Selasa, 22 Juli 2008

Kembangsari 24 Feb 08

Kebaktian Kembangsari Pembukaan : KJ 162 : 1,2,3,4
Minggu, 24 Febr. 2008 Salam : KJ 16 : 1,2,3,4
Nats Pemb. Maz. 28 : 7 Berita Pengp. KJ 169 : 1,2,3,4
AHB. : Ipetrus 1 : 5 – 7 Respons Firman : KJ 457 : 1,2,3,4
Pembacaan : Yeremia 18 : 18 – 23 Kolekte KJ 367 : 1,2,3/4,5
Ada dua judul yg kira-kira sama saja: Akhir : KJ 446 : 1,2,3,4
Perhatikanlah hidupku ya Allah,
Perhatikanlah aku ya Tuhan, dan dengarkanlah suara pengaduanku!

Sdr. Minggu lalu kita telah dengar hotbah Pent. Alex da Costa dari Maz. 22. Dikatakan bhw banyak kali dalam hidup, kita menderita kesusahan. Kesusahan tidak selalu berasal dari Tuhan. kadang2 kesusahan karena ulah kita sendiri, atau dari ulah orang lain yg kurang senang melihat kita bahagia.
Pagi ini kita berbicara tentang Yeremia sebagai hamba Allah yg setia melakukan tugas pelayanan dengan setia. Namun begitu bukan berati ia bebas dari penderitaan. Karena sayangnya kepada umat, ia bahkan mohon pengampunan dari Tuhan agar kiranya amarah Tuhan surut dan tidak menghukum umatnya yg berdosa.(: 20 akhir). Hiodup kita penuh dengan resiko, termasuk pekerjaan pelayanan. Resiko dalam pelayanan seperti apa yg dialami Yeremia. Yang nampak justru sebaliknya mereka mengadakan kesepakatan untuk mencelakakan hidupnya. (:18) Model kehidupan manusia yg begitu bukan hal yg langka tetapi justru menjadi hal biasa dan itu yg sering kita alami dalam hidup. Kita tidak boleh katakan bhw karena kita rajin ke gereja, kita rajin melayani, kita rajin bersaksi akan terbebas dari jerat-jerat yg dipasang manusia untuk kita. Justru kita yg rajin mendekatkan diri kepada Allah inilah yg banyak kali mengalami ujian dan godaan dalam hidup kita. Kadang kita mengerti bhw orang itu kurang suka lalu ia mencari jalan supaya kalau boleh kita binasa. Kita tidak mengerti dan kita tidak bisa menduga sejauh mana hati orang untuk kita. Sekarang yg penting bagi kita adalah : Kita jujur dan setia menjalani hidup ini seperti apa adanya saja, dengan setia dan tekun melakukan tanggungjawab dan jangan tergoda untuk mengikuti suara yg kelak membawa kita kepada pencobaan agar jangan berbuat kasih dan memberi maaf kepada orang yg bersalah kepada kita. Kadang2 kita bergumul untuk menhindari suara-suara dan kata hati agar membalas kejahatan dengan kejahatan. Kadang terlintas dalam benak kita untuk mengaharapkan orang itu binasa sebab ia “jahat bagi saya”. Apakah dalam situasi pelik yg demikian kita sudah berseru dan berdoa kepada Tuhan : Perhatikanlah hidupku, ya Allah!! Jika kita taidak bisa merobah apendirian tetapi tetap benci, maka kita sudah sama dengan orang farisi yg membalas mata ganti mata, gigi ganti gigi, atau secara manusia kita sama dengan Yeremia berdoa memohon Tuhan membalas bagi mereka yg memasang jerat baginya.

Rasanya Yeremia seorang yg aneh, kurang memahami ttg tabiat manusia yg berdosa yg suka mencelakakan sesama. Secara manusia, ini alami bhw kita menghendaki bhw orang yg mencelakakan kita meskipun kita tidak mencelakakan orang itu agar mendapat balasan yg setimpal dari Allah. Kita berharap kiranya Allah segera membalas menurut keinginan kita agar sekarang juga dia celaka di hadapan kita Sering kita berdoa begitu bukan?? Jika Allah mendengar permohonan Yeremia dan kita, itu berarti Allah di bawah Yeremia, Allah di bawah kita. Kita justru yg memerintah Allah agar menuruti kemauan kita. Mungkin juga kita telah berdoa kepada Tuhan seperti Yeremia: “Ingatlah bahwa aku telah berdiri di hadapanMu dan telah berbicara membela mereka supaya amarahMu disurutkan dari mereka (: 20) Di sini seolah-olah Yeremia minta jasa dari Allah, bahwa aku sudah bekerja keras balaslah jasaku dengan menghukum mereka yg ingin mencelakakkan aku. Banyak kali kita angkat hati begitu kepada Tuhan, mohon Tuhan ingat akan segala kebaikanku yg telah aku buat untuk Tuhan. Kalau sampai terjadi begtitu artinya kita bekerja tetapi diam-diam mengharapkan upah dari Tuhan. Yang penting sekarang bila kita menghadapi kesukaran, kita harus lari kepada Tuhan sebab: Tuhan adalah kekuatanku dan perisaiku: Dia memberi kekuatann kepada yg lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya (Yesaya 40: 29) KepadaNya hatiku harus percaya. Jangan lari kepada manusia untuk mencari keluputan sebab semua manusia adalah sama di hadapan Allah. Dalam penderitaan yg kita alami oleh ulah orang lain, janganlah kita mentang2 berkuasa lalu ingin membalas. Kita ingat bhw pembalasan adalah hak Tuhan, biarlah Tuhan yg membalas sesuai dengan keadilan Allah (Roma 12: 9.).

sdr. Permohonan Yeremia : 21 – 23 adalah permohoan manusiawi.
Sekarang saya bertanya kepada sidang Jemaat Kembangsari. Kita semua adalah anak Tuhan, telah belajar ttg kasih Tuhan, bahkan kita semua dari waktu lampau sampai pagi inipun masih mengalami selamat dalam tangan kasih Tuhan. Kita harus jujur mengaku kalau secara manusia kadangkala berdoa seperti Yeremia bukan??. Tetapi sebagai anak Tuhan, apakah doa begitu pantas untuk kita?? Bukankah Tuhan mengajar kita sekalian untuk mengasihi orang yg berbuat salah kepada kita?? Jikalau pagi ini dari antara kita yg hadir ini sedang menyimpan dendam dan sakit hati kepada orang lain apakah kita mau tetap menyimpan dendam itu dan berdoa seperti Yeremia? Bukankah kita mempunyai Pengharapan iman dan kasih, seperti kata Rasul Petrus dalam amanat Hidup Baru tadi: Yaitu kamu yg dipeliharaa dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yg telah tersedia utk dinyatakan pada akhir zaman. Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu yg jauh lebih tinggi nilainya daripada emas yg fana, yg diuji kemurniannya dengan api sehingga kamu memperoleh puji2an dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diriNya. Sebagai orang beriman, marilah dengan keyakinan penuh kita menuruti Yesus yg sekarang ini sedang menderita utk menebus salah dan dosa kita, salah dan dosa utk Tuhan, tetapi juga salah dan dosa untuk sesama kita.
Apakah kita sekalian sudah menghayati dan melakukan doa yg diajarkan Tuhan Yesus kepada kita sekalaian: Ampunilah kesalahanku sebagaimana aku juga sudah mengampuni orang yg bersalah kepadaku?

Amin

Tidak ada komentar: