Katekisasi GPIB
Hidup berpengharapan (Pengharapan orang percaya)
Harapan hidup orang percaya hanya pada Allah. (Maz. 38 :16, 39 : 8, 130:7,131:3,Yeremia 14 : 22, Roma 5 :5, 12 : 12). Orang percaya tidak boleh menggantungkan hidupnya pada harta miliknya, atau pada ilmu pengetahuannya, sebab semua yg dimiliki oleh manusia adalah sia-sia. (Maz. 52 : 9, Tim 6 : 17 – 19) Lazimnya manusia berharap pada sesuatu yg dapat dilihatnya secara nyata, kemampuan bernalar dan memanfaatkan sumber2 daya utk memperoleh kelepasan atau perlindungan. Rasul Paulus bertanya dalam Roma 8 : 24 apakah pengharapan yg dapat dilihat itu masih dapat dikatakan pengharapan. Pengharapan adalah menantikan sesuatu yg belum nampak, karena iman dan keyakinannya akan pertolongan Tuhan Ibrani (11 : 1). Karena itu menantikan pertolongan Tuhan dengan sabar bukanlah sikap menggantungkan nasib dengan berdiam diri saja.. Ada kaitan yg erat antara iman dan pengharapan. Orang percaya berharap sambil bekerja tidak karena telah berharap lalu duduk saja berpangku tangan sambil bermalas-malasan. Orang beriman yg menggantungkan pengharapannya pada Tuhan, adalah orang yg selalu bekerja dari pagi sampai petang Maz. 104 : 22a, 23. Ada hubungan yg erat antara iman dan pengharapan. Tanpa iman tak ada pengharapan..Penulis surat Ibrani merumuskan demikian: “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yg kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yg tidak kita lihat” (Ibr. 11 : 1,3). Dengan demikian bagi orang percaya, berharap pada Tuhan, bukanlah hal bertopang dagu sambil menunggu, tetapi ada keberanian utk memasuki perjuangan hidup. Orang percaya yg berharap dan berjuang dalam hidupnya, akan dibantu dan ditopang oleh Tuhan melalui kuasa Rohkudus (Roma 8 : 26. Jika seseorang telah berhasil dalam hidupnya ia tidak boleh membanggakan imannya, karena iman itu adalah pemberian Tuhan semata-mata (Efesus 2 : 8,9). Orang percaya yg hidup dalam pengharapan harus mempertanggungjawabkan kehidupannya (IPet 3: 15 ,17) dengan bersedia hidup menderita dan rela berbuat baik dan bersedia memberitakan kasih Allah yg telah ia terima (Ipet. 2 : 9).
Kesimpulan:
1. Hidup berpengharapan adalah hidup yg bergantung sepenuhnya pada Allah sebagai Pencipta dan memiliki segala sesuatu.
2. Pengharapan adalah kecendrungan utk melihat masa depan dengan berbagai usaha yg pasti, karena akan dibantu dan dituntun oleh Tuhan melalui Rohkudus.
3. Titik tolak pengharapan adalah iman. Orang percaya yg berharap pada Allah mempunyai masa depan dan masa depan itu harus digapai dengan berbagai usaha dan taidak boleh berdiam diri dan berpasrah saja.
4. Pengharapan lahir dari iman dan iman itu harus nampak dalam perjuangan, pergumulan. Iman bukan sesuatu yg hanya diucapkan tetapi harus nampak dalam kemauan dan tindakan. Perbuatan seseorang itu menyatakan hubungannya dengan Tuhan dan perbuatan orang itu akan nampak jelas sebagai hasil hubungannya dengan Tuhan dalam hubungannya dengan sesama manusia dan makhluk ciptaan lain.
5. Bersama manusia makluk ciptaan lainpun mengharapkan keselamatana dari Allah sang Pencipta. Keselamatan yg diwujudkan itu tidak hanya tertuju kepada manusia tetapi juga kepada semua yg hidup di jagadraya ini (Kej. 9 : 9 – 11).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar