Rabu, 02 April 2008

Kalimangli 11 Feb 2007

Hotbah Kalimangli
Minggu, 11.2.07

Natas Pemb. Jeremia 17 : 7
Am H Baru : Mat. 22 : 37 – 40
Bacaan : Maz. 119 : 1 – 8

GB : 6 : 1,2
GB : 6 : 3,4
GB : 9 : 1,2,3
GB : 56 : 1,4
GB : 14
Respons Firman KJ 425 : 1,2,3
Persemb. GB 60 : 1,2/3
Akhir : GB 93 : 1,3,4

Tema : “Hidup menurut Torat Tuhan”

Ayat yg menjadi bahan renungan : 4 – 6.
Sdr. Tujuan hidup manusia adalah kebahagiaan. Untuk mencapai kebahagiaan tidak semua manusia menempuh cara yg benar dan jujur. Manusia sering membebenarkan cara hidup yg kurang etis utk mencapai tujuan itu kalau manusia menempuh cara itu maka ini menunjukkan bhw mereka tidak jujur dan tidak benar dan tidak tulus kepada Allah demikian pula dalam relasi/hubungan sosialnya dengan sesamanya.

Jika judul di atas Hidup menurut Torat Tuhan, maka saya mengambil : 4 – 6 sebagai dasar renungan kita pagi ini
Sdr. Jika seorang ayah memiliki sesuatu yg berharga, yg ia sayangi, maka barang itu ia senang memberikan kepada anaknya supaya memiliki,barang itu dengan janji supaya dinikmati sebab barang itu akan memberi petunjuk yg baik bagi jalan hidupnya.
Jika anak itu saying dan menghargai orangtuanya, pasti ia menerimanya dengan segenap hati, penuh sukacita kemudian menikmatinya serta selalu ingat akan nasehat ayahnya.
Sdr. Ayat 4 dari bacaan kita tadi, mengatakan bhw Engkau sendiri (Allah) telah menyampaikan titah2Mu supaya kita anak-anakNya memegang dengan sungguh2. Titah2Mu dalam ayat ini adalah Torat Tuhan, hokum Tuhan, Firman Tuhan. Titah atau perintah itu milik Allah untuk kebahagiaan kita yg percaya yg memegangnya dgn sungguh2 sebab: Titah2 itu jika kita laksanakan dengan akan menjadi Pelita pada kaki dan suluh, obor, terang pada jalan kita : 105. Hidup kita adalah seperti orang berjalan. Berjalan pada siang tetapi jiga pada malam. Kita ingat orang Isreal waktu keluar dari Mesir mereka juga berjalan pada siang tetapi juga pada malam (Kel. 13 : 21) “Tuhan berjalan di depan mereka, pada sianghari dalam tiang awan, dan pada waktu malam dalam tiang api utk menerangi mereka sehingga mereka dapat berjalan siang dan malam. Bukan main, karena rencana Allah, maksud Allah, keinginan Allah harus tercapai. Tidakak bisa dihalangi oleh gelapnya malam atau teriknya siang. Tidak ada satupun yg dapat menghalangi rencana Allah untuk menolong jemaat di Kalimnagli ini, sdr dan saya, kita persekutuan ini.
Karena itu :5 sekiranya hidup kita tentu utk berpegang kepada apa yg Tuhan tetapkan untuk kiuta laksanakan, maka : 6 kita tidak akan mendapat malu.

Pertanyaan : Kenapa sdr harus malu. Orang kalau malu artinya melakukan kersalahan, misalnya mencuri lalu ketahuan, kepergok, berpura2 baik, atetapi ada aorang yg telah mengerti bhw pak Pieter pernah mengambil barangnya bu Wulan (kebaktian di Salatiga utk ambil kolekte – sdh bilang saya). Kalau kita berbuat hal2 yg mendatangkan rasa malu, itu artinya kita tidak menghargai pemberian barang yg Bapa kita berikan tadi. Kita sia2kan. Kita kurang saying, kita sepelekan, ah barang rongsokkan. Barang itu adalah Titah, perintah, Torah, itu adalah Firman Tuhan sendiri dalam Alkitab ini lhooooo barangnya! Lalu cara bagaiamana kita bisa melakukan itu supaya kita tidak mendapat malu? Barang itu sendiri sudah menjadi terang pada jalan dan suluh pada kaki. Mestinya kita tidak perlu takut dan merasa malu, sebab terang itu menerangi seluruh aktivitas kita.
Apa yg kita buat transparan, nampak jelas. Dengan demikian kita disayangti sebab lihat si Toleh Tugiman itu perilakunya elok, apik. Lihat suwati anaknya bu Marinem sopan santun dan tegursapanya sangat lembut dan halus, suka menyapa orang byg pas berpapasan. Apapun yg kita lakukan itu harusnya berdasarkan perintah, titah.
Sifat manusia suka menyampaikan, ngumpi. Kalau si tole Tugiman tadi baik, mulut ke mulut akan m,embicarakan akebaikan itu, demikian juga suwati mbom Marrinem tadi. Jika pak Pieter itu lho yg sulka dating ke Kalimnagli itu kok Cuma janji tidakm pernah dilakukan, kalau ketemu orang yg sama2 Kalimangli kok tak pernah menyapa. Orang akan omong. Saya akan malu, sebab saya kurang mengamat2i titah, perintah itu.
Lalu yang baik yg sederhana apa yg kita dapat lakukan: Berlaku adil, jujur dan tulus dalam menjalani kehidupan baik dalam bergerja juyga dalam bermasyarakat, dengan sesama orang beriman tetapi juga dengan sdr2 yg tidak seiman. Dengan cara itu Kita disebut “Berbahagia”

Amin.

Tidak ada komentar: