Jumat, 04 April 2008

PK Kembangsari 21 Okt 2007

PK Kembangsari
Minggu, 21 Oktober 2007

Bacaan : Matius 18 : 12 – 14

Pokok renungan ini : Tugas Penggembalaan

Sdr.: Tentu masing2 sdr ada mempunyai suatu barang yg sangat disayangi dan yg sangat dijaga serta dipelihara. Tiap waktu barang itu dikeluiartkan, dibersihkan dijemur di matahari agar selalu “baik”. Selain itu sdr masih memiliki barang lain juga yg tidak kalah pentingnya. Pada suatu hari ada tamu dengan anak2 datang ke rumah anda dan anda menjadi sibuk untuk menerima tamu itu. Karena kesibukan dan kerepotan ditambah dengan kenakalan serta tangan anak2 yg gratil, maka barang kesukaan anda, itu tercecer entah ke mana. Saat tamu pulang dan waktu anda membenahi rumah lagi ternyata barang itu tidak ada di tempatnya. Bukankah anda lalu bingung dan kecewa lalu mulai mencari dengan sungguh2 utk menemukan barang kesayangan anda. Barang lain anda biarkan sebab selalu ada di tempatnya hanya yg satu ini perlu diketemukan kembali. Setelah anda hampir putus asa dalam mencari kian-kemari barang itu anda ketemukan. Betapa hati anda penuh dengan sukacita dan Anda berkata dalam diri anda. Syukur Tuhan barangku yg hilang telah kutemukan. Lain kali aku akan lebih berhati-hati dalam memperhatikan barang2 kesayanganku, aku akan lebih menjaga dan memelihara agar jangan sampai tercecer lagi.

Sdr. Ceritera ini bukan khayalan tetapi kenyataan yg kita alami dalam hidup kita. Penulis Injil Matius melukiskan hal yg kita alami ini dengan ceritera Yesus dalam mengupayakan manusia yg hilang, yg tercecer agar diusahakan, agar kembali tetap dalam persekutuan.
Yesus tidak langung mengkritik para pendeta jemaat atau Majelis dalam memelihara dan melaksanakan tugas dan tanggungjawab mereka sebagai gembala terhdap kawanan domba gembalaan mereka. Dalam bacaan kita, Yesus memakai perumpamaan ttg seorang juragan domba memiliki 100 ekor. Tiba-tiba yg seekor mengikuti nalurinya, instinknya mencari rumput di tempat yg berbeda dari yg 99 merumput. Setelah waktu minum air, juragan menghitung kurang satu. Ia lalu pergi mencari ke tepi hutan dan tepi tebing. Sudah lama ia mencari, akhirnya ketemu: Domba ini lemas karena musim panas tiada air untuk diminum. Ia memikul dibahu dan bawa pulang masuk kembali dalam persekutuan. Betapa ia bersukacita karena kini jumlahnya kembali genap, persekutuannya kembali utuh. Ia tinggalkan 99 ekor, sebab mereka berkumpul bersama-sama, makan bersama hidup bersama minum bersama, mengembik juga bersama bergantian. Gembala yg baik itu keluar ke padang gurun berkeliling mencari yg tersesat itu sampai ia ketemukan lalu didukungnya domba itu di atas bahunya dibawa pulang ke kandang dengan sukacita. Demikianlah yg telah diperbuat Yesus Kristus bagi orang berdosa. Ia sendiri telah dating ke padanggurun dunia ini, padahal sebenarnya Ia dapat tinggal bersenang-senang dalam kemuliaanNya di sorga, bahkan kalau perlu Ia dapat memerintahkan malaekat3 utk melakukan pekerjaanNya. Tetapi Ia sendiri telah turun menyelesaikan pekerjaan keselamatan bagi kita sdr dan saya yg berdosa ini. Ia sudah dating bahkan selalu juga dating bahkan sekarang juga sedang dating mencarai yg berdosa dan yg tersesat dan hilang, yg terpisah jauh dari Allah, dari persekutuan, dari gereja , dari jemaat. Itulah sebabnya Yesus diumpamakan sebagai Gembala YG Baik.dan setia akan merasa sangat bersukacita apabila seorang berdosa kembali ke jalan yg benar, kembali dating bertobat.

Sd Minggu lalu ada gembala yg diteguhkan untuk melayani kita sebagai domba. Tugas penggembalaan adalah menjaga serta memelihara agar kawanan domba menjadi satu persekutuan yg utuh tidak tercecer dan lari jauh..
Bukan hilang seperti dalam bacaan kita, tetapi Gembala yg baik akan mengenal domba2 mereka, tahu namanya, mengerti kehidupan mereka. Jika beberapa waktu domba itu tidak kelihatan dalam persekutuan, maka gembala perlu dating utk menengok, apakah domba itu ada tetapi tidak dating bersamap-sama? Diajak bicara, menanyakan apa ada pergumulan yg kira2 bi\sa dibantu. Dengan begitu gembala sdh melakukan salah satu contoh dari tugas penggembalaan mereka. Gembala harus hidup bersama domba, bukan berarti gembala tidur di rumah domba, tetapi hidup dalam arti mengenal dan mengerti keadaan dombanya.
Jangan sepertti kritik Yeheskiel terhdap pemimpin dan gembala di Isreal : “Yang lemah tidak kamu kuatkan, yg sakit tidak kamu obati, yg luka tidak kamu balut, yg tersesat tidak kamu bawa pulang, yg hilang tidak kamu cari, melainkan kamu injak2 mereka dengan kekerasan dan kekejaman (34 : 4).

Kadang2 terjadi gembala acuh tak acuh dalam pelayanan mereka. Toh Cuma seekor yg tercecer, biarlah ia tercecer, toh masih ada yg 99. Biarlah yg satu pergi nanti yg lain juga akan dating mengganti dst. Bukan begitu panggilan pelayanan dari gembala yg baik dan setia. Mereka melakukan tugas, krn mengaku bersedia dengan segenap hati
Tugas dan panggilan gembala yg baru dilantik ini hendaknya mengambil contoh dan pola kerja Yesus sebagai gembala yg baik. Memang tidak persis sama tetapi paling sedikit menyerahkan diri dan panggilan ini kepada Tuhan lalu mohon bimbingan Rohkudus, agar dimampukan melakukan tugas penggembalaan sehingga kami sebagai domba tetap terpelihara dipersekutukan seorang dengan yg lain dalam satu persekutuan yg memuliakan Allah.

Amin

Tidak ada komentar: