Hotbah Tambakrejo
Minggu, 19 Oktober 2008
Nats Pemb. Maz. 1 : 1, 2
Am. Hdp Baru Roma 12 : 9 – 21
Berita Angrh IYoh. 1 : 9
Pemb. Maz. 119 : 1 – 8
Semua orang tentu ingin hidup berbahagia. Pertanyaan bagi kita :Apa ukuran Bahagia itu?? Orang memberi arti bhw hidup bahagia itu jika mempunyai banyak harta dan kekayaan. Pada satu sisi ungkapan ini mungkin saja benar tetapi apakah itu yg menjadi ukuran hidup bahagia?? Kalau demikian : Orang yg tidak punya harta tentu tidak akan hidup bahagia bukan? Apa memang begitu??
Hidup ini penuh dengan kata “mengejar”. Orang kantor mengejar waktu berangkat, agar tiba tepat waktu di tempat kerja. Anak sekolah mengejar angkota agar tidak terlambat. Para penumpang mengejar kereta api agar tidak ketinggalan sepor. Pemuda mengejar gadis pujaannya agar tidak digaet orang lain. Para pekerja bangunan mengejar target agar tidak dimarahi juragannya. Para pedagang mengejar keuntungan dengan berbagai cara dan upaya. Keluarga di rumah mengejar hidup bahagia agar ada ketenteraman dan rasa damai sejahtera dalam rumah.
“Orang suci” mengejar hidup suci dengan berusaha meninggalkan hidup “duniawi” yakni dengan selalu bertekun dalam doa dan melakukan tuntutan agamanya dan setia membaca Kitab suci. Banyak cara diupayakan untuk memperoleh hidup bahagia. Jikalau cara-cara ini sudah kita dengar, bagaimanakah kita mendengar kata Alkitab? untuk memperoleh hidup bahagia?? Firman Tuhan menunjukkan: Berbahagialah orang2 yg hidupnya tidak bercela yg hidup menurut torat Tuhan yg memegang peringatan2Nya yg mencari Dia dengan segenap hati, yg juga tidak melakukan kejahatan tetapi yg hidup menurut jalan2 yg ditunjukkanNya. Nasehat ini menyangkut hal2 yg biasa terjadi dalam hidup, sebab Kebahagiaan adalah “rasa” yg terjadi dalam hidup kita. Kebahagiaan bukan sesuatu yg terjadi diluar hidup. Bagaimana kita dapat katakana kita bahagia kalau itu bukan kita rasakan dalam kehidupan kita. Bahagia terletak dalam hati dan di tempat itulah kita dapat merasakan dan menikmatinya. Contoh.
Kalau saya menjala ikan di rawa dan dapat banyak sekali, hati saya kan senang dan kesenangan itu terungkap dari dalam hati melalui paras muka yg tertawa atau senyum dan diucapkan melalui kata2 manis. Sebaliknya jikalau anak-anak menggoda orangtua yg membuat kesal, maka hati orangtua tidak senang lalu akan nampak pada wajah geram lalu keluar kata-kata kasar dst,
Kembali kita dengar kata Alkitab: Berbagaialah orang2 yg hidupnya tidak bercela yg hidup menurut Torat Tuhan. Banyak orang mengejar hidup bahagia dengan mengumpulkan harta, tetapi itu bukanlah ukuran utk hidup bahagia. Orang yg tidak punya hartapun akan sangat menikmati hidup pas-pasan dengan mengelola apa yg ada sambil pengucapan syukur lalu yg sedikit itu mereka nikmati bersama penuh dengan sukacita dan damai sejahtera – mereka menikmati hidup bahagia.
Alkitab mengatakan bahagia dapat dirasakan hanya bagi mereka yg hidup tidak bercela dan yg menurut Torat Tuhan. Pengertian Torat di sini bukan hukum Torat 10 Hukum itu, tetapi Torat – Torah adalah Ajaran” yg ada dalam Alkitab. Kita bertanya siapakah manusia yg bisa menuruti semua ajaran dalam Alkitab dengan melakukannya sesuai yg diajarkan?? Kita manausia tidak ada seorangpun yg bisa. Hanya manusia Yesus Kristus - kecuali dosa – yg melakukannya ganti kita. namun begitu kepada kita jemaat, gereja, persekutuan, keluarga, kita diminta agar kiranya berusaha melakukan hidup sesuai dengan apa yg diajarkan dalam Firman Tuhan. Walaupun tidak bisa semua yg dapat kita lakukan, seberapa yg bisa, lakukanlah dan upayakan untuk bertambah-tambah. Sebab dengan begitu kita akan menikmati kebahagiaan dan sukacita. Kita akan berbicara dalam hati kita sendiri: O Tuhan, syukur hari ini saya banyak berbuat baik, hari ini saya banyak menghindari berbuat dosa, hari ini saya sudah berbaik dengan tetangga saya, hari ini saya sudah memaafkan kesalahan teman saya, hari ini saya sudah mengembalikan pinjaman saya dan teman saya mengucapkan terima kasih dengan kata-kata: apakah memang kamu sudah ada sehingga amengembalikan ini??Jangan dipaksa kalau memang kamu belum punya. Itulah kata2 yg membahagiakan kita. Jadi sdr. Bahagia akan kita nikmati dalam hidup, bukan sesuatu yg di luar hidup. Bahagia itu ada karena kita bisa ciptakan sendiri tetapi juga akan lari dari kita, karena kita juga yg ciptakan dia lari. Kita dapat mempertahankan kebahagiaan itu lama tergantung bagaimana kita mendekatkan diri kepada Tuhan, bertekun membaca FirmanNya, merenungkan firman itu, menghayati dan kalau dapat mintalah bantuan Rohkudus agar dapat melakukan perintah Firman itu dallam hidup sehari-hari. Membaca dan merenungkan Firman itulah perintah utama bagi kita norang percaya, sebab sebab ini menyangkut iman dan pengharapan serta keyakinan kita masing2. Jikalau kita merasa lemah dan tak sanggiup melakukan semua perintah itu, berdoalah agar kiranya Rohkudus yg menguatkan dan menyanggupkan kita untuk dapat melakukan walaupun sedikit perintah itu dalam hidup beriman kita.
Sidang jemaat. Ayat terakhir dari bacaan ini mengatakan aku akan berpegang kepada ketetapan2Mu janganlah tinggalkan aku sama sekali. Suatu pernyataan, sekaligus permohonan dari Pemazmur.. Pernyataan bhw ia berpegang selalu pada perintah Tuhan, sambil bermohon: janganlah tinggalkan aku, orang yg selalu berbegang pada perintah itu. Bagaimana dengan kita?? Kita sama dengan pemazmur bukan?? Marilah kita berusaha dalam hidup untuk berpegang kepada perintah Tuhan meskipun tidak bisa sempurna, tetapi apa yg dapat kita lakukan lakukanlah dengan keyaikinan akan bantuan Rohkudus yg senantiasa berkenan membantu kita melakukan kehendakNya. Dengan begitu kita akan menikmati rasa bahagia bukan saja untuk kita secara pribadi tetapi juga akan kita nyatakan dalam hidup beriman bersama orang lain yg kita temui dalam hidup ini.
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar