuk menyampaikan kabar baik, Injil Kerajaan Allah yg berisi Keampunan dan Keselamatan, karena semuanya sudah dibayar lunas melalui Kematian dan Kebangkitan Kristrus, tinggal kita membuka hati memberi keputusan, dating dan nikmati pesta itu ataukah tidak. Pada saat ini, Pesta aperingatan kematian Kristus juga di sediakan amelalui Perjamauan Kudus sedunia. Tiap kali Perjamuan Kudus diperingati, supaya mengingatkan kita kembali ttg kasih Allah akan dunia ijni, sehingga Anak Allah rela dikorbankan agar kita, sdr dan saya amemperoleh keampunan dari segala salah dan dosa kita

Banyak yg terpanggil tetapi sedikit yg terpilih. Banyak artinya dunia ini. Orang yg terpili8h adalah aorang yg percaya akepada Yesus Kristsus sebagai Juru Selamat. Gereja Tuhan, Sdr dan saya adalah orang yg terpilih dari yg banyak di dunia ini. Oleh sebab itu pertahankanlah pilihan itu supaya kita tetap menjadi anak yg dikasihi sebab kita telah dipilih dan memilih keselamatan yg disediakan secara Cuma-Cuma kepada kita sekalian, kepada agereja kita, kepada persekutuan kita, kepada keluarga kita dan kepada kita masing-masing, sdr dan saya.

Amin

Kaumankidul 21 Sept 08

Hotbah Kaumankidul

Minggu, 21 Sept. 2008

NP : Yesaya 43 : 10a

AHB : Mat. 5 : 16

Pembacaan : Yesaya 66 : 18 – 19

Tema yg diberikan: “Memberitakan Kemuliaan Tuhan.”

Bacaan kita 2 ayat ini menjelaskan ttg rehabilitasi umat yg dahulu dibuangt ke Babilonia sekarang dikembalikan lagi dan diberi identitas baru sebagai orang pilihan yang tidak ditinggalkan Tuhan. Jadi dosa-dosa mereka pada masa lampau dihukum oleh Tuhan dengan memberi mereka merasakan tangan Tuhan yg membelakangi mereka yaitu mereka diasingkan dan tinggal di tempat yg jauh dari Yerusalem – pusat peribadatan.. Bacaan kita menjelaskan bahwa bangsa yg membuat umat menderita tidak akan bertahan lama di hadapan Tuhan, sebab Tuhan berdaulat dan mahakuasa. Kemuliaan ini dinyatakan bukan hanya bagi umat Tuhan semata-mata melainkan juga kepada segala bangsa. Bahkan kemuliaan yg disaksikan oleh bangsa-bangsa itu justru diberitakan oleh mereka sendiri.

Satu hal yg perlu kita ingat, bahwa bagaiamanapun juga umat yg menderita, kita (umat Tuhan) adalah milikTuhan sehingga tidak boleh ada pihak lain (bangsa lain) yg merasa diri menjadi penentu nasib dan masa depan umat Tuhan ini.

Bacaan kita menjelaskan bhw Tuhan akan memberi tanda supaya orang2 yg terluput (tidak dibawa ke pembuangan) yg menyaksikan Kemuliaan Tuhan, akan pergi ke luar untuk memberitakan Kemuliaan Tuhan. Bacaan kita menjelaskan tempat2 yg jauh, pulau2 yg jauh (19). Itu berarti bhw Keselamatan yg telah dianuagerahkan Allah saja hanya kepada orang Israil tempo dulu, tetapi kita sekarang ini dan saat ini juga mendapat anugerah itu, sebab kita adalah umat yg diberi “Tanda” (inilah milikKu) untuk memberitakan KemuliaanKu.

Kita di jemaat kaumankidul ini adalah umat yg telah menerima dan merasakan anugerah Keselamatan karena Pengorbanan Yesus Krtistus. Kepada kita sekalian orang2 yg telah diserlamatkan ini diberi tanda (bhw ini lo umatKu) untuk menyaksikan apa yg Allah telah kerjakan bagi kita. Kita akan bertanya bagaimana caranya: Tidak harus sebagai pak Pdt atau ibu Pdt dengan membawa Alkitab utk memberitakan kabar baik itu, tetapi melalui p-erlakuan kita dengan sdr2 baik yg seiman di kampung ini ataupun juga dengan sdr yg tidak seiman dengan kita.. Cara kita hidup, bersedia memaafkan kesalahan (kalau ada), menasehati kalau mereka minta kita, berbaicara yg halus dan bersedia memberi jalan keluar. Jika ada keluaraga yg “mengalamai masalah”, kita datang kunjungi dan duduk bersama-sama, mendengar apa kata mereka, baru kalau mereka meminta pandangan berilah pandangan yg menguatkan hati mereka. Itulah salah satu cara kita menunjukkan bhw kita adalah orang2 yg diberi “tanda” sebagai orang milik Tuhan. Banyak hal dapat kita lakukan dalam hidup sebagai orang percaya. Bila ada kesempatana dan kita sanggup melakukan, lakukanlah sebagai orang2 yg diberi tanda. Tidak harus pergi ke pulau2 yg jauh seperti dalam bacaan kita tetapi di sekitar kita saja masih ada orang2 yg perlu mendapat perhatian dan pertolongan dari kita.

Sdr. Kita harus akui bhw kadang2 kita mendapat kesulitan atau alangan utk menyampaikan Kemuliaan Tuhan ini. Tapi yg pasti bahwa Kemuliaan Tuhan tidak bisa ditekan dan dihalang-halangi. Dalam tugas-tugas, umat Tuhan boleh mengharapkan hal-hal besar dari Allah untuk masa depan, sebab Tuhan berkuasa dan Tuhanlah yg berdiri bersama serta ikut membantu mengatur perjalanan kita juga masa depan kita, sejauh kita mengulurkan tangan untuk dipegang oleh Tuhan. Kalau kita melepaskan tangan dari Tuhan, maka pasti bhw kita akan berjalan sendiri dan perjalanan ini akan mengikuti kemauan dan kehendak kita sehingga mengakibatkan kita tersesat dalam jalan hidup. Kita boleh mengharapkan hal-hal besar untuk masa depan kita justru karena Tuhan kita yang maha Besar yg memiliki segala kuasa baik di sorga juga di atas bumi ini. Kepada Dia sajalah kita berharap dan kita menggantungkan seluruh perjalanan hidup kita, perjalanan gereja kita, perjalanan jemaat kita ini, persekutuan kita, juga masa depan keluarga kita masing-masing dan kita secara pribadi seorang demi seorang..

Amin.

Kalimangli, 7 Sept 08

Hotbah Kalimangli

Minggu, 7 Sept. 2008

Nats Pemb.

AHB

Pemb. Ulangan 15 : 1 – 11

Sdr. Bacaan kita pagi ini berbicara ttg tahun pembebasan hutang di Israil

Dalam kehidupan orang Israil waktu itu ada dua kali penghapusan hutang. Yang pertama disebut sebagai tahun sabat artinya 7 tahun sekali semua hutang harus dilunasi, kemudian tahun Yobel 50 tahun sekali. Bacaan kita pagi menyebutkan bhw akhir tahun engkau harus mengadakan penghapusan hutang yg dimaklumkan demi Tuhan. Penghapusan hutang berkaitan dengan ketetapan Allah bahwa perlu ada damai sejahtera bagi manusia di bumi. Orang yg berhutang adalah orang yg susah hidupnya dan dengan begitu orang yg berhutang terikat kepada si pemberi hutang. Artinya hidupnya tidak bebas dan dengan demikian tidak ada damai sejahatera dalam batinnya sebab ada tanggungan yg sedang ia pikul ytg sedang memberatkan hidupnya. Dengan begitu taidak ada damai sejahtera yg dikehendaki Allah bagi umatNya.

Sdr. Kita hidup bersama dengan orang lain. Dalam hidup bersama inilah Tuhan mengajarkan kita untuk bagaimana kita hidup, bagaimana kita mewujudkan kasih terhadap sesama. Sesama kita tidak semuanya orang yg berkecukupan ada juga orang yg “susaH HIDUPNYA” Dalam bacaan kita disebut “orang miskin” Apa sebenarnya pengertian ttg miskin itu?? Ada orang yg kaya harta tetapi sebenarnya ia sangat miskin. Ada orang yg tidak punya harta, tetapi ia sangat kaya.

Kaya dan miskin bagi orang beriman, tidak selalu diukur dengan harta benda tetapi bagimana iman seseorang itu dinyatakan melalui kehidupannya. Artinya bagaimana orang kaya mewujudkannimannya , begitu orang miskin mewujudkan imannya. Sehingga apabila orang yg kaya harta tidak mewujudkan imannya dalam hal ini kasih kepada orang yg berkekurangan maka dalam mata Tu8han ia tetap miskin, sebaliknya orang yg miskin harta tetapi ia rajin mengasihi sesamanya bukan dengan membagikan hartanya sebab memang ia tidak punya maka sebenarnya ia adalah orang koaya di mata Tuhan. Jadi kaya miskin seseorang dapat diukur melalui bagaimana ia mewujudkan imannya dalam kehidupan bersama dengan orang lain.

Bacaan kita menyebutkan bhw Israil telah diberkati Tuhan dengan cara Tuhan memberi tanah perjanjian untuk mereka tempati. Ini adalah kasih

Allah tanpa Israil berbuat sesuatu. Karena mereka telah meneridari Allah secara Cuma-Cuma maka hendaknya juga berkat yg mereka peroleh dalam hidup diberikan juga secara Cuma-Cuma jangan dihutangkan. Tetapi toh kalau sampai ada yg berhutang janganlah dibebani dengan riba tinggi sehingga memberatkan orang itu. Sebab mereka akan berseru kepada Tuhan ttg keberatan hidup dan Tuhan akan mendengar teriakan minta tolong mereka. Jika Israil melakukan perintah Tuhan dengan setia maka tidak akan ada orang miskin diantara mereka (:4,5)

Bagaiamana kaitan firman ini dengan kehidupan kita di jemaat kalimangli ini?

Kalau sawah kita panen banyak dan ada tetangga yg sawahnya tidak berhasil, lalu mereka datang meminjam padi dari kita. Berikanlah dan sabar sampai sawah mereka menghasilkan padi baru mereka mengembalikan padi yg mereka pinjam. Jangan kita pergi menagih sebelum waktunya, kasihan nanti amereka akan amengembalikan dengan apa dan bagaimana? Kita bersedia memberi bantuan jikalau kita sanggup, jangan menahan berkat apabila ada sdr yg susah yg datang meminta pertolongan kita.

Memang dalam hidup kita sekarang berbeda dengan zaman Israil dulu. Bagi kita tidak ada thn sabat, thn pembebasan hutang, tetapi kita bisa membebaskan orang yg berhutang kepada kita apabila hati kita dip[enuhi dengan kasih Allah sebab Allah juga telah mengasihi kita dengan banyak pertolongan, maka kita juga kiranya bersedia memberi pertolongan bagi mereka yg memerlukan pertolongan dari kita. Berilah dengan tulus dan ahlas sebagaimana Allah juga telah mengasihi kita dengan tulus dan ihlas. Tuhan tak pernah meminta kita membalas kebaikanNya sebab kita tak sanggiup membalas kebaiakan Allah. Hanya yg Allah minta dari ikita adalah : Kestiaan mengikuti Allah dan rajin mencari Allah dan persekutuanNya. Kiranya Allah memberkati kita yg memberi dengan tulus ikhlas kepada sdr yg memerlukan pertolongan kita.


Amin