Kebaktian Syukur Penghiburan
Kel. Sem Taliau
Pemb. Maz. 13 : 1 – 6.
Malam ini sebagai
orang percaya dan saudara – bersaudara kita berkumpul lagi dalam rumah kel.
Taliau. Kesibukan-kesibukan sejak sakit sampai
meninggal dan upacara pemakaman semuanya telah rampung berjalan dalam
penyertaan dan kasih sayang Tuhan..
Meskipun secara fisik pada satu sisi kesibukan telah selesai, tetapi
pada sisi yg lain, rasa kehilangan, kesepian dan duka masih akan tetap tinggal
dalam hati istri, anak-anak sanak famili
dan handai tolan, bahkan dalam hati kita sekalian yg hadir pada saat ini. Timbul pertanyaan kepada kita sebagai orang
percaya, apakah kita akan tetap tenggelam dalam rasa duka yg berkepanjangan??
Sdr. Kita selalu diberi waktu, diberi kesempatan, tinggal
bagaimana kita memakai waktu itu, menggunakan kesempatan itu, bagaima kita
mengelola hidup ini untuk memuliakan Tuhan dan untuk kebahagiaan kita sendiri,
sebab segala-galanya telah diberikan dan dikaruniakan kepada kita
masing-masing.
Tadi dalam pembacaan riwayat hidup sdr Sem, kita dengar
bhw Sem telah menggunakan waktu yg ia terima dari Tuhan kemudian mengisinya
untuk memuliakan Tuhan melalui berbagai pelayanan di gereja maupun di sekolah
dan yayasan Kristen di Halmahera dan Tobelo.
Maz. Yg kita baca dan dengar tadi adalah sebuah doa
kepercayaan: Pemazmur berdoa dalam kepercayaannya: Karena ia seorang percaya,
maka ia berdoa: Tetapi anehnya bhw isi doa ini terbagti 3: Bagian I adalah
bertanyaan kepada Tuhan, seolah-olah Tuhan kurang memperhatikan hidupnya sehingga
ia mengalami kesusahan. Bagian
kedua berisi permohonan supaya kiranya Tuhan mendengar dan
menjawab supaya musuh2, orang yg tidak senang, iblis, jangan bergembira atas
kesusahannya sehingga mereka berkata: Aku telah mengalahkan dia. Bagian ke 3 suatu
penyerahan diri karena kepercayaan, karena iman, karena keyakian akan
penyelamatan yg telah ia terima dari Allah.
Sdr. Tidak kita sadari bhw bagi kita yg mengalami
kesusahan maka hidup ini merupakan
pertanyaan yg harus dijawab.
Pemazmur dalam bacaan kita hidupnya juga mengalami
Kesusahan. Meskipun tidak dijelaskan apa
kesusahannya namun itu ia ungkapkan
dalam bentuk 4 pertanyaan:-- Berapa lama
lagi Tuhan, Kau lupakan aku terus-menerus? – Berapa lama lagi Kau
sembunyikan wajahMu terhadap aku?? – Berapa lama lagi aku harus menaruh
kekuatiran dalam diriku dan bersedih hati sepanjang hari?? – Berapa lama lagi
musuhku meninggikan diri atasku??
Pertanyaan2 ini tidak langsung mendapat jawaban dari Tuhan. Tuhan punya waktu dan kehendak yg tidak sama
untuk kita masing-masing. Tuhan bebas
kapan Ia mau menjawab pertanyaan dan doa kita.
Ia membiarkan kita mengelola hidup yg telah Ia berikan kepada kita itu. Barangkali kita akan memperoleh jawaban itu
atas bagaimana kita sendiri mengisi hidup itu.
Tentu jawaban akan berbeda untuk setiap orang sebab cara orang juga
berbeda dalam mengelolanya.
Tetapi bagi
pemazmur ia tidak sedikitpun merasa kecewa biarpun pertanyaan-pertanyaannya
belum dijawab Tuhan. Imannya sungguh mantap, Pengharapannya begitu pasti dan keyakinannya
begitu kuat terhadap pengalaman hidupnya yg selalu disertai Tuhan. Karena
iman. Iman, kepercayaannya begitu kuat
sehingga ia seolah-olah menantang Tuhan : Ia berkata: Tetapi aku, kepada kasih
setiaMu aku percaya. Hatiku
bersorak-sorak karena penyelamatanMu, aku mau menyanyi untuk Tuhan, karena Ia
telah berbuat baik kepadaku.
Tidak jelas bagi kita apa perbuatan baik Tuhan untuk sang
pemazmu yg dalam kesusahan ini. Rupanya
. Penyelamatan Allah yg selalu mendekap ia dalam kehidupannya membuat ia bertahan meskipun ia susah, dan
itu merupakan perbuatana baik dari Tuhan, dan jawaban atas pertanyaannya yg ia
yakin dan ia pegang. Karena itu
keyakinan akan penyelamatan dan penyertaan Allah itu, membuat hatinya
bersorak-sorak kemudian ia mau bersyukur dan menyanyi untuk Tuhan karena ia
merasa, di tengah-tengah kesusahan, ada kasih Allah yg menyertai, ada
penghiburan, ada topangan dan dukungan dari banyak orang percaya, sahabat dan
handai tolan. Inilah syukur sang
pemazmur, inilah syukur keluarga Taliau. Inilah syukur kita sekalian yg
mempunyai Tuhan sebagai Penyelamat.
Kita bersama dengan bu Eni Talaiu dan keluarga besar
Taliau menaikkan doa dan mengucap syukur karena Tuhan ada dan memberi kekuatan
serta penghiburan kepada keluarga sampai
saat ini. Bersama-sama dengan keluarga marilah kita berdoa dalam kepercayaan
kita, kiranya Allah senantiasa memberi kekuatan, penghiburan serta sukacita
kepada keluarga Sem, istri dan anak-anak dalam menapaki kehidupan panjang yg
terentang di depan yang kita sekalian
masuki dan kelola.
Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar