Rabu, 18 Juni 2008

Yoniv 06 Febr '08

Kebaktian Yoniv 411
Rabu, 6 Febr. 2008

Bacaan Matius 18 : 21 – 35

Tema : Pengampunan tanpa mengenal batas

Sdr. Renungan ini dimulai dengan pertanyaan : Pernahkah kita berbuat salah?? Pernahkah kita memberi maaf kepada orang yg bersalah kepada kita?? Saya tidak memakai kata “mengampuni” sebab pikir saya yg bisa mengampuni adalah Allah saja. Untuk kita manusia, bagi saya lebih enak memakai kata memberi maaf dan menghapuskan kesalahan dari dalam hati nurani yg terdalam bila kita bersedia memaafkan org yg bersalah kpd kita.

Yesus dalam pengajaranNya selalu memakai perumpamaan untuk menjerlaskan maknanya. Berbicara ttg ketulusan hati untuk memaafkan, Yesus memakai perumpamaan yg kita baca dan dengar tadi.
Ada 3 orang dalam ceritera ini:
Yang 1 adalah Raja (Tuan) Yang ke II hamba I yg berhutang 10.000 talenta dan yang ke III hamba yg ke dua yg berhutang hanya 100 dinar kpd hamba I
Dari ketiga orang ini kita juga dapat belajar ttg sikap Raja yg bersedia mengampuni dan menghapus hutang 10.000 talenta setelah hamba ini bersembah sujud dan mengaku bhw ia tidak mampu sehingga atas perlakuan hamba ini Raja berbelas kasihan dan menghapuskana hutangnya.

Hamba yg ke II berhutang 100 dinar kepada hamba I yg baru saja menerima pembebasan hutang dari Raja. Waktu bertemu, hamba I menagih kepada yg bergutang 100 dinar. Ia melakukan hal yg sama kepada hamba I dengan cara bersembah sujud dan mengaku bhw ia belum bisa membayar hutang.
Hamba I menjerumuskan dia ke dalam penjara.
Hamba I tidak memberlakukan pengampunan yg ia telah terima dari Raja untuk meneruskan kebaikan hati Raja kepada orang lain sebab ia toh telah terima pengampunan itu. Saat Raja mendengar perilaku hamba ini yg tidak melakukan apa yg seharusnya ia lakukan, Raja menjadi marah. Raja merasa terpukul dan hilang muka sebab telah mengajarkan hal yg baik untuk diteruskan kepada orang lain, tetapi justru sebaliknya, memalukan Raja seolah2 Raja taidak mengajar hal yg baik. Karena itu hamba yg tidak melakukan apa yg telah ditunjukkan dan ia sendiri telah mengalami, menjebloskan dia ke dalam penjara.
Kesimpulan. Raja adalah Tuhan, Allah, tempat kita berhutang artinya, kita mempunyai hutang kepada Raja/Allah sangat besar. Tetapi karena Raja mengasihi kita, maka Anak Raja Yesus Kristus disurh menemui kita utk menanggung hutang kita dengan cara. Yesus bukan saja dipenjarakan, tetapi disalibkan seolah-olah Yesus tidak bisa melunasi hutang Raja, karena itu Raja menghukum Yesus. Sebenarnya kita yg harus menderita sebab kita yg bersalah.
Nah sdr. Jika kita telah menerima pengampunan dari Raja, Raja juga menghendaki supaya kita meneruskan kasih Raja itu kepada orang lain, apabila orang lain bersalah kepada kita. Jangan kita saling mendendam tetapi biarlah kita saling mengampuni bila seorang bersalah kepada kita. Jika kita melakukan apa yg telah kita terima dari Raja, maka Raja akan bersukacita sebab kita tidak memalukan Raja dalam hidup kita. Sebaliknya bila kita tidak melakukan apa yg Raja kehendaki, maka Raja akan marah malah membuat kita menderita.

Amin

Tidak ada komentar: