Jumat, 06 Februari 2009

Katekisasi GPIB

Katekisasi GPIB

MANUSIA

Manusia yang diciptakan Allah pada hari terakhir dari pekerjaan penciptaan itu, kini telah berdosa karena kesalahan mereka sendiri. Namun Allah tidak membiarkan pekerjaanNya terus menerus berada dalam kuasa dosa. Melalui Karya Penyelamatan Yesus Kristus yang berpuncak pada kayu salib, manusia ditarik kembali datang kepada Allah dan diperdamaiakan melalui Yesus Kristus. Karena pekerjaan Penyelamatan oleh Yesus Kristus itulah kini manusia menjadi kawan sekerja Allah dalam mengelola serta memeliahara alam semesta (Kej. 1 : 27 – 29). Kini tanggungjawab pemelihara serta pengelola alam semesta ini diserahkan juga kepada kita sebagai kawan sekerja Allah. Karena itu kita manusia bertanggungjawab penuh dalam memelihara serta mengelola alam ini dengan cara yg sebaik-baiknya demi kemuliaan Allah dan kesejahteraan bagi umat manusia.

Tidak ada seorang manusiapun yg mengetahui bagaimana awal mulanya langit dan bumi serta semua makhluk hidup yg ada di atas bumi ini dijadikan Allah. Kemudian Allah menciptakanb manusia laki-laki dan perempuan menurut gambar dan rupa Allah (Kej. 1 : 27) dengan maksud agar manusia bekerja bersama Allah dalam mengelola serta memelihara alam ciptaan ini. Allah menjadikan manusia laki-laki dan perempuan menunjukkan “hubungan khusus antara Allah dan manusia” sebagai Tuhan yg menciptakan dan makhluk ciptaanNya. Allah yang berpribadi selalu berhubungan dengan manusia yang berkepribadian pula Hubungan khusus ini merupakan keunikan manusia sebagai makhluk ciptaan Allah yang dibedakan dari makhluk ciptaan yang lain. Dalam hubungan itu manusia dapat hidup hanya karena Allah yang menganugerahkan kehidupan ini kepada manusia. Lihat “ Allah menghembuskan nafas hidup ke dalam lubang hidungnya – Kej. 2 : 7). Karena Allah yang memberi hidup maka manusia mempunyai tanggungjawab kepada Allah sebagai Penciptanya yaitu memelihara serta mengelola semua yang telah diciptakan. (Kej. 1 : 27 - 30). Bukan hanya itu saja tetapi manusia yg mendapat tugas dari Allah sebagai manausia laki-laki dan manusia perempuan maka masing-masing juga harus bertanggungjawab terhadap dirinya dan diri sesamanya. (Kej. 2 : 16,17).

Pada pihak lain, Allah menjadikan manusia laki-laki dan perempuan, penciptaan jenis kelamin yg berbeda itu, tidak dimaksudkan pemisahan kesatuan hidup, namun justru sebaliknya didalam perbedaan itu keduanya harus melihat keutuhan dan integritas kemanusiaannya. Kepada kesatuan hidup itulah Tuhan Allah mempercayakan tugas sebaagai mandatarisNya. Karena itu dalam keutuhan manusia (laki-laki- perempuan) manusia bertanggungjawab kepada Tuhan. Tanggungjawab itu salahsatunya adalah ikut memelihara keutuhan hidup ciptaan yg lain. Namun kepada manusia laki-laki dan perempuan ada tugas dari Allah sesuai dengan peran dan kodrat kemanusiaannya.

Jika kita membaca Kej. 3 maka muncul kesan yg kuat tentang manusia yang salah menggunakan kebebasan serta kuasa yang telah diberikan Allah kepada mereka. Adam dan Hawa diminta untuk memberikan pertanggunganjawab penuh atas hidup yang telaha mereka terima dari Allah Keputusan dan tingkah lakunya telah menyebabkan kehancuran sejarah kemanusiaan manusia. Dengan demikian penghakiman dan penghukuman Allah akan dinyatakan kepada manusia dalam keberadaannya sebagai laki-laki dan perempuan secara utuh. Mereka lupa akan kedudukan sebagai kawan sekerja Allah. Seharusnya sebagai mitra Allah mereka harus menjaga hubungan dan harus hidup dalam kepatuhan, hubungan yg benar dengan PenciptaNya. Relasi antara manusia dengan Allah harus selalu ditumbuhkembangkan dengan baik, sehingga setiap perilaku dan perbuatan manusia harus selalu menunjukkan sikap takut dan ketaatan pada kehendak Penciptanya. Namun dalam Kej. 3 kita lihat bahwa manusia alebih mengikuti kata hati sendiri. Kata hati mereka telah berbicara sehingga mereka menolak dan melanggar serta memberontak melawan Allah. Karena itu hubungan yang mesra tadi kini menjadi terganggu dan akhirnya terputus Manusia jatuh ke dalam dosa (Kej. 3).

Tidak ada komentar: