Kamis, 06 Mei 2010

Kalimangli 07 Sept'08

Hotbah Kalimangli
Minggu, 7 Sept. 2008

Nats Pemb.
AHB
Pemb. Ulangan 15 : 1 – 11

Sdr. Bacaan kita pagi ini berbicara ttg tahun pembebasan hutang di Israil
Dalam kehidupan orang Israil waktu itu ada dua kali penghapusan hutang. Yang pwertama disebut sebagai tahun sabat artinya 7 tahun sekali semua hutang harus dilunasi, kemudian tahun Yobel 50 tahun sekali. Bacaan kita pagi menyebutkan bhw akhir tahun engkau harus mengadakan penghapusan hutang yg dimaklumkan demi Tuhan. Penghapusan hutang berkaitan dengan ketetapan Allah bahwa perlu ada damai sejahtera bagi manusia di bumi. Orang yg berhutang adalah orang yg susah hidupnya dan dengan begitu orang yg berhutang terikat kepada si pemberi hutang. Artinya hidupnya tidak bebas dan dengan demikian tidak ada damai sejahatera dalam batinnya sebab ada tanggungan yg sedang ia pikul ytg sedang memberatkan hidupnya. Dengan begitu taidak ada damai sejahtera yg dikehendaki Allah bagi umatNya.
Sdr. Kita hidup bersama dengan orang lain. Dalam hidup bersama inilah Tuhan mengajarkan kita untuk bagaimana kita hidup, bagaimana kita mewujudkan kasih terhadap sesama. Sesama kita tidak semuanya orang yg berkecukupan ada juga orang yg “susaH HIDUPNYA” Dalam bacaan kita disebut “orang miskin” Apa sebenarnya pengertian ttg miskin itu?? Ada orang yg kaya harta tetapi sebenarnya ia sangat miskin. Ada orang yg tidak punya harta, tetapi ia sangat kaya.
Kaya dan miskin bagi orang beriman, tidak selalu diukur dengan harta benda tetapi bagimana iman seseorang itu dinyatakan melalui kehidupannya. Artinya bagaimana orang kaya mewujudkannimannya , begitu orang miskin mewujudkan imannya. Sehingga apabila orang yg kaya harta tidak mewujudkan imannya dalam hal ini kasih kepada orang yg berkekurangan maka dalam mata Tu8han ia tetap miskin, sebaliknya orang yg miskin harta tetapi ia rajin mengasihi sesamanya bukan dengan membagikan hartanya sebab memang ia tidak punya maka sebenarnya ia adalah orang koaya di mata Tuhan. Jadi kaya miskin seseorang dapat diukur melalui bagaimana ia mewujudkan imannya dalam kehidupan bersama dengan orang lain.
Bacaan kita menyebutkan bhw Israil telah diberkati Tuhan dengan cara Tuhan memberi tanah perjanjian untuk mereka tempati. Ini adalah kasih

Allah tanpa Israil berbuat sesuatu. Karena mereka telah meneridari Allah secara Cuma-Cuma maka hendaknya juga berkat yg mereka peroleh dalam hidup diberikan juga secara Cuma-Cuma jangan dihutangkan. Tetapi toh kalau sampai ada yg berhutang janganlah dibebani dengan riba tinggi sehingga memberatkan orang itu. Sebab mereka akan berseru kepada Tuhan ttg keberatan hidup dan Tuhan akan mendengar teriakan minta tolong mereka. Jika Israil melakukan perintah Tuhan dengan setia maka tidak akan ada orang miskin diantara mereka (:4,5)
Bagaiamana kaitan firman ini dengan kehidupan kita di jemaat kalimangli ini?
Kalau sawah kita panen banyak dan ada tetangga yg sawahnya tidak berhasil, lalu mereka datang meminjam padi dari kita. Berikanlah dan sabar sampai sawah mereka menghasilkan padi baru mereka mengembalikan padi yg mereka pinjam. Jangan kita pergi menagih sebelum waktunya, kasihan nanti amereka akan amengembalikan dengan apa dan bagaimana? Kita bersedia memberi bantuan jikalau kita sanggup, jangan menahan berkat apabila ada sdr yg susah yg datang meminta pertolongan kita.
Memang dalam hidup kita sekarang berbeda dengan zaman Israil dulu. Bagi kita tidak ada thn sabat, thn pembebasan hutang, tetapi kita bisa membebaskan orang yg berhutang kepada kita apabila hati kita dip[enuhi dengan kasih Allah sebab Allah juga telah mengasihi kita dengan banyak pertolongan, maka kita juga kiranya bersedia memberi pertolongan bagi mereka yg memerlukan pertolongan dari kita. Berilah dengan tulus dan ahlas sebagaimana Allah juga telah mengasihi kita dengan tulus dan ihlas. Tuhan tak pernah meminta kita membalas kebaikanNya sebab kita tak sanggiup membalas kebaiakan Allah. Hanya yg Allah minta dari ikita adalah : Kestiaan mengikuti Allah dan rajin mencari Allah dan persekutuanNya. Kiranya Allah memberkati kita yg memberi dengan tulus ikhlas kepada sdr yg memerlukan pertolongan kita.

Amin

Ambarawa 28 Mar '10

Hotbah Ambarawa
Minggu, 28 Maret 2010

Bacaan : Lukas 19 : 28 – 40

Kita sedang dalam masa-masa Pra Paskah – masa-masa sengsara Tuhan Yesus dan hari minggu ini adalah hari Minggu terakhir dari masa penderitaan ini sebab hari Jumaat Minggu depan yg kita kenal dengan Jumat Agung kita memperingati hari Kematian Yesus Kristus di salib dan pada saat itu juga kita duduk bersama dalam meja Perjamuan Kudus.
Masa-masa pra Paskah itu sebenarnya hendak menuntun kita sekalian dalam mempersiapkan diri, merenung, juga menyesali segala dosa dan kesalahan yg kita lakukan dalam perkataan, perbuatan serta perasaan yg dengannya menyebabkan Yesus Kristus menderita dan mati untuk menangung segala dosa kita.
Bacaan kita pagi ini menceriterakan ttg Yesus masuk ke Yerusalem. Biasanya seseorang yg punya pengaruh apabila masuk dalam ibu kota, ia akan masuk dengan mengendarai kendaraan perang dan diiringi pasukan pengawal, pelindung, pasukan penjaga keamanan dan keselamatan ybs. Tetapi apa yg dilakukan Yesus berbeda jauh dengan kebiasaan pada umunya seperti yg digambarkan tadi. Ia sebagai Raja Raja Sorga dan Raja Dunia malah masuk ibu kota dengan hanya mengendarai seekor keledai betina muda yg belum pernah ditunggangi orang.
Kita bertanya mengapakah Yesus memilih keledai? Ia memilih keledai menunjukkan betapa Ia adalah seorang yg penuh dengan kerendahan hati. Ia merendahkan diriNya setara dengan seorang hamba, bahkan lebih hina lagi dari seorang Hamba, supaya kita yg layak menjadi hina dan hamba karena segala dosa dan kesalahan kita, Ia ambil alih supaya kita terbebas dan mendapat kedukan dan kemuliaan dari Allah.. Kalau Yesus mau menunjukkan kegagahan maka Ia akan memilih naik kuda , sebab kuda adalah kendaraan perang baik secara politis maupun fisik. Yesus masuk Yerusalem sebagai Raja dengan ciri kerendahan hati bukan kesombongan. Ia masuk Yerusalem dengan mengendarai hewan yg lugu hewan sebagai lambang dari perdamaian, sebab Yesus masuk ke Yerusalem secara persis d memasuki kota sesuai denagan nama dan makna aslinya: Kota Damai: Jadi, Seorang Raja Damai, sedang menunggang Kendaraan Damai, memasuki kota Damai. Dan kita semua memahami bahwa di kota Damai inilah sang Raja Damai akan mengerjakan pekerjaan Damai yang mendamaikan Allah dengan manusia melalui kematian dengan cara paling hina pada masa itu…yaitu. mati di kayu salib.
Sdr orang-orang yg menyaksikan. Yesus masuk Yerusalem bukan saja satu jenis orang tetapi ada 3 jenis: Jenis orang I yaitu yg tidak punya simpati apa-apa, yg hanya berdiri sebagai penonton saja, Mereka ini hanya senang menonton kalau Yesus buat mujizat, sebab bukankah mujizat adalah hal yg aneh dan barang langka..Para penonton ini akan berkurang kalau tidak nonton mujizat. Orang-orang ini tidak berbeda dengan penonton tukang sulap atau penonton sirkus Jenis orang ke dua adalah mereka yg begitu menghayati apa yg diajarkan Yesus. Mereka hanya menghayati sebab mungkin langka bagi pendengaran mereka, berbeda dengan ajaran2 lain yg pernah mereka dengar dari orang-orang di sekitar mereka waktu itu. Mereka ini hanya pendengar saja namun tidak menerima ajaran Yesus, seperti masuk ke telinga kiri tetapi berembus keluar melalui telinga kanan.. . Mereka ini mendengar, menghayati ada yg menerima ajaran Yesus, lalu terus mengikiuti ke mana saja Ia pergi. Tetapi ada yg tidak setuju dan menolak ajaran Yesus. Mereka ini merasa bhw ajaran Yesus menyindir, menyentil, menegor merteka. Mereka tidak bertobat malah mencari kesempatan untuk mencelakakan Yesus. Jenis orang ketiga adalah mereka yg menjadi Pelaku Firman. Artinya. Mereka yg menghayati Firman itu memberi diri bagi pengahayatan itu sehingga Firman itu bekerja dalam hati, berbicara bagi mereka melalui kuasa RohKudus lalu kemudian menjadi Pelaku kehendak Yesus. Dengan menjadi Pelaku ini mereka lalu berceritera kepada orang loain ttg pengalaman kasih sayang yg selama ini telah mereka terima, kemudian mereka memohon pertolongan Tuhan sehingga mereka dapat menghadirkan Yesus bagi sesamanya.
Pertanyaan bagi kita sekalian Jemaat Ambarawa sdr dan saya juga: Mana yg dikehendaki Yesus dari kita masing2?? Apakah Yesus kehendaki saya harus rajin ke gereja dan rajin berdoa dan membaca Alkitab saja?? Tentu ini harus kita lakukan sesuai iman dan tanggungjawab kita. Tetapi di atas semuanya itu Yesus sangat mengharapkan agar kita menjadi Pelaku kehendakNya menjadi Pelaku dari apa yg kita telah hayati dari apa yg telah kita imani. Kita menjadi pelaku kasih bagi sesama, menjadi pelaku pengampunan bagi sesama, pelaku memberi maaf bagi yg bersalah kepada kita, bersedia menerima tegoran apabila tindakaan kita kurang pas bagi sesama dan masih banyak hal positip lain yg dapat kita lakukan sebagai Pelaku dari penghyatan iman kita. Sdr, marilah kita pulang, kembali ke dalam klehidupan kita masing2 lalu mulailah kita lakukan kewajiban kita sebagai orang beriman, menjadi Pelaku Firman dari apa yg telah kita imani dan hayati. Tuhan memberkati kita sekalian.

Amin

Rabu, 21 April 2010

Ambarawa 10 Feb '08

Hotbah Ambarawa

Minggu, 10 Febr. 2008

Natas Pemb. Roma 15 : 7

AHB IPetrus. 1 : 22

Bacaan : Yoh. 19 : 25 – 27

Kita berada dalam suasana masa sengsara Kristsus atau masa prapaskah

Bacaan kita menjelaskan bhw para murid dan ibu Yesus serta beberapa perempuan yg semasa hidp, selalu mengikuti ke mana Yesus pergi berada selalu bersama ampai – samapai saat – saat akhir Yesus disalib pun mereka selalu dekat dengan Yesus. Suatu contoh yg kita harus lakukan dalam hidup kita sebagai orang percaya. Waktu Yesus memandang ibuNya, Ia berkata : Ibu, inilah anakmu dan kepada para muridNya ia berkata kepada mereka inilah ibumu. Dari perempuan2 yg ada di kaki salib Yesus ini, ada seorang perempuan “Pendosa” tetapi yg telah diterima Yesus masuk dalam persekutuan. Jika seorang perempuan yg diketahui adalah “wanita Pendosa” mungkin bagi kita sulit untuk mengikutsertakan dia dalam pelayanan gereja apalagi dimasukkan dalam persekutuan keluarga. Banyak orang akan mencibr bibir dan memandang dia dengan senyum yg asam serta muka yang agak cemberut. Tetapi sdr, Yesus berbeda dengan kita, karena Ia datang justru kepada mereka itu yg ditolak oleh kita manusia, Yesus datang untuk para manusia-manusia yg ditolak oleh masyarakat, waktu itu seperti para nelayan, gembala, pemungut cukai dan para wanita panggilan tetapi juga untuk kita masa kini dengan berbagai perbuatan dosa tercela kita, baik yg kelihatan tetapi juga yg sembunyi2. Kita ingat akan peristiwa waktu Yesus diundang makan dalam rumah Simon orang kusta. Pada saat sedang makan masuklah seorang wanita pendosa, sambil menangis, berdiri di kaki Yesus sambil memabasahi kakiNya dengan air mata dan menyeka kaki itu dengan rambutnya. Tidak putus-putusnya ia mencium kakii Yesus sambil memminyaki kaki itu dan menyekanya dengan rambut. Para undangan heran melihat perbuatan wanita pendosa ini. Yesus tau bhw dia wanita pendosa, dan mungkin juga minyak itu hasil dari usaha dosanya. Yesus tidak menolak wanita ini bahkan akhirnya mengampuni dia sebab ia telah menunjukkan kasihnya kepada Yesus, Yesus justru menerima perbuatan kasih dari seorang pendosa tetapi menegur Simon, sebab Simon tidak menyediakan air pembasuh kaki dan minyak untuk mengurapi kepala Yesus, tetapi justru perempuan pendosa ini telah melakukan kebaikan yg tidak dilakukan oleh orang terhormat seperti Simon. Wanita pendosa ini melakukan apa adanya dengan segenap hati dalam keberadaannya. Ia melakukan hal ini seolah-olah menelanjangi hidupnya di hadapan Yesus dan mengharap apa yg akan Yesus lakukan padanya. Ia lakukan itu semuanya karena Ia benar-benar mengerti bahwa pada Yersus ada pengampunan dan damai sejahtera.Ia tidak perduli apa kata orang padanya, tetapi dengan penyerahan diri yg sungguh dan dengan cara ia sendiri ia dating mencari Yesus. Tidak ada hal lain yg ia bisa berbuat untuk menghapus aib dari hidupnya, kecuali datang mencari Yesus, menyembah dan melakukan perbuatan kasih kepadaNya. (Lukas 7 : 36 –40,44 – 49.)

. Karena dalam kata-kataNya, Ibu inilah anakMu, kemudian, para murid, inilah ibumu. Para murid mewakili jemaat yg terdiri dari berbagai macam orang dengan berbagai macam tabiat dan profesi. Di sini nampak suatu persekutuan yg diakrabkan oleh kematian Kristus. Persekutuan ini disebut gereja, umat Allah. Dalam gereja, Yesus menghimpun semua manusia, tidak ada perbedaan suku, bahasa dan warna kulit. Dalam gereja, Kristus menghimpun semua manusia, dengan berbagai pekerjaan dan jabatan , ada direktur, tetapi juga ada tukang sapu, ada orang yg suka meminjamkan uang dengan riba tinggi, tetapi juga ada kita sebagai peminjam.. Ada orang dengan tangan bersih, tetapi juga ada orang dengan tangan kotor. Ada yg menarikm pajak secara jujur tetapi juga ada yg suka memanipulasi pajak demi keuntungan diri sendiri. Gereja menghimpun semua orang ini, dan mempersekutukannya dengan Kristus sebagai kepala. Kristus menerima dan menghimpun semuanya menjadi satu persekutuan lalu kematianNya dan kebangkitanNya menghapus dan membersihkan semua aib itu, karena itulah kita semua sama-sama dapat duduk dalam satu keluarga yg Allah sendiri menjadi kepala.Inilah kasih Allah yg tidak pernah memilah-milah manusia dengan keadaanya. Siapa saja baik pendosa atau orang aterhormat, silahkan dating kepada Yesus, sebab di sana ada keselamatan dan damai sejahtera. Didalam kematian Yesus, Ia telah memulihkan bukan saja hubungan antara Tuhan dengan kita manusia berdosa, tetapi juga hubungan antara manusia dengan sesamanya. Karena itu gereja terpanggil supaya kalau dapat mencari sebanyak-banyaknya orang untuk masuk menjadi anak Tuhan, anak gereja, anak persekutuan dengan tidak membedakan bhw dia orang pendosa atau orang baik-baik. Sebab Yesus telah menunjukkan terlebih dahulu contoh bagi kita, agar kita melakukan apa yg dapat kita lakukan dalam hidup beriman kita.

Setelah Yesus berkata kepada para murid inilah ibumu, dengan demikian telah terjadi ikatan persekutuan, antara Yesus dengan orangtuanya, demikian juga Yesus dengan para murid, lalu persekutuan ini melebar dengan cara, Yesus mempertemukan para murid dengan ibu Yesus, sehingga para murid dengan sukacita menerima ibu Yesus masuk dalam keluarga mereka.

Sdr. . Inilah panggilan kita untuk keluar dan mencari dan mempertemukan orang2 dengan Yesus supaya mereka masuk menjadi persekutuan keluarga Allah dan dengan demikian menjadi satu keluarga dengan kita juga yg dihimpun dalam gereja sebagai persekutuan orang percaya yg dipanggil keluar dari kegelapan masuk dalam Terang kasih Allah. Jika saat ini kita berada di kaki salib Yesus, kita akan dengar kata-kataNya: Ibu, inilah anakMu dan kepada para murid, kita sekalian inilah ibumu. Kita semua dipersekutukan dalam kematian dan kebangkitan Kritus, karena Allah mengasihi kita semua.


Amin.

Ambarawa 8 Feb '09

Hotbah Ambarawa

Minggu, 8 Febr. 2009

Nats Pemb. Galatia 6 : 9 - 10

Amanat HB. IPetrus 3 : 8 - 12

Bacaan : Markus 3 : 1 – 6

Sdr. Judul dari renungan ini adalah: Berbuat baik kepada sesama

Dua pokok penting yaitu: Berbuat baik kemudian sesama:

Dalam penuntun renungan ini di buku SGD, Sinode mengambil contoh ttg berbuat baik dan sesama melalui peristiwa gempa di Yogyakarta bulan Mei thn 2006. Sejumlah ibu RT di dusun Gonogiri Sleman Yogyakarta, menyiapkan nasi bungkus dan disumbangkan kepada korban bencana tsb. Tak ketinggalan warga gereja Jemaat GPIB Margomulyo Yogyakarta melakukan hal yg sama. Dalam melihat kesulitan orang lain karena musibah gempa, maka hati kita tergerak untuk melakukan sesuatu. Warga gereja mengumpulkan bahan2 makanan dan keperluan lain untuk diberikan kepada mereka yg menderita. Perbuatan baik ini dapat dilaksanakan karena ada dorongan kasih yg didasarkan atas iman lalu digerakkan oleh kuasa Rohkudus untuk melakukan sesuatu. Rohkudus selalu mengajar kita untuk melakukan perbuatan baik kepada sesama.

Sebagai orang percaya, kita punya iman dan dari dasar inilah kita terpanggil untuk melakukan perbuatan kasih karena iman tadi. Dalam berbuat baik kita tidak boleh terikat dengan prosedur dan tata cara agamawi. Kita lihat kepada bacaan kita: Sebenarnya ada aturan agama yg saat itu dipegang erat oleh petinggi agama waktu itu yaitu: para Imam dan orang Farisi. Aturan agama waktu itu sangat mengikat dan orang tidak boleh melanggar aturan yg telah ditetapkan. Antara lain bahwa pada hari Sabat orang tidak boleh bekerja. Bacaan kita menyebutkan bhw Yesus melakukan pekerjaan justru pada hari Sabat dan ini bertentangan dengan aturan agama waktu itu. Waktu orang Farisi melihat bhw Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat, itu menjadi alasan bagi mereka untuk menjerat Yesus kemudian bersekongkol untuk membunuh Dia. Dalam Matius 5 : 17 dikatakan: Bhw janganlah kamu sangka Aku datang untuk meniadakan Hukum Torat melainkan untuk menggenapinya.

Sdr. Yesus bukan tidak perduli ttg aturan agama tetapi bagi Yesus yg diutamakan adalah berbuat baik kepada sesama. Karena itu waktu Ia melihat seorang pemuda yg mati tangfan sebelahnya Ia tidak sampai hati, lalu dengan tegas Ia menyuruh orang itu berdiri di tengah-tengah jemaat lalu menyuruh mengulurkan tangannya lalu tangtan itu sembuh, normal seperti biasa. Kesem,patan inilah dipakai oleh orang Farisi sebagai alas an untuk membunuh Yesus.

Sdr. Kita sebagai orang percaya juga terpanggil untuk berbuat baik. Kadangkala kita masih terikat dengan factor-faktor duniawi: Dia bukan segereja dengan kita, dia bukan seagama dengan kita, dia bukan sdr kita, kita belum kenal orang itu, jadi buat apa kita berbuat baik kepada mereka?? Perbuatan baik kepada seseorang secara tulus adalah geraakan Rohkudus. Perbuatan baik yg digerakan oleh kuasa Rohkudus, tidak pernah membatasi dan tidak pernah menyeleksi asal gereja dan latar belakang seseorang. Orang yg susah adalah pribadi, manusia yg perlu mendapat pertolongan. Andaikata kita mampu memberi pertolongan kepada seseorang, berilah dengan tulus ikhlas sebagai wujud dari panggilan iman dan wujud dari ajaran Kristrus supaya mengasihi sesama yg menderita.

Sdr. Yesus melihat jauh ke dalam hati orang Farisi yg penuh dengan kedegilan dan Yesus marah. Yesus mau menunjukkan kepada mereka makna kedatanagnNya ke dalam dunia yaitu menyembukan orang sakit, mentahirkan yg lumpuh, mengobati mata yg buta supaya dapat melihat lagi serta membangkitkan yg telah mati.

Sdr. Kita. sdr dan saya, kita dapat lakukan apa?? Banyak yg dapat kita lakukan, asal kita bersedia dengan tulus ikhlas. Iman kita mengajarkan supaya kita memberi maaf kepada aorang yg bersalah kepada kita, kita kunjungilah teman yg sakit, dan singgalah di rumah sdr yg sedang dalam pergumulan. Kita duduk sejenak dengan mereka, lalu berbicara untuk menguatkan iman, menguatkan hati mereka serta berbiacara yg memberikan mereka penghiburan. Itulah panggilan kita sebagai orang percaya dalam hidup masa kini. Mungkin kita tidak bisa memberi jalan akeluar secara materi, karena kita juga terbatas, tetapi paling sedikait memberi kekuatan dan pengharapan melalui kehadiran serta bicara kita. Tuhan memperhatikan dari tempat yg Tinggi apa laku baik kita yg kita lakukan kepada sesama kita. Kita tidak seperti Yesus lyg dapat menyembuhkan secara lanagsung orang dari sakit sepertti yg mati tangan ini, tetapi kita dapat menyembuhkan hati orang yg sakit melalui kehadiran dan kata-kata kita. Semua perbuatan baik yg kita lakukan, menjadi berkat dan itu merupakan panggilan dan tanggungjawab kita masing-masing terhadap sesama kita.

Pertanyaan terakhir: Apakah kita di sini, jemaat Ambarawa juga sudah melakukan seperti yg Yesus lakukan?? Bukan menyembuhkan orang yg mati tangan sebelahnya, tetapi paling sedikit kita sudah menggerakkan hati sesama kita yg hatinya telah lama mati dan imannya telah membeku untuk datang bertemu dengan Tuhan dan bertemu dengan sesama persekutuan di sini? Masih ada waktu bagi kita untukdapat melakukan banyak hal yg baik yg Tuhan kehendaki dari kita.


Amin.

Selasa, 02 Februari 2010

Kutowinangun 3 Des '08

Kebaktian sector Kutowinangun

Rabu, 3 Desember 2008

Bacaan Yeremia 22 : 1 –7

Pengantar: Sdr. Situasi kerajaan Yehuda di Selatan pada saat Yeremia bernubuat ini tidaklah menyenangkan. Para petinggi masyarakat, orang2 yg berkuasa dalam pemerintahan menyalahgunakan kuasanya yg seharusnya mereka pergunakan utk menolong rakyat kecil – orang miskin, orang asing dan para janda - namun tidak mereka lakukan bahkan sebaliknya menindas dan merampas. Tuhan yg adil tidak senang melihat keadaan begini. Dalam situasi yg demikian ini, Ia menyuruh Yeremia untuk menyampaikan kepada raja Jahuda agar kiranya, mereka: baik pemimpinnya, pegawainya, mereka yg punya kuasa agar supaya jangan bertindak menyusahkan orang lain sebab cara begitu akan membuat Allah murka. Melalui Yeremia, Tuhan memesan supaya mereka melakukan keadilan dan kebenaran: Lepaskan dari tangan pemerasnya orang yg dirampas haknya, jangan menindas dan jangan memperlakukan orang asing, para janda dan yatim piatu dengan keras dan jangan menumpahkan darah orang yg tak bersalah (:3). Rupanya hal2 ini telah biasa terjadi sehingga yg biasa terjadi yg tidak benar dalam pemandangan Tuhan ini perlu dikembalikan kepada jalan yg benar. Agak sulit untuk merobah sesuatu yg telah terbiasa “salah” menjadi hal yg benar. Kadang2 akan menimbulkan bentrok karena yg telah terbiasa melakukan “salah” tetap mempertahankan sebab dianggap ini hal biasa dan menguntungkan, karena itu mereka akan berontak bila yg biasa salah ini diubah. Rupanya dalam negeri Israil, para petinggi negara suka melakukan hal ini. Karena itu melalui Yeremia, Tuhan mengancam Ancaman kepada raja Yahuda tidak main-main. Jika tetap melawan maka mereka akan dibuang dan Allah akan menjadikan negeri mereka padang tandus.(:5 – 7). Ancaman ini perlu agar orang kembali melihat bagaimana jalan yg selama ini ditempuh, apakah itu benar ataukah salah. Bukan saja ancaman tetapi juga ada pemulihan dan berkat: Bhw jika menurut nasehat Tuhan ini, mereka akan masuk dalam istana, naik kereta dan kuda (suatu kehormatan) dan akan menikmati sukacita dan damai sejahtera ( :4). Jadi Tuhan menyediakan hal2 yg membuat manusia bersukacita apabila melakukan perintahNya dan kehendakNya.

Apa manfaatnya nubuat ini untuk hidup kita sebagai jemaat masa kini??khususnya persekutuan Kotowinangun?? Coba apa yg kita lihat dan baca di surat kabar dan menonton di TV ttg perlakuan para petinggi pemerintahan kita dari aras pusat sampai di daerah, yg nampak adalah banyak hal yg bertentangan dengan kewajaran. Para petinggi negeri kita tidak malu-malu melakukan hal yg bertentangan dengan kehendak Tuhan. Kalau kita tidak ikut bersama mereka, maka kita dianggap tidak toleransi, menentang/melawan dan akibtanya kita bisa disingkirkan. Jika kita ikut akan bertentangan dengan nurani iman, sebab kita tau bhw itu salah. Jalan keluarnya: Kita tetap setia kepada komintmen kita bhw kita akan berlaku jujur dalam melakaukan tugas, dan setia kepada tanggungjawab yg telah diberikan kepada masing-masing.

Jika ada pilihan: baiklah kita memilih jalan kebenaran meskipun harus menanggung resiko sebagai akibat mempertahanakan iman. Kejujuran dan kebenaran merupakan hal yg dikehendaki Tuhan dan sikap itulah yg akan diberkati dan itu yg selalu diminta dari kita orang percaya agar tetap setia menurut kehendak Tuhan. Kita berdoa memohon bantuan Rohkudus agar memampukan kita menolak godaan yg disodorkan kepada kita. Tuhan mengerti apabila kita mengambil keputusan yg memuliakan namaNya. Artinya akan ada banyak cara yg dapat kita lakukan yg berkenan kepada Tuhan. Hanya keputusan pada janji setia itulah yg dapat menolong kita untuk tidak menggadaikan iman agar mendapat hasil yg semu.

Amin

Kebaktian Penghgiburan Oma Manurung 2 Jan '09

Kebaktian Penghgiburan Oma Manurung

Jumat, 2 Jan. 2009

Pembacaan : Maz 69 : 2 – 5, 14 – 19


Sore ini kita ada dalam keluarga Manurung yg berduka untuk bersama-sama memberi pengiburan dan mendukung dalam doa bagi keluarga yg ditinggalkan. Memang kematian merupakan perpisahan antara yg hidup dan yg telah meninggal, karena yg kita kasihi, cintai sayangi pergi dan tidak kembali lagi. Kita kehilangan dan itu membuat hjati penuh dengan kesedihan.

Manusia sering mengalami hal-hal yg menyedihkan bahkan membuat hati berduka. Sedih dan duka tidak saja pada waktu kematian seperti ini tetapi penyakit, kegagalan, ketidak berhasilan membuat kita kecewa, putus asa bahkan kadang-kadang hilang pengharapan.

Keadaan yg kita alami seperti yg dilukiskan di atas juga dialami oleh pemazmur pada jamannya. Meskipun kesusahan tidak diperinci apa sebenarnya yg ia alami, tetapi toh pemazmur mengalami penderitaan batin dan pergumulan berat. Bukan saja kegagalan dari hal mencari jalan keluar dari permalahan yg sedang menimpa dirinya tetapi dari pihak manusiapun merupakan ancaman dan pergumnulan bagi dirinya (:5).Dari bacaan kita ini menunjukkan bahwa pemazmur adalah seorang beriman, yg bergaul dengan Tuhamn begitu erat, seorang yg telah mengerti dan mengenal Tuhan dengan jelas.. Ia kenal Tuhan sebagai Allah yg berkenan mendengar doa, Allah yg penuh dengan kasih setia dalam menjawab doa orang percaya dan Allah yg penuh dengan pertolongan yg berkenan melepaskan orang yg dalam berbagai pergumulan.

Pemazmur melukiskan pergumulannya seperti ia sedang berada dalam ancaman air bah yg terus nai sudah hampir sampai batas hidupnya, yaitu sampai di leher dan sebentar lagi hyidung dan lenyap. Juga derita ini baggaiukan kakinya telah terperosok dalam Lumpur yg dalam dan sebentar lagi akan tenggelam.

Sebagai orang yg beriman, pemazmur sadar betul dalam keadaan seperti ini Tidak ada jalan keluar dari pihak manusia. Rupanaya ia ingat akan nasehat nabi Yesaya, bahwa jangan sekali-kali berharap pada manusia, sebab ia tidak lebih dari pada hembusan nafas dan sebagai apakah iadapat dianggap. (Yesaya 2 : 22). Karena itu bagi pemazmur cuma ada satu pngharapan yg dapat membebaskan ia yaitu Allah sendiri. Karena itu ia berdoa: Tetapi aku,, aku berdoa kepadamu, ya Tuhan, pada waktu Engkau berkenan, ya Allah, demi kasih setiaMu yg besar, jawablah aku dengan pertolonganMu yg setia. Pemazmur sangking begitu dekat dengan Allah, sehingga ia mengenal dan bersaksi akan beberapa sifat Allah yg telah membantu ia dalam kesusahan dan pergumulannya. Beginilah caranya seorang beriman yg megalami penderitaan yg mengerti betul siapa Allah bagi dirinya, dan atas pengenalan itu ia berdoa. Karena itu bacaan ini adalah doa dalam kesesakan.

Sdr. Keluarga di sinipun sedang dalam pergumulan karena kehilangan oma, ibu tercinta. Dalam rasa duka dan kesesakan inilah kita hanya boleh lari kepada Tuhan untuk memperoleh penghiburan dan kekuatan, supaya kaki kita tidak terus tergelincir dan tenggelam ke dalam rawa kedukaan yg dalam.

Kita sebagai manusia tidak bisa lalu tiba-tiba terlerpas dari rasa duka ini, tetapi hanya dengan mengangkat muka ke atas kepada Allah dalam Yesus Kristus yg adalah Penghibur sejati, kita yg berduka dapat dihiburkan dan dikuakan.akita tahu bahwa Allah itu selalu ada berdiri disamping kita, mendampingi kita dalam segala situasi. Bagaiamana caranaya: Pemazmur mengajarkan dan membantu kita untuk menaikkan doa selalu baik pada masa senang tetapi juga pada masa susah, baik pada saat mengalami pergumulan tetapi juga pada saat-saat hidup biasa dan normal. Pendeknya berdoa merupakan dasar hidup orang beriman sebab dengan kuasa doa sajalah kita dapat dimungkinkan mendengar dan menerima jawaban Allah atas banyak jalan keluar dari pergumulan kita.

Sdr Kiranya kehadiran kita sore ini merupakan penghiburan bagi keluarga di sini sebab sebagai orang percaya, Tuhan mengajarkan untuk ikut berduka dengan orang yg berduka tetapi ikut senang dengan orang yg bersukacita. Itulah panggilan orang beriman untuk hadir pada segala waktu saat mana sesama orang beriman memerlukan kehadiran kita. Dengan demikian bahwa keluarga di sini tidak sendirian tetapi ada sesama sdr beriman, kita yg hadir ini untuk menunjukkan kebersamaan kita sebagai orang percaya untuk memberi dukungan spiritual kepada keluarga Manurung.

Akhirnya marilah kita sekalian, juga keluarga di sini bersama-sama pemazmur naik doa ini kepada Tuhan: Jawablah aku ya Tuhan, sebab kasih setiaMu baik, berpalinglah kepadaku menurut rahmatMu yg besar.

Amin.

Persekutuan Oikoumene Ringinawe 29 Des '07

Kebaktian Natal

Persekutuan Oikoumene Ringinawe

Sabtu, 29 Des. 2007

Tema : Kita hidup bijaksana, Adil dan Beribadah

Dalam dunia sekarang ini (Titus 2 : 12b)

Dengan tidak mengurangi kesucian Firman ini, saya bahasakan ulang ayat ini dalam bahasa sehari-hari demikian: : Dalam dunia sekarang ini; Kita harus hidup “Bijaksana, Adil dan Beribadah”. Maka sesuai dengan tema ini, saya memilih bacaan IPetrus 3 : 8 – 12.

Saya ucapkan Selamat Natal kepada sdr sekalian.

Sdr. Malam ini kita persekutuan Oikoumene berkumpul di rumah keluarga Bp Jumali utk merayakan Natal . Dalam lingkungan RT kita tinggal dan hidup bersama-sama dengan warga dari latar belakang yg berbeda-beda. Lalu bagaimana kita harus bergaul dan membawa diri supaya kita tetap dikenal sebagai anak-anak Tuhan, orang beriman? Malam ini, saya ingin mengajak saudara untuk bersama-sama merenungkan hal ini.

Sdr. Surat Rasul Petrus ini ditujukan kepada para pendatang, orang2 kristen yg tersebar di beberapa daerah Asia kecil. (Ipetrus 1 : 1) Mereka lebih dikenal sebagai orang Kristen diaspora. Sebagai pendatang perlu ada petunjuk dan pegangan agar bisa menjaga diri sehingga tidak terpengaruh oleh penduduk setempat. Sesuai dengan tema Natal, saya memilih bacaan ini sebab Ayat 8 – 12 merupakan inti dari pergaulan hidup orang percaya. khususnya kita sebagai persekutuan oikoumene. Meskipun kita berada dalam satu wadah, Rasul menekankan perlunya kesepakatan dalam pemikiran, kasih persaudaraan, belas kasihan dan sopan santun. Semua ini harus kita tunjukan dalam hidup karena ini merupakan ciri khas peri laku orang beriman yg dituntut untuk berbuat baik kepada semua orang, khususnya kepada orang seiman.

Sdr, Kita bersyukur kepada Tuhan sebab oleh kasih sayangNya kita telah diantar melewati thn 2007 yg panjang dengan segala suka-dukanya, dengan berbagai berkat dan penyertaan sehingga kita tiba pada malam menjelang akhir thn ini. Jika kita menoleh ke belakang dan merenungkan harti-hari yg telah kita lewati, maka bila kita dapat tiba pada penghujung tahun ini semata-mata karena penyertaan, kasih dan pengampunan Allah. Saat menginjakkan kaki di awal thn 2007, kita memandang jalan yg terbentang ke depan dengan bertany-tanya: Bagaimana dengan thn yg baru ini, apa yg akan terjadi? Dapatkah kita mengakhirinya dengan selamat??

Memang hidup yg kita jalani ini penuh dengan ketidakadilan. Kita mendengar, membaca bahkan menyaksikan banyak hal yg tidak adil di depan mata kita, tetapi apa daya, kita seolah tidak berdaya menghadapinya dan karena ketidak adilan telah menjadi model hidup masa kini. Kita bahkan tergoda dan bahkan ikut arus untuk berbuat tidak adil kepada sesama. Tema kita malam ini memberikan petunjuk khusus yang perlu kita lakukan sebagai bagian dari kehidupan orang percaya. Maka kita perlu mendekatkan diri kepada Tuhan baik melalui ibadah di gereja, pergumulan dan perenungan diri pribadi. Kita perlu memohon bantuan Rohkudus, agar kita diberi kekuatan, hikmat dan kebijaksanaan sehingga mampu menepis suara yg ingin membelokkan langkah kita dari jalan Tuhan yg berada pada jalur kebenaran dan hidup. Suara-suara itu mengajak kita untuk bergabung melawan keadilan, kebaikan dan kejujuran. Suara-suara itu selalu bergaung sepanjang hari, minggu, bulan dan tahun dan apabila tidak waspada, kita akan cenderung tergoda karena jalan itu lebar, menyenangkan, ramai dan penuh pesona..

Sdr. Hidup orang percaya jika dilakukan dengan benar merupakan ibadah kepada Tuhan. Jadi apabila menjalankan sesuai dengan kehendak Tuhan, jelas kita dituntut untuk berbuat adil dan dengan tuntunan hikmat dari atas kita akan mampu bertindak bijaksana. Kita dapat membedakan mana yg baik dan mana yg jahat dan kita akan selalu hidup dengan penuh ucapan syukur, sebab kita tahu bhw segala sesuatu yg baik yg kita terima, datangnya dari Allah sebagai anugerah.

Sdr., Tema ini mengingatkan kita dalam menjalani hidup dalam thn 2008 yang akan segera kita masuki ini harus kita berlaku adil, bijaksana dan beribadah. Itulah panggilan dan harus kita laksanakan dengan kebulatan tekad. Karena itu Rasul bertanya kepada kita semua malam ini: Siapa yg mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik: ia harus menjaga lidahnya terhadap yg jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yg menipu. Ia hrus menjauhi yg jahat dan melakukan yg baik, ia harus mencari perdamaian dan berusaha mendapatkannya..

Sdr. banyak orang jatuh dan terperosok ke dalam jurang hanya karena kata-kata mereka sendiri

Sdr., jika Rasul bertanya apakah kita bersedia mencintai hidup, maka kita semua mengiyakannya. Karena itu kita perlu berdoa memohon bantuan Rohkudus agar kita mampu melakukannya dalam hidup beriman kita

Kita telah membakar lilin Natal sebagai lambang Terang dunia yg menerangi kegelapan dunia ini. Kiranya Terang itu juga menerangi jalan panjang yg akan kita tempuh di Tahun Baru ini. Dengan demikian kiranya kita hidup dengan bijaksana, adil dan beribadah sesuai Firman Allah.

Amin.

Dasa Titah dan Hukum Kasih

Katekisasi GPIB

Dasa titah dan hukum Kasih

Dasar, atau Mukadimah, dari perintah ini dimulai dengan kalimat: “Akulah Tuhan Allahmu”

Yg memberi dasar kepada seluruh Firman. Tidak hanya berhenti bhw Akulah Tuhan Allahmu, tetapi kemudian menyusul tindakan, perbuatanNya, supaya lengkap Akulah Tuhan Allahmu. Allahmu berbuat apa?? Jawabannya : “Yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir”. Jadi nyata ttg sifat Allah: kasih, mengampuni serta “Pembebas”. Sesungguhnya Allah turun ke dalam dunia kita untuk melakukan pekerjaanNya yg dialami dan dipahami oleh manusia, yaitu membebaskan mereka dari status “perbudakan” di Mesir serta membawa mereka keluar kepada kemerdekaan yg terjadi dari ketaatan kepadaNya.

Dasa titah ini diberikan Allah kepada Israil melalui Musa di gunung Sinai yg terukir pada dua lempengan (log) batu:

Log batu I memuat hubungan manusia dengan Allahnya, Hukum I – IV sedangkan log batu yg ke II ttg hubungan manusia dengan sesamanya. hukum V – 10

Log batu I :

1 : Jangan ada padamu Allah lain di hadapanKu

2. Jangan membuat bagimu patung yg menyerupai apapun, jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya.

3. Jangan menyebut nama Tuhan, Allahmu, dengan sembarangan.

4. Ingatlah dan kudusukanlah hari Sabath.

Log batu II:

5. Hormatilah ayahmu dan ibumu

6. Jangan membunuh.

7. Jangan berzinah.

8. Jangan mencuri.

9. Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu.

10. Jangan mengingini apapun yg dipunyai sesamamu. (kel. 20).

Dasa titah itu kemudian diringkaskan Tuhan Yesus : ( 1 – 4) Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu,

(5 – 10) Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri (Mat. 22 : 37 – 39).

Peringatan mengenai keluarnya Israil dari Mesir, memberi arti dari Dasa Titah ini sehingga perintah2 dalam dasa titah ini tidak boleh dilihat sebagai dan menjadi beban yg memberatkan melainkan harus diterima sebagai landasan, pedoman hidup, petunjuk, pembimbing yg diberikan Allah Pembebas dan Penyelamat bagi kepentingan Israil, juga kepentingan kita orang percaya. Jadi Dasa titah ini sebagai pegangan hidup dalam melaksanakan ibadah di bidang keagamaan (1 –4) tetapi juga kemasyarakatan (5 – 10).

Israil sebagai umat, wajib melaksanakan perintah ini. Petunjuk2 dalam dasa titah ini bertujuan mengarahkan perilaku umat secara pribadi tetapi juga sebagai persekutaun agar melaksanakan perintah ini dalam ketaatan kepada Allah. Memang kita maklumi bahwa tidak ada seorang manusiapun yg sanggup melakukan 10 perintah ini dengan sempurna. Hanya Yesus Kristus sajalah yg menjadi manusia (kecuali dosa) yang menyempurnakan perintah ini menggantikan kita manusia berdosa. Karena ketaatan dalam melakukan perintah ini maka Ia rela dikorbankan mengganti kita supaya penebusanNya membawa keselamatan kepada kita yg tidak sanggup memenuhi 10 perintah ini.

Kebondowo 1 Jan 2009

Hotbah Thn Baru 1 – 1 - 2009

Kebondowo pkl. 07.00

Bacaan Kej. 1 : 1 – 5

Sdr. Selamat Tahun Baru 2009 kepada Jemaat Kebondowo

Hari ini adalah hari I dari 365 hari yg akan kita masuki dalam thn 2009 yg sedang menanti kita. Coba sejenak kita merenung kembali jalan hidup panjang yg telah kita lalui bersama sejak 1 Jan. 2008 hingga tadi malam 31 Des. 2008 Tuhan telah menyertai kita dalam Damai SejahteraNya dan dalam kasih sayangNya itu, Ia berkenan memberkati kita, melewatkan kita membawa kita menyeberang meninggalkan thn lama dan mempersilahkan kita masuk menikmati Thn Baru, Thn Anugerah Tuhan thn 2009. Oleh karena itu pada hari I Thn 2009 ini, marilah dengan rendah hati kita semua sebagai jemaat, gereja, persekutuan, keluarga, dan pribadi naikkan syukur dan hormat serta pujian kepada Tuhan atas kasih setiaNya kepada kita sekalian.

Bacaan Firman berkata: bhw pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi, tetapi bumi belum berbentuk dan kosong. Ada gelap gulita dalam ciptaan yg belum berbentuk itu. Nah sdr. Dalam sesuatu yg belum terbentuk, belum terarah belum tertata rapi, pasti suasananya gelap, kekacauan, dan ketidakpastian. Mau jadi apa? Dalam sesuatu yg belum tertata rapi itu, Roh Allah tidak mau turun dan tinggal menetap. Roh Allah mau turun di mana?? Belum ada tempat yg rapi, yang pasti untuk menerima Roh Allah tinggal. Karena itu Roh Allah melayang2.

Sdr. Dalam kehidupan kita juga, baik dalam gereja, jemaat, keluarga dan hidup pribadi Kita ingat akan kebenaran Firman ini jika ada kekacauan jika ada ketidakberesan, ada hal2 yg belum tertata rapi akan menjadi sebab tidak ada Roh Allah yg dating dan tinggal dan kalau tidak ada Roh Allah maka kita akan mengalami kekacauan, kemarahan, tuduh menuduh, lain kasih salah lain sebagai penyebab kekacauan ini. Lalu bagaimana kita harus lakukan agar Roh Allah berkenan dating dan tinggal menetap??

Sebelum ada jawaban, kita harus yakin bahwa Allah adalah sumber Terang. Allah tidak mau kalau gerejaNya, jemaatNya, persekutuanNya, keluarga dan umatNya tinggal dan berjalan dalam gelap. Apalagi akan memasuki jalan panjang yg Tuhan sendiri karuniakan kepada kita semua Thn Baru 2009 yg akan kita masuki ini. Tuhan tidak mau hilang mukaNya kepada kita dengan membiarkan kita berjalan sendiri dalam Than Baru yg masih misterius, yg masih masih penuh dengan rahasia, penuh dengan tanda Tanya. Ia tak mungkin membiarkan kita berjalan sendiri. Ia tidak mau hilang mukaNya untuk membiarkan kita berjalan dalam gelap, padahal Ia sendiri telah memproklamirkan diriNya sebagai Terang Dunia. Karena itu Ia konsekuen bhw gelap dalam bacaan kita itu sudah dikalahkan, sudah dimusnahkan, sudah dipatahkan, bahkan segala sesuatu yg mengandung kegelapan digantikan dengan Terang kemenangan, Terang Kebangkitan oleh Yesus Kristus. Bahwa tak mungkin dunia ditata dalam situasi gelap. Karena itu Allah perlu terlebih dahulu menciptakan Terang, agar dalam Terang itu semua bisa ditata pada tempatnya.

Sdr Terang itu bukan siang, sebab Terang ini ada terlebih dahulu supaya segala sesuatu bisa diatur rapi, termasuk di dalamnya memisahkan siang dari malam. Jadi Terang ini ada sebelum ada siang. Jadi Terang ini dapat kita pahami sebagai Terang yg berasal dari Allah untuk menanta segala sesuatu yg kacau balau yg belum duduk pada tempatnya yg wajar. Dengan demikian kita yakin bhw Terang in adalah milik Allah yg pertama-tama menghalau kegelapan kemudian dalam terang inilah segala sesuatu dapat dikerjakan dan ditempatkan pada tempatnya sesuai kebutuhan. Karena itu kita dapat katakana sebagai orang percaya, bahwa Allah adalah Terang, Allah sumber Terang. Allah adalah Terang dunia, Terang bagi Gereja, jemaat, keluarga, juga Terang untuk diri kita masing-masing, agar kita tidak tinggal dan berjalan, bekerja dalam gelap tetapi dalam Terang.

Memasuki hari I dari tahun yg panjang ini, telah didahului dengan Terang Allah yg berjalan mendahului kita orang percaya agar dalam Terang itu kita dengan sukacita dan tidak takut memasuki thn Baru thn 2009 dengan keyakinan teguh bhw Tuhan lebih dahulu telah membuka jalan bagi kita tinggal kita memasukinya dengan iman dan pengharapan bersama Tuhan. Bagi Jemaat Kebondowo Terang Allah terus bersinar dan bercahaya menenerangi segala kegelapan yg ada dalam jemaat, gereja, persekutuan supaya dengan Terang Allah ini gereja, Jemaat, persekutuan, keluarga Kebondowo dapat melakukan tugas dan tanggungjawabnya diterangi oleh Terang Tuhan. Kiranya Terang itu terus bersinar dalam gereja, jemaat persekutuan dan keluarga supaya kita dapat berjalan dari hari I ini sampai kita mengakhiri thn ini dalam pimpinan dan Terang Tuhan.

Amin.

Hotbah Natal Kembangasari 25 Dec 2008

Hotbah Natal

Kamis, 25 Desember 2008

Jemaat Kembangsari

Bacaan : Lukas 2 : 14 – 18

“Selamat hari Natal Jemaat Kembangsari

Sdr. Jalan panjang telah kita lewati bersama sejak 1 Januari 2008 dan kini kita sudah tiba pada hari2 terakhir thn ini. Bulan ini dalam kalender Jahudi disebut bulan TEVET dan pada 25 Tevet (hari ini) anak-anak Jahudi menyalakan api (terang) untuk menghalau kegelapan. Kita juga pada 25 Desember ini menyalakan lilin pada pohon untuk memberi terang sehingga lazim kita kenal Pohon Terang. Terang ini berasal dari Allah sebagai lambang kehadiran Allah dalam diri Yesus Kristus Terang dunia yg datang untuk menerangi dunia yg gelap sekaligus mengalahkan kegelapan supaya kita yg percaya beroleh hidup dan tinggal dalam Terang Allah itu.

Sdr. Berita Natal diberitakan pertama-tama kepada para gembala. Pada waktu itu mereka sedang menjaga ternak mereka di tengah-tengah padang rumput pada malam hari. Mereka dingin dan duduk dalam gelap. Kita tidak tahu persis apakah sambil duduk-duduk mereka juga membakar kayu sebagai penerang, sekaligus menghangatkan tubuh juga? Para gembala ini mempunyai status “rendah” dalam pandangan orang Farisi dan Ahli Torat. Beberpa alasan: Mereka jarang mandi dan tidak mengganti pakaian, sehingga badan mereka agak berbau kurang sedap. Jika rumput dekat desa sudah habis, mereka masuk agak jauh ke pedalaman ke tengah padang dengan demikian memungkinkan mereka tidak datang beribadah dan tidak mandi dan ganti pakaian. Mereka kurang bisa dipercaya sebab mereka suka membiarkan ternak mereka makan rumput di halaman dan di kebun tetangga. Para gembala ini tidak bisa dipercaya menjadi saksi di pengadilan karena status mereka tersebut. Tetapi apa yg terjadi pada mereka sungguh bertentangan dengan perkiraan kita. Meskipun mereka ditolak oleh orang terhormat di kota, Allah bersama malaekat berkenan memakai mereka menjadi saksi tentang keselamatan yg dikaruniakan kepada dunia melalui kelahiran Anak Allah. Para gembala diangkat martabatnya, didudukkan setara dengan manusia yg lain bahkan lebih tinggi lagi, sebab keselamatan untuk manusia dan dunia ini justru pertama-tama diperdengarkan kepada mereka. Koor para Malaekat menjelaskan bahwa segala kemuliaan harus dipersembahakan kepada Allah yg bersemayam di tempat Yg Maha Tinggi juga ada keselamatan bagai manusia yg diam di bumi yg kepada amereka Allahg berkenan. Koor Malaekat ini memberi bukti yg disaksikan oleh manusia kecil para gembala bahwa Allah turut merendahkan diri seperti gembala bahkan lebih hina lagi sebab Anak Allah lahir di kandang gembala dan ditidurkan dalam wadah kayu tempat makanan hewan dan diselimuti tidak dengan flannel halus dan tebal tetapi hanya dangan lampin-limpin. Allah menghinakan DiriNya dengan lahir dalam kandang hewan, agar kita yg hina ini dimuliakan. Allah turun melalui tempat yg kotor dan menjijikkan agar kita dibersihkan dari segala kekotoran dosa. Allah menanggung segala-galanya melalui awal dari hidupNya melalui kelahiran begitu hina supaya kita orang berdosa mendapat kemuliaan.

Sdr. Hari ini selesai sudah kita 4 minggu masa penantian kita. Ia yg kita nantikan selama 4 minggu itu sudah ada bersama kita di sini dalam diri ImanuEl Allah beserta kita melalui Natal ini. Bacaan kita menyebut bahwa kelahiran Raja ini disambut dengan koor para malaikat dari Sorga. Suatu lagu yg diperdengarkan bukan untuk orang di kota, tetapi justru kepada orang hina para gembala. Allah meminta koor ini menyanyikan suatu lagu kehormatan untuk menyambut kelahiran sang Raja. Sang Raja yg lahir ini memberikan kemuliaan kepada Allah Yg Maha Tinggi sekaligus membawa kesejahteraan kepada manusia yg berdosa di bumi. Memang kemuliaan dan hormat pertama-tama harus diberikan kepada Allah yg bersemayam di tempat yg Maha Tinggi. Tetapi pada saat yg sama juga Kemuliaan Allah itu memberikan damai sejahatera di atas bumi supaya dinikmati oleh orang2 percaya yg pada mereka Allah berkenan.. Jadi dalam Natal ini, Allah memakai cara Allah sendiri yg tidak dapat dimengerti dan dipahami oleh pikiran kita yang menunjukkan bhw Allah mengidentifikasikan Diri dengan para gembala yg nantinya Ia akan menjadi Gembala Agung. Sebagaimana kita tahu bahwa beberapa pemimpin Israil sebelumnya harus sekolah dahulu menjadi gembala sebelum mengembalakan manusia Israil. Gembala yg hina di kandang ini dipakai Allah sebagai contoh bagaimana orang harus sabar dan rendah hati seperti gembala sebab mereka hanya berteman dengan ternak mereka. Sebelum raja2 memerintah manusia, mereka harus lebih dahulu belajar memerintah hewan, supaya budi mereka diperhalus dengan kelembutan dan kesabaran.

Sdr. Kita merayakan kelahiran sang Raja yg datang menjumpai kita masing-masing. Karena itu hendaklah kita membuka diri, hati, supaya Raja ini berkenan masuk dan tinggal menetap dalam hidup kita. Supaya dengan demikian kita selalu mengalami kelahiran baru dalam diri kita, dalam keluarga kita, dalam persekutuan kita, dalam gereja kita, dalam jemaat kita, supaya selalu ada Natal yg memperdengarkan lagu sukacita, lagu Kemuliaan bagi Allah di tempat yg Maha Tinggi dan damai sejahtera bagi manusia di bumi yg pada mereka Allah berkenan.

Sdr dengan demikian, seharusnya lagu Kemuliaan bagi Allah jangan saja diperdengarkan dan dinyanyikan hanya pada hari Natal setahun sekali, tetapi selayaknya lagu itu kita nyanyikan setiap kali sebab kasih Allah kan berlaku bagi kita segala waktu dan karena kita selalu menerima kasih Allah itu hendaknya kita juga menaikkan ucapan syukur dan bernyanyi Kemuliaan bagi Allah di tempat yg Maha Tinggi sebab hanya Allah saja yg patut menerima hormat dan kemuliaan dari kita manusia yg berdosa ini.

Hari ini Jemaat Kembangsari merayakan NatalKita menikmati damai di sini damai seorang dengan yg lain, damai dalam gereja, damai dalam jemaat, damai dalam keluarga, damai di antara kita masing-masing, sebab hari ini Kristus datang menjumpai kita sehingga hati kita dipenuhi dengan sukacita sorgawi sebab Kristus telah lahir untuk kita masing-masing untuk gereja kita, jemaat kita, persekutuan kita juga keluarga kita.

Selamat merayakan Natal,


Amin.