Sabtu, 28 Juli 2012

Kebaktian Syukur Penghiburan Kel. Sem Taliau


Kebaktian Syukur Penghiburan
Kel. Sem Taliau

Pemb. Maz. 13 : 1 – 6.

Malam ini  sebagai orang percaya dan saudara – bersaudara kita berkumpul lagi dalam rumah kel. Taliau. Kesibukan-kesibukan sejak sakit sampai  meninggal dan upacara pemakaman semuanya telah rampung berjalan dalam penyertaan dan kasih sayang Tuhan..  Meskipun secara fisik pada satu sisi kesibukan telah selesai, tetapi pada sisi yg lain, rasa kehilangan, kesepian dan duka masih akan tetap tinggal dalam hati istri, anak-anak  sanak famili dan handai tolan, bahkan dalam hati kita sekalian yg hadir pada saat ini.  Timbul pertanyaan kepada kita sebagai orang percaya, apakah kita akan tetap tenggelam dalam rasa duka yg berkepanjangan??
Sdr. Kita selalu diberi waktu, diberi kesempatan, tinggal bagaimana kita memakai waktu itu, menggunakan kesempatan itu, bagaima kita mengelola hidup ini untuk memuliakan Tuhan dan untuk kebahagiaan kita sendiri, sebab segala-galanya telah diberikan dan dikaruniakan kepada kita masing-masing.
Tadi dalam pembacaan riwayat hidup sdr Sem, kita dengar bhw Sem telah menggunakan waktu yg ia terima dari Tuhan kemudian mengisinya untuk memuliakan Tuhan melalui berbagai pelayanan di gereja maupun di sekolah dan yayasan Kristen di Halmahera dan Tobelo.

Maz. Yg kita baca dan dengar tadi adalah sebuah doa kepercayaan: Pemazmur berdoa dalam kepercayaannya: Karena ia seorang percaya, maka ia berdoa: Tetapi anehnya bhw isi doa ini terbagti 3: Bagian I adalah bertanyaan kepada Tuhan, seolah-olah Tuhan kurang memperhatikan hidupnya sehingga ia mengalami kesusahan.  Bagian kedua   berisi  permohonan supaya kiranya Tuhan mendengar dan menjawab supaya musuh2, orang yg tidak senang, iblis, jangan bergembira atas kesusahannya sehingga mereka berkata: Aku telah mengalahkan dia. Bagian ke 3 suatu penyerahan diri karena kepercayaan, karena iman, karena keyakian akan penyelamatan yg telah ia terima dari Allah.

Sdr. Tidak kita sadari bhw bagi kita yg mengalami kesusahan maka hidup ini merupakan  pertanyaan yg harus  dijawab.
Pemazmur dalam bacaan kita hidupnya juga mengalami Kesusahan.  Meskipun tidak dijelaskan apa kesusahannya  namun itu ia ungkapkan dalam bentuk 4 pertanyaan:-- Berapa lama  lagi Tuhan, Kau lupakan aku terus-menerus? – Berapa lama lagi Kau sembunyikan wajahMu terhadap aku?? – Berapa lama lagi aku harus menaruh kekuatiran dalam diriku dan bersedih hati sepanjang hari?? – Berapa lama lagi musuhku meninggikan diri atasku??  Pertanyaan2 ini tidak langsung mendapat jawaban dari Tuhan.  Tuhan punya waktu dan kehendak yg tidak sama untuk kita masing-masing.  Tuhan bebas kapan Ia mau menjawab pertanyaan dan doa kita.  Ia membiarkan kita mengelola hidup yg telah Ia berikan kepada kita itu.  Barangkali kita akan memperoleh jawaban itu atas bagaimana kita sendiri mengisi hidup itu.  Tentu jawaban akan berbeda untuk setiap orang sebab cara orang juga berbeda dalam mengelolanya.
 Tetapi bagi pemazmur ia tidak sedikitpun merasa kecewa biarpun pertanyaan-pertanyaannya belum dijawab Tuhan. Imannya sungguh mantap, Pengharapannya begitu pasti dan keyakinannya begitu kuat terhadap pengalaman hidupnya yg selalu disertai Tuhan. Karena iman.  Iman, kepercayaannya begitu kuat sehingga ia seolah-olah menantang Tuhan : Ia berkata: Tetapi aku, kepada kasih setiaMu aku percaya.   Hatiku bersorak-sorak karena penyelamatanMu, aku mau menyanyi untuk Tuhan, karena Ia telah berbuat baik kepadaku.
Tidak jelas bagi kita apa perbuatan baik Tuhan untuk sang pemazmu yg dalam kesusahan ini.  Rupanya . Penyelamatan Allah yg selalu mendekap ia dalam kehidupannya  membuat ia bertahan meskipun ia susah, dan itu merupakan perbuatana baik dari Tuhan, dan jawaban atas pertanyaannya yg ia yakin dan ia pegang.  Karena itu keyakinan akan penyelamatan dan penyertaan Allah itu, membuat hatinya bersorak-sorak kemudian ia mau bersyukur dan menyanyi untuk Tuhan karena ia merasa, di tengah-tengah kesusahan, ada kasih Allah yg menyertai, ada penghiburan, ada topangan dan dukungan dari banyak orang percaya, sahabat dan handai tolan.  Inilah syukur sang pemazmur, inilah syukur keluarga Taliau. Inilah syukur kita sekalian yg mempunyai Tuhan sebagai Penyelamat.

Kita bersama dengan bu Eni Talaiu dan keluarga besar Taliau menaikkan doa dan mengucap syukur karena Tuhan ada dan memberi kekuatan serta penghiburan kepada keluarga  sampai saat ini. Bersama-sama dengan keluarga marilah kita berdoa dalam kepercayaan kita, kiranya Allah senantiasa memberi kekuatan, penghiburan serta sukacita kepada keluarga Sem, istri dan anak-anak dalam menapaki kehidupan panjang yg terentang di depan yang kita sekalian  masuki dan kelola. 

Amin

Tidak ada komentar: