Senin, 16 Mei 2011

Kembangsari 21 Okt .2009

Kebaktian Sektor Kembangsari
Rabu, 21 Okt. 2009

Pembacaan : Daniel 5 : 1 – 12 ”Orang bijak dibutuhkan pada saat’ krisis”

Kita semua memiliki kehidupan yg sederhana, apa adanya. Kita uyg masih bekerja, melakukan pekerjaan seperti biasanya. Yg telah pensiun dan istirahat menikmati masa hidupnya. Pendeknya kita usahakan agar kita dapat menikmati kehidupan ini dengan sukacita dan tenang. Apapuin yg kita miliki kita terima dengan ucapan syukur sebab itu merupakan berkat Allah yg berbeda bagi tiap orang. Ada yg menerima banyak tetapi juga ada yg secukupnya.
Bacaan kita sore ini dimulai dengan raja amengadakan jamuan besar untuk para menteri para istri serta para gundik. Kesalahan raja adalah memakai alat minuman dari bejana suci yg dfisimpan di baith Allah. Bejana-abejana suci ini dipakai dalam kebaktian perjamuan kudus dan selalu tersimpan di sana. Barang-barang ini adalah milik Allah yg tidak boleh dinajiskan oleh siapapun juga. Bacaan kita mengisyratkan bhw raja menajiskan benda-benda ini dan Tuhan murka. Aneh, bhw murkan Tuhan tidak langsung dikenakan akepada raja dan para pembesar berupa “hukuman langsung” tetapi Allah menulis sebuah tulisan dan raja dan para pembesar melihat pungung tangan yg menulis (:5). Raja menjadi pucat. Kenapa?? Padahal raja tidak mengerti arti tulisan itu. Andaikata raja langsung amengerti artinya mestinya baru raja menjadi pucat bukan?? Tetapi sdr, tulisan ini sudah merupakan isyrata bhw Allah murkan dengan cara Allah sendiri, yaitu melalui tulisan. Semua aorang pandai dan bijaksana dalam kerajaan Media-Persia tidak bisa membaca dan memberi artinya, ( : 8, 9) karena itu raja dan para menteri menjadi pucat, sebab ini pertanda akan ada bahaya dan bencana.
Sdr. Kita belajar dari bacaan ini: Bhw kadang2 jika Allah hendak menegor kita, tidak secara langsung tetapi melalui tanda-tanda yg sangat sederhana yg mungkin bagi kita “itu hal biasa” tetapi hal-hal yg biasa kadang dipakai Allah sebagai peringatan bagi kita. Oleh karena itu kita perlu siaga selalu dan tawakal dalam hal mendekatkan diri dan memohon perlindungan agar kita jangan kiranya seperti raja yg perlu membaca tulisan yg ia sendiri tidak memahaminya. Kita berdoa dan memohon dari Allah agar kiranya Allah memberi kepada kita pencerahan agar kita dapat membaca secara langsung hidup yg sedang kita jalani agar kita dapat menghindar dari jalan serong yg akan membelokkan kaki kita. Banyak jalan yg ramai, lebar dan melambai-lambai agar kita menuju ke sana padahal pada ujung jalan itu terbentang jurang dalam yg menganga. Kita perlu membuka mata kita dan telinga untuk dengan bijaksana memperhatikan semua sikon agar bila kita melangkah langkah kita akan aman sampai ke tujuannya.

Raja yg tidak dapat membaca tanda dan situasi bingung dan pucat. Untunglah ada Daniel yg penuh dengfan hikmat Allah sehingga dapat membaca dan memberi makna dari tulisan dan tanda yg terpampang pada dinding istana.
Sdr untuk dapat membaca sikon dalam hidup kita dari hari ke hari aperlu hikmat dan kebijaksanaan. Tetapi sebgai orang beriman, hikmat dan kebijaksanaan tidak dengan sendiri dating amenempel ke kita masing-masing, atetapi kita harus minta sebab itu berasal dari Allah, milik Allah. Daniel yg penuh hikmat dan kebijaksanaan dapat membaca dan mengungkapkan semua rahasia yg tidak bisa diungkapkan raja dan pembesar serta para bijaksana dunia ini. Oleh karena itu biarlah kita semua yg memerlukan itu, kita sembaha sujud dan amemohon kiranya Tuhan berkenan amemberi kepada kita karunia-karunia agar kita dapat membaca situasi dunia ini dan kita dapat mengatur hidup kita agar menjadi baik bagi Tuhan, bagi diri kita, keluarga, gereja dan masyarakat. Amin.

Tidak ada komentar: