Sabtu, 03 Desember 2011

Kembangsari 17 Agust 2008

Hotbah Kembangsari
Minggu, 17 Ag. 2008

NP : IIKor. 3 : 11
AHB : Gal. 5 : 13,14

Pemb. Kel. 6 : 1 – 8 “ Allah membebasakan manusia dari perbudakan”

Sdr. Setelah manusia jatuh ke dalam dosa (Kej. 3 : 17 akhir dan 18) maka hidup manusia harus bekerja sebab dengan bekerja manusia akan hidup. Panggilan bekerja berbeda seorang dari yg lain: Ada yg bekerja di kantor, bekerja sendiri (usaha sendiri), berjualan di pasar, pegawai toko, berdagang, sales, mencangkul kebun dll., tetapi ada juga orang yg bekerja ikut orang. Dalam skala besar, semua orang yg bekerja adalah “bekerja ikut orang, misalnya menjadi pegawai pemerintah (pegawai negeri) atau bekerja pada pengusaha, pegawai swasta. Dalam skala kecil, orang yg bekerja ikut keluarga, kita sebut ”Pembantu”. Dengan begitu semua orang yg bekerja, maka status mereka selalu “di bawah”, sebab mereka bekerja di bawah orang dan mereka dibayar oleh orang, sehingga dalam dunia kerja kita kenal : Buruh dan majikan.
Sdr. Orang yg bekerja ikut keluarga sebut saja ikut keluarga Kristen, patutlah kita mencontohi teladan Kristus yati tidak membedakan mana hamba atau tuan, mana budak atau orang merdeka sebab semuanya sama di mata Tuhan. Dengan pandangan yg demikian kita memberlakukan mereka bukan sebagai buruh atau orang upahan, tetapi kita lebih menganggap mereka sebagai “teman” karena mereka adalah bagian dari keluarga kita sebab: Mereka menolong kita, demikian juga kita menolong mereka sama-sama memberikan pertolongan: Namun tidak sedikit keluarga yg kurang menghargai status ini, sebab toh mereka adalah orang upahan, orang yg dibayar, mereka makan gaji dari kita, jadi: Mereka harus bekerja sebagai aorang upahan sebab bukankah mereka dibayar dan menjadi buruh kita?? Kalau kita mempunyai pikiran dan pandangan demikian otomatis kita tidak memiliki kasih dan tidak ada rasa belas kasihan sehingga mereka tetap dianggap sebagai orang upahan dan statusnya sebagai “pembantu” bukan sebagai “teman sekerja atau bagian dari keluarga.

Sdr. Bacaan kita berbicara ttg orang Israil yg bekerja ikut orang Mesir sebagai budak dengan bekerja paksa dibawah tekanan yg berat selama + 430 thn. (lihat 2 : 23, 24 dan 12 : 40). Keluhan Israil dari bekerja paksa yg penuh penderitaan ini didengar Tuhan dan Tuhan tidak berkenan kepada penindasan maka penindasan yg demikian ini harus diakhiri dengan cara Tuhan ikut bekerja membebaskan orang Israil dari tangan orang Mesir. Musa dipanggil menjadi alat dalam tangan Tuhan membantu Tuhan membebaskan mereka, tetapi karena berat penderitaan yg selama ini mereka derita, mereka tidak menghargai dan mendengarkan suaraMusa (:8).
Sdr. Kadang2 kita yg mengalami banyak pergumulan, masalah bahkan penderitaan dan keluhan, kita kurang begitu tertarik terhadap omongan orang yg sebenarnya ingin menawarkan pertolongan. Kadang2 beban penderitaan kita menutup mata untuk melihat jalan yg baik, menutup telinga untuk mendengar suara pertolongan, bahkan pikiran kita buntu untuk memikirkan jalan keluar. Semuanya serba gelap seolah-olah tidak ada lagi harapan bagi kita yg sedang dilanda pergumulan.

Hal yg sama dialami orang Israil, sangking beratnya penderitaan, tawaran Musa untuk memberikan jalan keluar mereka tidak hargai (:8). Jadi, hal yg sama yg dialami oleh Israil tempo dulu, berlaku juga bagi kita tempo ini, sebab mereka dan kita sedang berada dalam dunia, yg sama-sama hanya boleh berharap dari tangan Tuhgan yg memberi pertolongan.

Tuhan tidak pernah bekerja sendiri walaupun Ia mampu, tetapi selalu saja Ia memakai alat, dan cara, cara apa saja dan alat apa saja dan siapa saja menurut kehendakNya untuk mencapai maksud dan tujuanNya. Allah bebas memilih, kali ini Musa dipilih untuk membantu Allah menolong orang Israil dari bekerja paksa. Orang yg memperbudak orang lain tidak dikehendaki Allah sebab itu perbudakan manusia dalam dunia ini harus diakhiri.

Pertanyaan bagi kita: Mengapa orang Israil harus dibebaskan dari kerja paksa orang Mesir?? Allah tidak mau hilang muka kepada manausia sebab Allah telah berjanji kepada leluhur Israil, Abraham, Ishak dan Jakub untuk memberikan kepada mereka tanah perjanjian untuk mereka miliki dan timnggal menetap. Bagaimana mungkin mereka bisa menikmati tanah perjanjain padahal sekarang mereka masih dalam status budak dan bekerja paksa di tanah orang?? Bagaimana mungkin mereka dapat menjadi umat kepunyaan Allah yg memiliki tanah sendiri sehingga dapat berbakti dengan bebas jikalau mereka tidak keluar dari tempat perbudakan ini. Karena itu Allah akan hilang muka jika Allah tidak melakukan apa yg telah Ia janjikan.
Tempo dulu kepada bapak leluhur mereka, Abraham Ishak dan Jacob.

Sdr.Bagaimanakah kita yg mempekerjakan orang yg sedang bersama kita. bagaimanakah kita memperlakukan amereka?? Kita harus menciptakan suasana begitu rupa supaya orang yg ikut kita merasakan sebagai dalam keluarga mereka sendiri artinya: Tidak ada perbedaan bahwa saya tuan dan dia pembantu, babu atau jongos. Panggilan kita sebagai orang beriman yg memiliki kasih dan belas kasihan hendaknya kita terapkan dan tunjukkan dalam hidup kita. Kasih tidak dapat diukur dengan berapa besar barang atau uang yg kita berikan, tetapi kasih yg sejati dapat kita wujudkan melalui cara kita memberlakukan orang lain dalam hidup kita. Jika kita mengasihi orang, maka secara tidak sadar kita memperkenalkan kepada orang itu bhw kita adalah anak Allah, milik Allah sebab Allah mengajarkan kita untuk mengasihi orang lain dan memberlakukan mereka sebagai bagian dari anggota keluarga kita. Karena Allah sendiri tidak berkenan kita dibelenggu dan diperbudak oleh iblis dan dosa. Karena itu oleh kasih dan sayangNya kepada kita, Allah dating sendiri melalui diri Yesus Kristus, manusia sejati kecuali dosa yg mengerti ttg susahnya dan menderitanya manusia yg diperbudak oleh dosa dan iblis. Karena kasihNya itu, Ia rela membebaskan kita dengan mengorbankan diriNya sendiri ganti kita supaya melalui pengorbananNya itu kuasa perbudakan iblis dikalahkan dan kita menjadi orang merdeka dalam Kristus. Dengan begitu panggilan kita sebagai orang percaya tidak percuma demikian juga iman yg kita miliki, kita buktikan dalam perbuatan yaitu mengasihi dan menghargai orang lain sebagaimana kita mengasihi dan menghargai diri kita sendiri.

Amin.

Tidak ada komentar: