Senin, 02 Mei 2011

Kebaktian syukur Dillah

Sabtu, 4 Juli 2009


Bacaan : Maz. 13 : 1 –6


Kita berkumpul pagi ini sebagai suatu keluarga dengan Tuhan sebagai kepala keluarga, tetapi Tuhan juga yg berdiri sebagai pemersatu dan yg mengikat kita sehingga menjadi satu persekutuan yg memuji, mengasihi serta beribadah kepada Tuhan. Kita dipersekutukan karena iman, karena kasih Allah. Namun pada satu sisi kita dipersatukan karena nasehat almarhum Ayah kita Pak Sis yg memohon agar kiranya persekutuan antar keluarga ini harus tetap dan terus dipelihara diwujudkan dan dilakukan, Persekutuan ini merupakan persekutuan orang percaya yg mendasari pertemuan ini diatas Firman Tuhan. Firman yg dibacakan tadi merupakan sebuah doa kepercayaan. Doa kepercayaan dari pemazmur. Pemasmur berdoa karena ia percaya, sebaliknya karena ia seorang percaya maka ia mendasarkan hidupnya dalam doa. Oleh karena itu bacaan ini dikernal sebagai doa kepercayaan. Bukan saja pemazmur berdoa karena ia percaya, tetapi juga doa kepercayaan dari persekutuan kita. Persekutuan kita percaya maka persekutuan ini berdoa. Kita berdoa kepada Tuahan karena kita percaya Ia telah kumpulkan kita di sini, dan doa ini adalah juga doa kepercayaan kita masing2 pribadi. Pemazmur memulai doanya dengan pertanyaan – pertanyaan kepada Tuhan. Kita bertanya mengapa sampai pemazmur selalu bertanya kepada Tuhan ?? Secara nalar kita akan menjawab: Kemungkinan pemazmur merasa bhw Tuhan telah meninggalkan dia, melupakan dia. Pemazmur ini adalah seorang beriman yg selalu mendekatkan dirinya pada Tuhan. Sangking dekatnya ia dengan Tuhan. hidupnya selalu didasarkan , dikuatkan, didukung dengan doa. Kali ini ia merasa Tuhan jauh, sebab itu ia bertanya berapa lama lagi Tuhan, Kaulupakan aku terus menerus?? Berapa lama lagi Kausembunyikan wajahMu terhadap aku??
Walaupun pemasmur seorang beriman, tetapi hidupnya sebagai manusia tidak terlepas dari persoalan dan pergumulan. Tidak jelas sudah berapa lama ia tidak merasakan kehadiran Tuhan dalam hidupnya dan sudah berapa lama Tuhan tidak menjawab doanya, kita tidak mengerti. Tetapi satu hal yg pasti bhw ia sangat merasa kesepian dalam hidupnya. Sebagai orang percaya, kita juga merasa seperti pemasmur rasakan. Sehingga karena sudah lama Tuhan tidak menjawab doanya, dan doa kita juga lama tak dijawab Tuhan, maka pagi ini kita bersama pemazmur perlu bertanya kepada Tuhan: Berapa lama lagi Tuhan, Kaulupakan aku terus menerus, berapa alama lagi Kausembunyikan wajahMu terhadap aku? Pemazmur manusia biasa, kita sama dengan dia. Karena itu apa yg dirasakan pemazmur, sama dengan apa yg kita rasakan meskipun kadarnya bernbeda bagi satu orang dari orang lain, tetapi ada yg kita rasakan dan karena itu ada yg kita tanyakan kepada Tuhan
Karena itu kita juga perlu berseru kepada Tuhan: Pandanglah kiranya, jawablah aku, ya Tuhan Allahku. Buatlah mataku bercahaya supaya jangan aku tertidur dan mati. Kadang2 sangking beratnya pergumulan. Kita merasa seolah-olah mata kita tidak sanggup lagi terbuka untuk melihat jalan keluar. Kita sepertinya terbelit dalam lingkaran yg menutup langkah kita. Dalam kegalauan yg demikian, benar kalau kita bertanya kepada Tuhan berapa lama lagi engkau sembunyikan wajahMu dari aku?? Kita perlau tegaskan kepada Tuhan bahwa kita adalah anakMu yg Engkau kasihi: Pandanglah kiranya, jawabalah aku ya Tuhan, supaya musuhku jangan berkata aku telah mengalahkan dia dan lawan-lawanku bersorak-sorak apabila aku goyah.(: 5 Ia idak akan goyah, sebab ia bersandar pada Tuhan Kita juga tidak akan goyah apabila kita bersandar pada Tuhan, sebab Ia menjadi perisai yg melindungi kita ( Maz. 3 : 4, 5 ).
Karena kita telah mendapat kasih karunia dari Tuhan melalui pengorbanan Yesus Kristrus maka sewajarnyalah hati kita selalu dan terus-menerus menaikkan pujian dan ucap syukur. Kita mengucap syukur karena Ia telah berbuat baik kepada kita. Dari waktu ke wakatu, dari masa kecil kita sampai pada masa tua kita, Ia tetap ada dan tetap berbuat baik kepada kita. Seperti kata Yesaya : Dengarkanlah Aku hai orang2 yg Kudukung sejak dari kandungan, hai orang yg Kujunjung sejak dari rahim. Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan maua menanggung kamu terus, Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu. Inilah pegangan kita sebagai persekutuan keluarga, tetapi juga pegangan kita secara pribadi masing-masing.
Jalan panjang dan masa depan masih terentang di depan kita. Harus kita jalani dengan berbagai pergumulan dan pengharapan. Pertanyaan-pertanyaan selalu saja memngikuti jalan kita, tetapi juga jawaban2 Tuhan juga selalu ada bersama kita. Marilah kita menjalani hidup ini dengan berkata bersama Pemazmur: Tetapi aku kepada kasih setiaMu aku percaya. Hatiku bersorak-sorak karena penyelamatanMu, Aku mau menyanyi utk Tuhan, karena Ia telah berbuat baik kepadaku. Kita rasakan ini dalam hidup kita bukan? Dan karena itu marilah kita aminkan dalam hidup kita.

Amin.

Tidak ada komentar: