Rabu, 18 Juni 2008

Pergaulan Muda-Mudi

Katekisasi GPIB
Katkisasi ke20
Sabtu, 7 Febr. 2004

Pergaulan Muda-Mudi
BERPACARAN
Berbicara tentang “berpacaran” tidak terlepas dari berbicara tentang pergaulan muda-mudi. Awal dari orang mulai berpacaran mempunyai dasar pada waktu orang mulai bergaul dan saling mengenal. Dalam jalur pergaulan muda-mudi seseorang mulai belajar mengenal “rasa cinta” sehingga seseorang mulai belajar untuk mencintai dan dicintai. Dalam jalur ini baik pria maupun wanita saling memberikan dirinya dan saling menerima orang lain dalam kehidupannya. Dalam proses ini timbul pula perasaan ingin memiliki dan dimiliki, demikian pula ingin mencintai dan dicintai. Berpacaran berarti orang mulai belajar untuk memupuk rasa cinta dan sayang yang tulus terhadap pasangannya. Makin baik seseorang memelihara rasa cinta kepada tsmannya, makin kekal pula hubungan mreka sebab hubungan itu didasarkan pada rasa cinta yg suci dan tulus. Alkitab meeletakkan dasar supaya mereka yang berpacaran melaksanakan proses itu berdasarkan “kasih” yang Allah telah tetapkan kepada mreka yang berpacaran: “kasihilah seorang akan yang lain” (Yoh 15 : 17). Seluruh perasaan cinta yang ditujukan kepada temannya, haruslah dilandasi atas pemahaman yg benar ttg kasih Allah kepada dirinya dan kepada sesamanya, bahwa Allah mnghendaki supaya kita mengasihi ssama kita termasuk pasangan kita seperti kita mengasihi diri kita sendiri. Bila orang muda kurang memahami dan mengenal kasih itu maka perasaan cinta kepada pasangannya akan berubah dari “cinta yang tulus ikhlas” kepada dan tertuju bagi kepntingan dirinya sendiri (egois) (Pilipi 2 : 1 – 4). Jika nasehat rasul Paulus dapat dipahami dan dilaksanakan dengan benar itu berarti maka secara tidak langsung mereka telah menunjukkan bahwa merreka memahami makna berpacaran scara benar Berpacaran termasuk dalam kateegori “pergaulan intim” (bukan hubungan intim) Berpacaran merupakan langkah bertahap ke pendekatan emosional, pemahaman pikiran, gaya hidup, kebiasaan, sifat dll. Pada masa ini para pasangan diharapkan saling terbuka, berani dan jujur mengeluarkan perasaan masing-masing menuju kematangan mental dan spiritual menjelang pertungan dan pernikahan. Selama masa berpacaran, pasangan muda/I harus jujur seorang terhadap yang lain, beersdia mengeelkuarkan isi hati, berani mengemukakan kebiasaan yg buruk dan yg baik,, kecocokkan dan ketidakcocokkan mereka utk didiskusikan. Masa berpacaran merupakan masa orientasi seseorang terhadap pasangannya. Masa ini juga dapat dikatakan sebagai masa persiapan dan penyesuaian diri, pengendalian diri terutama yg berhubungfan dengan seksualitas. Bila mereka tetap ingat akan Tuhan, memeelihara hubungan kasih mereka serta dapat m3enguasai dan mengendalikan diri meereka, maka firman Tuhan katakan : Bahwa Allah melihat semua itu baik adanya (Kej. 1:31. Yang “baik” mnurut Allah itu perlu dijaga dan dipelihara, dipertahankan, dipupuk, dikasihi supaya kelak “kesucian” hidup mreka dapat dipertahankan sampai kelak mereka tiba pada akhir dari masa berpacaran yaitu pernikahan. Suci. “Jangan berzinah” (Kel. 20 : 14 dan Ul. 5 : 18, 21) mau mngatakan bhw orang muda yg brpacaran harus kuat mengatasi berbagai godaan mlalui pergaulan bebas. Zaman skarang, melaluim pergaulan bebas, orang muda dengan santai “melanggar” nasehat Tuhan demi memuaskan kepentingan diri meereka sendiri. Jangan berxinah bukan ditujukan semata2 bagi orang yg telah menikah ttp maksud dari kalimat ini adalah “jangan mengingini apapu yg bukan miliknya, sebab dngan begitu kita sndiri telah mengotori diri kita sehingga kita tidak suci dan bersih lagi di hadapan Tuhan. Diharapkan melalui masa berpacaran org muda dapat mmikirkan tujuan mereka dan menyeerahkan serta selalu berdoa kepada Tuhan agar Tuhan menyertai perjalanan brpacaran mereka, sebab tujuan akhir dari berpacaran adalah pernikahan. Kasih sayang yg dirasakan selama berpacaran dilukiskan dalam nyanyian Kidung 8 : 6,7. Keindahan cinta kasih itu harus dipelihara dan dijaga kesuciannya. Orang yg sdh matang dalam berpacaran, mreka dengan sukacita akan meemutuskan supaya negara mensahkan hubungan merka yaitu pernikahan negara dan pmberkatan di gereja.

Tidak ada komentar: