“Bapa kami yang di “Sorga”
Mengajarkan Sikap kita yang benar yg dengannya kita menyapa Allah sebagai “Bapak kami”. Dalam kasih dan iman kita memandang Dia sebagai yg dekat dengan kita dalam kasih dan anugerah yg sempurna.
“Yang di Sorga” kita mengungkapkan penghormatan kudus bagiNya yg adalah Pemerintah Yang Maha Kuasa atas langit dan bumi. Kata-kata pendahuluan ini mengajar dan mengingatkan kita bhw semua orang percaya adalah “satu dalam Dia” karena itu kita berdoa kepada Allah sebagai “Bapa kami”. Setelah hati orang percaya dipersiapkan dengan benar oleh seruan ini kami seruan berikutnya adalah tentang kemuliaan dan maksud Ilahi dari Bapak Sorgawi
“Dikuduskanlah namaMu” adalah permohonan agar kiranya Allah memampukan kita dan semua manusdia untuk mengakui dan memuliakan Dia, menyembah dan melayani Dia sebagai Yang Kudus, Yang Maha Kuasa, Bapak Sorgawi
“NamaNya” Dia sendiri yg patut menerima seluruh hormat dan kemuliaan sejati, karena Dia dengan sempurna mengasihi kita dan sebagai Pencipta yg kudus dan mahakuasa.
“Datanglah KerajaanMu” permohonan agar Allah membiarkan pemerintahan dan kedaulatan IlahiNya dengan penuh kemuliaan terus-menerus memperoleh tempat yg wajar dan tepat. Dengan memohon datanglah KerajaanMu, artinya suatu permohonan agar kiranya pemerintahan Allah berlaku pada zaman ini, sekarang dan di sini, juga dalam hati kita masing2 yg berdoa. Pada sisi lain permohonan ini juga mempunyai makna eskatologi, bhw permohonan agar pemerintahan
Allah sebagai Raja yg telah datang dengan kuasa ke dalam hidup kita pribadi dan kepada manusia pada umumnya melalui kedatangan Yesus Kristus pertama, dan masih dalam proses datang secara terus –menerus dan akhirnya agar datang dalam kemuliaan penuh dan sempurna melalui kedatanganNya pada kali kedua.
“Jadilah KehendakMu di bumi seperti di Sorga” Di Sorga, kehendak Allah dilaksanakan tanpa syarat oleh semua (yang ada di sorga), karena itu kita orang percaya seyogianya berdoa dan memohon agar kehendak Allah itu dilaksanakan dengan cara yg sama kepada semua orang di bumi. Seruan ini dimaksudkan untuk masa kini tetapi juga mengarah ke masa depan saat mana segala lutut bertelut dan segala lidah mengaku bhw Yesus Kristus adalah Tuhan dan Raja dari segala raja (Pilipi 2 : 10 – 11) dan tatkala kuasa –kuasa kegelapan dibinasakan secara tuntas maka Allah pada saat itu akan memenuhi semuanya dan kehendakNya akan memerintah mutlak di Sorga maupun di dunia baru (Ikor. 15 : 24 – 28)
5. Berilah kepada kami hari ini makanan kami yang secukupnya
Tiga permohonan pertama berpusat pada pemuliaan Allah, sedangkan tiga permohonan selanjutnya adalah mengenai kebutuhan jasmani dan rohani orang percaya sebagai akibat dari dosa dan pemberontakan terhadap Allah. Juga karena pemerintahan Allah tidak diakui secara menyeluruh dan kehendakNya tidak sepenuhnya ditaati di bumi pada zaman ini. Jadi tuntutan kebutuhan materi dan spirtitual senantiasa dirasakan oleh baik orang percaya maupun yg tidak percaya.
Jadi orang percaya wajib memohon pertolongan dan berkat Allah atas semua aspek kehidupan di dunia ini. Seruan ‘Berikanlah pada hari ini makanan kami yg secukupnya’, memohon agar Allah sebagai Bapak Sorgawi mengabulkan tuntutan kebutuhan jasmani kita. Istilah ‘makanan’ di sini mencakup segala sesuatu yg kita butuhkan untuk hidup kita. Dalam kaitan dengan permohonan2 selanjutnya, seruan ini memohon agar kiranya Allah terus-menerus menyediakan kebutuhan jasmaniah kita, sedemikian rupa sehingga kita mampu menguduskan NamaNya dengan sebaik-baiknya, bekerja untuk kedatangan KerajaanNya, melaksanakan kehendakNya seperti di sorga demikian juga di bumi. Jadi doa memohon kebutuhan sehari-hari ini bukanlah doa mementingkan diri sendiri, atau doa kemewahan material, melainkan doa yg di dalamnya kita mengakui ketergantungan kita sepenuhnya pada Allah, dan kita memandang kepadaNya dalam iman dan kasih agar Dia memberikan kepada kita segala sesuatu yg benar-benar kita butuhkan guna memampukan kita hidup menurut kehendakNya.
‘Ampuniulah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yg bersalah kepada kami’ adalah doa permohonan sekaligus pengakuan. Karena barangsiapa memohon pengampunan, maka pada saat itu ia mengakui ia juga dalam keadaan berdosa dan bersalah.. Dalam Lukas 11 : 4 doa ini demikian: “ Dan ampuniulah kami akan dosa kami, sebab kami pun mengampuni setiap orang yg bersalah kepada kami”. Kata Yunani Hamartias diterjemahkan dosa mempunyai arti pokok meleset dari sasaran, jadi berarti bertindak keliru dan melanggar kebenaran dan hukum Allah. Dalam Mat. 6 : 12 bahasa Yunani opheilemata = hutang-hutang yg digunakan, dan menggambarkan dosa-dosa kita sebagai hal-hal yg menyebabkan manusia bersalah dan membebaninya dengan hutang-hutang di hadapan Allah; hubungan yg benar antara Allah dengan manusia sebagaia anak-anakNya telah dirusakkan, dan manusia telah menimbulkan hutang moral dan spiritual kepada Allah yg adalah Bapak dan Pencipta, yg mempunyai kekuasaan penuh atas hidup manusia. Sebab itu dalam permohonan ini kita dengan rendah hati memohon Bapak Sorgawi untuk menghapuskan hutang-hutang kita, karena kita dengan kekuatan sendiri mustahil mampu mendatangkan pengampunan atas dosa kita. Karena Yesus telah datang untuk memberikan hidupNya sebagai tebusan untuk dosa-dosa kita, Ia dapat mengajar kita untuk berdoa dan memohon seperti itu.
6. ‘Ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami’
Tidaklah berarti bahwa kita harus memohon pengampunan atas dasar bahwa kita telah dan sedang mengampuni aorang yg abersalah akepada kita. Kita dapat beroleh perngampunan dosa adalah karena anugerah Allah saja. Agar sungguh-sungguh berdoa kepada Allah memohon pengampunan dosa maka kita juga harus bebas dari setiap kebencian dan keinginan untuk balas dendam. Hanya bila Allah telah memberikan kepada kita anugerah untuk dengan sungguh mengampuni orang yg bersalah kepada kita, barulah kita dapat menaikkan doa yg benar bagi pengampunan dosa kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar