Kebaktian
Senin UKSW
Senin,
7 Juni 2010
Pembacaan
: Pilipi 1 : 20 – 26
Tema
: Bekerja
Saya
ucapkan terimakasih kepada Pimpinan UKSW khususnya Pelayanan Kerohanian Kampus
(Campus ministry) yg memberi saya kesempatan untuk memimpin ibadah Senin ini.
12 tahun telah berlalu sejak
purna tugas dan baru sekarang saya berdiri di mimbar ini lagi untuk
membawakan renungan tentang “pekerjaan” sesuai tema yang ditentukan.
Bacaan yang saya pilih sebagai dasar renungan
kita pagi ini terambil dari surat Rasul
Paulus kepada jemaat di Pilipi: 1
: 20 - 26
Sdr.,sulit bagi kita untuk membayangkan bahwa andaikan manusia I tidak memakan buah
yg dilarang Tuhan, ia mungkin tidakperlu bekerja, sebab semuanya telah tersedia
dalam taman dan tinggal pakai. Tetapi setelah manusia I melanggar
larangan “Jangan makan buah itu”, maka
ia harus bekerja keras dengan berlelah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Jadi
bekerja merupakan suatu keharusan sejak awal prnciptaan dan hanya dengan bekerja manusia dapat
memenuhi kebutuhan dan menjalani kehidupan yang layak dari hari ke hari.
Sdr…..
Setiap pagi kita menyaksikan orang sibuk
berlalu lalang berangkat kerja dan baru pulang
menjelang sore dan bahkan ada yang sampai larut malam seperti yg
dilukiskan sang Pemasmur dalam Masmur 104 : 22, 23: “Apabila matahari terbit, manusiapun
keluarlah ke tempat pekerjaannya dan ke usahanya sampai petang”.
Sang
Pemazmur rupanya memahami benar akan panggilan dan tanggungjawab manusia untuk
bekerja dan berusaha demi kelangsungan
hidupnya.
Masalahnya
sekarang adalah: Kemanakah hidup ini kita arahkan. Apakah yg dimaksud Rasul dengan mengatakan
dalam : 21 bahwa :”Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah
keuntungan? Paulus mengerahkan segenap usaha dan kerja kerasnya untuk membuktikan bahwa apa yang benar dan
baik itu dapat menjadi nyata dalam kehidupan manusia.
Dengan
kata lain, ia berjuang dan bahkan siap menghadapi kemat6ian mewujudkan kehendak
Allah di bumi ini Seperti yang ia katakan dalam Roma !2 : 1, 2: “ Karena itu
saudara-saudara demi kemurahan Allah, aku menasehatkan kamu, supaya kamu
mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yg hidup, yang kudus dan yang
berkenan kepada Allah: itu adalah
ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi
berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah
kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”
Hidup
bagi Paulus adalah bekerja memberi buah
Dalam
ayat-ayat selanjutnya kita belajar bahwa buah yang dimaksud adalah mengabarkan
Injil sehingga umat makin maju dan bersukacita dalam iman. Dengan dem imkian, kalaupun pada akhirnya ia
harus mati, tidak perlu disesalkan, karena ia telah amelaksanakan tugas dengan
baik sehingga lebih banyak jiwa dapat diselamatkan. Ia tidak merugi, tetapi
memperoleh keuntungan. Lagipula ia sudah tuaa dan telah mengalami banyak
siksaan dan kesengsaraan, maka bila Tuhan memanggil, ia sudah siap untuk pergi
meninggalkan du nia ini.
Manusia terlahir sebagai makhluk yangh
menentingkan diri sendiri. Sebagai orang
percvaya, iman kitapun masih sering kekanak-kanakkan..
Sebuah
iuluistrasi singkat ini kiranya dapat amenjelaskan hal ini:
“Ada
seorang gadie kecil yang menagis merengek-rengek minta untuk boleh makan buah
anggur, tetapi ibunya melarang karena sudah waktunya untuk tidur. Ibumenyuruh anaknya untuk berdoaa dan iapun
tersenyum melihat anaknya melipat tangan, memejamkan mata dan mulai
berdoa. Sebelum mematikan lampu tidur,
ibu itu bertanya:”Apakah kamu sudah berrdoa? Gadis kecil itu menjawab “Sudah
bu” dan Tuhan bilang aku anak manis, maka
boleh makan anggur. Dengan pembaruan iman, kita terpanggil untukj
melayani Tuhan dan sesama, tidak untuk mengedapankan diri sendiri.
Sebagai
lembaga Pendidi8kan Tinggi, UKSW melalui sesi perkuliahan baiuk teori maupun
praktek berupaya untuk membekali para mahasiswa dengan dengan pengetahuan dean
kemampuan untuk kelak dapat bekerja guna mexmenuhi kebutuhan masyrakat di
sekelilingnya. Maka kurikulum bidang studi harus sesuai dengasn kebutuhan yang
sesungguhnya di duni kerja, sehingga para mahasisswqa dapat mengaktualisasikan
diri dan kemampuan mereka esuai bidang mansing-masing.
Dari
Paulus kita belajar, bahwa dalam bekerja, orang perlu mengabdikan diri
swepenuhnya pada tugas-tugas yanbg harus diembannya t5anpa pamrih. Bagaimanapun juga orang yang setia pada
perkara-perkara kecil akan dapat menunjukkan kesetiaan serta rasa
tanggungjawab yang besar, yang membuat
ia cenderung dicari tanp0a harus memaksakan diri sendiri. Menjalkani kehidupan
ini tidak gampang. Ser8ing kita dihadapkan pada pilihan-piliahn yangh suklit
dan membinguingkan seperti yang dialami Paulus. Merasa terdesak dari dua
pihakj, yaitu hidup bersama Kristus di sorga atau tinggal tetap di dunia,
karena umat masih membutuhkannya, ia memilih yang kdua. Betapapu8n damai dan
tenangnya kehidupan di sorga sejauh yang dapat kita bayangkan selama masih ada
kesempatan, kita terpanggil untuk tetap terus bekerja melayani sesama demi
akemuliaan Allah walaupun banyak kesulitan dan tantangan yg aterus dihadapi.
Bekerja keras adalah panggilan manusia dan kematian adalah usrusan
Tuhan. Di sini tersirat akepasrahan
Paulus akepada Tuhan. Karena bagamanapun
juga, bukannya akehendakku tetapi kehendak Mu jadilah.
Kiranya
dengan pembaharuan iman sesuai dengan
nharapan P)aulus, kita di sini dapat amembuat hidupa dan kerja kita menjadi
lebih abermakna dan berkenan di mata Allah.
Amin demikian pula di depan kampus, abang becak menunggu dengan
sabar dan berharap kiranya ada penumpang
yg bersedia menumpang becaknya. Para
mahasiswa bekerja mempersiapkan dirinya dari rumah sebelum berangkat ke kuliah,
demikianpun para pengajar bekerja mempersiapkan bahan sebelum mengajar agar
kiranya mahasiswa dapat mengerti, menerima dan memahami apa yg diajarkan dst…
Banyak orang bekerja pada tempat pekerjaan yg
berbeda-beda, juga macam dan jenisnya pekerjaan merekapun berbeda pula satu
dari yg lainnya. Dalam mazmur 104 : 22,23 sang pemazmur mengerti ttg panggilan
hidup manusia : Bahwa manusia harus bekerja, karena itu ia lukiskan ttg
panggilan itu demikian: bahwa apabila matahari terbit manusiapun keluarlah ke
tempat pekerjaannya dan ke usahanya sampai petang 104 : 22,23. Sang permazmur rupanya telah memahami benar akan hakekat, panggilan serta
tanggungjawab manusia bahwa manusia harus bekerja dan berusaha dalam batas
waktu yg telah ditetapkan Allah, berangkat pagi dan pulang petang. Memang batas
waktu bekerja dapat disesuaikan dengan kondisi dan ketentuan2 yg berlaku di
tempat dimana manusia bekerja. Memang bervariasi waktu bekerja itu tetapi pada
umumnya manusia beranghkat pagi dan pulang petang.
Sebagai
orang percaya kita memahami bahwa bekerja adalah perintah dan kehendak Tuhan
bagi manusia. Karena itu Tuhan tidak mau
hilang muka bahwa Ia yg menyuruh manusia bekerja , Ia tidak mungkin lepas
tangan dan membiarkan manusia bekerja tanpa Ia
memberkati. Karena itu Ia selalu hadir dan berdiri di belakang setiap
orang yg bekerja, dengan pengertian bahwa manusia yg bekerja juga harus memahami
bahwa bekerja adalah panggilan dan nugerah
bagi dirinya sehingga mereka yg bekerja kiranya dapat memuliakan Tuhan melalui
pekerjaannya dan selalu mengucap syukur. Atas kesadaran yang demikian, akan
mengantar kita bahwa kita bekerja bukan lagi untuk kepentingan diri dan kemuliaan diri kita, tetapi untuk Tuhan
dan untuk sesama kita. Ego dan aku kita kita sembunyikan rapat, kita
simpan di belakang dan yg tampil didepan adalah Allah dan kehendaknya. Kita
semua telah menerima panggilan dan tanggungjawab yg berbeda seorang dari yang
lain seperti yg telah saya kemukakan di depan tadi. Karena itu kita yg terlah menerima panggilan
itu bekerjalah dengan sukacita dan hati yg gembira jangan dengan terpaksa dan
bersungut-sungut. Beban yg besar
bagaimanapun juga jika kita terima dan kerjakan dengan hati yg gembira akan terasa ringan sebaliknya meskipun beban
dan tanggungjawab kita sedikit dan ringan tetapi kita kerjakan dengan perasaan
yg tidak senang akan membebankan kita dan
akan merupakan batu kilangan
yg menekan bahu kita.
Sdr
bagaimanakah bekerja untuk kita dalam lingkungan UKSW ini? Sebagaiamana yg telah saya utarakan di atas
bahwa masing2 orang telah menerima panggilannya sendiri-sendiri yg berberda
seorang dari yg lain. Karena itu kita yg
telah menerima tanggungjawab itu hendaknya dengan penuh pengucapan syukur dan
berserah diri kepada Kasih Tuhan, kita lakukanlah dengan gembira dan penuh
sukacita Sekali lagi Bapa kita yg baik
yg berada di tempat yg Maha Tinggi akan memperhatikan apa yg kita lakukan. Kita semua adalah orang dewasa, dengan begitu iman kita hendaknya juga iman
yg telah dewasa dan dengan demikian kerja harus dijalani dengan iman yg dewasa
pula yg siap melayani Tuhan dan sesama dan tidak mementingkan diri sendiri.
Iman
yg kekanak-kanakan digambarkan dalam ceritera seorang gadis kecil yg tidak
diperbolehkan makan anggur karena sudah saatnya untuk tidur. Sang ibu menyuruh ia berdoa sebelum tidur. Dan sebelum ibu mematikan lampu, ibu itu
bertanya : apa yg kamu doakan? Anak itu menjawab bahwa aku sudah berdoa dan
Tuhan mengatakan bahwa aku anak yang manis, maka boleh makan anggur.
Sdr,
kerja yg sesuai dengan kemampuan yg diabdikan untuk memenuhi kebutuhan sesama
dan dikerjakan tanpa pamrih akan membuahkan hasil yg berkenan di mata Tuhan,
karena dengannya kehendak Tuhan terlaksana di UKSW dan di dunia ini. Amin