Selasa, 17 Januari 2012

Alam dan sumberdaya

Katekisasi GPIB

Minggu, 5 Oktober 2008

Alam dan sumber daya
Alam semesta ini adalah ciptaan Allah. Allah mempercayakan alam semesta ini untuk diolah dan dikelola secara bertanggungjawab bagi kesejahteraan umat manusia pada masa kini dan pada masa yang akan datang. Minggu lalu kita telah mendengar “perintah Tuhan kepada manusia” (Kej. 1 : 28b) berkaitan dengan pengusahaan dan pemeliharaan alam. Kita juga perlu mengetahui akibat buruk deari pengolahan secara tidak bertanggungjawab atas alam ciptaan Tuhan ini. Kita juga perlu mengetahui tindakan-tindakan positip apa yg dapat dilakukan oleh kita sebagai anak-anak Tuhan dalam penyelamatan alam sermesta ini.
Pada mulanya Tuhan menciptakan alam semesta beserta dengan makhluk-mahkluk di dalamnya “semuanya itu baik adanya” (Kej. 1 : 9b, 10b, 12b, 17b, 25b. Dengan demikian nampak kepada kita bhw apa yg diperbuat Allah “semuanya baik dan sempurna”. Saat kejatuhan manusia ke dalam dosa alam semesta ini menjadi rusak. Jadi alam semesta ini mengalami akibat buruk dari pemberontakan manusia melawan Allah Penciptanya.
Kitab Kejadian memberikan kesaksian positif tentang keberadaan alam: ciptaan itu indah dan baik, harmonis dan saling melengkapi. Dalam keadaan yg serba indah itulah Allah memerintahkan manusia untuk mengolah dan mengelolanya (Kej. 1 : 28) Pelimpahan dan tugas tetap berada dalam garis hubungan yang benar dengan Allah. Namun serentak dengan pelimpahan mandat ilahi itu, Allah memberikan ketetapan (Kej. 2 : 15, 16). Ketentuan itu membatasi kebebasan manusia, juga sekaligus meletakkan dasar pertanggungjawaban tentang kepatuhan dan ketaatan kepada Allah. Ketentuan dan ketetapan itu demikian: Semua yg ada dalam taman ini boleh kamu makan tetapi “buah pohon yg ada di tengah taman itu tidak boleh kamu makan”. Larangan itu merupakan “batu sandngan” atau tolok ukur untuk menilai sampai dimana kesetiaan dan ketaatan manusia kepada Penciptanya.
Ketika manusia melanggar ketetapan itu, ternyata ia lebih memilih kata hatinya sendiri dengan demikian menolak perintah dan kehendak yang baik dari Penciptanya. Sebagai akibat dari ketidaktaatan itu, manusia jatuh ke dalam dosa ( Kej. 3 : 1 – 24). Kejatuhan itu tidak saja sebagai akibat putus hubungan manusia dengan Allah tetapi juga berakibat langsung pada hubugan dengan makhluk ciptaan lainnya. Tindakan manusia yg salah itu telah menyeret seluruh ciptaan lain masuk ke dalam kehancuran dan pengrusakkan. Semakin manusia menjauhkan diri dari Allah dan merncari kepentingan sendiri, semakin itu pula ia merusakkan diri dan seluruh simpul hubungan-hubungan dengan alam semesta.
Dapat dikatakan bahwa “penyelamatan manusia” merupakan perbaikan dasar bagi seluruh hubungannya dengan alam semesta. Penebusan Allah yang berisi kasih menjadi landasan pacu untuk memulai masa baru dalam kelimpahan anugerahNya bukan saja bagi manusia tetapi juga manusia dengan alam. Penebusan itu dalam satu segi kita terima sebagai anugerah Allah yg dianugerahkan melalui akal budi (ilmu pengetahuana dan teknologi) kepada manusia sehingga dapat dimanfaatkan bagi kesejahateraan seluruh umat manusia pada msa kini juga pada masa depan.

Tidak ada komentar: