Katekisasi GPIB
Periode Juni 2006 – Maret 2007
Katekisasi adalah salah satu wadah Pembinaan dan Bimbingan kepada warga gereja yang dilaksanakan oleh oleh Gereja. Tujuan gereja mengadakan katekisasi agar warga gereja yang dibimbing dapat mengenal Allah, percaya serta menghayati imannya sehingga dengan demikian dapat mewujudkannya dalam keluarga, gereja dan masyarakat.
Maksud katekisasi : melengkapi warga gereja sedemikian rupa agar mereka tetap mengenal Allah dan percaya bahwa Alkitab PL dan PB adalah Firman Allah yg memberi hikmata dan menuntun kepada jalan keselamatan melalui iman kepada Yesus Kristus (IITim. 3 : 15-17).
Melalui Katekisasi warga gereja dipersiapkan untuk tiba pada pengakuan percaya (SIDI), menjadi anggota jemaat dewasa sehingga dapat melaksanakan Tri Panggilan Gereja : Persekutuan – Koinonia, Pelayanan- Diakonia, Kesaksian – Marturia.
Tujuan Katekisasi : Memperlengkapi orang2 kudus bagi pekerjaan pelayanan sehingga mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yg benar ttg Anak Allah, kedewasaan penuh dan tingkat pertumbuhan yg sesuai dgn kepenuhan Kristus. (Ep. 4 : 12,13)
Peserta : Peserta adalah semua warga gereja yg telah mencapai usia 16 thn atau peserta yg berlatarbelakang agama lain tetapi yg ingin belajar dan mengenal Allah dan mengaku percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan ingin menjadi anggota Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB)
Penjelasan: Katekisasi gerejawi yg kita lakukan saat ini berasal dari Isreal. Dalam Ul. 6: 20 – 25, Maz. 78 : 1 – 7.Dalam kedua bacaan ini dijelaskan bhw kepada orangtua ditugaskan utk memberikan “Pengajaran” ttg “perbuatan2 Allah yg besar”. Orangtua harus mengajarkannya kepada anak-anak, apa yg telah mereka dengar dari orangtua mereka. Dengan jalan itu (memberi pengajarkan secara lisan), perbuatan2 Allah yg besar diteruskan dari generasi ke generasi. Di Israel, pengajaran = bimbingan diatur menurut umur anak-anak. Pada umur 6,7 thn mereka mendapat pengajaran- bimbingan dari guru2 Torah. Maksud pengajaran – bimbingan ini bukan pengetahuan secara umum, tetapi pengetahuan ttg Torah, juga mulai belajar membaca naskah Torah. Kira2 umur 10 thn dimulai pengajaran yg sebenarnya dan pada umur 12, 13 thn anak2 ini diwajibkan utk menuruti atau melaksanakan seluruh syariat Torah (Yahudi). Pada tahap ini anak laki2 dianggap sebagai “anak-anak syariat”.
Bahan pengajaran – bimbingan yg diajarkan baik orangtua maupun guru -guru kepada anak-anak ada 4 pokok:
Pertama: Pengakuan iman : Ul. 6 : 4 – 9, 13 –21, Bil. 15 : 37 – 41
Kedua : Doa utama : Doa ini harus didoakan oleh tiap2 orang yg tua dan yg muda 3 kali sehari. Isi doa : Puji2an kepada Allah nenek moyang mereka, dan doa utk pemulihan Yerusalem dan kerajaan Daud.
Ketiga: pembacaan Torah. Ini penting sebab Torah adalah bagian yg fundamental dalam PL Nehemia 8 : 9
Keempat : pengajaran ttg arti hariraya-hariraya Yahudi : - hariraya Paskah, hariraya Pentakosta, hariraya Pendamaian, hariraya Pondokdaun, hariraya Purim.
Pada usi-usia ini anak-anak sudah dibawa orangtuanya ke rumah ibadah (Sinagoge) pada hari Sabat (Markus 1 : 21, Lk. 4 : 16. Sinagoge disebut juga rumah ibadah. Pola yg mencontohi ibadat menyatuh dengan belajar seperti ini dikemudian hari dicontohi dan diteruskan oleh agama Kristen termasuk di dalamnya pelajaran ketekisasi. Di sini pendidikan dan agama (belajar dan ibadah) dikembangkan di tengah keluiarga, karena itu keluarga merupakan mpusat pembinaan dan pendidikan agama. Orangtua seharusnya adalah guru pertama dan penanggungjawab pengajaran Amsal 1 : 8, 2 : 1, 3 : 1,2)
Dalam gereja mula2 (abad I) dikenal pengajaran 12 rasul yg mengandung petunjuk ttg kehidupan Kristen dan persiapan kepada pelayanan Baptisan dan Perjamuan Kudus. Dalam PB kitabtemuimistilah “mengajar”. Mengajar bukan dalam arti pengetahuan intelektual ttp lebih kepada pengertian membimbing dan mendorong agar melakukan apa yg telah diajarkan/diperintahkan kepada mereka. Karena itu pelajaran katekisasi bukan semata-mata bertujuan menambah pengetahuan teoritis ttp lebih kepada membimbing begitu rupa agar pemahaman itu dapat diberlakukan dalam seluruh kehidupan nyata dalam semua bidang hidup.
Katekisasi ini merupakan matarantai dari Pend. Anak 9PA), Persekutuan Teruna (PT) Gerakan Pemuda (GP), Persatuan Wanita (PW), Persekutuan kaum Bapak (PKB) dan bermuara dalam Persekutuan besar (Jemaat (Gereja). Pembinaan ini harus selalu dipelihara agar warga gereja kelak tiba pada tingkat kesatuan iman sehingga mereka tidak terombang-ambing oleh rupa2 angin pengajaran dan selalu berpegang teguh pada kebenaran dan kasih. (Ep 4 : 13 – 16).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar