Jumat, 08 Agustus 2008

Kembangsari 20 Juli 08

Hotbah Kembangsari

Minggu, 20 Juli 2008

Nats Pemb. Ibrani 13 : 5b

AHB : Amsal 4 : 23,24

Pemb. Maz. 121

Sdr. Ada kebiasaan dari suatu budaya tertentu untuk pergi siarah ke makam leluhur yg telah meninggal. Di sana mereka membersihkan makam itu, menabur kembang dan barangkali berbicara memohon berkat dari para leluhur yg telah mendahului mereka itu. Pada hari-hari tertentu makam itu perlu dijaga sebab takut kalau-kalau ada orang yg datang menggali kubur dan mengambil mayat tersebut.

Pagi ini kita berbicara ttg Maz. 121, Maz. Siarah.

Maz. Ini adalah suatu nyanyian dalam bentuk percakapan. ORQNG2 INI keluar dari rumah dalam perjalanan panjang melalui gunung, padang dan lembah, untuk berziarah dan merayakan salah satu hari raya Yahudi di Yerusalem di baith Allah. Peziarah yg berdiri di depan baitallah memandang ke gunung-gunung yg mengelilingi Yerusalem. Tiba2 ia teringat akan bahaya yg mengancamnya waktu ia berada dalam perjalanannya ke Yerusalem. Apakah bahaya itu akan ia alami lagi dalam perjalanannya kembali ke negerinya?? Karena itu dengan hati yg risau ia bertanya: ”Dari manakah akan datang pertolonganku?” Atas pertanyaannya ini Imam yg juga berdiri di muka baithallah mendengar dan menjawab: Bahwa pertolonganmu akan datang dari Tuhan yg menciptaklan langit dan bumi. Ia akan menyertai dan melindungi perjalanannmu. Imam mengingatkan pesiarah ini bahwa Tuhan “penjaga Israil akan melakukan tugasNya, sehingga mereka tidak akan diancam bahaya, baik pada waktu siang, maupun pada waktu malam. Tuhan akan menjaga keluar masukmu sampai selama-lamanya.

Imam katakana bahwa Tuhan bukan saja mencipta langit dan bumi tetapi juga Ia bertindak sebagai penjaga yg tidak pernah terlelap. Banyak penunggu kita tertidur dan terlelap sehingga memberi kesempatan kepada perusak datang merusak hidup kita. Tetapi dalam maz ini Imam yg telah mengalami sendiri penyertaan itu mengatakan kepada para peziarah bhw Allah itu adalah penunggumu dan pelindungmu. Ia akan menaungimu sehingga tidak akan diancam bahaya baik pada waktu siang. baik malam. Kepada para peziarah yang bimbang menghadapi perjalannya – masa depannya, Maz. Ini memberitakan Allah sebagai Pencipta langit dan bumi – yang menyatakan kuasaNya dalam karya penyelamatanNya merendahkan diri dan berjalan bersama-sama dengan peziarah yg takut dan bimbang. Perjalann ini memang panjang dan penuh dengan berbagai ancaman maka Imam mengingatkan akan penyertaan Allah masa lampau waktu mereka keluar dari Mesir. Tuhan berjalan bersama mereka pada waktu siang dengan tiang awan yg menunjuk arah perjalanan, juga pada waktu malam dengan tiang api sebagai obor untuk menerangi jalan sehingga mereka dapat berjalan baik siang juga pada malam. Jika dalam maz. ini dikatakan bhw matahari tidak akan menyakiti engkau pada siang atau bulan pada waktu malam. Imam mengerti ttg kepercayaan agama suku Mesech negara dekat laut Hitam dan Kedar suku gurun pasir Siria. Jaman dulu kala suku-suku ini melihat dampak negatip dari sinar matahari dan mereka berpikir penyakit tertentu terutama gangguan jiwa juga disebabkan oleh cahaya bulan waktu malam. Tetapi dalam hal ini Tuhan telah berdiri sebagai pelindung yg menaungi, yg membebaskan dari segala malapetaka yg diakibatkan oleh teriknya sinara matahari pada siang ataupun cahaya bulan pada waktu malam. Imam menjelaskan hal ini kepada para peziarah bhw tujuan mereka yg utama pergi mencari untuk bertemu Allah di baithNya akan selalu dijaga sehingga dengan hati yg penuh suka cita mereka akan bertemu dengan Allah sebab Allah selalau ada dekat dengan umatNya. Tinggal bagaimana sikap kita mau mencari Dia atau tidak. Sebagaimana disaksikan oleh Yeremaia: Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepadaKu, maka Aku akan mendengarkan kamu; apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati, Aku akan memberi kamu menemukan Aku demikianlah Firman Tuhan” (Yeremia 29 : 12 – 14) Dengan begitu peranan Tuhan sebagai penjaga akan selalu mengawasi agar pesiarah terbebas dari segala macam bahaya yg akan mengancam hidup baik siang juga malam. Dengan bertindak sebagai penunggu Ia akan berperan aktif sebagai Gembala yg dengan setia berdiri di depan pintu kandang untuk menunggui keluar masuk dombaNya, dan Ia memperhatikan keadaan satu-satu domba itu agar mereka yg telah masuk dalam kandang dapat berbaring dengan tenang dan damai, karena penunggu itu selalu menjaga dan ia tidak pernah terlelap dan tidak pernah tertidur.

Sdr. Kita yg sedang menjalani perjalanan hidup ini, sering memandang bukan gunung2 yg tinggi di Israil, tetapi banyak masalah menjadi seperti gunung yg kadang2 kita kurang dapat mengerti bagaimana jalan keluarnya. Pantaslah kalau dalam hal memandang berbagai persoalan yg menggunung itu kita secara diam-diam bertanya: Darimanakah akan datang pertolonganku?? Mungkin saja pertanyaan seorang akan berbeda dengan yg lain tetapi pada hakekatnya kita banyak menghadapi pertanyaan dalam hidup.

Peziarah yg sedang pergi untuk bertemu Tuhan di baith Allah saja merasa risau ttg perjalanannya. Bayangkan jika kita melupakan Tuhan dan jarang mencari Dia dalam baithNya yg kudus.

Karena itu Mazmur ini mengajak kita sekalian untuk melihat contoh yg diberikana oleh para peziarah kepada kita sekalian, agar kiranya kita pergi selalu mencarai Allah bukan saja pada hari raya tertentu tetapi setiap waktu kita mencari Dia, sebab Dia akan berjalan bersama kita pada setiap waktu baik siang baik malam. Dia akan berperan dalam hidup kita sebagai penjaga yg tidak pernah terlelap dan yg selalu mengawasi jalan hidup kita, sebab Penjaga dan Penunggu kita itu tidak pernah tertidur mulai dari sekarang ini sampai selama-lamanya.

Amin.

1 komentar:

yuli hart mengatakan...

Yesus meninggalkan kepemimpinan dengan cara melayani yang berbeda jauh dengan kepemimpinan dengan kuasa. Kepemimpinan Yesus ...