Senin, 02 Mei 2011

Kebaktian Sektor Kotowinangun

Kebaktian Sektor Kotowinangun

Rabu, 1 Juli 2009 – Kel. Darwanto

Bacaan : IIKor. 5 : 1 – 5

Sdr. Bacaan kita sore ini berbicara ttg “kemah” tempat kediaman kita. Dalam persiapan di gereja kemarin: Kemah tidak lain adalah dunia tempat kita diami sekarang ini. Tetapi saya lebih khususkan bhw kemah adalah rumah, tempat tinggal, keluarga dan hidup kita sendiri. Mengapa sebab rumah , tempat tinggal, keluarga dan hidup kita sendiri lebih sempit, khusus dan itu haruslah kita jaga, pelihara, kita benahi, usahakan, kita isi supaya kita kerasan, merasa aman dan damai, kita athome dan didalamnya kita bisa menikmati hidup ini dengan penuh ucapan syukur karena hidup yg demikian diberkati Tuhan.
Disebutkan lagi dalam ayat2 berikut bahwa: Hidup dalam kemah sekarang, yg kita rasakan adalah; Kita mengeluh, karena beratnya tekanan dan masalah hidup. Masalah hidup kita dapat memberi pengertian yg berbeda seorang dari yg lain, tetapi pada umumnya kita semua merasakan tekanan hidup. Karena itu sebagai manusia memang kita berbaharap agar tekanan hidup dan berbagai kesulitan yg kita alami sekarang ini kalau bisa berakhir dan diganti dengan suasana hidup yg “lebih baik”. Kita ingat bhw kita masih di dunia ini. Banyak hal yg perlu kita selesaikan. Jangan kita lalu berpikir untuk cepat2 meninggalkan dunia ini supaya masuk dalam kemah yg baik yg disediakan Tuhan. Barangkali itu kerinduan semua orang.
Kata2 dalam bacaan kita: Jika kemah kita dibongkar, artinya kalau kita mati, maka Allah menyediakan kemah yg baik yg tidak dibuat oleh tangan manusia. Sabar dulu. Itu kan nanti Nanti dululah kita selesaikan dulu hidup kita di kemah sekarang ini: Bagaimana hubungan kita dengan Tuhan, dengan sesama orang percaya dan dengan masyarakat sekitar. Karena cara yg demikian itu akan menentukan bagaimana kita dapat menikmati hidup dalam lingkupan kecil juga lingkupan yg lebih luas dengan masyarakat sekitar kita, karena kita sedang berada di kemah dunia ini.
Memang semua orang merindukan hidup “yang baik dan bahagia” bukan saja di sorga pada waktu sesudah mati, tetapi terlebih lagi pada saat ini dalam kemah di dunia ini. Kalau tadi saya umpamakan bhw kemah itu adalah rumah tempat kita ber aktivitas, maka kitalah yg menetukan baik tidaknya hidup kita. kalau kita mau hidup baik di masa depan, marilah kita atur hidup dengan baik di masa kini, sekarang ini yg sedang kita jalani, sebab pengaturan hidup masa kini akan menentukan hidup di masa depan. Nanti kalau kita telah tiada, maka kehidupan kita sesudah mati itu adalah urusan Tuhan dan janganlah kita permasalahkan sekarang ttp bagaimana kita megatur hidup masa kini dengan sebaik-baiknya.
Dalam : 5 Tetapi Allahlah yg yg justru mempesiapkan kita untuk hal itu dan Allahlah yg mengaruniakan kepada kita Rohkudus sebagai jaminan bahwa oleh pekerjaan Rohkudus, Allah menyediakan banyak hal baik bagi kita.
Bagaimana bacaan ini untuk kita jemaat kutowinangun?? Marilah kita menjaga serta memelihara hubungan kita dengan Allah dan dengan sesama melalui kegiatan hidup kita sehari-hari dalam hal berbicara, bergaul sebab itu yg kita alami dari waktu ke waktu. Kalau kita mengatur hidup kita baik, maka kita akan disayangi, dihormati, dihargai dan akhirnya kita disegani. Dalam pengertian bahwa cara hidup kita memang tidak sama dengan cara hidup orang dalam masyarakat sekitar kita. Dengan cara yg demikian itulah yg diharapkan Tuhan dari kita baik hidup dalam masyarakat tetapi juga hidup dalam bergereja dan berjemaat. Marilah kita menjaga serta memelihara serta melakukan hal-hal yg berguna sebagai anak Tuhan dalam kemah di dunia ini.

Amin.

Tidak ada komentar: