Senin, 31 Maret 2008

Kebaktian di Kel.Soeroso

Rabu, 1 Febr. 2005
Kel. Soeroso

Bacaan : Lukas 7 : 36 – 40

Sdr. Soal undangan makan adalah hal yg biasa terjadi sejak tempo dulu sampai tempo kini. Bila kita mengundang tentu kita telah memilih siapa yg akan kita undang. Karena itu paling sedikit kita mempersiapkan jamuan itu agar tamu yg diundang senang atas pelayanan kita, selain hidangan tetapi juga suasana penerimaan.

Bacaan kita menyebutkan bhw adalah seorang Farisi mengundang Yesus. Dalam versi lain yg mengundang ini adalah Simon si kusta – Mat. 26 : 6, Markus 14 : 3 (Mat. Dan Markus, sama saja – di rumah Simon si kusta itu).

Kita tahun waktu itu orang Farisi dan ahli Torat adalah orang terhormat dalam masyarakat , petinggi gereja, termasuk petinggi agama. Jika ia adalah Simon si Kusta, barangkali ia Mengundang Yesus sebagai ucapan terimakasih atas kesembuhannya. Dari segi orang Farisi, maka ia mengundang Yesus sebagai orang yg sudah dikenal masyarakat dan juga telah dikenal orang Farisi sebab Yesus menyampaikan Injil keliling desa dan kampung dan dalam hal ini Yesus “terkenal sbb mempunyai banyak murid dan pengikut”. Dapat kita dimengerti bhw seorang Farisi mengundang Yesus utk makan di rumahnya, suatu kehormatan. Tentu orang2 yg diundang pasti orang2 terhormat dalam penilaian orang Farisi tempo itu. Sayangnya bhw si pengundang tidak melakukan kebiasaan sebagaimana yg dilakukanoleh setiap orang yg akan masuk rumah, yaitu ada Waskom dengan air dan tuan rumah meminyaki kepala tamu yg daaing dan tuan rumah tidak memberi “ciuman selamat dating” sesuai adat kebiasaan tempo itu..

Bacaan kita melaporkan bhw sementara mereka makan masuklah seorang yg tak diundang utk bertemu Yesus. Ia membawa minyak narwastu yg mahal dalam pualam kemudian ia duduk di kaki Yesus. Perempuan ini dilukiskan sebagai “seorang berdosa” bacaan kita tidak menjelaskan apa dosanya dan apa pula profesinya. Ia tidak duduk sejajar dengan Yesus dan para undangan lainnya di meja makan krn itu bukan tempatnya dan bukan pula harganya. Ia hanya duduk bersembah di bawah di kaki Yesus sambil menangis ia mulai meminyaki kaki Yesus dengan minyak narwastu itu dan mengeringhkan dengan rambutnya. Dari tadi ia tidak berhenti-henti mencium kaki Yesus dqn tidak berhenti-henti ia meminyakinya. Perempuan ini hanyanpantas duduk di kaki Yesus dan pantas mencium kakiNya. Ia tidak punya harga utk meminyaki kepala Yesus dan mencium muka Yesus, karena harga orang ini sangat rendah di mata masyarakat tempo itu..

Bacaan kita tidak mendetail memperinci darimana ia memperoleh uang banyak utk membeli minyak yg mahal itu. Tetapi ia sdh menyimpannya sekian lama utk menunggu saat yg tepat utk bertemu dengan Yesus dan melakukan pelayanant kerbaikan bagi Yesus.

Suatu keajaiban yg rtidak biasa terjadi dalam penilaian orang Farisi thd Yesus. Pasti Yesus mengerti dan tahu bhw wanita ini adalah orang berdosa, tetapi Yesus tidak menolak dia dan bersedia dengan hati yg tulus menerima pelayanannya meskipun dari hasil “yg tidak pantas menurut ukuran kita”. Jesls bhw perempuan ini dating atas kesadarannya dan mungkin juga ia ragu2 bhw apakah Yesus bersedia menerima pelayanannya?.

Pertanyaan utk kita: Apakah kita bersedia menerima pelayanan orang yg telah jelas kita tahu seorang berdosa? Andaikata kita menolak, apakah kita orang suci dan tidak berdosa? Memang kita bukan Yesus tetapi status kita adalah sama dengan status perempuan inin meskipun dalam bentuk dan cara yg berbeda pula. Kadang2 kita sok merasa suci dan ingin berbuiat suci suapaya orang lihat bhw kita “baik” dan suci. Baik dan suci dalam penilaian Yesus berbeda dari penilaian kita. Lalu bagaimana kita harus berbuat. Ada banyak cara yg dapat kita lakukanyg tentu berbeda seorang dari yg lain. Mungkin kita tidak bias melayani Yesus dengan hasil kerja yg telah lama kita simpan utk dipakai sekali habis. Tetapi lihatlah bhw Yesus berbeda dari orang Farisi dan tentu dari kita juga. Ia menerima perempuan yg ditolak manusia. Di hadapan Allah manusia tidak di pilah menurut kelas dan perbuatannya. Semua manusia sama di hadapan Allah. Dosa kecil dan besar, dosa melacur dan pencuri dosa menipu dan benci semuanya sama di hadapan Allah bhw pada akhirnya kita adalah sama dengan perempuan ini. Yg menjasdi pertanyaan apakah kita dapat menyadari keberadaan kita dan dengan hati yg hancur datang mencari Yesus ke mana Ia ada?? Yesua ada selalu, tingal apakah kita cari Dia atau tidak??

Perempuan ini datang kpd Yesus utk menjawab pertanyaan Pemazmur 116 : 12 “BAGAIMANA AKAN KUBALAS KEPADA TUHAN SEGALA KEBAJIKANNYA KEPADAKU?. Meskpun perempuan ini orang berdosa, Tuhan ada menyertai dia maka dalam pelayanannya dengan hati yg hancur, ia telah mempersembahkan hidupnya kepada Tuhan. Ia telah mempersembahkan persembahan yg paling mulia sebagaimana yg dikatakan Maz. 51 : 19 “Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yg hancur, hati yg patah dan remuk, tidak akan Kau pandang hina ya Allah.” Bukan minyak narwastu yg mahal dan dari mana ia dapat, tetapi jiwanya yg hancur, hatin yg patah dan remuk.

Marilah kita cari Tuhan: Apabila kamu berseru dan datang berdoa kepadaKu, maka Aku akan mendengarkan kamu, apabila kamu mencari Aku kamu akan menemukan Aku, apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati, Aku akan amemberi kamu menemukan Aku demikianlah firman Tuhan. Marilah kita dating utk mencari Yesus selalu supaya kita menemukan Dia. Amin.

Tidak ada komentar: